Chereads / My Identity Secret Story [MISS] / Chapter 21 - 20. Masuk Ke UKM Pers

Chapter 21 - 20. Masuk Ke UKM Pers

- Chapter 20 -

Esoknya seusai kelas, aku bersama Zien menuju ke ruangan tempat kumpul khusus untuk ukm Pers. Saat memasuki ruangan, terlihat sudah ada beberapa orang yang berada di dalam ruangan tersebut. Ada beberapa yang sedang duduk di bangku seperti di ruang kelas kuliah pada umumnya. Dan juga terdapat tempat duduk sofa panjang bewarna abu gelap agak kehijauan yang memutari sebuah meja panjang bewarna hitam. Disana juga terlihat sudah ada beberapa orang yang sedang duduk disitu.

Seketika aku terkejut ketika melihat salah satu orang yang sudah kukenal duduk di kursi sofa tersebut. Orang itu adalah seorang cewek cantik berhidung mancung, berbadan mungil dengan badan agak tinggi yang membuatnya terlihat langsing. Rambutnya bewarna cokelat di cat ombre keorenan dibagian bawahnya, sehingga membuatnya terlihat semakin agak kebulean. "Loh.. Lourin?!" ucapku reflek ketika melihat orang itu.

"Kau kenal?" tanya Zien melirik ke arahku.

"Iya gua kenal. Dia satu SMA juga sama gua" jawabku. Tentu saja aku mengenalnya. Dia adalah salah satu gebetanku di SMA. Bahkan aku pernah sempat menembaknya, tapi.. Ditolak.

Orang itu menoleh dan menyapa Zien dengan senyuman ramah begitu melihatnya. "Hai Zien. Sini-sini duduk!" ucapnya memanggil ke arah Zien.

Zien dan aku pun duduk di salah satu kursi sofa panjang itu, yaitu di sisi samping kanan dari arah tempat duduk Lourin berada. Ia lalu menoleh ke arahku. "Hm siapa dia?" tanyanya menunjuk ke arahku.

"Dia calon anggota baru di ukm ini" jawab Zien. "Kenalkan, namanya Frenia" ujarnya mengenalkanku pada Lourin, beserta ke anggota lainnya di sekitarnya yang juga sedang duduk di kursi sofa tersebut.

"Oh ya? Kenalkan, aku Lourin" ucap Lourin yang tersenyum memperkenalkan dirinya. "Semoga betah ya di ukm ini" senyumnya ramah.

((Oke. Berarti emang beneran nggak salah lagi dia Lourin!)) ujar batinku. Aku yang memang sudah tau dan kenal Lourin pun berusaha untuk berpura-pura tidak tau dan seakan belum mengenalnya. "Gua Frenia. Mohon bantuannya" ujarku tersenyum ke arahnya.

"Hey hey. Kenalin aku Syailla!" ujar orang yang duduk di sebelah kanan Lourin dengan senyuman ramah sambil melambaikan tangan kanannya kepadaku. Dia cewek cantik berambut pirang dengan mata kebiruan. Sepertinya orang bule asli.

"Yo. Gue Devan" ujar orang yang duduk di sebelah kiri Lourin dengan cengiran ramah. Dia cowok berwajah ramah, dengan gaya stylish yang agak seperti hiphop. "Selamat bergabung kalo gitu" ucapnya ramah.

"Reno" ujar orang yang kini duduk di sebelah kiriku sambil mengulurkan tangan kanannya untuk menjabat tanganku. Dia seorang cowok berwajah manis yang terlihat maskulin, berkulit putih, hidung mancung, wajah tegas dengan senyuman lembut, rambut dan matanya kecoklatan agak seperti hazel. Juga seperti ada kesan fitur kebulean sekaligus kearabannya.

"Frenia. Salam kenal" ujarku memperkenalkan diri dengan sedikit menganggukan kepala sopan sekilas kepada mereka semua. Dan juga aku membalas jabatan tangan orang yang duduk di sebelah kiriku itu sekilas.

