- Chapter 17 -
"Hari sabtu ini mau ikut ke event cosplay bareng aku nggak, Frenia?" tanya Yura menatapku.
"Ha?" ucapku. Aku berfikir sejenak. "Hm.. Boleh aja sih. Tapi gua tanya Zien dulu kayaknya gua boleh dateng atau enggak"
"Ajak aja Zien nya jugaaa" ujar Yura semangat. "Sekalian ajak dia ikut cosplay juga" ucapnya tersenyum.
"Kalo itu sih.." ujarku dengan senyum sweatdrop. "Gua tanya dianya dulu dah"
"Atau kalo mau, kita proyek cosplay bareng aja!" senyum Yura menatapku. "Aku pengen liat kalian cosplay!!" ujarnya semangat.
"Mau proyek cosplay apaan emangnya?" tanyaku.
"Hmm.. Apa yaa..?" pikir Yura melirik ke kanan atas sambil sebelah tangannya memegang dagunya. "Banyak sih sebenernya proyek cosplayan yang aku mau dan masih belum kesampaian" ucapnya. "Ah! Gimana kalo cosplay dari anime Spy x Family? Aku jadi Anya, Zien jadi papa Loid, Frenia jadi mama Yor" ujar Yura bersemangat sambil menatap ke arahku. "Cocok kann? Bahkan menurutku posturnya kita lumayan cocok untuk cosplayin itu bertiga!!" semangatnya. "Tapi aku nggak yang sekecil Anya juga sih, walaupun badanku kecil. Hehe"
"..." Aku sepertinya pernah mendengar anime itu tapi aku tidak terlalu tau. "Itu.. Gua nggak nonton anime nya" jawabku.
"Atau proyekan yang lain pun juga boleh" ucap Yura. "Frenia nontonnya anime apa aja??" tanyanya penasaran menatapku.
"Gua gak terlalu nonton anime sih, tapi kadang gua baca komik juga. Palingan yang pernah gua nonton.." ujarku yang kemudian melihat dosennya masuk ke dalam ruang kelas. "Dosennya dateng tuh" ujarku.
"Oh iya!" ucap Yura ketika melihat dosennya datang. "Ntar cerita-cerita lagi yaa Freniaa" senyumnya ke arahku. Kemudian ia menatap depan ke arah dosen.
Dosen pun mulai menjelaskan materi mata kuliah kelas ini. Disela penjelasan, kadang Selina masih bertanya-tanya padaku tentang lanjutan hubunganku dengan Zien. Juga kadang ia mengajak ngobrol hal lain. Ia pun juga kadang mengobrol dengan mahasiswa lain yang duduk di sekitarnya. Sedangkan Yura fokus memperhatikan penjelasan dosen.
Seusai kelas, aku dan Yura keluar kelas bersama. Sedangkan Selina langsung segera pergi untuk berkumpul dengan BEM karena katanya ada rapat.
"Frenia, kamu abis ini mau kemana?" tanya Yura menoleh ke arahku sembari berjalan dari keluar kelas.
"Gatau dah. Paling gua nunggu Zien selesai kelas sambil beli makan dulu" ucapku sembari berjalan. "Lu?" tanyaku menoleh ke Yura.
"Mau makan dimana? Di Kantin? Kopras? Jembatan penghubung gedung? Atau di luar sekitaran kampus?" tanya Yura. "Aku paling nungguin dijemput sih"
"Hm.." aku berfikir. Sejujurnya aku penasaran ingin makan di luar sekitaran kampus, tapi juga penasaran ingin mencoba makanan yang berada di sekitar lorong penghubung antar gedung. "Bebas aja dah. Lu maunya dimana?"
"Aku pengen coba ajak Frenia makan di luar sekitaran kampus. Udah pernah coba makan di salah satu kafe atau resto deket kampus belum?" tanya Yura menoleh ke arahku. "Ada banyak resto dan kafe juga di sekitar pinggir jalan dekat kampus. Banyak juga yang nama tempat makannya udah terkenal. Ada juga yang jarang ada. Dan ada juga resto tersendiri yang hanya adanya disini doang. Kamu maunya ke tempat makan apa?"
"Gua belom tau sih ada apaan aja di sekitar kampus. Jadi gua ngikut lu aja" jawabku.
"Mau coba makan di restoran makanan Jepang deket kampus? Ada restoran jepang enak. Suasananya juga Japanese Cozy Style banget. Kesitu yukk!" ajak Yura sambil kemudian kedua tangannya memegang pergelangan tangan kananku untuk mengajakku pergi kesana.
