Malam harinya.
Di Bar penginapan Bulan Perak, ada 2 orang yang saat ini sedang menundukkan kepalanya di atas meja.
Mereka adalah Yuiga dan Falma yang kelelahan akibat di kejar-kejar oleh sekelompok orang yang cemburu kepada mereka.
"Ini semua salahmu, bangsat!? Aku tidak akan terlibat masalah sebesar ini jika bukan kau yang mulai duluan".
"Huh? Kau juga sama bangsat nya!? Jadi tidak usah mengeluh.....!? Sialan, aku tidak pernah menyangka kalau "orang cemburu" bisa sebrutal ini".
"Kau benar juga, Yuiga!? Memangnya mereka pikir kita siapa? Hewan buruan, apa?".
Saat keduanya sedang mengeluh dengan apa yang mereka alami hari ini. Seseorang datang mendekat dan dia adalah Sasha Walcott, pemilik penginapan ini.
"Ara ara... Apa yang terjadi dengan kalian sampai kelelahan begini?".
Dengan memancarkan aura wanita dewasanya, Sasha bertanya kepada kedua pemuda yang kelelahan sampai menempelkan wajahnya di meja.
"Tidak ada yang bagus terjadi hari ini, Sasha-san!? Hanya saja.... ".
".... Kami mencoba yang terbaik untuk tidak dibunuh, itu saja".
"Memangnya kalian habis ngapain, sampai segitunya".
Sasha segera terkejut sesaat setelah mendengar jawaban dari Yuiga dan Falma.
"Oh ya, Yuiga-kun!? Selamat atas pernikahanmu dengan Licia-chan, ya!? Semoga kalian langgeng".
"Terimakasih atas ucapan dan doanya, Sasha-san!?".
"Ya ampun, Darling dan Falma-san!? Sampai kapan kalian akan murung begini?".
Leticia yang baru saja selesai mandi di lantai atas segera menghampiri Yuiga dan Falma yang masih menempelkan kepalanya di meja.
"Mau bagaimana lagi, Licia? Aku dan Suami sialan mu ini, baru saja lolos dari maut".
"Dan untuk besok atau kedepannya, entah kami bisa lolos atau tidak".
"Sudah-sudah mengeluh pun tidak akan menyelesaikan apapun".
"Ya, kau benar juga".
Kemudian Leticia segera duduk dan memesan beberapa menu makan malam kepada Sasha.
Setelah menunggu beberapa saat, makanan yang dia pesan akhirnya datang.
Makanan yang dipesan Leticia sangat banyak hingga membuat Yuiga heran.
"Licia, bukankah ini kebanyakan untuk kita berdua".
"Siapa bilang untuk kita berdua!? Aku pesan sebanyak ini agar Falma-san, dan Sasha-san bisa makan bersama!? Anggap saja ini sebagai bentuk perayaan atas pernikahan kita".
"Heh? Serius, nih? Aku boleh ikut makan?".
"Ara ara... Licia-chan tidak perlu begitu".
"Santai saja, aku tidak keberatan sama sekali kok!? Lagian, aku yakin Darling juga setuju".
"Hmmm!? Toh, lagian kau juga ada disini rasanya tidak etis menyuruh kalian pergi, dengan perut kosong. Terutama kau Falma".
"Oh, betapa baiknya dirimu itu, brengsek!? Kalau kau sudah ngomong begitu, mah!? Mau bagaimana lagi, akan aku anggap ini sebagai ganti rugi atas rasa lelahku!? Jadi, aku tidak akan menolaknya".
"Kepalamu itu mau tak tancepin garpu, huh? Bangsat".
Meski jengkel dengan ejekan Falma, Yuiga juga tidak keberatan dengan saran Leticia.
Dan baik Falma maupun Sasha menerima tawaran itu.
Sejak Yuiga melamarnya dan mendaftarkan pernikahan nya di Guild, secara otomatis Yuiga dan Leticia sudah resmi menjadi sepasang Suami-Istri dan sebagai bentuk kasih sayang Leticia mulai memanggil Yuiga dengan panggilan Darling.
Meski masih tidak nyaman dengan panggilan itu, Yuiga mencoba untuk tidak mengeluh atau menunjukkan ekspresi tidak senangnya.
"Oh ya, hampir lupa!? ..... Aku juga sudah mengundang beberapa orang juga loh".
Kemudian, pintu penginapan terbuka dan yang masuk kedalam adalah Regina Escort, Barry Barnett, Martha Heinz, Cain Silford, Barirossa Enotecha, Audrey Ararat, Ariel Winhild, Banaza Oswell dan Lagerta Lockbog.
Mereka segera menyapa dan menuju meja dimana kelompok Leticia berada dan duduk di sana.