"So, lo mau daftar jadi anggota baru? Boleh, tapi lo entar isi formulir pendaftaran anggota baru dulu ya" ujar orang yang datang menuju ke arah sofa. Ia adalah seorang cewek berkacamata dengan rambut hitam lurus, dan pembawaan kesan muka yang tegas. "Gue Elvira. Wakil ketua ukm Pers. Panggil aja Elvi" ucapnya sambil menyerahkan kertas form pendaftaran kepadaku di atas meja di depan hadapanku.

"Oke" jawabku mengangguk lalu menoleh ke Zien. Zien hanya tersenyum dengan sedikit anggukan ke arahku. "Isinya harus sekarang, atau boleh nanti?" tanyaku kepada wakil ketua itu, Elvi.

"Sekarang boleh. Kalo mau bawa pulang dulu juga gapapa. Tapi pas pertemuan berikutnya jangan lupa serahin form nya" jawab Elvi.

"Oke" ujarku. Aku pun mengambil dan melihat lembaran form data tersebut apasaja yang perlu diisi.

Seketika ada dua orang cewek yang baru masuk ke dalam ruangan. Mereka berdua adalah orang yang sudah ku kenal, yaitu Leia dan Rizty.

"Freniaaaa!! Lo udah disinii??" ujar Leia menyapa agak berteriak semangat sambil menghampiri ke arah sofa tempat dudukku. Sedangkan Rizty hanya melambaikan sebelah tangannya ke arahku sambil tersenyum sembari berjalan mengikuti Leia di samping belakangnya.

"Oh jadi kalian udah pada saling kenal juga?" tanya Lourin ke arah Leia dan Rizty, lalu ia menoleh ke arahku.

"Iya Frenia satu jurusan sama kitaa" ujar Leia ke arah Lourin merujuk pada dirinya dan Rizty yang satu jurusan denganku. Leia pun duduk di sofa yang mengarah berhadapan ke arah Lourin, diikuti dengan Rizty yang duduk di sebelah kirinya. "Ciee duluan kesini biar kesini dateng bareng sama Zien ya??" ujarnya dengan senyuman jail yang agak terkikik kecil ke arahku dan Zien.

"Ya, gua udah janjian sama Zien kesini bareng soalnya. Tadinya sih gua mau nunggu lu sama Rizty dulu juga sekalian" jawabku.

"Gapapa gapapa santai. Biar kalian dateng berdua aja" ujarnya dengan senyuman jail mencurigakan.

"Oke, jadi untuk pemberitaan nanti kita akan bahas tentang apa? Ada berita terbaru yang kalian dapet akhir-akhir ini di sekitar kampus?" tanya Lourin ke para anggota di sekitarnya.

Beberapa anak diam, dan ada juga yang menggeleng. Lalu seorang anak cowok yang duduk di kursi lain yang bukan sofa menjawab "Ada restoran ayam bakar baru di deket kampus tuh!" ujarnya sambil menyandar santai. "Masih baru buka beberapa hari lalu. Enak! Bisa dijadiin berita update kampus kan?" tanyanya sambil menoleh ke arah sofa.

"Hm.. Tapi keknya kureng deh, Fad" ujar salah satu cewek yang duduk di kursi lain juga. "Gak ada kesan 'wah'nya untuk dijadiin artikel berita kampus. Kalo bisa berita kejadian yang ada di dalam kampus yang berkesan gitu" ucapnya. Dia adalah cewek dengan rambut gelombang dan berbadan agak gemuk.

"Itu boleh, tapi jadi side news aja. Maybe untuk sekedar promosi tempat makan baru untuk taruh di mading, or just sekilas info. Right?" ucap orang di sebelah Lourin, Syailla.

"Gue setuju sama Syailla" jawab Lourin. "Tapi untuk berita mingguan di minggu ini, ada yang lebih menarik nggak sih? Yang berkaitan tentang murid kampus?" tanyanya. "Tapi selain berita yang katanya ada rumor orang ilang itu. Soalnya berita itu juga masih belum jelas kan penyebab kejadiannya sebelum ada bukti konkrit" jelas Lourin.

Seketika Selina bersama seorang temannya masuk ke dalam ruangan. "Hello guyssss!!" sapanya ramah dan heboh ke para orang yang ada di dalam ruangan. Selina lalu langsung melihat ke arahku yang sedang duduk di sofa. "Loh Frenfren? Lo kok ada disini? Emang lo ikut ukm ini ya?" tanyanya seperti terheran sembari berjalan mendekat. Ia lalu menoleh ke Zien. "Oh hai! Hallo Zien!! Jadi lo ajak pacar lo kesini juga?" tanyanya ke Zien.

