Chereads / Records Of Alexandria War's / Chapter 24 - Chapter 21 : Ke Salah Pahaman.

Chapter 24 - Chapter 21 : Ke Salah Pahaman.

Hari sudah semakin malam.

Yuiga dan Leticia kembali kedalam kamar yang mereka sewa.

Saat ini Yuiga sedang membersihkan dirinya di kamar mandi, sementara Leticia duduk termenung di samping tempat tidur.

Yuiga yang selesai mandi dan ganti baju dengan menggunakan baju hitam polos lengan pendek dan celana pendek selutut berwarna abu-abu, melihat Leticia yang murung saat keluar dari kamar mandi segera menghampirinya dan duduk di sebelah kanannya.

"Kau kenapa, Licia? Ada yang kau pikirkan?".

Leticia sempat diam sesaat, lalu mulai berbicara.

"Etto,... Yuiga-san!?... Sebenarnya... Ini bukan hal penting, sih!?.... Hanya saja... ".

"Hanya saja?".

"Hanya saja.... Apa Yuiga-san, percaya dengan apa yang dikatakan Pangeran Sylvester tadi? Soal kami yang bertunangan".

Yuiga kembali teringat akan perkataan Sylvester yang menyatakan dia adalah tunangan dari Leticia.

Ternyata kegelisahan yang dirasakan Leticia adalah karena perkataan Sylvester dan takut kalau Yuiga percaya dengan itu dan meninggalkannya.

Tahu apa alasan kegelisahan Leticia, Yuiga mengelus kepala gadis itu dan kembali berbicara.

"Soal itu kau tidak usah khawatir!? Aku lebih percaya padamu di bandingkan dengan si Sylvester ini!? Lagian, mana mungkin aku bisa percaya dengan ucapan seseorang yang baru pertama kali aku temui".

Rupanya Yuiga yang lebih memilih percaya padanya dibandingkan perkataan Sylvester, membuat Leticia sangat bahagia.

"Terima kasih, Yuiga-san".

Melihat Leticia kembali ceria, membuat Yuiga tersenyum.

"Oh ya Licia!? Kau kenal dengan Sylvester, kan? Bisa kau ceritakan padaku? Orang seperti apa dirinya?"

Karena penasaran soal siapa Pangeran Sylvester mencoba bertanya pada Leticia.

"Sylvester van Alegria seperti yang dia jelaskan padamu bahwa dia adalah Pangeran ke-2 dan putra Raja Alegria, Dominic van Alegria!? Dikenal oleh masyarakat biasa sebagai "Pangeran yang Berbudi Luhur" karena selalu menyumbangkan harta pribadinya untuk kebaikan masyarakat dan sering membuat kebijakan-kebijakan yang mendukung rakyat!? Tapi, faktanya.... Yah, seperti Yuiga-san lihat sendiri. Dia mungkin memiliki tutur kata yang baik namun dibalik itu semua tersirat sesuatu yang sangat busuk!?"

"Hou... ".

".... Sebenarnya banyak rumor buruk soal dirinya,... Mulai dari penggelapan dana Kerajaan, Eksploitasi terhadap anak yatim piatu,.... Penjualan Budak baik dari Ras Manusia maupun bukan,.... dan yang terbaru ada genosida yang dia lakukan di sebuah kota kecil bernama Fafnir".

"Genosida kota Fafnir?".

"Dia bilang "seluruh penduduk kota itu sudah tersesat dengan menyembah Dewi Vanadis, dan mengacungkan pedang kepada Kerajaan".... Tapi, aku tahu kalau itu cuma alasan, saja".

"?".

"Karena faktanya, yang dia berencana menjadikan desa itu sebagai tambang Emas miliknya".

Yuiga sempat tersentak untuk sesaat ketika Leticia mengatakan ada "tambang Emas".

Entah kenapa mulai curiga dengan alasan itu.

"Tambang Emas, ya? Apa aku harus memeriksanya juga?".

"Yuiga-san, kau kenapa?".

Yuiga yang sedang bergumam sendiri, terkejut dengan pertanyaan Leticia.

"Oh, soal tadi itu.... Tidak usah kau pikirkan".

"Hmmm?".

"Apa ada pihak yang mencoba mencari kebenaran Rumor itu?".

