Tanpa menyapa ataupun menanyakan keadaanku, Papa berjalan masuk kamar yang langsung disapa istri mudanya yang jahat itu. Hati ini benar-benar merasa cemburu, batinku pun ikut menangis.
Dan baru 5 menit Papa masuk dalam kamar sudah kudengar suara manja cekikikan si wanita jalang itu...
"Awww...geli mas... hahahaha
Aaauuh mas...mas.... hihihi aww"
Tak ingin mendengarkan suara mereka lebih lama lagi, maka aku langsung menutup pintu kamarku serapat mungkin. Lalu aku merebah di kasur menatap langit-langit kamar ku, dan beberapa menit kemudian mulai memejamkan mata, yang akhirnya tanpa sadar aku pun tertidur...aku benar-benar telah larut mimpi indahku...
"Windaa...kemarilah sayang, Winda sayang...mendekat lah pada Papa..."
ucap Papa padaku yang saat itu aku sedang berdiri di pintu kamarnya. Dan Papa sedang berbaring di atas kasurnya bertelanjang dada dan tubuh bagian bawahnya masih tertutupi kain selimut putih. Wajahnya yang tampan penuh kharisma dengan sorot matanya yang tajam penuh pesona yang menggairahkan.
Tanpa berkata, aku melangkah berjalan kearah pembaringan Papa, dengan senyumku yang terindah... walaupun agak gugup tapi aku benar-benar mengharapkan momen indah ini, saat-saat dimana hanya ada aku dan Papa di dalam kamarnya.
"Papa benar-benar sudah tidak tahan, karena selalu merasa kesepian...
mendekat lah pada Papa sayang... peluklah Papa.."
Bujuk Papa sambil bangkit duduk menyambut kedatanganku.
Aku masih berdiri dihadapannya, lalu Papa bergerak lebih ke tepi kasurnya mendekatiku dan menjatuhkan kedua kakinya ke lantai serta melingkarkan kedua tangan kekarnya di pinggang ku dan berkata :
"Jadilah wanita Papa satu-satunya sayang...jadilah pemuas hasrat Papa untuk selamanya..."
Ucap nya dengan wajah memohon menengadah keatas menatapku. Lalu menyandarkan pipinya ke dadaku.
"Winda janji Pa...Winda akan selalu ada disamping Papa...Winda akan menjadi milik Papa"
Ucapku sambil bergerak duduk di pangkuannya, bersandar di dada Papa dengan posisi membelakanginya. Tangan Papa semakin erat memelukku dari belakang, serta bibirnya liar menciumi leherku, dan selintas kemudian kurasakan seperti ada benda yang mengganjal dibawah pinggulku. Aku pun mulai menyadari kalo benda keras yang mengganjal dudukku itu adalah milik Papa...ya, itu milik Papa yang kini terasa bergerak berdenyut.
Lalu Papa menyingkap bajuku keatas hingga terlepas semuanya dan hanya menyisakan bra pada tubuhku. Aku mulai terangsang hebat saat kedua tangan kekar Papa meremas bagian dadaku dari belakang.
"Ouughh... Papa..."
Desahku mengerang hingga mataku terpejam menikmati setiap inchi sentuhan dari tangannya.
Aku semakin mendesah, ketika tangan kanannya menyelinap masuk dari bawah rok miniku, kearah bagian tubuh sensitif ku. Sambil bibirnya tak berhenti menjilat dan menciumi leherku...hingga aku menggeliat dan semakin menyandarkan tubuhku pasrah dalam dekapannya.
Lalu Papa mulai menuntunku untuk merebah di atas kasurnya, dan saat itulah, untuk pertama kalinya aku melihat benda pusaka milik Papa, yang benar-benar menghipnotis ku seakan tak ingin memalingkan wajahku barang sedetikpun dari benda pusaka nya.
Terlihat menegang dan berdenyut serta dengan ukuran yang fantastis sesuai dengan yang kubayangkan selama ini.
Sambil berjongkok diatas kasur, Papa mulai menurunkan rok mini yang kupakai lalu menarik kebawah hingga terlepas, lalu dia juga menarik celana dalamku yang berwarna pink dengan cepat.
"Papaa.."
sebut ku secara tiba-tiba, karena merasa malu saat Papa berhasil melepas seluruh pakaian bawahku, hingga terlihat jelas olehnya pemandangan indah tubuhku.
Seolah tak menghiraukan ku, Papa mulai membuka lebar kedua pahaku, lalu merapatkan wajahnya pada milikku...sejurus kemudian kurasakan jilatan lidahnya pada milik ku yang membuatku tergelinjang menggeliat dan mengerang kenikmatan.
"Awwwhhh ooghh" rintih ku tak mampu menahan rasa sensasi yang ku terima.
Tanpa kusadari kedua tangan ku mencengkeram kepala Papa, hingga wajahnya kini terbenam rapat diarea sensitif ku... seluruh jari tanganku, reflek mencengkeram setengah menjambak rambutnya...
"Aaaaaaauuuugghhh.... Papa"
Rintih ku menahan sensasi luar biasa.
Tak berapa lama kemudian Papa sedikit merangkak keatas, lalu menindih tubuhku...hingga kenyamanan itu kudapatkan saat berada dalam himpitan tubuh kekar Papa. Rasanya ingin sekali selalu ada dalam dekapan dan tindihannya.
Lalu Papa mulai melepas bra yang kupakai hingga kedua areaku tersaji bebas didepan matanya.
"Ohh sayangku...tubuh indah mu, benar-benar membuat Papa tak ingin melepas mu... Papa inginkan dirimu, sepenuhnya milik Papa.."
Ucap Papa dan mulai mencumbui setiap inci dari bagian area dadaku. Bahkan hembusan nafasnya yang menggebu-gebu terasa hangat mencumbui kulitku. Dicumbu dan ditindihnya serta diperlakukan bagai pasangannya, membuatku terlepas dari segala beban hidup...aku merasa seolah sudah menjadi milik Papa sepenuhnya.
"Milikilah Winda Papa...jadikan Winda satu-satunya wanita, yang mampu memuaskan hasrat dan gairah Papa...Winda milikmu Papa"
Bisikku ke telinga Papa sambil mulai mencium wajah Papa. Sungguh aku terbuai dalam desahan nafasnya yang membelai lembut kulit halusku.