"Iya. Mulai sekarang dia juga akan ikut ukm Pers" jawab Zien menatap Selina.

"Ooh.. Okey okey. Pantesan aja" ujar Selina manggut-manggut. Ia pun segera duduk di kursi sofa yang berhadapan denganku dan Zien, beserta Reno. "Sini-sini Fi, duduk sebelah gue" ujarnya ke temannya itu. Seorang cewek dengan rambut balayage pink. Orang itu pun duduk di sebelah Selina.

"Oh ya, ngomong-ngomong soal berita mahasiswi yang ilang itu, apa udah ada kabar?" tanya Leia ke arah yang lain.

Lourin menggeleng. "Setau gue belum. So, untuk saat ini masih dalam pencarian. Jadi cuma bisa kita pajang infonya aja sebagai 'Dicari' atau 'Wanted' di mading, tapi kita nggak bisa sembarang nulis asumsi berita kampus tentang hal itu tanpa ada bukti. Ya semoga aja orangnya nggak sampe mati" jawabnya ke arah Leia.

"Oh kalian lagi ngebahas yang mahasiswi ilang itu ya?" tanya Selina ke arah kami yang duduk di sofa. "Itu bukannya katanya dia ilangnya pas lagi pergi jalan barengan sama temen-temennya dia kan?"

"Iya" jawab Elvi yang kemudian duduk di sofa sebelah Selina. "Gue kenal orangnya. Kami satu jurusan, tapi beda angkatan. Awalnya gue juga nggak ngeh kalo dia ilang. Tapi gue denger info dari temen-temennya, dia hilang dan belum ditemuin ataupun balik-balik ke rumah sampe sekarang ini. Jadi dia emang belum pernah masuk pas di semester ini"

"Nama orangnya yang ilang itu siapa?" tanya Leia penasaran menatap Elvi. "Oh ya? Berarti orang itu dari jurusan hukum juga?"

"Namanya Arefa Zulfaliya Putri. Biasa dipanggil Refa. Anak Fakultas Hukum. Jurusan Hukum Perbankan. Satu jurusan sama gue" jawab Elvi.

"Lo nggak coba tanyain atau intrograsi ke temen-temennya itu Vi? Mereka adek kelas lo kan?" tanya Selina menoleh ke arah Elvi.

Elvi menghela nafas. "Gue udah sempet nanya salah satu temennya yang katanya sempet pergi bareng dia, tapi dia kayak kurang tau juga" ucapnya. "Katanya kemungkinan hilang di hutan pas lagi liburan"

"Kemungkinan? Berarti masih ada sesuatu yang bisa aja sebenarnya ditutupi karena jawabannya nggak pasti, cuma mengira-ngira" ucap Rizty. "Bisa aja sebenernya dia tau sesuatu juga kan dibalik itu? Atau lo nggak coba tanya sama temen dia yang lainnya lagi?" tanya Rizty curiga.

"Aku setuju dengan Riztya" jawab Zien mengangguk.

Rizty menoleh ke arah Zien, sepertinya dia sedikit terkejut Zien menyetujuinya. Begitu pula dengan Leia dan yang lain yang juga ikut menoleh ke arah Zien.

"Gue juga sebenernya ikut waktu kami pergi sama-sama liburan ke villa di puncak" ucap Reno. "Tapi gue gak terlalu deket sama dia. Toh lokasi cowok dan cewek juga terpisah. Jadi gue juga cuma denger kabar kalo dia ilang dan belum balik ke villa sebelum pulang. Setelah itu kami lanjut pulang"

Kami pun kini beralih menoleh dan menatap ke arah Reno. "Berarti lu juga ikut No ke lokasi kejadian?!" tanya Devan terkejut. "Oh iya! Lu juga fakultas hukum ya? Trus berarti lu tau dong kejadiannya?"