"Tentu saja ada, tapi semuanya hilang bak ditelan bumi!? Tapi, pihak Kerajaan dan Para Bangsawan juga seolah-olah tutup mata soal rumor itu".

"Kenapa?".

"Keluarga Kerajaan, Para Bangsawan dan Pihak Gereja Di Kerajaan Alegria ini. Merasa mereka adalah orang-orang pilihan Dewi Gehena dan sering memandang rendah mereka yang lahir dari kalangan masyarakat biasa dan anak yatim piatu. Dan jika salah satu dari mereka membuat aib, mereka akan mengkambing hitamkan seseorang dari masyarakat biasa dengan dalih demi keamanan dan perdamaian Kerajaan!?..... Padahal aku tahu itu semua hanya demi keamanan dan kenyamanan mereka saja!?... Ditambah lagi hampir semua bangsawan yang ada di kementrian, adalah mereka yang berasal dari fraksi Pangeran Sylvester".

"Begitu ya, berarti banyak orang yang akan dipaksa menjadi tameng untuknya!? Sudah kuduga, di dunia ini ada juga orang-orang seperti mereka".

Yuiga tidak terkejut sama sekali dengan cerita Leticia, mengingat di dunia yang belum nya biasanya orang kuat dan berkuasa akan menjadikan orang lemah sebagai kambing hitam atas semua kesalahan yang mereka buat.

Yuiga paham betul akan hal itu, karena faktanya dia adalah salah satu dari korban mereka orang-orang yang punya kekuasaan.

Suasana menjadi tenang untuk sesaat, kemudian teringat akan sesuatu.

"Oh ya, aku baru ingat".

Dia menjentikkan jarinya dan sebuah kotak keluar dari Item Box nya.

Yuiga mengambil sesuatu didalam kotak itu.

Ternyata itu adalah kotak yang berisi 2 buah cincin yang tidak sengaja dia temukan di bekas Gereja Vanadis Kota Galahad.

Setelah mengambil salah satunya, Yuiga menyodorkan cincin itu ke Leticia.

"Ini untuk mu".

".....Eh?".

Leticia sempat terdiam sesaat, dikarenakan sangat terkejut dengan apa yang diberikan Yuiga.

"....Yu-yuiga-san, ini?".

Dengan badan bergetar Leticia bertanya pada Yuiga.

"Tentu saja, hadiah untukmu!? Karena aku pergi selama hampir seminggu, aku berpikir untuk membawakan setidaknya oleh-oleh untukmu!? Dan berhubung aku bingung harus memberimu apa!? Tiba-tiba saja aku teringat cincin yang aku temukan!? Daripada dijual mending aku berikan saja untukmu!? Bagaimana kau suka?".

Yuiga memberikan cincin itu sebagai hadiah oleh-oleh untuk Leticia.

Tapi, saat Yuiga bertanya apakah Leticia menyukai apa tidak, Leticia hanya diam memaku dan terus memperhatikan cincin yang dia Terima.

Selang beberapa saat Leticia tiba-tiba saja meneteskan air mata.

"Licia,..... kau tidak apa-apa?".

Yuiga yang melihat Leticia menangis tiba-tiba mulai panik dan bertanya apakah dia baik-baik saja.

Tanpa menjawab pertanyaan Yuiga, Leticia membalik badan kearah Yuiga, dengan mata yang berkaca-kaca dan sambil memasang cincin itu di jari manis kirinya dia mulai berbicara.

"Yuiga-san!? Selama ini aku mencoba untuk terus bersabar.... Tapi aku tidak menyangka hari itu akan datang secepat ini".

".....Huh?".

Yuiga tidak paham apa yang dia dengar barusan.

Tiba-tiba saja Leticia segera mencium bibir Yuiga dan mendorongnya sampai terbaring ditempat tidur.

Setelah itu Leticia segera melepas ciumannya, dengan posisinya yang ada di atas dan Yuiga berada dibawah, Leticia kembali berbicara sambil meneteskan air mata.

"Mulai sekarang, aku akan selalu ada di sebelah mu baik saat senang maupun susah. Bahkan kita akan mati bersama. Itu janjiku!? Mulai sekarang mohon kerja samanya, Darling".

"Huh? Darling? Licia kau ngomong apa?".

"Yosh, kalau begitu bersiaplah!? Karena malam ini... Aku tidak akan membiarkan mu istirahat!? Bersiaplah Darling".

