Chereads / Records Of Alexandria War's / Chapter 27 - Chapter 23 : Keegoisan Ubey.

Chapter 27 - Chapter 23 : Keegoisan Ubey.

Perjalanan pun dimulai.

Tim pembasmian yang dipimpin oleh Ubey segera berangkat menuju desa Noir.

Desa terbengkalai yang sekarang menjadi sarang dari para Orc Merah.

Sama halnya dengan perjalanan ke Kota Galahad, perjalanan ke desa Noir memerlukan waktu sekitar 3 hari.

Perjalanan ini sangat membosankan, dikarenakan mereka harus pergi melakukan perjalanan panjang dengan berjalan kaki.

Semua ini terjadi karena Ubey yang dengan keras kepala menolak ide Raul, yang menyarankan mereka untuk menaiki kereta kuda, agar bisa mempersingkat waktu perjalanan.

Dan bukannya berjalan di jalan utama mereka malah berjalan menembus rimbunnya hutan belantara.

Saat Regina mengeluh dengan keputusan Ubey yang tidak memilih jalan utama.

Dia malah marah dan bilang bahwa ini adalah jalan pintas yang dapat mempersingkat waktu mereka menuju sarang Orc Merah yaitu desa Noir.

Dan selama mereka melakukan perjalanan di rute yang dipilih Ubey, mereka sering terhambat karena jalan pintas yang dipilihnya selalu memasuki daerah teritorial milik beberapa monster.

Contohnya sekarang ini.

Mereka semua tidak sengaja memasuki daerah teritorial milik Crogman.

Monster sejenis buaya raksasa yang berjalan dengan kedua kakinya mirip manusia.

Karena Crogman langsung datang bergerombol mau tidak mau mereka harus melawan balik.

Selama pertarungan mereka dengan Crogman, Yuiga melihat ke arah Ubey untuk memperhatikan nya gaya bertarung nya.

(Tekniknya dalam menggunakan kapak memang bagus, gerakan kakinya sangat gesit, begitupun dengan reflek motorik nya, kontrol sihirnya cukup baik, dan yang lebih penting..... Dia tahu kapan timing yang tepat untuk menghindar dan melakukan serangan balik).

(Aku setuju dengan mu, sepertinya bualannya soal dirinya yang Rank A itu memang benar).

(Ha...).

Melihat bagaimana Ubey dengan mudah nya menangani beberapa ekor Crogman, Yuiga dan Mael mulai tahu bahwa gelar Rank A miliknya bukanlah embel-embel nama saja.

"Kyaaa.. ".

Tiba-tiba terdengar suara seorang wanita dan saat mereka menoleh kearah sumber suara, ternyata yang berteriak itu adalah Monica yang lengah sehingga dia serang oleh 3 ekor Crogman.

"MONICA!!!".

Regina, Audrey, Leticia dan Barirossa segera berteriak memanggil namanya. Bahkan, Cain Falma dan Raul, juga ikut berteriak.

Tapi mereka tidak bisa membantu dikarenakan sedang sibuk bertarung dengan Crogman yang menyerang mereka.

Saat monster itu hendak menerkam Monica, Yuiga dengan sekejap mata segera muncul di antara keduanya.

Dan tapa basa-basi langsung memotong 3 ekor Crogman itu hanya dengan 1 tebasan saja.

Monica yang berhasil selamat sangat terkejut melihat bagaimana Yuiga dengan mudahnya membunuh 3 Crogman itu.

"Sebagai seorang pemanah, jangan hanya fokus dengan apa yang ada di depanmu saja!? Pastikan kau tetap waspada dengan lingkungan sekitarmu".

"I-iya, aku mengerti Yuiga-san".

Monica segera menganggukkan kepala atas nasehat yang Yuiga berikan.

"Apa kau terluka?"

"Iya, tapi hanya luka gores, dan itu tidak terlalu dalam".

Monica mendapatkan luka gores dari salah satu Crogman yang tadi menyerangnya.

"Kalau begitu, baik kau dan yang lain mundurlah!? Sisanya serahkan saja padaku".

Yuiga melihat ada segerombol Crogman yang datang lagi sebanyak 20 ekor.

Lalu dia segera menyuruh Monica dan yang lain untuk mundur, karena dia yang akan menghadapi semuanya Crogman yang datang itu seorang diri.