"Eh? O-oke" ujarku yang kemudian tanganku ditarik pelan Yura. Aku pun berjalan mengikuti Yura sambil digandeng olehnya. ((Digandeng sama cewek imut gini.. Seandainya aja tubuh gua masih jadi cowok..)) ujar batinku meratapi nasib yang sekarang berubah jadi cewek.
Kami pun berjalan keluar kampus dan menuju ke arah restoran makanan Jepang di sekitaran dekat kampus yang direkomendasikan oleh Yura. Kulihat di sekitaran kampus memang banyak tempat makan dan kafe berjejer. Ada yang namanya tak asing, bahkan memang lumayan terkenal karena sering ada. Tapi banyak juga restoran yang namanya asing bagiku.
Kami lalu masuk ke salah satu restoran makanan Jepang yang ditunjukkan oleh Yura. Ketika memasuki pintu kaca, kami pun langsung disambut oleh seorang pelayan wanita yang seketika menunduk hormat ke arah kami sambil berkata "Irasshaimasee"
Kulihat suasananya dan dekorasinya memang terlihat seperti tradisional Jepang dengan nuansa kayu dan bamboo. Juga disertai alunan musik lembut bercirikhas tradisional Jepang. Ada tempat duduk bangku seperti umumnya, ada juga yang seperti lesehan di ujung sana, ada juga yang kursi sofa.
Yura pun memilih duduk di salah satu sofa kayu dilapisi dudukan bewarna merah tua, yang terletak di dekat tempat lesehan tetapi dengan diberi jarak batas pinggirnya oleh pembatas kayu bambu dan ada jaring-jaring hitam dari besi dibagian atasnya. Disertai adanya hiasan batu-batu kecil dan semacam rumput palsu. Aku lalu duduk berhadapan dengan Yura, kemudian membuka buku menu di atas meja. Kulihat ada berbagai jenis daftar menu makanan Jepang.
"Disini pilihan makanannya tentunya lebih banyak daripada di kantin kampus" ucap Yura. "Terutama sushi dan ramen nya ada banyak macem-macem pilihan! Juga ada beberapa jenis yaki dan katsu! Trus juga ada, sashimi, udon, tempura, ...–" ujar Yura menjelaskan dengan semangat sambil menunjukkan isi menu yang ada di daftar menu nya padaku.
((Keknya Yura juga cocok jadi vlogger kuliner macam Milda untuk rekomendasi makanan dan tempat makan..)) ujar batinku melihat Yura sembari ia menunjukkan makanan di daftar menu nya. ((Terutama makanan Jepang dah kayaknya))
"–Jadi kamu mau pesen yang mana Frenn?" tanya Yura menanyakan pilihan menu nya setelah ia usai menjelaskan rekomendasi menu nya.
Aku pun melihat harga makanannya yang ternyata lumayan.. ((Apa jatah uang jajan gua yang dikasih dari Zien bakal cukup?)) ujar batinku sweatdrop. "Gua pesen sushi aja. Lu aja dah yang pilihin rasanya yang mana yang enak" ujarku. "Tapi jangan yang terlalu mahal"
"Oke! Gapapa pesen aja, aku yang traktirin" ujar Yura tersenyum sambil mengacungkan jempol kirinya. "Kamu sukanya yang rasa apa? Salmon? Kani? Ebi? ...–" tanyanya sambil melihat menu.
"Hah? Nggak nggak. Gua bayar sendiri aja" ucapku, karena ((Masa gua ditraktir cewek?)) ujar batinku. "Yang mana aja yang penting enak"
"Karena aku yang ajakin Frenia kesini. Jadi untuk kali ini aku yang bakal traktir" ujar Yura tersenyum padaku. "Okedeh"
"Jangan dah. Gaenak gua kalo lu yang traktirin gua" ucapku.
"Anggap aja sebagai penyambutan dariku Frenia kuajak kesini. Sekaligus Frenia kan sekarang temanku juga, jadi biar aku traktir" ucap Yura tersenyum ramah.
"Makasih. Tapi..-" ujarku yang kemudian dipotong oleh Yura.
"Kapan-kapan gantian aja Frenia yang traktirin aku juga. Terutama pas Frenia ulang tahun" cengirnya ke arahku.
"Oh oke dah kalo gitu.." ucapku. "Ntar kalo gua ultah pasti bakal gua traktirin" ujarku tersenyum. ((Berarti gua harus siapin duit tabungan buat traktir Yura bahkan mungkin yang lainnya juga pas gua ultah nanti)) pikir batinku.
