"Bersiaplah sayang... Papa akan mengambilnya...bersiaplah untuk Papa... serahkan semuanya malam ini pada pada Papa"
ucap Papa sambil menciumi wajah dah leherku.... lidahnya liar disana di bagian leher dan area dadaku.
"Winda pasrah...Papa... untuk Papa..."
Jawabku sambil menggeliat dan mulai membalas lumatan bibir Papa yang liar dan penuh nafsu, bau nafasnya sudah tidak asing bagiku...Papa benar-benar telah menjadi milikku...hasratku telah memuncak karena sentuhan-sentuhan bibirnya.
Lalu membuka kedua pahaku, momen yang sesungguhnya aku belum pernah tuangkan dalam tulisan di buku harian ku. Lalu papa mulai memposisikan dirinya diatasku
"Sayang...Papa akan masuk sekarang. Bersiaplah..."
Ucapnya dan sontak aku merintih panjang, menahan sensasi luar biasa dari benda pusaka Papa yang kini mencoba masuk menerobos celah, pada area sensitifku
"Awwwhhh...oogghhhhhh papaa.."
Papa melakukannya dengan sangat hati-hati, aku tau kalo papa tak ingin melihat putri kesayangannya merasakan takut dan cemas.. Papa melakukannya dengan sangat lembut tapi tetap saja ada rasa cemas di hatiku.
"Serahkan pada Papa...Papa akan memperlakukan mu dengan lembut sayang... berikan semua pada Papa... percaya pada Papa "
Ucap Papa seperti berbisik sambil menerobos memasukinya secara perlahan .
"Ogghhh Papa... Papa sayang"
Ucapku mengerang nikmat dalam tindihan Papa. Bahkan tubuhku seperti kaku menahan rasa yang teramat perih namun sulit ku lukiskan dengan kata-kata.
"Kriiiiiinggg kriiiiiinggg kriiiiiinggg"
tiba-tiba ponselku berdering saat Papa mulai masuk semakin jauh kedalam. Dan sontak aku kaget hingga membuat ku terduduk secara tiba-tiba di kasurku.
Suara ponsel itu ternyata dari atas lemariku, hingga akhirnya aku tersadar bahwa aku baru saja bermimpi...namun ponsel itu masih terus berdering di atas lemari, dan aku masih sempat melihat keseluruhan tubuhku bahwa ternyata seluruh pakaianku masih utuh melekat di badanku.
Aku tidak segera mengangkat panggilan telepon itu, aku merasa kecewa dan menangis kalo ternyata, aku baru saja mengalami malam yang indah penuh gairah dalam pelukan dan tindihan Papa, hanya didalam mimpi saja...
"Kenapa semua ini hanya mimpi, kenapa semua ini tak pernah nyata...kenapa Papa tiba-tiba menghilang dari pandanganku??"
Ucapku sambil menangis...dan saat itu jam di dinding menunjukkan angka pukul 12 malam... ternyata aku telah tertidur selama kurang lebih 3 jam.
Lalu aku bergegas ke ruang shower dalam kamarku...tubuhku berkeringat dan aku melihat wajahku pada cermin yang tergantung pada dinding kamar mandi...ya..aku sadar, semuanya hanya dalam mimpi. Setelah selesai membasuh wajahku, aku mengambil ponselku dari atas lemari...di sana tertera beberapa panggilan tak terjawab dari nomor tak terdaftar pada kontak.
Dan pada layar notifikasi ada ratusan pesan WhatsApp serta beberapa panggilan tak terjawab dari teman-teman disekolah termasuk Nana teman sebangku ku yang telah terkirim dan belum ku baca sejak pagi tadi.
Aku tak ingin membaca pesan-pesan mereka... Karena aku sudah tau apa intinya, aku lebih memilih untuk kembali tidur dan berharap, mimpi indah bersama Papa barusan dapat tersambung kembali.
***************
Pagi pukul 6 Papa sudah mulai siaran live di rumah, marah dan marah...dan tak berhenti dengan kata-kata titahnya.
"Papa tidak mengijinkan pindah-pindah sekolah... sekarang juga berkemas untuk segera berangkat ke sekolah..."
Perintah Papa padaku dengan nada tegasnya...karena pagi itu aku memohon pada Papa untuk dipindahkan ke sekolah yang baru.
"Tapi Pa...?"
"Tidak ada tapi-tapi...cepat pakai seragam sekolahmu SEKARANG!!"
Bentak Papa kuat padaku. Dan istri mudanya itu tersenyum bahagia berdiri dibelakang Papa.
"Baik lah Pa...Karna kau adalah pujaan hatiku, Winda akan turuti semua perintah mu..."
Ucapku dalam hati sambil berlalu dari hadapannya menuju kamarku. Aku pun mau tak mau mulai berkemas untuk berangkat ke sekolah.
Pagi itu Istri muda Papa ngotot minta agar dia yang nganterin aku sekolah, alasannya untuk memastikan kalo aku benar-benar ke sekolah. Dan karna persetujuan Papa, maka aku pun tak dapat menolaknya.
Diperjalanan ke sekolah Wanita picik nan berhati iblis ini masih mencoba meneror dan menekan ku...
"Kamu sudah lihat sendiri kan kalo Papa sangat tidak menyukaimu dan sangat membencimu, dan hari ini...aku pastikan seluruh siswa yang ada disekolah mu bahkan seluruh tenaga pendidik disana akan sangat merendahkan harga dirimu... karena memang kamu layak disebut manusia hina dan rendahan"
Ucapnya dengan senyum puas dan nada sini, tapi aku pura-pura diam saja mencoba untuk tidak menanggapinya.
"Dan perlu ku ingatkan...bila kamu masih berani menentang perintahku lagi...maka aku pastikan seluruh Indonesia akan tau siapa orang yang tergila-gila pada Papa kandungnya... hahahaha.... hahahaha"
Ucapnya sembari tertawa puas, tapi aku tetap memilih untuk diam. Walau hati ini panas tapi kupikir gak ada gunanya aku ribut denganmu pagi ini. Lebih baik aku fokus untuk menghadapi orang-orang yang ada di sekolahku hari ini. Karena aku yakin...
Seluruh siswa disekolah sedang menanti-nantikan kehadiranku. Aku harus bersiap-siap untuk bertebal muka disekolah hari ini.