Chereads / Obsesif / Chapter 17 - Winda Syahrida Viral Di Sekolah

Chapter 17 - Winda Syahrida Viral Di Sekolah

Sesampainya di rumah kami tidak menemukan siapapun, dan pintu masih terkunci. Tak ada satu mobil pun di garasi. Setelah menunggu hampir 30 menit tapi Papa belum juga pulang bersama wanita iblis itu, maka aku meminta Nana dan Zaki untuk segera pulang saja. Karena aku tak ingin menyita waktu mereka terlalu lama hanya demi mengurus diriku. Aku sungguh merasa bersalah pada mereka berdua yang selalu setia menolongku. Dan aku masih menunggu kepulangan Papa seorang diri di teras depan.

Namun tidak berapa lama setelah Zaki dan Nana pergi meninggalkanku, tiba-tiba mobil si wanita iblis itu sudah tiba didepan rumah. Saat itu aku sangat takut kalo-kalo didalam mobil itu ada pria yang bernama Bayu yang telah merampas ponselku. Namun syukur wanita iblis itu seorang diri.

Saat dia keluar dari mobil wajahnya sangat sadis dan penuh kemarahan menatapku...langsung saja aku berpura-pura memalingkan wajahku. Dengan kuat dihempasnya pintu mobil lalu berjalan kearah ku dengan langkah cepat.

"Berani-beraninya kamu menggagalkan rencanaku, aku sudah bilang jangan bawa siapapun..."

"Plakk!!"

Dia menamparku kuat sekali tapi aku berusaha untuk tidak menangis dan berpura-pura tidak takut padanya.

"Kamu kira aku main-main ya...tunggu saja sebentar lagi, gak perlu menunggu sampai besok pagi namamu akan viral disekolah"

"Hahahaha hahahaha"

Dia tertawa puas sambil memegang ponselnya dan mengirim photo-photo yang berisi kalimat tentang cintaku pada Papa, ke nomor ponsel masing-masing teman sekolah juga nomor Bu Mawar. Bahkan dia juga mengirimkan kalimat tentang permainan hasratku bersama Papa yang ku tuliskan dalam buku harianku.

Walau sebenarnya hati ini menjerit menangis tapi aku masih saja berusaha untuk tampak tegar didepannya. Aku bahkan tak ingin terlihat lemah, walau saat itu kondisi fisikku benar-benar tak bertenaga dan lemas.

"Hahahaha...seorang putri semata wayang, tergila-gila pada Papa Kandungnya ha-ha-ha... tergila-gila akan tindihan dan dekapan Papanya.... hahahaha"

Sambil tertawa penuh kemenangan, dia buka pintu dan masuk kedalam rumah...tapi ketika aku akan masuk dengan cepat wanita iblis itu menutup pintu dan menguncinya dari dalam.

"Buka pintunya...buka pintunya pelacur, buka pintunya"

Teriakku menyebutnya pelacur...Karna untuk apa ku tahan lagi, dia sudah menyebar aibku pada nomor teman-teman disekolah dan juga wali kelasku.

Tak lama kemudian mobil Papa pun datang...dan aku sengaja tak menghiraukan kedatangannya. Karna aku sudah tau Papa tidak akan pernah percaya lagi dengan perkataanku.

"Kenapa masih diluar...dan kenapa kamu masih memakai seragam sekolah"

"Ooohh...atau kamu baru pulang karena main diluar seharian tanpa ingat pulang??"

Cerca Papa bertanya dengan marah. Tapi sudahlah gak ada gunanya juga ku jawab... paling-paling dia lebih mendengarkan penjelasan istri mudanya

"Masuk!!"

Bentak Papa sangat kuat hingga membuatku tersentak karena terkejut. Rasanya sudah seperti di neraka...tak habis-habisnya derita hidup ini...aku lelaaah sekali dengan kenyataan ini, lelah karena diperlakukan tak adil oleh orang yang kita Kagumi...

Didalam rumah pun rasanya sudah seperti di neraka...kena marah dan kena marah terus...

"Seharian loh mas adek nungguin Winda gak pulang-pulang...adek kan takut kalo terjadi kenapa-kenapa sama Winda...ditelpon pun dia gak mau angkat, dikirim pesan juga gak dibalas...adek jadi merasa serba salah dan gak tau harus berbuat apa...adek malah takut kalo mas jadi marah sama adek... dan gara-gara nungguin Winda, dari tadi siang adek sampai gak bisa makan karena cemas memikirkan Winda"

Kata wanita picik itu penuh sandiwara sambil berpura-pura menangis.

Malam itu Papa sedang menghukum ku untuk tetap berdiri diruang tamu. Dan wanita iblis terus memainkan dramanya. Aku tak lagi sedih atau takut, juga tak lagi berkata-kata. Aku ikhlas diperlakukan seperti ini...kupikir itu lebih nyaman dari pada terus-menerus berharap untuk dipercayai Papa. Disamping itu aku juga sudah tak berdaya dan ingin pingsan saja.

"Mulai besok...pulang sekolah kamu harus lapor pada Papa kalo kamu sudah sampai di rumah"

"Dan mulai besok kamu harus turuti semua perintah Tante Shania"

"Kelakuanmu sudah semakin menjadi-jadi sekarang"

Ucap Papa seolah aku adalah anak yang pembangkang dan susah diatur. Dan wanita iblis itu tersenyum mengejek ku.

"Mengerti??" Bentak Papa lagi padaku

"Dan mulai besok...Winda...tak ingin... tinggal ...di rumah ini lagi...dan mulai besok ...jangan pernah ...mencari ku lagi..."

Jawabku dengan lemah dan setelah itu aku sudah tak ingat apa-apa lagi.

Keesokan harinya saat aku terbaring di rumah sakit Nana datang menjengukku dengan membawa kabar penting...bahwa Siswi SMA Dirgantara yang bernama Winda Syahrida sedang menjadi bahan perbincangan hangat disekolah. Menurut pengakuan Nana...nomor ponsel pengirim photo-photo tulisan diary itu berasal dari nomor ponsel atas nama Winda Syahrida. Cukup membuatku semakin terpojok dan tak berdaya...

Wanita iblis ini benar-benar mengatur skenario yang hebat untuk menghancurkan nama baikku.

Berita hangat itu menyebar dengan cepat disekolah, dari yang kelas 1 hingga kelas 3 semuanya sedang bertanya-tanya yang mana siswi yang namanya Winda.

Namaku benar-benar naik daun waktu itu.

Karena rasa malu yang cukup membebani mentalku, aku pun akhirnya memutuskan untuk pindah sekolah. Namun Papa tidak mengizinkanku pindah sekolah sebelum aku menjelaskan secara jujur padanya, apa penyebabnya hingga aku ngotot minta pindah sekolah.

Waktu itu aku tak lantas mengatakan pada Papa. Tapi aku sangat berharap Papa mengetahuinya secara langsung dari sekolah.