Chereads / Transmigrasi ll 2 Jiwa dalam 1 Raga / Chapter 15 - Chapter 15. Calon?

Chapter 15 - Chapter 15. Calon?

"Sorry, Na. Gue nggak sengaja. Masih perih?"

Athena tersenyum dan menggeleng, "Nggak papa. Bukan salah Lo."

Wajah Abel mendadak kesal. "Cewek tadi bikin gue jijik aja. Segala pake acara nangis. Rasanya pengen gue gampar."

Athena setuju dengan Abel. Abel yang merasa kerongkongannya kering karena terlalu banyak ngoceh itu langsung meminta izin untuk meminum air mineral milik Athena. Athena iyain aja.

"Res. Gue mau nyoba bully Nasya, boleh?"

Ares mengerutkan keningnya, "Kenapa harus izin sama gue?"

"Kan lo calon pacar gue."

Liam yang lagi duduk santai itu double terkejut dikala air menyembur ke wajahnya. Ya, Abel lah pelakunya.

Sedangkan Ares menutup wajahnya dengan bantal. Entah kenapa, hatinya merasa senang dengan pengakuan Athena barusan.

"Jorok Bel!"

"Sorry, gue kaget." Kata Abel menyodorkan tisu.

Tiba-tiba, ruangan itu terbuka dan nampaklah 5 laki-laki tampan dan 1 gadis yang sedang menatap Athena dengan tatapan berbeda-beda.

"Eh ada bitch. Ups, kecoplosan." Kata Atlas.

Athena berdecak kesal. Mereka maunya apa sih?

"Siapa yang lo bilang bitch, hah?! Cewek di sebelah bos lo itu?" kesal Abel. Ditambah lagi, ia harus kembali melihat wajah menjijikan gadis di kantin tadi. Siapa lagi jika bukan Nasya.

Theo menghiraukan perdebatan Abel dan Atlas. Laki-laki itu menyodorkan layar handphone ke arah Athena dengan tatapan yang sulit diartikan. Namun, Alea tau jika Theo sedang kecewa.

"Jelasin."

"Gue kira, lo belakangan ini nggak nyamperin kita karena udah berubah. Eh, ternyata masih sama aja." Sahut Kei sinis.

Chilo langsung memukul kepala Kei dengan tidak berperasaannya. "Nggak usah ikut nimbrung. Dengerin penjelasan Athena dulu." Kata Chilo datar.

Athena mengangguk-angguk. "Kejadiannya kapan?"

Theo menatap Athena tajam. "Kemarin."

"Oh, kemarin."

Athena mengambil alih handphone milik Theo dan menzoom di bagian jam dinding.

"Jam 6 sore, ya? Hem, jam 6 sore gue kemarin ngapain ya?" kata Athena pura-pura tidak tahu.

Athena nampak santai. Sedangkan Abel dan Liam berfikir keras. Kapan Athena melakukan hal seperti di foto itu? Perasaan, kemarin Athena sampai jam 7 malam bersama mereka.

"Nggak usah sok polos deh lo!" desis Bara.

Athena mengembalikan handphone Theo dan menatap Liam dan Abel yang sedari tadi mengerutkan keningnya.

"Perasaan, kemarin Athena dari jam 10 pagi sampai jam 7 malam di apart Ares sama gue dan Abel." Kata Liam tidak percaya dengan foto itu.

Ares mengangguk santai. "Percaya banget sama foto kek gituan. Emang lo pada ada bukti lain?"

Mereka terdiam. Athena bersorak dalam hati karena ia tidak perlu membela diri lebih jauh lagi. Ares dan Liam emang the best!

"Ngaku aja deh lo!" sentak Atlas.

Abel mendorong Atlas hingga laki-laki itu termundur 2 langkah. Gadis itu kesal dengan Atlas yang memiliki mulut seperti perempuan.

"Nggak usah teriak. Mulut lo bau bangke." Kesal Abel.

Atlas hendak maju dan membalas perkataan Abel, namun kerah belakangnya di tarik oleh Chilo.

"Lo bacot." Dingin Chilo sambil menyeret Atlas keluar UKS. Atlas memberontak, namun tidak di pedulikan oleh Chilo.

"Kak, maaf ya. Gara-gara aku, air tadi tumpah ke kakak. Maaf kak, aku nggak sengaja." Kata Nasya kembali menangis. Athena mendadak kesal. Tidak di apa-apain malah nangis.

"Iya! Udah sana, keluar. Muka lo nggak enak di pandang." Kesal Athena.

"Athena! Ngomongnya baik-baik dong. Nasya emang bener ngerasa bersalah sama lo!" bentak Theo.

"Apa? Gue respon dia baik pun belum tentu respon lo juga baik. Biasanya Lo bakal ngomong gini, "Sok baik." Terus gue harus gimana? Serba salah, heran gue." Kesal Athena langsung menyenderkan kepalanya di bahu Ares. Tubuh Ares mematung.

Theo terdiam. Bara menepuk pundak Theo. "Kita pergi aja." Setelah mengucapkan itu, Bara keluar dari UKS.

Theo mendengus dan pergi dari sana dengan Nasya di dekapannya. Abel menatap mereka hingga hilang dari pandangan.

"Aneh banget. Ya Nggak, Na." Kata Abel mengalihkan tatapannya ke arah Athena.

Namun, yang ia temukan malah Athena yang sedang nyender di bahu Ares dengan mata yang terpejam. Ares terlihat melambaikan tangannya di depan wajah Athena.

"Lah tidur. Kampret emang."

"Neng Abel mau nyender juga? Bahu babang Liam kosong kok neng."

Abel bergidik ngeri, "Nanti gue jadi samsak pacar-pacar lo lagi."

"Nggak papa kok. Gue siap melindungi calon bini gue." Goda Liam mengedipkan sebelah matanya.

"Jinjay!"

Liam terkekeh dan kembali memainkan handphonenya. Ares juga sedang memainkan ponselnya sembari menyimak perdebatan singkat kedua temannya.

Abel memainkan handphone dengan beberapa helai rambut menutupi wajahnya yang memerah.

"Iya Liam, gue mau! Tapi malu taik."

==============♧=============