- Chapter 19 -
"Ah hallo Zien!" sapa Yura ramah. "Pasti mau jemput Frenia yaa? Gabung makan dulu aja sini duduk sebelum pulang" tawarnya ke Zien.
Zien pun langsung duduk di sebelahku. "Terimakasih" ujarnya ke Yura. "Jadi masih mau makan dulu, beb?" tanya Zien menoleh ke arahku.
"..." aku sedikit bergidik geli saat Zien memanggilku 'beb'. ((Apaan anying pake beb segala manggilnya!)) ujar batinku. "Masih mau makan dulu. Lu–kamu mau ikut makan juga?" tanyaku ke Zien.
"Gausah. Lagipula liat kamu makan aja udah bisa bikin aku kenyang" ujar Zien menatap ke arahku dengan senyuman tipis yang manis.
"Dikata gua makanan" ujarku dengan suara pelan ke arah Zien.
"Iya soalnya kau manis seperti makanan. Rasanya aku jadi ingin memakanmu" ujar Zien dengan senyuman jail ke arahku.
"Njir makanan apaan! Lu kanibal mau makan gua?!" ucapku dengan tatapan sinis ke Zien.
"Pff" ujar Yura menahan tawa kecilnya. "Kalian berdua ternyata pasangan yang lucu juga yaa" ucapnya tersenyum. "Ah iya, Zien.. Kamu mau ikut dateng ke event cosplay bareng aku dan Frenia juga nggak hari sabtu ini?" tanyanya ke Zien.
"Kamu mau dateng ke event cosplay?" tanya Zien menatap ke arahku.
Aku mengangguk. "Yura ngajakin, jadi ya gua mau coba ikut" jawabku ke Zien.
"Kalo Frenia mau kesana, tentu aku juga akan ikut datang" ujar Zien ke arah Yura.
"Yeay" ujar Yura senang. "Kalo gitu kita bertiga sabtu ini dateng ke event bareng yaa" ajaknya. "Ah iya kalian tinggalnya dimana? Mau ketemu disana langsung, atau sekalian aja berangkatnya barengan bertiga kesananya?" tanyanya penasaran.
"Aku sudah pasti datang bareng Frenia kesananya. Lagipula kami memang tinggal bersama" jawab Zien.
"Ohh ok–Hah? Kalian tinggal bersama?!" tanya Yura terkejut. "Jadi kalian-? Aah.. I see..~" Kemudian entah kenapa wajah Yura jadi tersenyum jail mencurigakan.
"Iya kita tinggal bareng. Tapi jangan mikir aneh-aneh tolong!" ucapku menatap ke Yura. Aku lalu menendang sebelah kaki Zien di bawah kolong meja dengan sebelah kakiku. ((Lu ngapa pake bilang-bilang anjir kalo gua tinggal bareng lu?!)) ucap batinku ke Zien.
"Memangnya kenapa? Kita memang tinggal bersama kan?" ujar Zien ke arahku seperti bisa membaca pikiranku padanya.
"Jadi kalian tinggal satu rumah?" tanya Yura. "Satu kamar?" tanyanya lagi dengan ekspresi penasaran.
"Beda kamar" jawabku segera. "Gua tinggal di rumah Zien soalnya gua pindahan dari luar kota. Jadi Zien nawarin gua buat tinggal di tempatnya dia daripada gua ngekos buang duit. Iya kan Zien?" ujarku menoleh ke Zien.
"Itu benar" jawab Zien tersenyum. "Jadinya dia tidak perlu mengeluarkan uang untuk tinggal disini, dan bahkan biaya kebutuhannya juga dapat terpenuhi denganku" jelasnya. "Dan juga.. Aku juga sekaligus jadi bisa bersama dan melihatnya terus setiap hari" ujarnya tersenyum menatapku.
"Aihh so sweettt" ujar Yura. "Aa aku juga jadinya pengen punya pasangan yang kayak kalian rasanyaa" ucapnya berharap sambil menyatukan kedua tangannya. Tiba-tiba telfon Yura berbunyi. "Ah aku udah mau dijemput kayaknya" ucapnya sambil melihat ke arah layar hp nya.
Aku hanya menatap sinis ke Zien. Kemudian aku menoleh ke Yura "Oh lu udah mau dijemput? Trus ini makanannya masih ada mau lu abisin dulu atau bawa pulang?" tanyaku melihat makanannya yang masih ada sisa meskipun tinggal sedikit karena sudah banyak habis dimakan, terutama oleh Yura.