"Okee" senyumnya. "Ulang tahun Frenia kapann??" tanya Yura penasaran menatapku.
"Ultah gua 2–eh.." ujarku mencoba mengingat tanggal ulang tahun palsuku. "Oh ultah gua 8 September" jawabku.
"Oh September?! Aku juga September! Tapi tanggal 28 nya" jawab Yura bersemangat. "Berarti Frenia Virgo ya? Aku Libra" ucapnya tersenyum.
((Berarti sebenernya beda tepat satu bulan..)) ucap batinku. "Iya zodiak gua Virgo" jawabku. "Oh lu Libra" ucapku manggut-manggut.
"Iya" senyumnya. "Kalo golongan darah Frenia apa?" tanya Yura penasaran.
"Gua B" jawabku. "Kenapa emang?" tanyaku penasaran.
"Oh, kalo aku A" ucap Yura. "Gapapa, nanya aja. Hehe" cengirnya. "Yaudah terserah aku yang pesenin makanannya ya?" ujar Yura melihat buku menu. "Minumnya Frenia mau pesen apa?" tanyanya menoleh ke arahku.
"Ocha aja. Bisa direfill kan?" ucapku yang kemudian melihat daftar menu minuman.
"Oke. Iya bisa" jawab Yura. Ia pun memanggil pelayan. Kemudian memesankan beberapa makanan dan minumannya begitu pelayan datang.
Setelah makanan dan minumannya selesai datang semua diantarkan oleh pelayan. "I-ini.. Banyak banget..?" ujarku terkejut. Ternyata makanan yang dipesankan Yura cukup banyak juga.
"Buat makan kita berdua. Frenia mau coba sushi sashimi ramen okonomiyaki takoyaki yakitori gyoza dan lain-lain yang mana, ambil aja tinggal pilih. Jadi kita bisa saling sharing cobain berdua" ujar Yura tersenyum yang menampakkan gigi.
"Seriusan.. Sebanyak ini? Lu yang bakal traktir ini semua?" tanyaku terheran. "Padahal kita cuma makan berdua bukan rame-rame.." ucapku melihat jumlah makanannya yang mungkin bisa untuk beberapa orang.
"Iya, tenang aja. Aku yang bakal traktir semua" ucapnya. "Itadakimasu~" ujar Yura sebelum makan sambil menyatukan kedua telapak tangannya sejenak. Ia lalu menyumpit salmon sashimi nya, kemudian melahapnya. "Nyum~" ucapnya menikmati.
((Anjir kagak enak bet gua ditraktirin cewek sebanyak ini)) ucap batinku. Walaupun padahal sebelumnya aku juga ditraktir Zien makan-makanan Jepang di mall lumayan banyak. Tapi.. ((Kalo Zien mah biarin ae dia traktirin. Lagipula Zien cowok dan emang keluarga orang kaya ini)) ucap batinku. ((Tapi Yura.. Meskipun dia dari keluarga orang kaya pun, tetep aja dia cewek..)) batinku merasa tak enak dan harga diri jatuh.
"Dimakan aja makanannya Freniaa. Jangan sungkan-sungkan" cengir Yura. Kemudian ia menaruh sushi dan gyoza di atas piring kecil di dekatku. Ia pun menuangkan kecap asin dan bubuk cabainya ke atas mangkuk kecil yang kemudian diberikan padaku.
"O..oke makasih Yur" ucapku. ((Serasa kebalik gua mana yang cowok mana yang cewek jadinya sama Yura.. Padahal Yura cewek imut berbadan mungil)) ucap batinku merasa hopeless.
Aku mengambil sumpit, lalu memakan sushi yang ditaruh Yura di atas piringku dengan kecap dan bubuknya. Lalu aku mencoba juga memakan makanan yang lainnya.
Sembari makan, aku melihat Yura yang kini melahap makanannya. Masing-masing makanan yang dipesannya ia coba satu persatu. Yura terlihat sangat menikmati makanannya dengan lahap. "Gila.. Lu kecil-kecil makannya ternyata banyak juga ya" ujarku melihat Yura yang sedang makan.
"Hehe iya. Banyak yang bilang gitu juga kok" ucapnya tersenyum. "Aku makannya emang banyak. Apalagi kalo makanan enakk" ujar Yura.
