"Silahkan turun Ratu cinta terlarang...
Ah ha ha ha ha ha...."
Kata wanita jalang itu sambil tertawa menyuruhku turun, ketika kami telah sampai di gerbang sekolah.
Dia sengaja tidak langsung pergi, masih ingin memastikan apakah aku masuk gerbang sekolah atau tidak.
_________
"Windaa...Winda..."
Teriak Nana dari kejauhan ketika melihatku berjalan menuju ruangan lokal. Dan seluruh pandangan teman-teman disekitar sekolah, tertuju padaku... namun aku tetap bersikap santai dan berusaha untuk tidak terlihat lemah.
"Winda...gak usah cemas...aku sudah jelaskan semuanya pada teman-teman dan juga para Guru...Bahwa pesan yang beredar hanya rekayasa Tante Shania."
"Aku terpaksa cerita pada Bu Mawar Win, tentang kejadian yang sebenarnya, kalo ponselmu dirampas teman Tante Shania...dan aku juga sudah berhasil meyakinkan teman-teman, bahwa photo salinan kalimat erotis yang kamu tulis...hanya salinan untuk sebuah cerita Novel...jadi kalo ada yang nanya kamu...ntar jawab aja, kalo kamu memang sedang menulis sebuah cerita novel... bereskan?..."
ucap Nana tersenyum ceria sambil acung jempol.
"Makasih banget Na...makasih ya Na...aku gak tau harus gimana menjelaskan pada semua teman-teman kalo bukan karna bantuanmu Na"
Ucapku sambil memeluk Nana.
Ternyata Nana adalah benar-benar seorang sahabat yang penuh perhatian.
"Uda deh Win...jangan terlalu dipikirin, sekarang yang perlu kita pikirkan, gimana caranya agar Tante Shania ketahuan sebagai dalang dan biang keroknya, dibalik semua berita hangat ini...aku juga uda gak sabar banget untuk segera mempermalukannya...aku ikut geram...tau gak??"
"Entahlah Na... sekarang ini dia telah berhasil mempengaruhi Papa, Papa sudah tidak mau mendengar kata-kataku lagi...semua yang kulakukan di anggap salah sama Papa. Aku sudah gak bisa bergerak di rumah... sekarang tiap keluar sekolah aku harus buat laporan pada Papa kalo aku sudah sampe rumah..."
"Yollo... Papamu sampai segitunya Winda...? Ya uda deh, makanya...kita harus cari cara untuk membongkar kebusukan dan kejahatan si wanita picik itu...Papamu harus tau semuanya Win...Ok??"
Ucap Nana meyakinkanku.
Hari itu semua berjalan dengan biasa aja disekolah...semua anak-anak akhirnya tau akan kelakuan busuk Tante Shania. Hanya saja aku belum menemukan cara untuk menjelaskan semuanya pada Papa. Rasanya hanya buang-buang energi saja untuk berbalas dendam pada wanita picik itu, yang pikiran sekarang bagaimana caranya agar Papa masih mau percaya padaku. Bagiku yang terpenting adalah Papa.
Sekitar pukul 2 aku tiba dirumah, dan hanya ada bik Tutik di rumah sedang menyetrika. Rencananya aku akan kirim laporan ke Papa via WhatsApp kalo aku sudah tiba di rumah. Lalu entah darimana, tiba-tiba aku punya ide untuk masuk ke kamar Papa.
Pintunya tak terkunci... syukurlah pikirku. Lalu aku segera melepas seragam sekolahku bagian atas hingga tinggal mengenakan bra saja, tapi aku masih memakai rok sekolah... Kemudian aku merebah di kasur dan mengaktifkan kamera ponselku. Aku menjepret beberapa kali photo seksi ku dengan posisi berbaring hanya mengenakan bra dan memakai rok, tapi sengaja kuangkat sedikit pahaku, lalu ku julurkan tangan kiriku keatas sambil menggenggam ponsel. Tiga Photo Selfi nan seksi berhasil ku ambil. Lalu kupilih yang tampilannya paling hot serta backgroundnya yang menampilkan, kalo itu benar-benar kasur dikamar Papa. Lalu segera ku kirim pesan ke nomor WhatsApp Papa...
Aku : Pa... Winda sudah di rumah sejak 10 menit yang lalu.
Sudah centeng dua sih tapi belum dibaca.
Dan kira-kira 3 menit kemudian...
Papa : mana buktinya...kirim photo nya, Papa lagi sibuk gak bisa Videocall...
Aku : Baik Papaku Sayang....
Aku : itu Pa...
Aku : photo seksi
Saat itu langsung centeng dua berwarna biru...pertanda Papa sudah membaca dan melihat photo yang ku kirim.
Beberapa detik belum ada balasan dari Papa... jantungku berdebar lebih kencang. Rasa takut sambil menunggu reaksi balasan dari Papa.
Hingga 2 menit kutunggu, tapi kenapa belum ada balasan dari Papa...Bahkan sudah berjalan 5 menit tapi masih juga belum ada balasan...dan kulihat di profil kalo Papa sudah meninggalkan percakapan WhatsApp.
Lalu aku segera memakai baju sekolahku lagi dan keluar dari kamar Papa...dan didalam kamarku, aku bertukar pakaian.
Saat aku sedang bertukar pakaian, ponselku yang ku letak di atas kasur berdering...saat itu aku baru saja melepas seluruh pakaianku hingga yang tersisa hanya bra dan CD'ku saja...polos dan yaa...indah pastinya...
Buru-buru kuraih ponselku dan tertera dilayar nama si pemanggil "Papa" dengan kode " PANGGILAN VIDEOCALL"
"DOORRRRRR"
Jantungku berdebar...ingin kuangkat tapi aku sedang tidak mengenakan pakaian...bila tak kuangkat...akan jadi masalah, ntar kalo Papa pulang akan siaran live lagi marah-marah di rumah.
"Cepat angkat ini kesempatan kalo kamu gak sengaja sedang berganti pakaian"
Otakku berbicara