"Iya. Untuk makan kalian berdua aja, atau dibungkus aja nanti kalo mau" ujar Yura. Ia pun memanggil pelayan untuk meminta bill nya. "Minta bill nya. Pembayarannya pake debit ya" ucapnya ke pelayan.
"Lu nggak mau bungkus sisanya buat lu sendiri?" tanyaku ke Yura. "Ini bener nih lu semua yang bakal bayar?"
Pelayan pun datang sambil membawakan billnya. "Gausah. Aku masih bisa beli lagi kapan-kapan" jawab Yura yang kemudian menghabiskan ocha nya. "Iya tenang aja aku yang traktir bayarin" ucapnya. "Lagipula.. Aku juga ada voucher diskon makan disini" ujar Yura tersenyum sambil mengeluarkan dan menunjukkan sebuah voucher diskon makan sebesar 500.000 rupiah.
((Anjir. Pantesan dia mau traktirin makan banyak)) ujar batinku begitu melihat voucher diskonnya. Tapi tetap saja jumlah total harga makanannya lebih banyak dari itu.
Yura membayarkan bill nya dengan kartu debit dan memberikan voucher diskonnya kepada pelayan. Hp Yura kemudian kembali bergetar oleh panggilan masuk, tapi Yura tidak mengangkatnya. Lalu ia hanya mengirimkan pesan sebagai balasan telfonnya.
"Okedeh.. Thanks ya Yura" ucapku karena ditraktir Yura.
"Masamaa. Nanti kapan-kapan kita makan bareng lagi yaa" ujar Yura tersenyum. "Ah sepertinya supirku udah mau sampe" ucapnya begitu hp nya bergetar lagi. "Aku duluan ya Frenia, Zien!" ujar Yura sambil melambaikan sebelah tangannya. Ia pun beranjak berdiri dan kemudian langsung berjalan pergi saat mengangkat panggilan telfonnya.
"Jadi mau kau habiskan dulu disini? Atau bungkus bawa pulang sisanya makan di rumah?" tanya Zien setelah Yura keluar dari restoran. "Atau kau mau tambah? Biar aku belikan lagi"
"Gua abisin aja, nanggung. Lagipula gua belum sempat minta refill" ujarku yang kemudian meminum ocha nya. "Gausah. Ini aja udah cukup kenyang gua" jawabku menoleh ke Zien.
"Oke" ujar Zien. Tapi kemudian ia memanggil pelayan. Zien memesan beberapa makanan lagi untuk dibungkus bawa pulang kepada pelayan.
"Lah kan gua bilang gausah pesen bungkus lagi" ucapku ke Zien.
"Untuk makanku sendiri" jawab Zien.
"Lu bilang katanya tadi udah kenyang" ledekku karena ucapannya tadi. "Bilang ae kalo laper juga" ejekku sedikit tertawa. "Mbak, sekalian refill ocha nya ya" ucapku kepada pelayan tersebut mumpung datang. Pelayan tersebut hanya mengangguk kemudian pergi setelah dipastikan tidak ada pesanan lainnya lagi.
"Aku bisa beli sendiri jika aku mau" ucap Zien memejamkan matanya. "Lagipula, kau ditrakir temanmu itu kan? Jadi itu untukmu saja. Aku beli bagianku sendiri"
((Dasar. Bilang ae karena gengsinya gede!)) ucap batinku. "Mentang-mentang banyak duit" ujarku sinis.
"Tapi kalau kau mau makananku juga boleh" senyumnya padaku. "Itupun kalau kau mau. Atau tidak usah kubagi? Jadi untuk nanti malam aku hanya makan untuk diriku sendiri saja, kau tidak kebagian" cengir jailnya.
((Sial. Malah diancem gak dapet jatah makanan ntar malem)) ucap batinku. "Iya iya gua mau juga" jawabku.
"Oke" senyum Zien. "Tapi itu sebenernya memang kubeli untuk makan kita berdua nanti malam" ucapnya tersenyum padaku.
