Chereads / Wolfie Hunter / Chapter 22 - Eps. 22 Akhir Dari Duel

Chapter 22 - Eps. 22 Akhir Dari Duel

Di saat Eloise merasa kesal satu buruannya kabur, para pria yang mengejarnya tadi kembali terbeng-bengong melihatnya.

Mereka benar-benar heran. Sebagai lelaki saja mereka kesulitan untuk membinasakan ataupun menjatuhkan satu ekor serigala saja, tapi dengan mudahnya seorang gadis pendiam dan lembut seperti Eloise bisa menjatuhkan binatang berbulu perak itu dengan mudah.

"Eloise, bagaimana bisa kau melakukan ini? Kau benar-benar luar biasa." puji salah satu pria.

Eloise hanya tersenyum saja meresponnya.

Di waktu yang sama, warga lain masih menghadapi 5 ekor serigala dan belum ada satupun dari binatang buas itu yang tumbang.

"Akh! Tolong!" pekik seorang pria kesakitan.

Seekor serigala nampak menggigit bahu pria tadi. Rasanya seperti menjadi santapan binatang liar saja.

"Gawat, terlena satu detik saja serigala itu sudah berbuat macam-macam," pekik Eloise yang perhatiannya teralih dan baru menyadari duel melawan serigala ini belumlah selesai.

Ia pun segera berlari dengan cepat menuju ke warga yang masih dikepung oleh binatang bergigi taring tajam tersebut.

"Tolong!" teriak pria lain yang minta diselamatkan saat satu ekor serigala menggigit tangannya.

"Hei, lawanmu adalah aku!" hardik Eloise begitu tiba di sana.

Ia bahkan segera menarik satu ekor serigala yang menggigit bahu seorang pria.

"Terima kasih." ucap seorang pria, benar-benar merasa lega.

Karena bahunya nyaris putus saja jika saja tak ada yang menyelamatkan dirinya.

Bugh! Suara seekor serigala yang terlempar jauh dan membentur tanah dengan keras.

"Jika kalian punya pisau atau benda tajam semacam itu potong lehernya! Jika kepala itu masih menempel dengan tubuhnya maka dia akan hidup kembali." tutur Eloise, menerangkan.

Aaumm! Seekor serigala

mengaum, bagaimana bisa gadis itu mengetahui kelemahannya.

"Apa?!" timpal Seorang warga tak percaya dengan penuturan Eloise.

"Cepat! Sebelum dia boleh dari lukanya dan kembali menyerang." desaknya, menatap segala yang ia lempar tadi dan terkena ujung batang kayu yang tajam dan merobek bagian perutnya.

Tak ada waktu lama untuk berpikir. Karena empat serigala lainnya segera datang, mengepung mereka kembali.

"Ayo, cepat kita atasi dia." ucap salah satu warga pada akhirnya, memilih untuk segera bertindak.

Seorang pria yang membawa pisau dan tersarung di pinggang bagian kiri segera mengeluarkannya.

Ia berlari dengan cepat saat melihat serigala tersebut mulai memulihkan diri.

Shat! Ia pun segera menancapkan pisaunya pada bagian leher dan menggoroknya dengan cepat, hingga kepala segala tadi menggelinding.

Warga lain yang melihatnya tampak bergidik ngeri, tapi tak bisa berbuat banyak.

"Kalian semua lebih baik minggir." titah Eloise, saat emapat serigala sudah ada di depannya.

Ia tak mau ada warga yang sampai menjadi korban kebiadaban binatang liar tersebut.

"Aku pinjam pisau atau sejenisnya untuk melawan mereka."

Para warga yang membawa pisau dan alat tajam lainnya segera menyerahkannya pada Eloise.

"Tolong kembalilah dengan selamat pada kami." seorang warga menyuarakan harapannya.

Eloise menganggukkan kepala dengan mantab. Lalu para warga pun segera menjauh setelah menyerahkan kepercayaan padanya.

Kini Eloise membawa 6 pisau. Ia menyelipkan masing-masing tiga pisau pada jemari tangan kiri dan tidak pisau pada jemari tangan kanan.

"Maju kalian secara beramai-ramai untuk mempermudahku membasmi kalian!" hentaknya, dengan tatapan tajam yang menusuk.

Mata yang dipenuhi oleh hawa panas balas dendam.

Swing! Eloise memutar jemari tangannya dan melempar satu per satu pisau tadi dengan cepat saat 4 serigala tadi melompat ke arahnya.

Jleb! Tiga pisau masing-masing ke bagian dada binatang bercakar tajam tersebut.

"Oiik." ringkik tiga binatang berbulu itu yang langsung jatuh menggelepar ke tanah dan kesakitan sekali.

Pisau tadi tempat mengenai bagian jantung mereka.

"Apa ada diantara kalian yang bernama Erlan?" tanyanya langsung pada tiga serigala lainnya.

"Auum!" Serigala kembali melolong meresponnya.

"Bagaimana dia bisa tahu nama Lord, pemimpin kami? Sampai saat ini tak ada satupun orang yang mengetahui identitas Boss." batin salah satu serigala, terkejut.

"Jadi, dia ada tak di sini ya, maka dari itu aku tak ingin bermain-main dengan kalian lagi lebih lama."

Eloise tak mau membuang waktunya lebih lama lagi di sana. Ia ingin mengakhiri semuanya dengan cepat, lalu kembali ke kegiatan awalnya.

Shat!

Jleb!

Eloise kembali melemparkan tiga pisaunya dengan cepat yang juga menanjak pada bagian jantung binatang buas tadi.

Bugh!

Tiga ekor serigala segera tumbang ke tanah, setelahnya.

Eloise memberikan mereka sedikit waktu dan segera menghampiri tiga serigala yang sudah ia jatuhkan lebih dulu.

Shat!

Gadis itu segera menyayat bagian leher serigala, kemudian menebasnya dengan cepat.

"Auumm!" lolong panjang serigala lain melihat rekannya mati di depan mata mereka yang seketika menjadi abu.

Eloise pun segera menggorok dua serigala lainnya hingga putus kepalanya.

"Rasakan ini!" bentaknya, menghampiri 3 serigala terakhir yang ditumbangkannya dan dengan cepat mengiris lehernya hingga putus dari tempatnya.

"Eloise, kau menang!" seru para warga yang melihat tak ada lagi musuh yang mengejar dan memburu mereka.

Lagi-lagi gadis itu hanya tersenyum simpul menanggapinya.

Sementara satu serigala yang kabur tadi mendengarkan lolongan yang merupakan pemberitahuan padanya jika sama temannya mati plus ada seorang gadis yang mengetahui nama pimpinan mereka.

Ia berniat untuk memberitahukan hal itu pada Lord Erlan.