Keesokan pagi.
Mereka segera berkemas dan melanjutkan perjalan menuju desa Noir.
Sama seperti hari pertama, kali ini mereka tetap berjalan di jalan pintas yang dipilih Ubey.
Meski mendapatkan penolakan dari semuanya, keputusan Ubey selaku Kapten tetaplah mutlak, dan mau tidak mau mereka tetap pada keputusan Ubey untuk berjalan di jalur pintas menembus lebatnya hutan.
Dan tentu saja, para monster tetap menyerang mereka, meski tidak sebanyak kemarin.
Namun, Yuiga justru merasa ada yang aneh.
"Woi,... Apa kalian tidak merasa ada yang aneh hari ini?".
Mendengar pertanyaan Yuiga membuat semuanya melirik kearahnya.
"Memang, apa ada yang aneh di hutan ini, Yuiga-san?".
"Hutan nya ini sih, tidak masalah. Monica? Hanya saja..... Suasananya jadi agak sedikit lebih.... Mencekam dari sebelumnya".
"Eh?.... Benarkah?..... Aku sih tidak merasakan bedanya, sih!?.... Kalau kalian bagaimana?".
Monica yang kebingungan dengan omongan Yuiga segera bertanya pada yang lain.
"Hmmm.... Menurut ku suasananya masih sama saja".
"Iya, tidak ada apa disini".
"Aku mah ngak bisa bedain suasana apapun".
"Darling, kau terlalu khawatiran".
"Lihat, kan? Tidak ada apa-apa disini!? Percayalah pada Instingku sebagai Kapten".
Barirossa, Audrey, Regina, Leticia tidak merasakan ada yang aneh.
Dan Ubey yang menyombongkan diri bahwa pilihannya itu benar.
"Tidak, aku juga merasa ada yang tidak beres".
"Benar Falma!? Kita sudah berjalan dari tadi, namun perilaku dari para monster yang kita lawan.... Seperti mencoba lari dari sesuatu".
"Lupakan soal perilaku mereka, Raul-san!? Bahkan mereka tidak mencoba melawan balik".
"Apa kau tahu sesuatu, Yuiga?".
"Kalau aku tahu, aku tidak akan repot-repot tanya kalian".
Berbeda dengan kelompok wanita yang tidak merasakan perbedaan.
Justru Falma, Raul, Cain merasakan hal aneh seperti yang Yuiga rasakan.
Saat mereka sedang kebingungan, tiba-tiba saja mereka semua terkejut karena merasakan ada sebuah tekanan energi yang sangat kuat muncul entah dari mana.
Sangking kuatnya tekanan itu sampai membuat mereka sulit untuk bergerak.
Lalu sesuatu dari langit turun dengan sangat cepat dan membuat sebuah goncangan yang dahsyat sampai mereka semua terpental mundur beberapa meter kebelakang.
Dan debu pun ikut berterbangan kemana-mana menghalangi pandangan mereka.
Ketika debu itu mulai perlahan-lahan menghilang di susul dengan goncangan yang berhenti.
Mereka mengalihkan pandangan kearah sumber goncangan tadi.
Dan betapa terkejutnya mereka saat tahu apa yang di hadapan mereka.
Yang tampak di balik debu itu adalah sesosok makhluk raksasa sejenis kadal bersayap dan bertanduk yang berdiri dengan kedua kakinya dengan tinggi berkisar 150 meter, memiliki sisik yang tampak seperti batu yang retak, dan di celah retakan itu terpancar warna merah seperti kobaran api.
Matanya yang memancarkan warna kuning yang menyala, ujung ekor dan tanduknya dilapisi oleh kobaran api yang membara, dan moncongnya yang isi oleh gigi taring yang sangat tajam, beserta cakar di kedua tangannya.
"Woi, woi, woi.... Ini ngak lucu tahu".
"Bagaimana, makhluk ini bisa ada disini?".
Yuiga kebingungan dengan apa yang barusan dikatakan Raul dan Falma.
Melihat suaminya yang kebingungan, Leticia mulai menjelaskan makhluk apa yang ada di depan mereka sekarang.
"Darling, makhluk ini adalah salah satu dari 7 Monster yang di kategorikan sebagai Mistical Beast..... Nama monster ini.... Adalah..... Salamander Api".
"Huh? Salamander Api?".
(----------)
Di dunia ini ada 7 monster yang dikategorikan sebagai Mistical Beast.
Pertama, adalah Mistical Beast berelemen Angin yaitu Garuda.
Kedua, adalah Mistical Beast berelemen Air yaitu Ular Leviathan.
