Para warga Knoxville yang awalnya terlihat sumringah dalam perjalanan karena sebentar lagi mereka tiba di kota. Tiba-tiba saja mereka semua berubah ketakutan setelah melihat ada lima ekor serigala yang masih mengepung mereka.
Meskipun beberapa di antara mereka sudah berusaha untuk mengusir para serigala tersebut.
Dalam hitungan detik para serigala itu sudah mengepung warga Knoxville yang hampir sampai di kota.
Dalam rombongan kali ini yang datang tidak hanya para lelaki saja tetapi banyak para wanita yang ikut dalam rombongan ini.
Para kaum hawa itu ikut bukan tanpa alasan tapi dengan sebuah alasan yang kuat. Untuk urusan jual- menjual, wanitalah yang ahli dalam urusan tersebut.
Karena kaum adam sering menjual dengan harga murah terlebih jika ada pembeli yang menggoda, mungkin saja mereka akan menggratiskan begitu saja.
Lalu apakah mereka akan mendapatkan untung jika begitu?
"Serigala!" pekik seorang wanita, seketika merinding saat melihat mata biru pekat serigala tersebut.
Sontak saja membuat beberapa wanita lain ikut merinding menatapnya.
Banyak dari mereka yang berlindung di belakang suami mereka.
"Kalian semua pergi dari sini dan cari tempat aman biar kami yang mengatasi mereka." titah salah seorang pria, namun mewakili semua pria lainnya ada dalam rombongan tersebut.
Tanpa banyak pertanyaan para wanita segera menarik diri dari rombongan tersebut. Mereka berlari menuju ke tempat yang aman dan jauh dari para serigala tadi. Eloise dan Nyonya Miel pun itu bersama rombongan wanita tadi.
"Hei, serigala! Kami tak tahu kenapa kalian mengejar kami seperti ini. Sebelumya kami tak pernah mengganggu atau mengusik kalian." ucap seorang pria mengajak bicara serigala yang mengepung mereka.
Namun sepertinya binatang buas itu tak bisa diajak bicara, atau tak memahami bahasa manusia. Mereka malah terlihat garang dengan menunjukkan seringai taringnya yang tajam juga cakarnya yang siap mengoyak tubuh mereka kapan saja mereka mau menerkam mereka.
Para serigala itu malah menyalak mendengar ucapan para lelaki di sana dan langsung menyerang mereka.
Bugh!
Bak!
Bugh!
Seketika terjadi baku hantam antara serigala dan para lelaki di sana yang berusaha untuk mempertahankan dan melindungi diri mereka.
Para kaum pria itu memukul juga menendang para serigala yang menyerang mereka.
Di saat mereka semua sedang sibuk melawan para serigala, seekor serigala yang ada di sana menatap ke arah para wanita yang bersembunyi dari mereka semua.
"Enak sekali, mereka mencoba bersembunyi dari kami. Coba saja jika bisa." batin serigala tadi, tersenyum menyeringai.
Ia pun segera melompat kemudian berlari cepat menuju ke arah para wanita tadi.
Akh! Para wanita yang ada di sana seketika menjerit histeris begitu melihat kedatangan serigala di depan mereka.
Beberapa dari mereka tampak gemetar ketakutan, beberapa lainnya mundur menjauhi serigala tadi.
"Serigala ini, apakah dia serigala yang sama dengan Erlan?" batin Eloise, menatap mata biru pekat serigala tersebut.
Detik itu juga ia pun teringat saat masih terakhir kali menjadi Jenia di ujung hayatnya.
Ia masih ingat dengan jelas bagaimana sakit yang dirasakannya bahkan hingga kini pun terasa sakit itu masih membekas, juga ngilu.
Bagaimana tidak ngilu jika ia sepenuhnya mencintai pria itu, namun ternyata semua itu hanya tak-tik Erlan saja untuk membuat dirinya mempercayai pria itu.
Bahkan saat terakhir kali, ia mengira Erlan akan mencumbu dirinya namun ternyata pria itu justru mengambil nyawanya.
Sesak kembali memenuhi rongga dada Eloise, hingga darah di tubuhnya kini bergejolak.
"Erlan, aku akan membalaskan dendam kepadamu." geram Eloise dalam hati, sembari meremat tangannya.
Meskipun ia sendiri tak tahu apakah serigala itu benar Erlan atau bukan. Setidaknya jika memang itu kelompoknya, pria itu akan marah jika dirinya melukai serigala itu, atau mungkin malah membunuhnya.
Akh! Para wanita di sekitarnya kembali berteriak saat serigala tadi semakin mendekat dan memperlihatkan gigi taringnya.
"Eloise, minggir! Ayo cepat lari!" ucap Nyonya Miel panik.
Sebelum serigala itu datang mendekati mereka, ia memegang tangan Eloise termasuk untuk mengajaknya lari pergi dari sana menghindari serangan serigala.
"Tidak." ucap Eloise, malah melepaskan tangan wanita tersebut.
Ia pun malah maju menuju serigala yang siap untuk mengoyak daging seorang wanita.
"Eloise, tidak. Kau mau kemana?" ucap Nyonya Miel lagi, mencoba untuk memanggilnya.
Namun Eloise sama sekali tak mempedulikan itu. Ia dengan langkah mantap berniat menghabisi serigala tersebut.
"Lawanmu adalah aku!" teriak Eloise, yang kini sudah ada di samping serigala tersebut.
Bukan bersikap sok pahlawan untuk melindungi wanita tadi, ataupun mencari simpati.
Ia pun langsung menarik serigala tersebut lalu melempar sembari menendangnya.
Tentu saja serigala tadi segera bangkit berdiri dan malah terlihat marah, karena Eloise berani menyentuh dirinya.