Chereads / Rise of The Heavenly Demon / Chapter 3 - Awal Setelah Akhir dan Akhir Setelah Awal (P1)

Chapter 3 - Awal Setelah Akhir dan Akhir Setelah Awal (P1)

SETELAH 10 TAHUN...

[ Di Tengah Hutan ]

"Aku sudah Lelah melalui Jalan ini!" Anak Kecil (1), "Heehh, Kau kira cuma Kau yang Lelah. Tapi mau bagaimana Lagi, Gara-gara Klan Bangsawan Brengsek itu Kita Malah jadi Bekerja 2x Lipat lebih banyak di banding sebelumnya" Anak Kecil (2).

"Sejak Kapan Kalian di Bayar untuk Mengobrol!!" Pesuruh Keluarga Bangsawan (1), "Bocah-bocah sialan, sudah di beri Pekerjaan Yang Layak tapi malah ga becus, Cuih!" Pesuruh Klan Bangsawan (1).

"Bajingan It–" Anak Kecil (2)

"Berhenti Gun" Anak Kecil (1)

"Jangan Menghentikan ku Shin!, mereka sudah cuman terlalu banyak Omong Kosong aja, padahal cuman Budak Bangsawan!" Han Hougun

"Ssstt, Kecilkan Suara mu Gun, sekalipun dia hanyalah Pesuruh dia tetap bisa menggunakan Otoritas nya untuk menghancurkan Hidup kita" Han Houshin.

Sudah 10 Tahun sejak Kejadian Pembantaian Sekte Azure Dragon, Mok Daegyom di Kenal Sebagai Kriminal Berbahaya di Peringkat Atas dalam Buronan di Beberapa Kota. Dalam Kurun waktu 10 Tahun itu juga mulai terjadi Banyak Hal Mengerikan Sejak Azure Dragon tidak ada, mulai dari Bangsawan yang semakin Mendominasi Perkotaan Bahkan Menjalar ke Kekaisaran. Tentu Saja Kaisar Beladiri (Martial Emperor) Sakh Thorun tidak membiarkan Bangsawan Jahat itu Menyentuh Kekaisaran yang sudah dia Bangun Sendiri, Dia mengaktifkan Dekrit Absolut yang membuat hanya Bangsawan/Warga Sipil yang terbukti Ketidak jahatannya. Kekaisaran Tenma pada Akhirnya Tetap di Ambang Kehancuran, karena Bangsawan yang Tetap Bersikeras Mempengaruhi Inti Kekaisaran dengan Pengaruh Buruk Mereka Mulai Dari Konsumsi Obat-obatan Terlarang, Menyebarkan Kebiasaan Mabuk-mabukan hingga Perbudakkan. Houshin dan Hougun adalah Anak Yatim Piatu sekaligus Saudara Kembar Identik yang lahir di Masa 10 Tahun itu, di Umur mereka yang baru menginjak 9 Tahun mereka sudah melakukan Banyak Pekerjaan Berat seperti Mengangkut Kayu Bakar untuk Rumah Klan Bangsawan, Mengangkut Kotoran Mereka hingga Menjadi Pembersih Baju mereka.

"Akhirnya selesai juga Pekerjaan Hari ini," Shin

"Hey Shin! Ayo main ke Bukit Lagi!" Gun

"Setidaknya Panggil Aku Kakak, sialan, aku ini Lahir lebih dulu dari mu" Shin

"Kita hanya beda beberapa detik, dan kau sebegitu nya ingin ku panggil kakak?" Gun

"Terserah Kau saja, ayo kita Ke Gunung" Shin

"Ayo"

Mereka Berlarian ke Bukit yang sering mereka jadi kan tempat Rahasia mereka, saat berada di Puncak Bukit itu Mereka bisa merasakan Hawa yang Sangat Sejuk bahkan menenangkan Hati Mereka, Itu adalah Salah Satu Alasan Kenapa Mereka Masih Memiliki Hati Yang Kuat walau sudah di Perbudak.

"Tempat ini memang tidak pernah Membosankan" Shin

"Shin, ayo Jelajahi Tempat yang itu, yang Sedikit Gelap itu!" Gun

*Sedikit Gelap kau bilang?, Aku bahkan hampir tak bisa melihat Warna Rumput dan Tanah di sana* Shin

"Kau Yakin? Kau kan Takut Gelap" Shin

"K-, kata siapa?!, Toh Tempat itu bekum pernah di Jelajahi, Ayo" Gun

Gun menarik Tangan Shin dengan Keras dan Mereka Berdua Berlari memasuki Hutan Bersuasana Gelap itu, Setelah Untuk Waktu yang cukup Lama mereka Memasuki Hutan itu mereka Merasa Sedikit Ada Keanehan.

"Gun... Kenapa Hutan ini terasa seperti Tidak ada Ujungnya, ini seperti Hutan Saja, Tanpa Sungai, Tanpa Hewan Bahkan Seperti Tanpa Udara" Shin

"Eh Benar Juga, Tapi... Dimana Jalan Keluar nya?" Gun

"Eh" Shin & Gun.

