Athena baru saja sampai di rumah dengan kondisi basah kuyup. Sebelum menerobos hujan tadi, Athena sudah terlebih dahulu mengembalikan seragam Ares. Ares juga sudah pulang setelah menolak ajakan Athena yang menyuruhnya mampir untuk sekedar berteduh.
Bi Indah dengan sigap membawakan Athena handuk putih polos. Athena berterimakasih dan pamit untuk ke kamarnya.
Pada saat melewati ruang keluarga, perkataan sinis dari sang Mama membuat langkah Athena terhenti.
"Jadi gini ya kelakuan kamu selama di tinggal? Keluyuran nggak jelas, dengan teman yang ga baik. Coba kamu contoh Nasya. Dia pintar, nggak banyak tingkah, membuat bangga lagi. Nggak kayak kamu, bodoh!"
Athena melirik Mamah Athena—Feby dengan malas dan mengangguk singkat. Lalu setelahnya, ia ingin beranjak pergi dari sana.
"Athena!" panggil Theo terlihat sedikit emosi.
Athena berbalik, "Apa?"
"Kalo mamah ngomong itu jangan di cuekin! Nggak punya adab banget lo."
Athena menatap Theo jengah. "Kan kalian nggak pernah ngajarin anak bodoh ini tentang adab. Dan lagi, kalian itu nggak penting."
Feby emosi. Ia mendekat ke arah Athena. Dan, tangan lentik itu dengan ringannya mendarat di pipi mulus Athena. Athena tertoleh kesamping dan tatapannya berubah datar. Ujung bibir Athena terasa sedikit perih.
"Jaga omongan kamu, ya!"
Athena berdecih sinis dan langsung pergi dari sana dengan tatapan tajam mengarah ke depan. Tanpa mempedulikan panggilan dari Theo dan Feby, ia membanting pintu secara kasar untuk melampiaskan emosinya.
Athena melempar tasnya yang sedikit basah ke atas kasur. Kemudian, ia memasuki kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air shower. Di bawah guyuran air, Athena terkekeh sinis mengingat ucapan Feby.
"Mari kita buktikan, siapa yang bodoh."
•°•°•°
Athena terbangun karena bunyi bel yang melengking. Gadis manis itu menatap bangku sebelahnya yang kosong. Ares tidak masuk?
Guru matematika wajib memasuki kelas mereka dan mulai menjelaskan materi di depan sana. Sedangkan Athena malah sibuk mengotak-atik handphonenya di bawah laci. Toh, ia sudah pintar.
Athena : P
: Res
: Aresssss
Ares : Knp Na? Ini jam pelajaran oi! Belajar yang bener sana. Entar lo dimarahin guru lagi
Athena : Lo kok nggak masuk?
: Gue udah pintar, nggak perlu belajar lagi.
"Ehm!"
Jantung Athena serasa menghantam tulang rusuk. Athena menatap guru matematika wajib yang sedang berdiri di sebelahnya dengan tangan yang memegang spidol.
"Kenapa ya Bu?"
"Kenapa-kenapa! Kamu tau kesalahan kamu?"
Athena mengangguk, "Tau Bu."
"Kalau tau, kenapa kamu memainkan handphone di jam pelajaran?"
"Karena saya punya hp bu."
Teman sekelasnya menahan tawa mendengar jawaban Athena yang tidak terduga.
"Sini handphone-nya!" kata Bu Ella—guru matematika wajib menadahkan tangannya.
"Ibu kayak preman yang lagi minta duit."
Bu Ella melebarkan matanya.
"Iya Bu. Ampun Bu." Kata Athena cepat.
Ella memijit pelipisnya pelan sembari tangannya yang memegang spidol tersodor di depan Athena. "Sini handphone kamu. Kalo jam ibu sudah habis, baru boleh di ambil."
Athena dengan pasrah menyerahkan handphonenya yang sudah ia matikan, tanpa keluar dari room chat-nya bersama Ares.
Pada akhirnya, Athena hanya melamun sepanjang pelajaran. Ia sudah mengerjakan tugas yang diberikan dengan cepat dan tepat. Athena sangat bosan. Tidak ada yang bisa ia ajak mengobrol.
Setelah sekian lama menunggu, akhirnya bel istirahat berbunyi. Athena dengan ogah-ogahan berdiri dari duduknya dan mengambil handphone-nya yang tadi sempat di sita.
Gadis itu membuka sandi handphonenya dan langsung di suguhkan chat Ares.
Ares : Gue lagi sakit
2 pesan belum dibaca
Ares : Na? Ketahuan guru ya lo?
Athena berjalan gontai menuju kantin sembari menatap ponselnya. Athena merasa malas untuk ke kantin, namun perutnya sedari tadi sudah memberontak minta diisi.
Athena : Kok tau? Lo sakit?
: Pasti karena hujan-hujanan kemaren kan? Udah makan? Udah minum obat?
Ares : Soalnya lo langsung off sih
: Iya, udah Na
Athena : Gws
: Ga wafat sekalian
: Ntar gue dapat nasi kotak, Makan gratis
Ares : Jahat banget lo, Na
Athena : Mana sini? Share lokasi rumah lo, Gue mau jenguk
Ares : [Share lokasi]
: Jangan lupa bawa makanan
Athena : Sip! Apa pun buat lo
Bruk
"Aduh. Kok ada tembok?" gumam Athena
Namun, sejak kapan tembok pakai sepatu? Athena mengangkat kepalanya dan menatap laki-laki didepannya.
"Sorry, nggak sengaja."
Athena langsung menyingkir dan ingin cepat-cepat pergi dari sana. Namun, laki-laki didepannya malah menahan pergelangan tangan mulusnya.
"Pulang bareng gue."
"Harus? Ada urusan apa lo sama gue, Bar?"
Ya, dia Bara.
"Gue kasih pilihan.
A. Iya, pulang bareng.
B. Pulang sama Bara.
C. Pulang di antar Bara.
Silahkan di pilih." Kata Bara tanpa menjawab pertanyaan Athena.
Athena cengo. Apa-apaan anak ini.
"Gue pilih D. Pulang sendiri. Bukannya udah gue bilang, ya? Jangan.ganggu.gue." tekan Athena.
Athena ingin pergi. Namun, lagi-lagi Bara menahannya.
"Gue nggak mau tau. Pulang bareng gue!"
"Ck, serah!"
Athena dengan kasar menghempas tangan Bara. Mereka berdua menjadi tontonan, pasalnya mereka berada di pintu masuk kantin.
Gadis itu mendatangi stan penjual bakso dan memesan dua bungkus bakso. Kemudian, setelah pesanannya jadi Athena keluar dari kantin dengan menenteng plastik bakso. Athena kembali ke kelasnya dan mengambil tas.
Kalian pikir Athena akan ikut dengan Bara? Tentu saja tidak! Athena sudah bertekad untuk menjauhi Bara. Gadis itu kali ini berencana membolos.
Athena mengendap-endap menuju pintu belakang. Beberapa murid yang melihat Athena bingung. Sejak kapan Athena berani membolos? Sesering apapun ia di panggil ke ruang BK karena pembullyan, Athena yang dulu tidak pernah membolos.
Athena keluar dengan santai dan berjalan menjauh dari wilayah sekolah. Ojek online yang dipesan Athena akhirnya datang. Athena memasang helm dan duduk di jok motor.
"Udah, pak. Jalan."
===============♤===============