Ketiga, adalah Mistical Beast Berelemen Tanah yaitu Kura-kura Adamantois.
Keempat, adalah Mistical Beast Berelemen Petir yaitu Griffin.
Kelima, adalah Mistical Beast Berelemen Cahaya yaitu Latilica.
Keenam, adalah Mistical Beast Berelemen Kegelapan yaitu Belphegor.
Dan Ketujuh, adalah Mistical Beast Berelemen Api yaitu Salamander.
Yang saat ini ada di hadapan Yuiga dan rombongan.
"Mistical Beast merupakan lambang dari 7 elemen. .. Mereka punya sifat tidak akan membiarkan makhluk lain memasuki wilayah teritorinya.... Singkatnya, kita tidak sengaja memasuki wilayah teritorinya".
Leticia mengambil kesimpulan tentang apa yang terjadi setelah melihat Salamander muncul di hadapan mereka.
Namun, hal itu langsung dibantah oleh Falma.
"Bukan kita yang "memasuki" teritorinya.... Tapi, tempat yang kita "tuju" ada di teritorinya".
Mereka semua terkejut saat mendengar kesimpulan yang diambil oleh Falma.
"Pokoknya kita tidak boleh melawannya, meskipun kita bekerja sama akan sangat berbahaya menyerangnya langsung".
"Monica benar!? Dia bukanlah monster biasa.... Bahkan ada semacam sekte diluar sana yang menganggap makhluk ini sebagai Dewa".
Monica mencoba memberikan peringatan dan Raul juga ikut menyetujui yang dia katakan.
Sementara itu Ubey mulai ketakutan.
"Hei, apa kita.... Bisa lari..?".
"Mana kami tahu.... Pokoknya jangan ada satupun yang membuat gerakan aneh".
Regina memberikan peringatan agar semuanya tidak asal bergerak dan memancing Salamander.
"Aku dengar dari buku,.... Kalau "Burning Breath" nya..... Dapat menembus suhu 3000° dan radius serangannya bisa sampai 1000 meter".
Barirossa memberitahukan informasi soal Salamander berdasarkan buku yang pernah dia baca.
"A-ano.... Audrey, Kau bisa sihir berelemen air, kan? Berarti kau juga bisa sihir es, dong?.... Kalau begitu, kau bisa menggunakannya disini?... Untuk membuat penghalang atau semacamnya, gitu?".
"Huh? Kau ini ngomong apa? Jangankan sihir es, sihir air saja aku tidak bisa".
"HUH? TAPI, KAU INI SEORANG CLERIC, KAN?".
"BACOT!? KAU KIRA SEMUA CLERIC ITU BISA SIHIR AIR, GITU?".
"HUH? BERARTI SELAMA INI KAU CUMA CLERIC ABAL-ABAL, DONG? NYESEL AKU YANG TANYA".
"LAH KAU JUGA BEGO!? AKU JUGA NYESEL YANG JAWAB".
"Kalian berdua ini bisa diam? Atau ngak?".
Melihat Cain dan Audrey yang berdebat di tengah-tengah ketegangan, Raul yang jengkel menyuruh mereka untuk diam.
"Hei, Bari!? Apa ada informasi lain soal Salamander dari buku yang kau baca itu? Seperti cara untuk melawannya".
"Maaf Falma-san, aku tidak tahu cara melawannya!? Bahkan jika kita mengumpulkan semua pengguna Sihir Air atau Es sekalipun itu tidak akan berhasil..... Karena Salamander di sebut sebagai salah satu dari 4 Mistical Beasts yang terkuat.... Untuk melawannya kita butuh makhluk Mistical Beast yang berafiliasi elemen yang berlawanan dengan elemen Salamander".
Mendengar penjelasan Barirossa, Falma mengambil sebuah kesimpulan.
"Lawan dari elemen api adalah elemen air!?.... Yang artinya..... Lawan dari Salamander api adalah.... "
"..... Ular Air Leviathan".
Leticia melanjutkan ucapan Falma yang terpotong tadi. Dan semua yang mendengarkan itu, hanya bisa terpaku diam.
Sementara itu, Yuiga mencoba bertanya pada Mael untuk memastikan sesuatu.
(Hei, Mael!? Falma bilang kalau kami memasuki wilayah teritorinya!? Tapi, entah mengapa firasat ku bilang bukan itu alasannya!? Seolah-olah..... Makhluk ini sengaja dikirim kesini).