"Iya, satu fakultas, tapi beda jurusan. Gue tau, tapi gue juga gatau detail kejadiannya, karena gue gak deket sama anaknya" jelas Reno. "Yang gue tau cuma yang jelas dia jalan barengan sama rombongan cewek-cewek. Trus abis itu gatau lagi. Setelah itu udah denger kabar dia pergi ngilang dan nggak ditemuin"

"Jadi ada kemungkinan besar, tersangka dari hilangnya orang itu bisa jadi pelakunya cewek dan diantara temen-temennya itu yang bareng dia?" pikir sekaligus tanya Leia. "Lo inget nggak yang barengan sama dia waktu itu siapa aja?" tanyanya menatap Reno.

"Entah. Mungkin aja begitu?" jawab Reno mengedikkan bahu. "Gak terlalu inget, karena gue gak liat dia bareng sama siapa aja. Tapi diantaranya yang gue inget ada ikut sih.. Lena, Siska, Amel itu mereka satu jurusan sama dia. Trus ada Vega dari jurusan Sastra Inggris, Intan jurusan Desain Interior, dan kayaknya ada dua orang lagi tapi gue lupa nama dan jurusannya" ucap Reno mencoba mengingat.

"Kalo yang cowok ada siapa aja?" tanya Leia penasaran.

"Hmm.. Gue, Didit, Yogi, Bimo. Trus Angga dari jurusan Tekhnik Mesin, pacarnya si Siska. Sama Yovan anak Fakultas Kedokteran, pacarnya Amel" jelas Reno mengingat. "Seinget gua cuma itu sih. Kayaknya"

"Kalian pergi dalam rangka apa?" tanya Zien menatap Reno.

"Acara ulangtahun Amel sekaligus liburan sih rame-rame" jawab Reno. "Gue satu SMA dulu sama Amel, dan gue deket sama Didit dan suka ikut nongkrong juga sama rombongan mereka, jadi gue juga diajak sama mereka"

"Jadi berarti lo tau tentang kejadiannya di lokasi kan?" tanya Elvi menatap Reno. "Kalo lo tau kejadiannya, harusnya lo mending tulisin detail moment kejadian pas lo liburan kesana" tegasnya. "Siapatau ada bahan yang bisa dijadiin berita bahkan jadi clue soal hilangnya orang itu!"

Lourin dan yang lainnya mengangguk setuju. "Harusnya kalo lo ternyata tau soal moment kejadiannya, itu bisa dijadiin sumber bahan pemberitaan juga, Ren" ucap Lourin.

"Haah" ucap Reno menghela nafas malas. "Bisa sih. Tapi gue bingung juga kalo untuk buat nulisinnya. Apalagi gue cuma sekedar ikut liburan doang, gatau detail kejadian kalo soal yang hilang itu. Nanti dah gue coba tulisin yang gue inget" ujarnya menyenderkan badannya ke sofa.

Leia kemudian menoleh ke Rizty. Rizty hanya mengangguk sejenak. Kemudian Leia kembali menatap Reno. "Reno. Boleh liat tangan lo sebentar?"

"Kenapa?" tanya Reno heran. "Lo curiga sama gue dan mau baca gue jujur atau enggak?"

Leia mengangguk. "Boleh kan?" tanya Leia menatap Reno.

"Oh iya Leia kan bisa baca masalalu orang kan ya? Coba liat gih Le!" ucap Selina yang penasaran ke arah Leia.

"Itu beneran Leia bisa baca masalalu?" tanya temannya yang duduk di sebelah Selina.

"Katanya sih gitu, tapi gue juga belum pernah coba dibaca sih, jadi gatau deh bener bisa atau enggak" jawab Selina ke temannya itu. "Coba Le. Gue juga penasaran" ujarnya ke Leia kembali.

"Ya.. Gitulah" jawab Leia seperti ragu. "Tapi bukan berarti gue bisa ngebaca setiap kejadian di masa lalu" jelasnya ke Selina.

"Terserah. Yang jelas gue jujur gatau apa-apa soal kejadian ilangnya orang itu" ucap Reno santai sambil menjulurkan telapak tangan kanannya kepada Leia.

Leia pun memegang telapak tangan Reno lalu memejamkan kedua matanya untuk melihat masalalu kejadian saat Reno pergi ke lokasi kejadian. Beberapa orang pun menatap penasaran ke arah Reno dan Leia.