"Tapi badan lu tetep mungil ya meskipun makannya banyak" ujarku. "Hebat juga"
"Entahlah. Udah gen mungkin kayaknya? Atau akunya aja yang emang gabisa nambah gede" ujar Yura sedikit tertawa. "Nih makan lagi Fren! Mau kusuapin?" tanyanya tersenyum jail sambil mengarahkan sumpit berisi sushi ke arah mulutku.
"Nggak nggak nggak. Gua bisa makan sendiri" ucapku jadi agak merasa sedikit malu dan canggung. ((Sebenernya pengen sih disuapin Yura, tapi..))
"Gausah malu-malu Frenia. Sini kusuapin. Aaaa" ujarnya yang menyodorkan sushi nya ke arah depan mulutku.
"Aa.. Okedah" ujarku sedikit melirik ke kiri dengan ekspresi malu. Aku memejamkan mataku lalu membuka mulutku. Yura pun beneran menyuapi sushi nya ke dalam mulutku.
((Gua jadi serasa lagi ngedate sama Yura)) ucap batinku senang sembari mengunyah makananku. Aku kemudian membuka mataku, lalu tersenyum melihat Yura. ((Kalo aja dia tau sebenernya gua aslinya cowok.. Apa dia bakal mau nyuapin gua begini?)) ucap batinku.
Yura tersenyum setelah menyuapiku. "Hehe. Aku serasa lagi ngedate sama Frenia jadinya" ucapnya terkikik. "Mau disuapin lagi nggak?" cengirnya.
Aku sedikit terkejut karena Yura ternyata juga memikirkan hal yang sama. "Gausah" ucapku. "Gimana kalo gua.. Gantian suapin lu. Lu mau nggak?" tanyaku ragu.
"Mauu!!" ujar Yura semangat. Ia justru segera mencondongkan wajahnya dan membuka mulutnya untuk disuapi. "Aaaa"
"Oke" senyumku. Aku pun mengambil sushi yang rasa tadi disuapi oleh Yura, lalu balas gantian menyuapi sushi ke dalam mulut Yura. "Enak?" tanyaku tersenyum menatap Yura.
"Hup" Yura menutup mulutnya, memakan sushi yang kusuapi padanya. "Oishii~" ucap Yura tersenyum sembari mengunyah.
((Imutnya..)) ujar batinku menatap Yura. "Mau disuapin lagi?" tanyaku sambil mengambil sushi yang lainnya dengan sumpit.
"Mau mauu!!" ujarnya semangat. "Aih. Coba Frenia anak cowok. Aku bakal serasa beneran lagi ngedate sama Frenia" ucapnya terkikik.
((Tapi gua aslinya emang cowok..)) ucap batinku sweatdrop. Aku kembali menyuapi sushi ke dalam mulut Yura. "Iyakah? Kalau misalkan.. Seandainya gua emang cowok.. Lu bakalan mau nggak ngedate sama gua?" tanyaku ragu sekaligus penasaran.
"Nyem.. Entahlah" Yura mengunyah sushinya lalu menelannya. "Mungkin aku bakal mau" ucap Yura tersenyum. "Ah! Kalo gitu.. Coba Frenia kapan-kapan cosplay crossdress jadi cowok!" ujar Yura.
"Beneran mau??" ujarku sedikit membelalakan mata. "Cosplay crossdress jadi cowok?" tanyaku mengangkat alis mengulang ucapan Yura. "Maksud lu.. Gua pake costume anime jadi cowok?"
"Iya!!" ucap Yura semangat. "Jadi kapan-kapan kita juga bisa cosplay couple-lan. Frenia jadi cowoknya, aku jadi ceweknya" jelasnya. "Jadi aku bisa beneran seakan ngedate deh sama Freniaa"
((Iya juga yak. Gua berarti masih bisa bergaya jadi cowok meskipun tubuh gua sekarang udah jadi cewek! Kenapa gua nggak kepikiran yak? Apalagi sekarang kan banyak juga cewek cosplay jadi cowok)) pikir batinku. "Boleh juga tuh!" ucapku semangat.
"Nah kan!" senyum Yura. "Frenia juga kayaknya bakal cocok cosplay jadi cowok. Apalagi Frenia juga lumayan tinggi. Dan kalo diperatiin.." Yura menatap wajahku sembari memangku sebelah pipinya. "Muka Frenia ada kesan gantengnya juga" ujar Yura tersenyum menatapku. "Pasti Frenia bakal keliatan ganteng kalo jadi cowok!" ucapnya semangat.