"..." Aku hanya tersenyum kecil ((Dasar nih orang..)). Pelayan tersebut kemudian datang sambil membawa pesanan yang dibungkus dan juga refill ocha nya. Aku pun melanjutkan makan dan minumku sampai habis semua. Setelah itu, kami pun pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah, aku langsung masuk ke dalam kamarku dan berganti pakaianku dengan kaos dan celana pendek seatas lutut. Kemudian aku membuka hp ku dan melihat sudah ada tag-an mention ig story dari Yura. Aku melihat fotoku dengan Yura di IGS nya Yura.
"Yura imut banget" gumamku tersenyum melihat foto wajah Yura. Tapi sepertinya fotonya sedikit teredit filter sehingga terlihat fotonya lebih terang dan cerah daripada suasana aslinya. "Gua jadi makin keliatan lebih cakepan jadinya" gumamku melihat foto wajahku.
Seketika aku jadi teringat ucapan-ucapan Yura tadi padaku. Terutama ucapan Yura yang mengatakan bahwa 'Frenia keliatan ganteng kalo jadi cowok'.
"Wohoo! Anjayy. Gua dibilang ganteng coyy sama Yura!!" ujarku senang dengan setengah berteriak girang. "Apa iya menurut dia gua ganteng?" ucapku sambil berpose kedua jari membentuk centang di bawah dagu sembari tersenyum menatap cermin.
"Tapi.. Kalo aja dia tau muka asli gua sebelum berubah jadi cewek.. Apa iya dia bakal bilang gua ganteng juga?" gumamku penasaran dengan reaksinya sembari menatap wajah 'baru'ku di depan cermin. ((Jangan-jangan.. Dia malah bakal ilfeel sama muka asli gua karena ternyata nggak seganteng yang dipikirkan atau malah mengecewakan?)) pikirku yang kemudian kehilangan harapan.
"Ah bodo amet lah! Yang penting gua bisa deket dan bakalan ngedate lagi sama Yura meski fisik gua udah jadi cewek!" ucapku senang sambil kemudian merebahkan diriku ke atas kasur. ((Siapatau kalo dia tau gua aslinya emang cowok, dia beneran bakal mau dan suka sama gua)) harapanku. "Yah.. Meskipun rada mustahil sih dengan tubuh gua yang sekarang. Kecuali gua bisa balik lagi jadi cowok, walau mesti kesamber petir dulu gitu misalnya" ucapku kehilangan harapan.
Tiba-tiba ada pesan masuk di IG ku dari Yura. Aku pun membuka pesan di DM tersebut. [Freniaa. Sabtu jadi kan?🥰] tanyanya. Dan juga ada kiriman fotoku tadi bersama Yura yang masih belum ter-edit seperti di ig story nya Yura.
"Hm.. Dateng nggak ya?" pikirku. "Oh iya gua belum tau nama dan lokasi eventnya dimana" ujarku. [Nama eventnya apa? Dimana?] tanyaku yang kemudian mengirimkan pesannya.
Setelah itu aku membuka dan melihat fotoku bersama Yura yang dikirimkannya. Aku tersenyum melihat foto itu, lalu menyimpan fotonya. "Gua upload juga di ig gua nggak ya?" pikirku. "Entahlah. Yang jelas.." aku merepost fotoku bersama Yura di IGS ku dari postingan IGS Yura.
Aku langsung mendapat like dari Yura setelah merepost fotonya. Tak lama kemudian ada DM masuk dari Yura: [Ini detail event nya😊 Ayo kalian berdua juga dateenggg!!!😄] dan juga ada kiriman sebuah foto. Saat kubuka, ternyata adalah foto poster event tersebut.
"Gua tanya Zien dulu lagi dah dia jadi mau kesini juga atau enggak" ujarku sembari bangkit dari kasur. Aku keluar dari kamar, kemudian mengetuk pintu kamar Zien yang berada di sebelah kamarku.
Tapi tidak terdengar ada jawaban dari dalam kamar Zien. "Zien?" panggilku. Tetapi masih tetap tidak ada respon jawaban dari Zien. "Kemana tuh orang?"
"Apa di dapur kali yak lagi makan sushi?" pikirku. Aku pun turun ke lantai bawah, dan menuju ke dapur. Tapi kulihat dia juga tidak ada di dapur. Bahkan tidak ada di ruang tamu, ataupun ruang tengah.
"Apa mungkin ada di salah satu ruangan itu?" pikirku. Memang di dalam rumah Zien masih ada beberapa pintu ruangan yang belum pernah kumasuki, dan tidak akan kumasuki ruangan tersebut bila belum ada izin dari sang pemilik rumah. Jadi ruangan lainnya itu tidak coba kumasuki.