Yuiga dengan santai berjalan kearah rombongan Crogman itu.

(Butuh bantuan?).

(Untuk yang satu ini tidak usah).

Mael menawarkan bantuan pada Yuiga, tapi dengan tegas dian menolak nya.

Saat jaraknya dan rombongan itu mulai berdekatan.

Yuiga segera memasang kuda-kuda bertarung, teknik kuda-kuda yang sekarang mirip dengan yang dia pakai saat bertarung dengan Falma.

Untuk sesaat Yuiga mencoba fokus dengan memejamkan matanya dan secara perlahan menarik nafas.

Saat para Crogman itu hampir menerkam nya.

Yuiga akhirnya berhasil fokus, dan dengan kecepatan yang luar biasa dia menarik pedangnya dan menebas para monster itu.

"Ze-ten Ryuu : Tenka Mushou Yatagarashu".

Sebuah teknik tebasan yang lebih cepat dari suara.

Ini adalah teknik sama yang digunakan Yuiga saat bertarung dengan Falma.

Saat itu Yuiga merasa bahwa tekniknya ini gagal, dikarenakan dia salah perhitungan.

Tapi kali ini teknik miliknya berhasil menebas dan memotong-motong 20 ekor Crogman itu dengan sangat cepat.

Beberapa saat kemudian sebuah ledakan terjadi, dan 20 Crogman itu sekarang telah berubah menjadi setumpuk daging cincang.

(Hou... Pantas kau tidak perlu bantuan ku, ternyata kau ingin pakai teknik ini, ya).

(Ya jelaslah, lagian bakal bahaya kalau aku menambah sihir Roh di dalamnya. Maka bukan cuma para Crogman ini..... Tapi semua yang ada di sekitarku akan ikut terpotong-potong juga).

(.... Iya cukup sekali kejadian saja, kan).

Ada alasan kenapa Yuiga tidak menambahkan sihir Roh kedalam salah satu teknik pedangnya yang satu ini.

Waktu latihan di hutan Delabeza, Yuiga sedang belajar cara menambahkan sihir Roh ke pedangnya dengan bimbingan Mael.

Dengan latihan keras, Yuiga akhirnya berhasil menciptakan beberapa teknik seni berpedang yang baru yang dia beri nama Seni Pedang Roh.

Dan Seirei Ze-ten-Ryuu : Tenka Mushou Yatagarashu adalah salah satu dari beberapa Seni Pedang Roh yang Yuiga ciptakan.

Teknik ini sangatlah berbahaya dan bahkan Yuiga sendiri tidak mau menggunakannya lagi.

Dikarenakan saat Yuiga mencoba mempraktekan Teknik Pedang Sihir Roh ini.

Kecepatan menebas Yuiga akan menembus dan melebihi kecepatan cahaya namun sangat sulit untuk dikendalikan.

Akibatnya seluruh pohon dan monster yang ada di sekitar Yuiga dalam radius 2 km juga ikut terpotong-potong dan tanahnya ikut meledak.

Melihat hasil dari perbuatannya, baik Yuiga dan Mael hanya bisa menatap kosong ke sekitar mereka.

Dan sejak saat itu, jika Yuiga ingin menggunakan teknik itu dia tidak akan pernah menambahkan Sihir Roh kedalamnya.

Kecuali dalam kondisi terdesak.

(----------)

Sementara itu, Falma dan rombongan yang melihat teknik Yuiga dari belakang di buat tidak bisa berkata-kata.

Sementara Leticia, malah bersenang-senang melihat Yuiga yang menunjukkan kehebatan nya.

"Lu-luar biasa".

"Apa-apa itu tadi?".

"Yuiga-san, siapa kau sebenarnya?".

Di saat Barirossa terkesan dengan kehebatan Yuiga, Audrey dan Monica bertanya-tanya siapa sebenarnya Yuiga.

Yang lain malah mulai berkomentar.

"Ini kedua kalinya aku melihat teknik pedang Yuiga-kun? Ternyata lebih menakutkan melihatnya dari dekat dibandingkan melihat dari kursi penonton".

Regina mengeluarkan kesannya saat melihat teknik Yuiga untuk kedua kalinya.

"Ya, kau benar Regina-san!? Melihatnya saja sudah membuatku merinding setengah mati!? Lalu,... Falma-san. Bagaimana rasanya terkena tebasan itu?".