"..Emang iya gua bakal keliatan ganteng kalo jadi cowok?" tanyaku penasaran menatap Yura. Pujian dan tatapan Yura jadi seakan membuatku sedikit salah tingkah.
"Iya. Frenia keliatan kayak ada kesan ganteng-gantengnya juga. Kayak Rizty" ucap Yura tertawa. "Tapi Frenia menurutku kesannya Neesanable juga. Kayak Vira dan Milda"
"Rizty ganteng?" tanyaku. ((Tapi Rizty emang gayanya tomboy sih)) pikirku mengingat style Rizty yang terlihat cuek dan tomboy, tetapi menurutku dia sebenarnya terlihat cantik. "Neesanable? Apaan tuh?" tanyaku bingung sambil menaikkan alis.
"Iya, Rizty keliatan ganteng mukanya kalo jadi cowok" ucap Yura mengangguk. "Apalagi Rizty juga sebenernya kembar cewek-cowok. Jadi bisa keliatan cantik sekaligus ganteng juga, soalnya mereka mirip" ujarnya. "Neesanable itu Nee-san, alias kakak cewek. Maksudnya kayak kesan kakak cewek banget gitu" ucap Yura.
"Eh? Jadi Rizty kembar??" tanyaku terkejut. "Oh oke oke" jawabku. ((Iyasih Yura pasti ngeliatnya wujud gua lebih kayak modelan kakak cewek..)) pikirku.
"Iya. Rizty sebenernya kembar. Tapi katanya kembarannya sekarang udah meninggal" ujar Yura dengan nada prihatin. "Tapi aku sempat lihat foto mereka berdua pas masih kecil. Imut dan keliatan mirip banget mereka! Cuma rambutnya aja beda. Riztya lebih panjang soalnya cewek, kalo kembarannya rambutnya pendek soalnya cowok"
"Ohh.." ujarku. Aku jadi penasaran dengan kembarannya Rizty. Tapi seketika aku jadi teringat oleh ucapan Leia yang pernah mengatakan bahwa masa lalu Rizty rumit.. ((Apa ada kaitannya juga sama kematian kembarannya yang meninggal?)) pikirku.
Kami pun melanjutkan makan. Disela makan aku dan Yura kadang mengobrol beberapa hal. Yura juga menceritakan beberapa hal tentang dirinya, hobby nya, dan lain-lain. Dia pun kadang bertanya hal-hal tentangku juga. Rasanya aku senang makan berdua dan mengobrol bersama Yura.
"Aku seneng rasanya bisa makan berdua dan ngobrol-ngobrol sama Frenia" ujar Yura sambil kedua tangannya memengang punggung telapak tangan kiriku. "Ayo kita kapan-kapan jalan dan makan berdua kayak gini lagi" ucapnya tersenyum manis.
"Eh? Serius..?" tanyaku terkejut. Aku merasa senang ternyata Yura juga merasakan hal yang sama dengan apa yang kupikirkan tentangnya. Melihat senyumannya dan tanganku yang dipegang olehnya.. ((Duh kalo gini, bisa jatuh cinta gua lama-lama sama Yura)) ujar batinku.
"Iya!!" jawab Yura mengangguk. "Ah iya. Kita foto berdua dulu yuk, buat diposting" ucap Yura. Ia pun mengeluarkan hp dari tas nya. "Yuk Frenia. Bilang cheesee" ucap Yura sambil mengarahkan kamera hp nya untuk memfoto wefie berdua.
Aku pun mengikuti tersenyum ke arah kamera ketika berfoto wefie berdua bersama Yura. "Ntar gua boleh bagi fotonya?" tanyaku seusai berfoto. Rasanya aku ingin menyimpan hasil fotoku bersama Yura.
"Boleh! Nanti bakal aku kirimin. Nanti juga mau aku posting dan tag ke Frenia" ujar Yura tersenyum ceria ke arahku. "Untung tadi udah saling follow" ucapnya senang. "Ah iya aku boleh sekalian minta nomor kontak hp Frenia juga nggak?" tanyanya sambil menyodorkan hp nya ke arahku.
"Loh Yura??" ujar seorang cewek tiba-tiba datang menghampiri Yura saat aku ingin memberikan nomorku. Aku lalu menoleh ke arah orang itu. Cewek itu terlihat bergaya tomboy seperti Rizty, tetapi gayanya lebih terkesan cuek, dengan rambut hitam panjang yang dikuncir ke belakang dan memakai kacamata. "Lo lagi disini juga??" tanyanya.
To be continued..