Mengabaikan keterkejutan Yuiga tentang apa yang barusan terjadi dan yang dia katakan, Leticia segera melepas semua pakaian.

Dan malam hari itu mereka terus melakukannya sampai menjelang pagi.

Meskipun dengan paksaan dari Leticia.

(---------)

Keesokan paginya.

Yuiga dan Leticia segera pergi menuju Guild untuk mengambil beberapa permintaan.

Sepanjang jalan, Leticia yang terus berjalan di depan dan bersenandung dengan sangat senang.

Sementara Yuiga yang berjalan dibelakang tampak pucat dan badannya sangat lesu, seperti orang yang terkena penyakit Anemia.

Alasannya, adalah karena kejadian tadi malam.

Yuiga dipaksa Leticia melakukan hubungan intim sampai hampir pagi, sehingga membuatnya tidak bisa beristirahat dengan benar.

Meskipun terpaksa, hari ini Yuiga tetap mengikuti keinginan Leticia untuk mengambil permintaan di Guild.

"Licia-chan!? Selamat ya, semoga kau dan Yuiga-chan terus bahagia".

"Hmmm, terimakasih Nenek".

"Licia-san!? Selamat ya".

"Licia-kun!? Selamat ya, dan Yuiga-kun tolong jaga terus Licia-kun, ya".

Anehnya, sepanjang jalan dari mulai mereka keluar dari Penginapan, setiap warga yang di sapa oleh Leticia selalu mengucapkan "Selamat" kepada mereka berdua.

(Ini orang semua pada ke sambet apaan, njirr? Lagian, apa-apa ucapan "selamat" itu,? Emangnya aku melakukan sesuatu?).

Sesampainya di Guild, mereka berdua langsung mendapatkan tatapan oleh semua orang yang ada di sana.

Tentu saja Yuiga terus bertanya-tanya di dalam hatinya "apa yang sebenarnya terjadi"?.

Leticia yang masih tersenyum ceria mengabaikan semua tatapan itu dan berjalan menuju meja resepsionis.

"Maarthaaa-chan... ".

"Licia-san, ada apa? Kenapa hari ini kau terlihat sangat bahagia?".

"Soal itu, coba tebak? Kira-kira apa alasannya?".

"Etto.... Apa iya?".

"Coba perhatikan diriku? Kira-kira apa ada yang baru tentang ku?".

Martha dengan seksama memperhatikan setiap bagian badan Leticia, untuk memeriksa apa ada sesuatu hal baru yang dia pakai.

Sedikit memakan waktu, mata Martha segera menyadari ada sebuah cincin yang Leticia pakai di jari manis kirinya. Dan segera kedua matanya terbelalak dan sadar akan sesuatu.

"Li-licia-san!!! Jangan bilang..... Kau.... "

Leticia segera menganggukkan kepalanya, menanggapi tebakan Martha. Melihat respon Leticia, pandangannya teralihkan ke Yuiga yang ada di belakangnya. Dia sekarang tahu apa yang baru soal Leticia hari ini.

"Wooooiiiii... Semua kemarilah!!!!".

Tiba-tiba Martha berteriak memanggil semua orang yang ada di dalam Guild. Mereka pun segera berkerumun di meja resepsionis.

Sementara Yuiga sendiri bertanya-tanya, kenapa Martha memanggil semua orang.

"Hari ini kita semua punya kabar baik!? Dan kabar itu akan di sampaikan sendiri oleh Licia-san".

Leticia segera mengambil sikap dan mulai berbicara.

"Terimakasih semua atas perhatiannya!? Tolong dengarkan baik-baik, ya!? Mulai hari ini aku dan patner ku Yuiga Kisaragi..... ".

Kemudian Leticia segera menunjukkan cincin yang terpasang di jari manis kirinya pemberian Yuiga ke semua orang, dan melanjutkan ucapannya.

"..... Resmi Menikah".

"..... Huh?".

"Eh. Eeeeeeeehh.... ".

Semua orang yang ada disana terkejut bukan main dengan pengumuman Leticia. Dan Yuiga sendiri juga terkejut dengan hal itu.

"Licia-san, selamat ya".

"Licia, kau curang mendahului kami semua".

"Aku sudah menduga mereka akan seperti ini".

Beberapa petualang dan pegawai wanita segera memberikan selamat kepada Leticia atas kabar pernikahan nya.