(Firasat mu itu tidak salah, Yuiga!? Aku juga merasakan hal sama!? Soalnya teritori makhluk ini ada di pegunungan berapi Vulkanik bernama Rushagul yang letaknya jauh dari sini!? Salamander dikenal sebagai Mistical Beast yang hampir tidak pernah meninggalkan teritorinya kecuali untuk mencari mangsa!? Begitu mendapat mangsa, dia akan membawanya kembali ke teritorinya!?).
(---------)
(Apa ada sihir yang bisa memaksa Makhluk ini untuk keluar dari teritorinya?).
(Mengingat kalau dia Mistical Beast maka Jawabannya tidak ada!?..... Tapi, ada semacam artefak kuno yang bisa melakukannya).
Yuiga tersentak saat mendengar penjelasan dari Mael.
(Artefak Kuno?).
(Ya, artefak Kuno peninggalan zaman Perang Besar.... Dahulu, para dewa memberikan sebuah artefak kepada manusia yang terpilih diantara para pengikutnya agar dapat memenangkan peperangan!? Dan salah satu dari beberapa Artefak Kuno ada yang dapat memanggil monster!?... Namun, untuk memanggil Mystical Beast..... Artefak itu harus sesuai dengan afiliasi dengan elemen dari Mystical Beast yang ingin dipanggil?.... Setelah perang berakhir, setiap artefak itu di simpan ke setiap gereja masing-masing Dewa dan Dewi agar tidak jatuh ke tangan orang yang salah dan memicu perang lagi!?).
(Terus Artefak Kuno peninggalan Dewa apa yang dapat memanggil makhluk ini?).
(Seperti yang kau lihat!? Salamander adalah makhluk api!? Dan elemen api selalu berafiliasi dengan Matahari!? Yang artinya...)
(.... Artefak peninggalan Dewa Matahari Ludwig).
(Yap. Kau benar sekali).
Mendapatkan apa yang dia mau, sekarang Yuiga tahu.
Bahwa ada seseorang yang dengan sengaja memanggil Makhluk ini untuk menghadang mereka.
Entah apa tujuan dari "sang Pemanggil", tapi Yuiga tahu apapun alasannya yang jelas itu bukan "sesuatu yang baik".
"Etto, semuanya.... Aku ingin bertanya sesuatu?".
Suara Leticia yang tiba saja terdengar membuat semua pandangan beralih ke arahnya.
"Ada apa, Licia?".
Karena khawatir Yuiga segera bertanya, mungkin ada sesuatu yang ingin dia sampaikan.
"Etto, entah mengapa dari tadi aku tidak melihat Ubey-san!? Kira-kira mungkin ada yang tahu dia dimana?".
Seketika mereka semua sadar bahwa Ubey yang seharusnya menjadi Kapten tim mereka malah menghilang entah kemana.
"Cih, dasar bajingan itu".
"Dia melarikan diri!? Dan meninggalkan kita disini".
Cain dan Regina segera menumpahkan emosi yang mereka rasakan saat tahu bahwa Ubey melarikan diri.
"Hei, semua!? Saran ku lebih baik kita lupakan saja Ubey-san yang melarikan diri!?".
"Huh? Apa maksud mu Audrey?".
Barirossa bertanya kenapa Audrey menyuruh mereka untuk melupakan Ubey yang melarikan diri.
Dan Barirossa tidak butuh waktu lama untuk menunggu jawabannya.
"Yah, soalnya... Makhluk ini... Sudah melihat kearah kita sekarang".
Mereka segera mengalihkan kembali pandangan ke arah Salamander untuk mengkonfirmasi perkataan Audrey barusan.
Dan benar saja, makhluk itu benar-benar melirik kearah mereka. Keheningan terjadi diantara mereka dan makhluk itu.
Tak berlangsung lama makhluk itu mulai mengumpulkan energi sihir yang berbentuk bola api di dalam mulutnya.
Ketika semua energi itu terkumpul, Salamander itu bersiap menembakkannya.
"Semuanya... MENGHINDAR SEKARANG!?".
Sadar akan bahaya di depan mata. Yuiga segera memberikan perintah untuk menghindar.
Dan benar saja.
Sebuah bola nafas yang tercipta dari sihir elemen api segera dilepaskan dan melesat kearah mereka.
Burnig Breath.
Sebuah ledakan api yang sangat besar terjadi tepat setelah nafas api itu menyentuh tanah.
Menghempaskan tanah dan membakar pepohonan di sekitar nya.
Saat itu, mereka sudah tahu.
Bahwa mereka tidak bisa lari lagi.
Dan mau tidak mau mereka harus bekerja sama untuk mengalahkan makhluk yang sebenarnya mustahil untuk dikalahkan.