*Rasanya seperti ada yang Mengint–* Shin

"S-, Shin, ada apa ini?!? Kenapa menjadi Dingin Begini?!" Gun

"Tenanglah, Pasti ini karena Efek Malam Hari saja, Kita di Gubuk saja sudah sering Kedinginan Bukan?, jadi pasti ini hanya Efek Biasa Saja" Shin

"T-, Tapi"

"Kalau Kau sebegitunya, maka kita Cari Jalan Keluar Saja, Ayo" Shin

Shin menarik Pergelangan Tangan Gun sambil Berlari Ke Arah yang sebelumnya mereka Datang, Namun Hasilnya Sama, Rasanya seperti Hutan Tak Berujung.

"Haah, Haah, Haah, kita sudah Berlari sangat Lama tapi tak menemukan sedikitpun Rumput Hijau yang sebelum Masuk ke sini kita lihat" Shin

"Bagaimana ini Shin?, Kita seharusnya tak Masuk Ke sini!" Gun

"Tenanglah Sialan, Masih ada Aku bersama mu, Aku ini kan kakak mu" Shin Dengan Pose Sok Keren nya.

"Kau... bicara apa sih" Gun

"Ayo lanjut jalan" Shin

"Fumu"

Setelah Memakan Waktu yang Lumayan Lama, Mereka Menemukan Gua Kecil yang cukup untuk Mereka Berdua.

"Kurasa Kita akan Tidur di sini dulu, kita lanjutkan Perjalanannya Setelah Bangun, Oke?" Shin

"Ah iya, Baiklah Shin" Shin

Mereka menghabiskan Malam tidur bersama, Mereka sudah terbiasa tidur di Alas yang Keras seperti Tanah dan Batu. Baru beberapa Jam mereka Beristirahat, mereka di bangunkan oleh Getaran sekaligus Suara yang Kuat.

Greekkk, Grekkkk, Grukkhh

"S–, Shin S-suara apa itu?!" Gun

"Kenapa bertanya pada ku, kau kira aku Pemilik Hutan ini?" Shin

"Kau masih sempat Bercanda" Gun

Suara Itu semakin Mendekat dan Membesar, Mereka Bangun dari Posisi Duduk Mereka dan Mengintip Keluar Goa dan Melihat...

Puluhan Manusia Namun Bertanduk dan Bertubuh Sangat Kurus, Shin berpikir Anehnya Kenapa Monster Sebanyak ini kenapa para Pejuang Murim tidak ada yang menyadari Kawanan seperti ini.

"Shin ayo kita Pergi dari sini!" Gun

"Heeeh, bodo, bagaimana cara kita menembus kawanan seperti itu" Shin

Shrekkk, Kriik Ekhhh

"Suara Apa itu?" Shin & Gun

Mereka Kembali Melihat Ke Luar, dan Melihat Kejadian Yang Tidak Seharusnya Mereka Lihat.

"S-, Shin M-Mereka menyeret Manusia!" Gun

"Hakh, Ahk Hih"

Shin teringat dengan Dirinya yang sendirian masih sadar terjadi Pembantaian di Desa nya, Gun sudah Pingsan Karena sempat Terhantam Pilar Rumah, sedangkan Shin Membawa Gun kembali pulang. Disana dia melihat, Orang Tua Terbunuh Dengan Brutal oleh Para Prajurit-prajurit tak di Kenal. Saat Prajurit-prajurit itu pergi Shin Jalan Ke Arah Orang Tuanya.

[ 3 Tahun Lalu ]

"Ayah.....

"Ibu.....

"S-shin, " Han Dokgu (Ayah Shin) & Han Solhua (Ibu Shin)

"Ayah Ibu bertahanlah aku akan Menutuo Luka Kalian!" Shin

"Ha hah, tidak perlu, Kami berdua tidak akan Selamat pada Akhirnya" Dokgu

"Benar Nak, Pergilah, Bawa Adikmu Gun pergi dari sini" Solhua

Kiki, Hiks, Yiks

"Tidak apa-apa Shin, Semua nya akan Baik-baik saja" Dokgo & Solhua

Shin pun Berlari Membawa Gun masuk ke dalam Hutan sambil tersedu-sedu, Menggendong Gun di Punggungnya meninggalkan Desa nya yang sudah di Lahap oleh si Merah.

[ Masa Sekarang ]

"Kita Harus Bagaimana Shin" Gun

"Aku... tidak tahu" Shin

"Tunggu, aku melihat Cahaya Kecik di celah bebatuan itu" Shin

"Maka kita Pergi ke situ" Gun Berlari

"Tunggu Aku!" Shin

Sesampainya mereka di Ujung Goa Tersebut, mereka melihat Seorang Manusia.. tidak.. Mayat Manusia yang mengenakan Pakaian seragam Sebuah Sekte Yang tak Mereka Kenal. Tubuh itu di kelilingi oleh Energi Berwarna Ungu yang Cukup Cerah Hingga Memvisualisasikan Cahaya Di Antara Bebatuan.