"INI TIDAK MUNGKIN!!!!!".

"LETICIA YANG KITA CINTAI SUDAH MENJADI MILIK ORANG LAIN!!!!!".

"MANA MUNGKIN AKU BISA TERIMA INI!!!!".

"YUIGA, KAU BAJINGAAAANNN!!!!".

"LIAT AJA, ABIS INI RIWAYATMU TAMAT!!!!".

"YUUUIIIIGAAA-KUUUNN!!! AYO KITA PERGI CAMPING DI HUTAN DELABEZA!!!! PASTI SERUUUU LOOOOOH!!!!".

Semetara itu Yuiga yang terus di cecar banyak orang lama kelamaan mulai tidak tahan dengan semuanya dan akhirnya dia berteriak sekeras-kerasnya.

"JANCOK!? ELU ORANG BISA DIEM APA KAGAAAK!!!!"

Teriakan Yuiga membuat semua orang terkejut bukan main bahkan Leticia sendiri. Sambil terengah-engah, Yuiga yang masih tidak paham akan situasinya mulai bertanya.

"Ha.. Ha... Ha... Woi, Licia!? Ha... Ha... Apa maksud.... Ucapan mu barusan?".

"Huh? Kenapa Yuiga-san? Bukankah tadi malam kau melamar ku? Cincin ini buktinya, kan?".

"?".

Leticia menjawab bahwa Yuiga sudah melamarnya sebagai istri dengan bukti cincin pemberiannya tadi malam.

"Haaaaaa...!? Begitu ya! Jadi itu alasannya".

Yuiga terkejut dan menutupi wajahnya dengan tangan kanannya saat mendengar jawaban Leticia.

Saat Leticia bertanya-tanya kenapa Yuiga bereaksi seperti itu, jawaban segera dia dapatkan.

"Licia, sebenarnya...!? Cincin itu adalah sebuah hadiah oleh-oleh dariku untukmu!?

"Huh?".

Leticia terkejut mendengar apa yang Yuiga katakan, dan bukan hanya dia saja tapi semuanya orang yang mendengar juga ikutan terkejut.

"Karena aku pergi menjalankan misi dari Barry-san hampir seminggu lamanya, aku pikir kau akan kesepian.... Dan sebagai ucapan permintaan maaf ku.... Makanya,.... Aku beri kau cincin itu".

"Ja-ja-jadi, ini cuma hadiah saja!? Ka-ka-kau tidak benar-benar melamar ku".

Yuiga menganggukkan kepalanya sebagai jawaban atas pertanyaan Leticia. Sambil matanya berkaca-kaca Leticia kembali berbicara dengan nada sedih.

"Be-berarti..... Cuma aku.... Yang salah... Paham... Disini".

"?".

Falma yang melihat Yuiga masih tidak paham akan situasinya, mencoba menjadi penengah.

"Etto, begini Yuiga,... Sudah jadi pengetahuan umum, apabila ada seorang pria yang memberikan hadiah apalagi sebuah cincin kepada seorang wanita.... Maka secara otomatis akan dianggap sebagai bentuk lamaran dari pria itu.....!? Jangan bilang kau tidak tahu akan hal itu?".

"Huh?".

"Eh? Jadi elu emang ngak tahu, ya?".

Yuiga terkejut mendengar penjelasan Falma.

Dan Falma yang melihat ekspresi Yuiga tahu bahwa dia memang tidak mengetahuinya.

Kemudian Yuiga mengambil beberapa tarikan nafas, dan setelah tenang dia kembali berbicara.

Tapi, yang diajak bicara adalah Leticia.

"Licia, bisa aku minta cincin itu lagi?".

Meski terpaksa, Leticia segera melepas cincin itu dari jarinya dan menyerahkan kembali ke Yuiga.

Menerima cincin itu kembali, dia melihatnya sesaat dan terus memperhatikan cincin itu.

"Maafkan aku, Licia memberikan harapan palsu padamu!? Jika aku membuatmu salah paham akan maksudku yang sebenarnya!?.... Jujur, aku tidak ingin menyakit perasaanmu itu!?..... Di tambah kita baru 3 bulan saling mengenal satu sama lain!?.... Tapi, aku harus mengatakan yang sebenarnya, meski menyakitkan!?..... Dan juga.... Aku harus... "Memperbaiki" semua ke salah pahaman ini!? Jadi..... ".