Aku lalu mencoba mengecek ke parkiran. Tetapi kulihat mobil Zien masih ada disitu. "Berarti tuh orang masih di dalem rumah kan? Atau lagi pergi keliling komplek makanya nggak bawa mobil?" pikirku.
Aku lalu berjalan menuju ke arah pintu halaman belakang rumah Zien. Sebenarnya aku pun juga belum pernah ke halaman belakang rumah ini. Tapi saat sedang berjalan, tiba-tiba aku mendapat panggilan telfon di hp ku.
Kupikir itu adalah panggilan dari Zien. Tapi saat kulihat, itu adalah nomor tak dikenal. "Nomor siapa ni–?" seketika aku teringat yang baru tau nomorku hanyalah Zien dan "Yura?" tebakku. Aku pun segera mengangkat panggilan telfonnya. "Hallo?"
["Freniaaa"] sapanya ramah. Terdengar jelas bahwa ini memang adalah suara Yura. Suara yang terdengar manis imut dan ceria sesuai dengan penampilannya. ["Ini aku Yura. Hehe. Frenia lagi ngapain? Sibuk nggak? Aku ganggu nggak?"] tanyanya seperti penasaran sekaligus khawatir bila mengganggu.
Aku kemudian langsung beralih berjalan ke arah tangga dan menuju ke arah kamarku karena telfon Yura. "Enggak kok. Kenapa?" tanyaku sembari berjalan menuju ke arah kamarku.
["Hehe gapapa sih. Pengen nelpon Frenia aja"] ujarnya. ["Sekalian biar Frenia tau nomorku. Jangan lupa save nomorku yaa!!"]
"Oalah. Oke nanti gua save" ujarku tersenyum kecil sembari membuka pintu lalu memasuki kamarku.
["Frenia kalo sekarang lagi ngapain? Lagi bareng Zien?"] tanya Yura.
"Lagi di kamar aja rebahan" jawabku meskipun aku tidak sedang rebahan. "Enggak kok. Tau dah tuh si Zien lagi pergi kemana orangnya" jawabku sembari duduk ke atas kasur. "Lu sendiri lagi ngapain?" tanyaku.
["Aku lagi main laptop aja. Sekalian baca komik yang dikasih tunjuk Rui tadi"] jawab Yura ceria.
"Oh. Komik apaan tuh emangnya?" tanyaku penasaran.
["Komik Yaoi"] jawab Yura. ["Ah iya, kalo yaoi Frenia suka nggak??"]
"Yaoi? Apaan tuh?" tanyaku sedikit menaikan alis. Aku sepertinya pernah mendengar istilah itu tapi tidak tau itu apa.
["Oh Frenia nggak tau ya? Itu.. Hubungan sesama jenis cowok sama cowok"] jawab Yura. ["Frenia suka nggak?"] tanyanya lagi penasaran.
"Hah?!" ucapku terkejut. "Ogah. Gua nggak tertarik gituan!" jawabku segera.
["Yah sayang banget"] ucap Yura. ["Padahal entah kenapa aku ngebayangin kalo Frenia cosplay jadi cowok, trus jalan sama Zien. Cocok keliatan jadi kayak pasangan Yaoi"] ujarnya terkikik.
"Apa?!" ucapku terkejut. Untung saja aku tidak sambil minum, kalau iya rasanya pasti aku akan menyembur. "Kenapa lu ngebayangin gitu?" tanyaku terheran.
"Gatau, tiba-tiba kepikiran aja. Haha" ujar Yura dengan nada bercanda. "Soalnya aku kayak ngerasain ada aura-aura cowok juga di Frenia" jawab Yura. "Frenia menurutku soalnya rada tomboy ya kayaknya?"
"Oh" ((Itu karena gua aslinya emang cowok)) jawab batinku. "Ya.. Sebenernya gua emang.." Aku pun terpikir ((Meskipun wujud gua sekarang udah jadi cewek, tapi bukan berarti gua harus jadi cewek feminim juga kan?)) senyum kecilku. Jadi anggap saja.. "Cewek tomboy" jawabku.
["I see. Sudah kuduga dari tingkah dan obrolan Frenia tadi pas kita di resto kalo Frenia itu juga cewek tomboy. Kayak Rizty"] ucap Yura seperti dengan nada senang.