Cain mencoba bertanya pada Falma soal apa yang dia rasakan saat menghadapi teknik Yuiga yang satu ini.

"Percayalah Cain, rasa sangat luar biasa sakitnya sehingga tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata meski itu cuma kena ujung pedangnya saja!? Bisa selamat dari teknik itu saja sudah merupakan keajaiban!? Andai saja aku tidak sadar dan melompat mundur!? Saat itu..... Aku pasti sudah jadi seonggok daging cincang".

Falma menjawab pertanyaan Cain dengan bercerita apa yang dia rasakan saat berhadapan dengan teknik pedang Yuiga.

"Yang kau katakan memang benar, Falma!?.... Yare, yare tampaknya... Aku harus menghindari masalah apapun yang akan menjadikannya sebagai musuhku".

"Benar, benar itu baru benar sekali!? Kalian lihat sendiri, kan? Suamiku itu memang yang paling hebat dan yang paling kuat".

Mendengar cerita Falma, Raul memutuskan untuk tidak mencari masalah apapun dengan Yuiga dan akan menghindari resiko apapun yang berpotensi membuat mereka bermusuhan.

Semuanya sepakat dengan apa yang dikatakan oleh Raul barusan.

Tapi, anehnya Leticia malah bangga dengan apa yang Suaminya lakukan.

"Kenapa kau bisa sangat bangga dengan apa yang Yuiga lakukan, Licia?".

"Kan, aku Istrinya".

"Iya aku tahu,... Tapi bukan itu maksudku".

Regina mengeluh dengan sikap Leticia yang sangat membangga-banggakan Yuiga.

Namun, ada satu orang diantara mereka yang tidak suka dan menatap Yuiga dengan tatapan penuh kejengkelan.

Dan orang itu adalah Ubey yang merasa timnya lebih memperhatikan Yuiga dibandingkan dengan dirinya sebagai ketua tim.

(---------)

Hari sudah mulai malam.

Langit perlahan-lahan mulai berubah warna.

Tapi mereka masih terus berjalan melintasi rimbunnya hutan.

Mereka tidak berhenti berjalan dikarenakan Ubey sebagai Kapten tim yang terus memaksa mereka untuk berjalan meski sudah kelelahan.

"Hei guys, aku sudah capek!? Bagaimana kalau kita istirahat dan bermalam disini".

Karena sudah tidak tahan dengan rasa capek yang dia rasakan dan hari sudah mulai gelap, Cain segera menyarankan untuk segera beristirahat.

"Baiklah, kami tidak keberatan".

"Lagian kita belum beristirahat sejak pergi meninggalkan Bandeux".

"Kalau begitu, sudah diputuskan!? Kita akan beristirahat disini".

Melihat Raul, Falma dan yang lain setuju dengan sarannya, mereka segera bersiap untuk istirahat.

Tapi, ada satu orang yang tidak setuju.

"Hah? Beristirahat? Kalian ngomong apa? Kita akan tetap berjalan sampai ke desa Noir meski harus menerobos hutan dimalam hari".

Ubey secara egois terus memaksa timnya agar terus berjalan meski harus melintasi rimbunnya hutan dimalam hari.

Mereka semua terkejut saat mendengar sikap egois yang dimiliki Ubey.

"Ubey-san.... Apa yang kau katakan?".

"Kau ingin kami terus berjalan? Apa kau serius?".

Monica dan Audrey bertanya untuk memastikan apakah Ubey serius dengan perkataannya.

"Ya, aku serius.... Kita semua akan terus berjalan.... Meski sudah malam... Sebagai akibat dari waktu kita yang terbuang sia-sia".

Mendengar alasan tak masuk akal Ubey, Cain mulai emosi dan kembali berbicara.

"Hei, bangsat!? Apa kau tidak sadar bahwa kita membuang-buang waktu itu semua karena ulah mu!?

"Apa? Kau bilang ini ulahku?".

"Iya ini ulah mu!? Andai kau tidak egois dan menerima saran dari Raul-san untuk menyewa sebuah kereta kuda!? Kita tidak akan kelahan atau membuang banyak waktu seperti ini juga sekarang!? Dan andai kau tidak mengklaim tahu jalan pintas dan tetap melewati jalan utama, kita tidak perlu melawan para monster!? Sekarang kita sudah kelelahan, abaikan kami para pria. Apa kau tega melihat para gadis ini kelelahan dan terus berjalan tanpa istirahat".

