"Eloise, apa lagi yang mau kau lakukan?" pekik Nyonya Miel, melihat gadis itu berlari ke arah para pria berkumpul.
"Tenang saja Nyonya, aku akan kembali segera," tutur Eloise, berbalik ke belakang sebentar lalu berlari ke depan.
"Anak itu.... Kenapa dia nekat membantu para lelaki?"
Nyonya Miel benar-benar tak habis pikir pada sosok Eloise.
Di antara rasa terkejut juga kagum melihat sosok pendiam yang kini berubah menjadi sosok pahlawan baginya juga yang lain.
"Eloise, kenapa kau kemari? Pergi!" titah Tuan Rob, melihatnya mendekat.
Eloise hanya menggelengkan kepala saja saat meresponnya.
"Tidak, aku yakin jika memang ini adalah serigala jadi-jadian pasti Erlan juga ada di sini," batinnya kuat ingin memberi pelajaran pada pria itu tanpa ampun.
Ada 10 serigala yang tersisa saat ini yang menyerang para kaum adam, setelah mereka berhasil mengalahkan dua serigala saja yang telah menjadi abu dengan serbuan banyak pria.
Tidak mudah bagi mereka mengalahkan satu serigala, satu saja sudah cukup menguras energi sekali, apalagi harus mengalahkan lebih dari 10 serigala.
"Eloise, kembali! Mundurlah bersama Miel di tempat yang aman!" teriak Tuan Rob makin gemas saja, melihat Eloise malah berlari ke depan.
Gadis itu berlari menuju ke arah 5 serigala berkumpul yang menyerang kelompok pria yang saat ini tampak berkeringat dengan nafas pendek memburu, akibat kelelahan.
"Gadis muda, kenapa kau ke mari? Kau cari mati? Pergi dari sini! Biar kami yang menghadapinya!" hardik seorang pria dalam rombongan.
Lagi-lagi Eloise mengabaikan perintah pria tersebut. Gadis keras kepala itu malah meringsek maju dan semakin mendekat dengan binatang bergigi taring.
Seketika tatapan buas dan liar seolah mencabik-cabik daging dari 5 pasang mata binatang berbulu perak tersebut teralihkan pada Eloise.
Mereka mendapatkan buruan dengan rasa yang lebih menggoda, terlebih santapan itu datang menyerahkan dirinya sendiri pada mereka. Kucing mana yang tak akan menyambar ikan yang disajikan?
Tentu saja binatang bermata kuning tadi langsung menerkam Eloise secara beramai-ramai.
"Oh, tidak! Eloise!!" teriak Tuan Rob, melihat binatang liar itu mengeroyok tetangga dekatnya.
Bulu di tubuhnya seketika meremang, saat melihat sosok Eloise menghilang di tengah kerumunan serigala.
Tubuhnya gemetar karena tak berdaya tak bisa melakukan apapun untuk menolong Eloise hanya pastikan mati di tangan binatang bercakar tajam tersebut.
"Aku suka kalian menyambut kedatanganku," ucap Eloise menyeringai.
Sengaja ia memancing mereka semua datang berkumpul untuk menyerangnya. Ia lalu melompat ke atas dan membuat 5 Serigala tadi berbenturan dengan keras.
Auumm!! Kelima binatang berbulu tadi ambruk setelah merasakan pusing.
Eloise memanfaatkan kesempatan ini dalam waktu yang sangat singkat sekali. Ia kembali ke tengah serigala tadi dengan mengeluarkan pisau lipatnya.
Hanya senjata itu yang di bawanya tadi dan bisa digunakan untuk membinasakan binatang liar tadi.
Seandainya saja ia tahu akan ada kawanan serigala yang datang menyerang pastilah ia akan membawa senjata lain untuk melawannya.
"Ini saja sudah cukup," cicitnya lalu mulai menusukkkan pisau lipatnya pada satu serigala dan begitu pisaunya itu menancap pada tubuh berbulu, maka ia melakukan sayatan ke bawah dengan cepat untuk merobek tubuh lawan.
Darah kembali bersimbah memenuhi tanah saat satu serigala tumbang.
"Tenang saja, sebentar lagi giliran kalian. Harap bersabar menunggu giliran."
Eloise kembali menunjukkan seringai senyumnya, melihat empat pasang mata kuning menatapnya dengan tajam juga dingin.
Eloise yang melihat satu serigala tadi tak berdaya ingin membuat teman binatang berbulu tadi ketakutan padanya.
Ia kembali menebas leher binatang berbulu tadi hingga terpisah dari bagian tubuhnya.
Tak hanya itu saja, bahkan ia memegang kepala binatang buas tersebut dan menunjukkannya pada serigala lainnya.
Auum!! Empat serigala lainnya tak terima melihat satu rekannya dikalahkan begitu saja oleh seorang gadis.
Mereka pun segera menerjang Eloise.
Shat! Eloise menebaskan pisau lipatnya, dengan cepat menyayat empat serigala tadi.
"Siapa gadis ini, kenapa dia bisa melawan kami? Sedangkan pria lainnya di sini saja tak bisa menghadapi kami," batin seekor serigala, menjadi waspada pada setiap pergerakan Eloise.
"Kenapa kalian semua diam? Takut padaku?" ucap Eloise dengan sedikit menyindir, juga tatapan meremehkan dipenuhi kebencian.
Mendapatkan hinaan serta cacian begitu, 4 serigala tadi menerjang kembali Eloise, tanpa ampun.
Hiss! Eloise meringis kesakitan saat dua serigala berhasil menggigit bahunya, namun dia segera mengibaskannya dengan kuat sehingga dua serigala itu terlempar jauh.
"Astaga! Gadis itu, dia selamat bahkan menyerangnya sendirian! Ayo kita bantu dia!" ucap seorang pria begitu terkejut, ternyata Eloise tidaklah mati, melainkan sedang berjuang mengalahkan para binatang buas.
Dibantu oleh para lelaki, Eloise berhasil membunuh 5 serigala tadi. Kini tersisa tujuh serigala saja.
Dari arah lain, tujuh pasang mata berwarna kuning itu melihat teman mereka dihabisi, berlari menerjang Eloise untuk membalaskan dendam temannya.