"Apa itu Manusia" Gun gemetaran

"Kurasa ini semacam Master Bela beladiri Kuno" Shin Gemetaran

"Apa Kalian Menginginkan Kekuatan"

"Eh, Suara dari Mana itu" Shin & Gun

"Kemari, Dekat Tubuhku Anak Kecil"

"A-, Anda yang berbicara Tuan Mayat" Gun

"Ubah Panggilan mu bocah"

"Jadi Anda Ingin Menawarkan Kekuatan Anda?" Shin

"Iya bisa di bilang begitu"

"Namun Risiko nya besar, Sudah ada beberapa orang yang terbunuh karena Menginginkan Kekuatan ini" apa kalian siap Mati demi Kekuatan ini"

"Mati?"

"Sebab Klan-klan Bangsawan Busuk itu, Kami sudah Lama Mati!" Shin & Gun

"Maka Aku Perkenalkan diriku, Namaku Mok Daegyom, Aku adalah Seorang Master Beladiri yang dulu nya Mengikuti Jalan Ortodoks" Daegyom

"Dulunya?"

"Benar, Sebelum Kejadian 10 Tahun Lalu..."

"Maksud anda Insiden Pembantaian Itu?"

"Iya, Pelaku Dari Tewas nya sebagian Penyihir Sekte White Witch adalah Aku"

"Wah, Berarti sebelum anda Belok Arah sekalipun anda Memang Kuat yaa" Shin & Gun

"Tentu saja Bocah, Begini-begini aku tetaplah Andalan Sekte Azure Dragon"

"Tapi Paman Kenapa Kau memiliki Aura Semengerikan ini?" Shin

"Aku... Tersesat, Setelah kabur dari Insiden itu aku Kembali Ke hutan untuk Bermeditasi demi Menenangkan Kepala ku, Namun yang Terjadi Malah Sebaliknya, Dantian ku Terkorupsi. Kebencian, Amarah, Dendam, Rasa Sakit, Rasa Sedih, Darah, Luka dan Kematian Mengalir Cepat Ke dalam Kepala Dan Dantian ku. Membuat Qi ku yang tadi nya Bercahaya Biru Layaknya Laut Samudera, Menjadi Hitam Keunguan Layaknya Raja Iblis" Daegyom

"Wah"

"Tapi aku tak sepenuhnya Hancur, Aku masih menyisakan sebagian Kecil Akal Sehat ku untuk Mempertahankan Kesadaranku agar diriku yang menjadi Iblis ini Mengamuk Ke Luat Wilayah Hutan ini, jadi agar Sisa Kesadaranku tidak kembali Di Tekat Oleh Energi itu, aku Menyebarkan Energi ku sendiri ke Penjuru Hutan"

"Ah, jadi itu kenapa Bagian Hutan yang Kami masuki sangatlah Gelap, seperti Hampir Tidak ada Cahaya Sama Sekali dan Sangat Dingin"

"Iya, Namun Untuk Kalian Berdua aku yakin kalian bisa Menanggung Kekuatan ku, maka aku takkan berbohong lagi, setelah Kalian menyerap Sepenuhnya Dantian ku kalian akan Mengalami Mutasi"

"Maksudmu akan ada efek samping yang kami rasakan?!" Gun

"Iya, mungkin itulah Harga yang harus kalian Bayar"

"Mutasi Seperti Apa?" Shin

Glekk

"Kalian akan Menjadi Satu"

"Hah"

"Kalian akan menjadi Satu Kesadaran, Entah siapa salah satu dari kalian yang akan Mendominasi, Namun Kesadaran, Tubuh, Jiwa serta Perasaan Kalian Akan Menjadi Satu, Seolah-olah kalian memang satu sedari awal" Daegyom

"Kalian Bicarakan saja dulu berdua, aku tidak sebegitunya memaksa" Daegyom

Shin dan Gun berdiskusi soal Efek Sampingnya, tidak butuh waktu lama mereka menemukan Jawaban mereka.

"Kami Setuju" Shin & Gun

"Kalian... Serius.."

"IYA"

"Ku beri tahu saja, Kemungkinan Keberhasilan Kalian Menyerap Kekuatan ku sepenuhnya memang diatas 50% tapi masih ada Kemungkinan Kalian Gagal dan Tewas apakah kalian masih ingin lanjut?"

"IYA!"

*mereka sepertinya sudah Menetapkan Hati Mereka, Sebelumnya beberapa orang yang mencoba masuk ke Hutan ini sudah langsung Terbunuh karena Makhluk-makhluk yang tercipta dari Aura ku, itu berarti mereka gagal, Itu saja. Namun Dua anak ini berhasil selamat bahkan menemukan ku di hari Ke 2

*Grinn (senyum kecil)

"Aku doakan kalian