"Ini adalah resikonya apa bila mereka milih misi perjalanan jauh!? Kalau pun mereka tahu resikonya, salahkan mereka karena menerima misi ini".

"Mereka tidak memilih sendiri, tapi mereka disuruh bergabung untuk ikut kedalam misi ini".

"Lalu kenapa mereka tidak menolaknya saja!? Dengan menolak misi ini mereka tidak perlu sampai kelelahan begini, kan? Mereka bisa gunakan waktu mereka untuk kegiatan yang lain".

"Kau ini... ".

Cain semakin emosi dengan semua ocehan Ubey.

Merasa bahwa perdebatan mereka tidak akan sepet dengan damai.

Cain segera maju dengan niat untuk menghajar Ubey.

(---------)

Tapi, segera di cegah oleh Yuiga dengan merentang tangannya untuk menghalangi Cain.

Untuk sesaat Cain sempat terkejut dengan apa yang dilakukan Yuiga. Namun, dia segera mundur karena tahu apa maksud nya.

"Ubey, apa yang dikatakan Cain memang benar!? Lebih baik kita istirahat malam ini dan berangkat besok paginya!? Lagipula, akan sangat berbahaya menembus hutan dimalam hari!? Kita tidak tahu bahaya apa yang menanti di sana!? Di tambah, jika kita diserang monster. Maka kita tidak punya cukup tenaga untuk melawan balik..... ".

Yuiga menggantikan Cain untuk berbicara.

".... Aku tahu kau sangat ingin menyelesaikan misi ini!? Begitupun dengan kita semua!? Tapi, apa kau lupa? Meski di sebut misi pembasmian kita tidak diberi batasan waktu untuk menyelesaikannya!? Kalaupun ada, aku yakin Barry-san tidak masalah apabila kita terlambat 1 atau 2 hari dalam melaksanakannya".

Dan Ubey tampak kesal mendengar nya. Tapi, bila dipikir lagi apa yang dikatakan Yuiga memang benar adanya.

Barry tidak pernah memberi batasan waktu kapan mereka harus menyelesaikan misi ini.

Dan meski disebut Misi Pembasmian, misi ini bukan misi yang darurat.

"Baiklah, kita istirahat malam hari ini!? Tapi, besok kita akan berangkat pagi-pagi. Mengerti?".

Meski jengkel mau tidak mau akhirnya dia setuju untuk istirahat dan semuanya tampak lega.

"Kalau begitu mari kita dirikan tenda".

"Itu tidak perlu Raul-san".

Raul menaikkan salah satu alisnya karena kebingungan dengan apa yang dikatakan Yuiga.

"Soal itu serahkan saja padaku".

Kemudian Yuiga menyatukan kedua tangannya dan mulai mengaktifkan sihir Roh miliknya.

Yuiga menciptakan Rumah kabin dengan sihir roh yang sama seperti saat perjalanan ke Kota Galahad.

Dan hal itu sekali lagi membuat mereka terkejut kecuali Leticia, Cain Bariorssa dan Audrey yang sudah terbiasa.

Yuiga menyuruh mereka untuk masuk dan beristirahat.

(---------)

"Yos, karena semuanya kelelahan. Jadi, biar aku yang siapkan makan malam untuk semua".

Barirossa dengan senang hati mengajukan diri untuk membuatkan makan malam.

"Oh, benarkah kalau begitu... ".

GEDEBUG!!!!!.

".... Hm? Kalian semua kenapa? Kau juga ngapain, Licia?".

Yuiga segera mengalihkan pandangan saat mendengar suara seperti benda jatuh.

Dan yang dia lihat adalah Cain, Regina dan Falma tiba-tiba jatuh tersungkur ke depan, Audrey dan Leticia yang menutupi wajahnya dengan kedua tangan, Raul dan Ubey yang memegang kepala seolah-olah sedang menahan rasa pusing, dan Monica yang memasang ekspresi tersenyum canggung.

Selang beberapa saat kemudian Barirossa segera selesai memasak.

Dengan senang hati dia membagikan masakannya ke semua.

Dan betapa terkejutnya semua saat mereka melihat apa hasil masakan Bariorssa.