Tiba-tiba saja Yuiga berlutut dengan satu kaki, dan menunjukkan cincin tadi yang dia minta ke arah Leticia dan mulai berbicara dengan nada yang tegas dan tatapan yang serius.

"Leticia Artnodia.... Maukah kau menikah denganku".

Secara mengejutkan, Yuiga justru benar-benar melamar Leticia di depan semua orang yang ada di Guild.

Dan kali ini dia serius melakukannya.

Hal itu membuat semua terkejut dan terdiam, bahkan Leticia yang tadi sudah pupus harapan juga terkejut dan diam seribu bahasa.

Setelah mencerna apa yang baru saja dikatakan Yuiga dia mulai kembali berbicara.

"Iya,!? Tolong jadikan aku pengantin mu, Yuiga-san".

Leticia yang matanya berkaca-kaca, mulai menangis dan dengan senyuman bahagia dia menerima lamaran Yuiga.

Mendengar jawaban Leticia, Yuiga juga tersenyum dan mulai memasangkan cincin itu kembali ke jari manis kiri Leticia.

Kemudian sorak-sorai kembali bergema di Guild, ada yang mengucapkan selamat dan tidak sedikit yang menatap iri ke arah mereka, terutama kearah Yuiga.

(----------)

"Karena, Yuiga-san dan Licia-san sudah resmi menjadi pasangan akan lebih baik mendaftarkan ke Guild dan biaya pernikahan beserta dokumennya sebesar 2 koin perak".

"Kalau begitu biar aku yang urus".

Leticia segera mengurus semua dokumen yang diperlukan untuk mendaftarkan pernikahannya dengan Yuiga.

"Selamat ya, Yuiga!? Aku ikut senang atas pernikahan kalian ini".

"Ya, terimakasih juga untukmu yang sudah membantuku, Falma".

"Santai saja... Hanya saja.... Kurasa sekarang, semuanya akan menjadi lebih buruk untukmu ke depannya".

"Huh? Apa maksudmu?"

Tanpa menjawab, Yuiga segera melihat ke arah yang Falma lihat juga.

Dan betapa terkejutnya dia, karena yang dia lihat adalah semua staf dan petualang pria baik yang senior dan pemula menatapnya dengan tatapan seperti ingin membunuhnya.

Disaat Yuiga yang masih terkejut sambil menetaskan keringat dingin dan ujung bibirnya bergetar, Falma yang melihat kerumunan orang itu tersenyum dan kemudian pergi ke antara 2 orang yang ada di kerumunan itu.

"Hei, Brandon, Pablo!? Apa kalian ini membunuh Yuiga?".

"Iya, hanya karena dia baru disini dia sudah berani pamer didepan kami".

"Berarti aku ngak ada hubungannya sama sekali, dong?".

"Santai saja, karena orang yang ingin kami bunuh cuma Yuiga saja".

Pertanyaan Falma segera dijawab oleh Brandon dan Pablo.

"Kalau begitu,... Semoga kau selamat ya, Yuiga.... ".

Falma pergi meninggalkan Yuiga sendiri yang akan dikeroyok oleh kerumunan itu.

Melihat Falma yang meninggalkan dirinya sendirian, Yuiga menjadi sangat jengkel dan sesaat kemudian dia menemukan sebuah ide.

"WOOOOIII..... SEMUAAAA.....!!!! ASAL KALIAN TAHU SAJA, KEMARIN FALMA BARU SAJA MELAKUKAN KENCAN DAN MENGHABISKAN SATU MALAM DENGAN REGINAAAA.... !!!!".

"YUIGAAAAAAA.....!!!".

Dengan segera semua orang yang tadi menatap Yuiga dengan jengkel mengalihkan pandangannya ke Falma.

Falma segera berlari ke arah Yuiga dan mencengkram kerah jaketnya, menepelkan dahinya dan bertanya dengan nada penuh emosi dan kejengkelan.

Begitupun dengan Yuiga yang melakukan hal yang sama ke Falma.

"Hei, bajingan!? Apa maksud dari ucapan mu barusan, huh?".

"Kau pikir aku sebodoh itu, huh? Kau sengaja memanfaatkan situasi ini sebagai bentuk pembalasan mu kepadaku, kan? Jadi, jangan salahkan aku. Jadi aku juga melibatkan mu kedalaman masalah ini?.... Sekarang bagaimana rasanya terjebak oleh permainan mu sendiri?".

