Chereads / Obsesif / Chapter 26 - Berangkat Ke Singapura

Chapter 26 - Berangkat Ke Singapura

Kusambut pagiku dengan jiwa yang ceria ...

Papa akan berangkat pagi ini bersama rekannya ke Singapura, dan aku harus sudah memperlengkapi segala keperluan Papa. Aku membantu Papa menyusun semua pakaian yang diperlukan, dari hal yang terkecil hingga yang formal. Koper Papa penuh dengan pakaian dan dokumen-dokumen penting yang akan dibawanya.

Pagi ini antara aku dan Papa seolah seperti tak ada terjadi apa-apa tadi malam, masing-masing kita sibuk mengurus ini dan itu. Ditambah lagi ponsel Papa yang terus-menerus berdering...selalu ada saja yang menelepon. Raut wajahnya tampak tak tenang, karena istri mudanya juga sampai detik ini belum juga pulang ke rumah, padahal Papa sudah harus segera berangkat untuk tiga hari lamanya. Aku terpaksa menunggu Papa selesai berbicara ditelepon agar aku dapat pamit berangkat ke sekolah.

"Pa... Winda berangkat sekolah Pa"

Ucapku saat Papa baru saja mengakhiri pembicaraan ditelpon.

"Eghh Sayang...maaf Papa gak bisa antar kamu ke sekolah ya, teman Papa sedang dalam perjalanan menuju kemari"

Ucap Papa serius, tanpa ada tanda-tanda akan mencium kepalaku pagi ini.

"Gak apa-apa kok Papa...lagian Papa kan sudah harus berangkat. Moga selamat sampai tujuan ya Pa"

Ucapku tersenyum renyah sambil meraih tangannya untuk sungkem...

"Hati-hati dijalan ya sayang...jangan lupa bawa kunci serap rumah ya"

"Sudah kok Pa, Sudah Winda bawa...

daa Papa..."

Ucapku sambil bergerak meninggalkan Papa.

"Emm...Winda??"

Panggil Papa tiba-tiba

"Iya Pa..."

"Mmmuuuach" akhirnya, satu ciuman hangat dari Papa yang telah kuharapkan keluar juga, dan kali ini tidak di atas kepalaku tapi bibirnya menempel di keningku...

"Sampai ketemu Sabtu Papa" ucapku gembira

"Sampai ketemu sayang"  jawab Papa

*

Saat telah melangkah dihalaman aku sempat berpapasan dengan sebuah mobil mewah, dan aku yakin itu adalah rekan kerja Papa...

"Kok perasaan kayak kenal dengan mobil ini ya... kayaknya aku pernah lihat deh, ini mobil?"

Tanyaku dalam hati saat berpapasan dengan mobil mewah berwarna hitam dihalaman rumah

Tapi aku tidak terlalu menghiraukan  karena Bang Go-Jek sudah menunggu di gerbang rumah.

**

Saat berada di sekolah pikiran ku masih terbayang akan kejadian tadi malam bersama Papa, bahkan aroma nafasnya masih terasa dengan jelas, aku terlihat lebih ceria tapi jadi banyak melamun juga hari itu.

"Mikirin apa sih Win...ceria banget sampai senyum-senyum sendiri"

Celoteh Nana ngusilin saat berdua duduk di kantin.

"Jangan-jangan Papamu sudah mulai anu ya..??"

"Hahahaha hahahaha hahahaha"

Spontan aku dan Nana tertawa terbahak-bahak,  oh my God...ya walau sejujurnya aku malu dengan pertanyaan Nana...tapi aku merasa lucu saja.

**

"Na...aku mau nanya serius ni... Sebagai temanku yang paling setia, aku ingin tau aja Na, kira-kira... tanggapan kamu, lihat aku tergila-gila pada Papa... kira-kira nurut kamu, aku ini kayak apa Na?

Keterlaluan kah, tak punya harga diri kah atau apalah nurut kamu?"

Tanyaku mulai serius, dan sudah siap untuk dengar tanggapan Nana.

"Yaaa, kalo kamu nanya nya serius gini...aku mau jawab apa ya Win...kan memang...secara agama ini gak boleh...tapi sebagai teman aku cuma ngerasa...gimana kalo seandainya aku jadi kamu... apakah aku juga bakalan ngelakuin hal yang sama...ya bingung sih Win..."

Jawab Nana seperti tak ingin aku tersinggung...tapi jawaban Nana sama sekali gak menyinggung perasaanku

"Aku pun sama bingung nya Na...kok rasanya aku gak ada niat untuk mencoba melirik pria lain...rasanya gak ada laki-laki yang menarik di mataku selain Papa...bahkan aktor film yang aku suka waktu dulu pun...kini sudah tak ku idolakan lagi..."

"Dulu, tiap kali lihat photo bintang film seganteng Rizky Nazar...aku gilanya bukan main...tapi sekarang kok rasanya hambar... seperti tak ada istimewanya selain Papa"

"Tapi... sebaiknya gini deh Win...kalo memang suatu hari nanti Papa mu tau, kalo kamu mencintai Papa, trus Papa...gak ngebalas, atau menolak hubungan seperti ini...nurut aku, mending kamu tarik diri aja deh Win"

Ucap Nana serius

"Kayaknya Papa uda tau Na...cuma Papa masih ragu mungkin...apa lagi sekarang Papa kan punya istri muda"

"Aku gak bakalan menyerah... sebelum Papa menjadi milikku...membayangkan wajah Papa aja aku bisa nangis Na... rasanya ingin sekali selalu bersama dengan Papa. Gak ada duanya laki-laki seperti Papa"

Ucapku mulai sedih...harus kuakui, diri ini memang agak cengeng.