Eloise berbalik dan mendekati 7 serigala yang berlari cepat ke arahnya.
Ia sama sekali tidak takut dan malah tersenyum miring, menunggu kedatangan mereka.
"Eloise, kembali!" teriak Tuan Rob dari kejauhan.
Pria itu bahkan berlari untuk mencegah dan membawa kembali Eloise ke sisi istrinya.
Namun tiba-tiba seekor serigala dari lima serigala yang ada melompat ke arahnya.
Akh! Tak hanya satu serigala yang datang menghadangnya, namun 4 binatang liar lainnya ikut memburunya.
"Oh, tidak! Rob!" teriak Nyonya Miel, histeris melihat suaminya kini dikeroyok 5 ekor serigala.
"Kita bantu dia," ucap seorang pria melihat salah satu temannya dikeroyok.
Semua pria yang ada di sana lalu beralih membantu Tuan Rob dan sebagian datang untuk membantu Eloise.
"Kau telah membunuh rekan kami. Manusia rendahan seperti dirimu harus mati di tangan kami." batin satu binatang berbulu perak, menatap Eloise dengan tatapan memburu.
"Serang gadis bar-bar ini!" titah salah satu serigala dalam bahasa mereka.
Bahasa itu hanya dimengerti oleh kaum mereka saja, sedangkan manusia sama sekali tidak mengerti bahasanya dan mendengarnya sebagai auman saja.
Tujuh serigala terus berlari mengejar Eloise yang terkesan kabur dari mereka.
Padahal, sebenarnya dia tidak kabur tapi menyusun sebuah taktik.
Entah kenapa dalam tubuh Eloise ini, Jenia merasa tetap bisa menggunakan otaknya yang jernih untuk memikirkan sebuah taktik. Meskipun ia sama sekali tak mempunyai ingatan tentang Eloise.
"Aku akan pancing mereka ke tempat yang agak jauh dari warga, supaya mereka tidak melukai warga," batinnya terus berlari menjauh dari beberapa warga yang saat itu mengikutinya untuk menolongnya.
"Kenapa gadis itu malah pergi menjauh dan sepertinya menjauhkan serigala itu dari kita?" tutur seorang pria.
"Aku tahu dia gadis baik tapi tak perlu mengorbankan diri seperti itu untuk menyelamatkan kita."
Setelah Eloise berhasil membawa para kawanan binatang liar tersebut jauh dari warga, barulah dia berhenti.
Ia bahkan menunggu mereka datang, tanpa takut sedikit pun.
"Kemari kalian semua! Serang aku, sekarang!"
"Sombong sekali gadis itu. Dia pikir dia siapa? Jangan kira bisa menumbangkan satu atau dua kelompok kami itu sudah hebat," decak salah satu serigala, semakin kesal dengan sikap congkak Eloise.
"Kita akan beri dia pelajaran setelah ini." Serigala lain menimpalinya.
Tiga ekor serigala melompat dan mengepung Eloise. Mereka tampak murka teringat pada teman mereka yang mati tadi.
Langsung saja mereka menerkam Eloise secara bersamaan hingga membuat gadis itu jatuh ke tanah.
"Apakah kau masih bisa sombong dan bisa lari dari kami, manusia bodoh?" batinnya, tersenyum culas.
"Aku tidak boleh mati di sini, setidaknya sampai aku bisa balaskan dendamku pada Erlan barulah aku bisa mati dengan tenang," batin Eloise, tak bisa bergerak.
Seolah tiga serigala tadi mengunci pergerakannya.
Ia pun kemudian mencoba tenang dan mencoba mengingat sebuah buku yang pernah dibacanya, buku tentang titik-titik lemah pada binatang.
Ia pun dengan cepat menemukan titik lemah itu pada bagian leher, dada dan perut.
"Aku harus cepat!" batinnya.
Eloise kemudian membuka pisau lipat di tangan kanannya, yang tadi sempat ia tutup.
Dengan cepat ia menyayat titik-titik lemah pada tubuh satu serigala.
Auumm! Terdengar lengan panjang saat satu tubuh serigala tersayat dan seketika ambruk tak bergerak.
"Apakah aku berhasil?" batin Eloise, melihat ke samping kiri dan tubuh binatang liar itu terbujur kaku.
Dua detik dia menatapnya, namun dengan cepat sel-sel yang rusak teregenerasi kembali. Bahkan luka sayatan tadi pelan-pelan menutup.
"Astaga, apakah binatang menyebalkan ini punya kemampuan untuk menyembuhkan diri?!" pekiknya dalam hati terkejut.
Belum sempat ia menemukan jawabannya, 4 serigala lain yang marah melihat temannya tergeletak kembali menerkam Eloise.
Eloise mengulangi menyayat bagian titik lemah tubuh binatang buas tersebut, dan empat serigala itu segera tumbang ke tanah. Tapi satu serigala yang tadi tumbang kini bangkit kembali.
"Astaga! Apakah aku harus memisahkan bagian tubuh mereka, seperti sebelumnya ?" batinnya, kembali menggunakan metode yang digunakan dan ampuh membinasakan binatang itu sekali tebas.
"Jika itu memang benar, maka aku harus memenggal kepala mereka sekarang juga sebelum mereka bangkit." batinnya lagi.
Eloise bergerak cepat dan menghampiri 4 serigala yang tergeletak tadi.
Ia pun menebas leher mereka satu per satu sampai terputus dari anggota tubuh.
Hiss! Warga tiba pada saat leher binatang yang memburu mereka itu putus.
Mereka bergidik ngeri dan merinding melihat musuh mereka tumbang dengan cara mengenaskan di tangan seorang gadis.
"Apakah dia benar-benar Eloise gadis lembut yang kami kenal?" batin mereka.
Di saat para warga termenung sekaligus terkejut melihatnya, satu serigala yang tadi bangkit kembali kini melompat ke arah mereka.
"Awas!"
Eloise melompat untuk mengikuti serigala tadi dan memburunya. Ia berhasil menikam bagian punggung binatang tersebut.
Namun binatang itu berhasil kabur darinya dengan kondisi luka parah.
"Sial!" umpat Eloise, kehilangan satu buruannya.