"Ya.. Gua lebih tertarik dengan hal-hal kecowok-an emang dibanding kecewek-an" jawabku. ((Karena gua sebenernya cowok)). "Btw kenapa lu suka bilang gua kayak Rizty?" tanyaku penasaran.
["Karena Rizty tomboy juga"] jawab Yura. ["Dan.. Entah kenapa kurasa kalian juga ada kemiripan. Seperti aku merasakan ada aura.. Cowok asli di kalian"]
"Apa..?!" ujarku sedikit terkejut dengan perkataan Yura. Tapi yang membuatku lebih terkejut dan penasaran lagi.. ((Apa berarti jangan-jangan Rizty juga sama kayak gua..? Jangan-jangan dia..–?!)) pikirku. ((Nggak mungkin kan?!))
["Iya! Sifat kalian menurutku beda sih meskipun sesama tomboy.. Tapi entah kenapa aku ngerasanya begitu"] jawab Yura. ["Entah kenapa aku ngerasa kalo kalian berdua tuh ada aura beneran cowok. Kalo Rizty, mungkin karena aslinya kembar cewek cowok, jadinya ada kesan cowoknya juga?"] pikirnya. ["Kalo Frenia tapi gatau kenapa kayaknya bahkan kesan aura cowoknya lebih kuat dari Rizty meskipun gaya pakaiannya nggak terlalu tomboy"] ujarnya. ["Pasti.. Frenia aslinya tipe cewek maskulin!!"]
"Oalah.." ucapku. ((Yura kayaknya dia orang yang cukup peka.. Tapi juga sekaligus nggak peka secara bersamaan)) pikir batinku sedikit khawatir sekaligus lega secara bersamaan.
["Ah aku kayaknya dipanggil mamaku!"] ujar Yura kemudian. ["Yaudah deh. Aku matiin dulu ya telfonnya"]
"Oh oke deh" jawabku. "Bye Yura" ucapku dengan senyuman tipis.
["Oke. Dahh Freniaa. Jangan lupa save nomorku ya! Love you"] ujar Yura. Ia pun mematikan telfonnya.
Aku sedikit terkejut dengan ucapan terakhir Yura. 'Love you'.. Kata-kata itu seketika membuatku sedikit tersipu. ((Serius tadi Yura bilang 'Love you' ke gua?!)) ujar batinku senang. ((Bentar.. Jangan geer dulu. Mungkin cewek memang suka manggil gitu ke sesama temen ceweknya juga??)) pikirku mencoba positif thinking untuk tidak kepedean. Tapi.. "Love you too, Yura" ujarku pelan ke arah layar telfon setelah melepaskan hpku dari arah telingaku sembari tersenyum senang.
"Ehem" ujar suara tiba-tiba dari arah pintu kamarku. "Sepertinya kau bahagia sekali hari ini" ucapnya.
Aku segera menoleh ke arah pintu. Terlihat Zien sudah berdiri menyender di pinggir pintu yang terbuka sembari melipat kedua tangannya sambil menatap ke arahku yang berada di dalam kamar.
"Zien?!" ujarku terkejut. "Sejak kapan lu disitu?!" tanyaku terheran.
"Sedari kau sedang telfonan" jawabnya memejamkan matanya. "Telfonan dengan siapa? Yura?" tanya Zien sembari berjalan masuk ke dalam kamar.
"Iya" jawabku. "Lu tadi emang abis darimana?" tanyaku menatap Zien.
"Oh" ucapnya datar. "Di rumah aja. Hanya sedang sedikit melakukan beberapa hal" jawab Zien sembari duduk di sebelahku. "Kau tadi mencariku?" tanyanya menoleh menatapku dengan senyuman tipis.
"Iya tadi gua nyariin, soalnya gua ketok pintu kamar lu, lu nya nggak nyaut" jawabku. "Ngelakuin apaan?"
"Ada deh" ucapnya dengan senyuman manis yang mencurigakan. "Mau makan? Aku sudah siapkan makanan tadi di meja makan"
"Oke" jawabku. Aku pun langsung beranjak berdiri dari kasurku. "Sekalian ada beberapa hal yang mau gua omongin dan tanyain sama lu sambil makan"
"Oh. Tentang?" tanya Zien menatapku.
"Event cosplay yang diajakin Yura" jawabku. "Dan juga.. Tentang UKM Pers besok"
To be continued..