Yang Bariorssa masak adalah sebuah sup tapi memiliki warna ungu gelap dengan aroma yang sangat menyengat, di dalamnya ada beberapa sayuran dan daging yang potongannya acak-acakan.

Contohnya seperti wortel yang masih ada akarnya, kentang yang gosong, daging yang masih berwarna merah, tomat yang batangnya tidak dipotong, dan bawang yang tidak dipotong maupun dilepas kulitnya.

Dan masakan itu terus menerus mengeluarkan percikan gelembung.

Ibarat masakan Barirossa seperti ramuan yang dibuat oleh nenek sihir dalam sebuah bejana yang besar.

Namun, nasi sudah jadi bubur mau tidak mau mereka hanya bisa pasrah.

"Sudah kuduga hasilnya akan begini".

Cain mengeluh karena hasilnya sesuai dengan apa yang dia duga.

"Audrey, kau ini rekannya, kan?... Terus kenapa kau tidak cegah dia".

"Mau bagaimana lagi? Aku sudah lelah memberitahunya".

Regina memberi tahu Audrey untuk mencegah Bariorssa tapi Audrey segera mengatakan bahwa dia sudah lelah memberi tahunya.

"Kalau begitu, mari kita makan!? Ittadakimasu".

Yuiga yang tidak peka, langsung menyendok sup yang ada di mangkok nya dan memasukkannya ke mulut.

Melihat Yuiga yang langsung memakan tanpa curiga sedikitpun, membuat semua orang terkhusus Leticia menjadi panik.

Dan sekarang mereka bersiap-siap untuk sesuatu yang terburuk.

Tapi, hasilnya diluar dugaan.

Yang terjadi adalah Yuiga dengan santainya tetap melahap sup buatan Bariorssa seolah-olah itu hal yang biasa.

Adegan itu membuat semua orang terbelalak, dan terus bertanya-tanya.

"Ada apa?... Kenapa kalian melihatku seperti itu?".

Merasa semua terus menatapnya dengan ekspresi keheranan.

Yuiga yang masih mengunyah makanan di mulutnya pun bertanya.

"..... Etto... Yuiga-san.... Kau tidak apa-apa, kan?"

"Apa maksudmu Monica? Aku tidak apa-apa, kok".

".... Tidak bukan itu yang aku maksud... Tapi,...".

"?".

Yuiga kembali memperhatikan ekspresi wajah Monica dan yang lainnya. Kemudian dia mulai paham apa yang di maksud Monica.

"Oh, aku mengerti!?..... Kalau bukan ini yang kita makan terus mau dapat nutrisi dari mana?".

Mendengar ucapan Yuiga membuat mereka bertanya-tanya.

"Kakek ku pernah bilang "saat kau sedang pergi berpetualang terutama di alam liar, badanmu membutuhkan energi dan Nutrisi yang baik. Karena itu makanlah apapun yang memang bisa dimakan, yah meski rasanya tidak enak sekalipun".... Itu yang dia ajarkan padaku!? Meski harus aku akui masakan Barirossa tidak enak sama sekali!? Tapi, dia sudah berusaha keras untuk membuatnya.... Dan untuk kita mau tidak mau harus tetap memakannya. Hanya tidur tidak akan membalikkan energi mu 100%, kau juga harus dapat energi itu melalui makan. Jadi jangan pilih-pilih dan makan saja".

Penjelasan Yuiga membuat semuanya terdiam.

Sementara Barirossa entah mengapa pipinya menjadi merah merona.

Dia tidak meyangka bahwa Yuiga akan tetap memakan masakannya tanpa mengeluh dan bahkan sampai membelanya.

"Ka-kalau begitu mari kita makan. Ittadakimasu".

"""Ittadakimasu""".

Mereka segera menyantap sup aneh yang dibuat oleh Barirossa, meski terpaksa mereka paham betul apa yang dikatakan Yuiga tadi memang benar adanya.

Dan sudah menjadi hal yang wajar, bahwa petualang tidak seharusnya pilih-pilih makanan saat sedang mengerjakan misi perjalanan yang memaksa mereka untuk tidur di hutan.

Akhirnya makan malam selesai, sekarang bersiap untuk istirahat, mengingat mereka sekarang ada di dalam rumah sementara yang dibuat Yuiga, maka tidak diperlukan diskusi siapa yang akan berjaga-jaga di malam hari.