"Woi.... Falma, apa yang dikatan Yuiga itu benar? Cepat jelaskan".

Mengabaikan Yuiga dan Falma yang saling mencekik satu sama lain, salah seorang dari kerumunan itu bertanya.

"Tu-tu-tu-tunggu dulu semuanya!? Aku dan Regina tidak punya hubungan seperti itu".

"Nyatanya, kalian dekat satu sama lain, kan?".

"Kami hanya kebetulan sering satu misi saja".

"Tapi, kau selalu bersama dengannya hampir tiap hari".

"Itu tetap tidak menjelaskan apapun tetang hubungan kami".

"Semuanya yang melihatnya pasti berpikir begitu".

"Makanya aku tidak memiliki hubungan apapun dengan Regina".

"Namun, bukankah kau bilang kalian pernah berciuman, ya?".

"WOIII.... SESEORANG AMBILKAN BATU ASAHAN SEKARANG!!!".

"SIAPA PUN YANG BISA PAKAI SIHIR PENYERANG DAN KUTUKAN SEGERA BERKUMPUL!!!".

"OKE!!!!".

Setiap penjelasan Falma barusan selalu dibantah oleh Yuiga yang ada di sebelahnya.

Mendengar hal itu membuat semua orang semakin emosi dan bersiap menyerang.

Dan Falma, yang mendengar bantahan Yuiga semakin jengkel dan kembali mencekik Yuiga.

"Aku tahu kau cuma khawatir sama keselamatan mu sendiri, kan!? Dengan begini, ayo kita pikirkan solusi dan jalan keluarnya bersama-sama".

"Ah, terimakasih, ya!? Lihat saja, suatu hari nanti gua pasti bunuh elu".

Yuiga menanggapi kejengkelan Falma dengan senyuman yang penuh sarkas.

"Hehehehe..... ".

"TU-TUNGGU DULU SEMUA!!!! KALIAN TIDAK PERLU SAMPAI BEGINI, KAN?".

"Iya, iya, kami paham, kok".

"Nanti kalian bisa bicara setelah tubuh kalian ada di dalam liang lahat".

"YA AMPUN, INI CUMA MASALAH KECIL DOANG".

"HUH? cuma masalah kecil?".

Ucapan Falma dan Yuiga segera di tanggapi dengan tatapan sinis dan niat membunuh dari mereka bahkan ada yang menangis iri.

"Asal kalian tahu saja, meski masih baru saja bergabung kecantikan dan senyuman ceria Leticia sudah membuat kami semua terpana dan terpesona".

"Dan meski Regina sedikit kasar dan kikuk tapi dia seperti perwujudan Onee-chan bagi kami".

"Membiarkan 2 orang brengsek seperti kalian, menyentuh 2 dari beberapa gadis suci kami yang berharga.... Mana bisa kami terima".

""LAH, BUJUK BUNEK!? ALASAN MACAM APA ITU, NJIR?"".

"Hehehehe..... Sudah cukup dengan basa-basi nya!!? Sekarang..... SEMUANYA AYO HABISI MEREKA!!!!!".

"WOOOO..... ".

Mereka semua segera menyerbu Yuiga dan Falma.

Dan mereka berdua yang sadar akan hal itu segera mencoba melarikan diri keluar Guild.

"HEI.... MEREKA MELARIKAN DIRI!!!! ".

"TUNGGU APA LAGI? KEJAR MEREKA!!!".

"JANGAN BIARKAN MEREKA LOLOS!!!".

"Yuiga-saaan...!!!! Kembalilah saat makan malam, ya....!!!!".

Kerumunan orang yang terdiri dari Staf dan para Petualang Pria segera mengejar Yuiga dan Falma yang melarikan diri dengan penuh emosi.

Dan bukannya khawatir dengan suaminya, Leticia malah menyuruh Yuiga untuk pulang saat makan malam.

Aksi kejar-kejaran itu di saksikan oleh semua orang di kota Bandeux, bahkan ada beberapa petualang yang melemparkan pisau, sihir, beberapa anak panah dan tombak ke arah Yuiga dan Falma.

Seolah-olah mereka berdua adalah hewan buruan.

Mereka berusaha keras berlari dan menghindari berbagai serangan yang membabi buta itu.