Kulihat reaksi orang-orang yang ada di dalam ruangan seperti ada yang memang sudah tau dari sebelumnya tentang kemampauan Leia. Ada yang seperti tidak atau belum percaya. Ada juga yang seperti cuek saja, tidak peduli, dan sibuk dengan urusannya masing-masing. Dan ada juga yang seperti penasaran dengan kebenaran kemampuan Leia.

Beberapa menit kemudian setelah itu, Leia melepaskan genggaman tanganya dari telapak tangan kanan Reno. Lalu Leia menggelengkan kepala pelan.

"Apa yang lo liat Le?" tanya Selina penasaran menatap Leia. Begitupula beberapa anak lainnya termasuk aku yang juga penasaran ingin tau.

"Reno jujur" ucap Leia. "Dia ada di lokasi tapi nggak terikat sama kejadian"

"Tuh kan, udah gue bilang" ucap Reno santai. "Tapi, apa aja yang lo liat, Leia?" tanya Reno pun juga jadi penasaran.

"Ada beberapa hal. Tapi memang kebanyakan hanya moment sedang senang-senang pas liburan. Reno kebanyakan ngumpul barengan sama temen cowok yang lain. Jarang ngumpul sama yang cewek" jelas Leia. "Dan gue juga sempat liat pas kalian sedang mabok-mabokan miras" ucapnya menatap Reno.

"Nah ka–... Lo berarti juga liat pas moment Yogi mabok trus muntah di celana gue?" tanya Reno terkejut penasaran menatap Leia.

"Iya gue sempet ngeliat ada yang mabok dan muntah di celana lo itu sekilas" jawab Leia.

"Lo.. Nggak liat moment pas gue ganti celana kan?! Atau bahkan.. Lo ngeliat pas gue mandi??" tanya Reno penasaran.

"Nggaakk!! Gue skip kalo soal bagian penglihatan hal-hal itu!" ucap Leia.

"Ngeliat masa lalu emang bisa di-skip juga?" tanyaku penasaran ke Leia. Sedari tadi aku hanya bisa diam menyimak pembahasan mereka.

"Bisa" ujar Leia menoleh ke arahku. "Jadi terkadang kemampuan masih bisa dikontrol untuk milih liat kejadian yang mau dilihat atau enggak, dan kejadian moment apa aja yang mau dan perlu untuk diliat. Jadi nggak semua hal di masa lalu keliat. Apalagi kalo dengan sengaja melihat ke masa lalu, karena bakal cape juga energinya kalo liat semuanya. Yah.. Walaupun ada juga yang kadang nggak sengaja keliat dan nggak bisa diskip. Apalagi kalo hal yang ngeliatnya nggak sengaja terlihat" jelas Leia. "Tapi kalo nggak sengaja ngeliat masalalu, kayak misalnya nggak sengaja bersentuhan dan keliat masalalunya, belum tentu bisa dikontrol karena liatnya secara spontan nggak disengaja. Itupun yang terlihat momentnya bisa random karena emang nggak disengaja tujuan melihat masalalunya yang mana"

"Oohh.." ujarku. ((Sebenernya gua sempat mikir.. Kenapa Leia bisa ngeliat masa lalu gua waktu moment kecelakaan gua, tapi dia kayak gak liat atau gak tau moment setelah itu kalo gua barengan sama Zien..? Sekarang gua kayaknya ngerti kenapa)) pikirku. ((Jadi pas dia liat moment gua kecelakaan, itu secara nggak disengaja pas nyentuh tangan gua. Karena itu, jadi waktu dia pegang tangan gua, dia emang sengaja ngontrol untuk ingin ngeliat masalalu gua pas moment saat gua terjadinya kecelakaan itu. Tapi jadinya dia nggak ngeliat moment yang setelah itu juga? Oke gua paham sekarang))

"Ngomong-ngomong temen orang itu yang lo tanyain itu siapa orangnya?" tanya Rizty menatap Elvi.

"Lena" jawab Elvi. "Dia juga dulu sempat ikut ukm Pers. Tapi dia keluar, dan sekarang ikut ukm Japan"

To be continued..