Merasa semua orang yang diundang sudah datang, Yuiga kemudian berdiri dan mulai dengan pidatonya.
"Baiklah!? Sebagai bentuk perayaan pernikahanku dengan Licia, sekarang... Mari kita semua bersulang".
"""'"""Bersulang""""""".
Dengan bersulang bersama, berarti dimulailah pesta makan malam mereka sebagai bentuk perayaan atas pernikahan Yuiga dan Leticia.
Meski perayaan itu sangat sederhana, mereka menikmati makan malam itu dengan bahagia dan penuh canda tawa.
Dan itu semakin lengkap dengan Cain dan Banaza mulai mabuk dan saling adu argumen, sementara Leticia, Regina, Ariel, Barirossa, Audrey, Martha dan Sasha yang tertawa melihat tingkah mereka, Barry yang dimarahi oleh Lagerta.
Falma yang hanya bisa memegang kepalanya seperti menahan pusing melihat kelakuan Cain dan Banaza yang semakin membuat onar.
Dan Yuiga yang mengawasi semuanya sambil tersenyum hangat.
Malam semakin larut.
Akhirnya pesta mereka segera berakhir dan para tamu undangan kembali ke rumah masing-masing.
Begitupun dengan Yuiga dan Leticia yang pergi naik keatas untuk segera beristirahat.
Meski hari ini terasa berat, bagi Yuiga dan Leticia hari ini adalah hari yang terbaik untuk mereka.
Dan mereka tidak sabar untuk menanti hari esok.
(----------)
Kota Loran.
Ibukota Kerajaan Alegria.
Ada sebuah kastil mewah milik keluarga kerajaan yang terletak di pusat kota.
Tampak dari luar, Kastil mewah itu ditutupi oleh dinding yang kokoh dan di setiap pintunya di jaga ketat oleh para ksatria yang selalu berganti jaga setiap 6 jam sekali.
Di malam hari saat semua lampu di dalam Kastil itu mati. Tapi, ada satu kamar yang lampunya masih menyala.
Dan di sana ada seorang pemuda berdiri di depan jendela melihat pemandangan kota dimalam hari sambil meminum segelas wine.
Lalu terdengar suara ketukan pintu yang berasal dari belakangnya.
"Masuklah!!".
Pemuda itu mengizinkan orang yang mengetuk untuk masuk kedalam.
Yang masuk adalah seorang Ksatria dengan baju zirah lengkap tanpa helm, membawa pedang di pinggang kirinya, pria tua itu memiliki wajah tegas dan bekas luka di pipi kanannya.
Begitu dia memasuki ruangan, Ksatria itu langsung berlutut satu kaki di depan pria yang membawa wine itu.
"Maaf mengganggu anda selarut malam ini, Pangeran Sylvester".
Pria tua itu, memberi hormat kepada pemuda yang ada didepannya yang ternyata adalah Pangeran ke-2, Sylvester van Alegria.
"Tidak usah dipikirkan, Roger!? Jadi... Bagaimana hasil penyelidikannya?".
Sylvester memanggil Ksatria tua itu Roger.
Sepertinya mereka berdua sedang membahas soal sesuatu yang mencurigakan.
"Ha!!! Dari hasil penyelidikan kami, sudah di pastikan.... Yuiga Kisaragi, kemungkinan adalah seorang Stranger".
"Hmmm... Sudah kuduga!? Wajahnya tampak sangat asing. Dan aura yang dipancarkan berbeda dari kebanyakan orang yang aku tahu".
Ternyata sesuatu yang mereka bahas adalah soal Yuiga Kisaragi yang menurut Sylvester dia terlihat seperti seorang Stranger.
Dan hasil penyelidikan itu membenarkan dugaannya selama ini.
Stranger adalah sebutan bagi seseorang atau sekelompok orang yang datang dari dunia lain melalui sebuah ritual pemanggilan, biasanya Stranger akan mendapatkan satu atau dua skill cheat, tapi karena fisik mereka masih lemah, maka pihak yang memanggilnya harus memberikan latihan fisik terlebih dahulu.
"Lalu, apakah dia salah satu Stranger yang dipanggil oleh Kerajaan Ortocrey?".
"Salah satu bahwa saya, yang menyamar di sana memberikan laporannya bahwa tidak ada seorang Stranger yang bernama Yuiga Kisaragi".
Untuk sesaat Sylvester terkejut dengan laporan dari Roger, selang beberapa saat dia mulai menempelkan tangan kirinya di dagu dan mulai berpikir untuk sejenak.
Sudah menjadi hal yang wajar bila seorang Stranger akan berlatih dan bekerja untuk Kerajaan yang memanggil mereka, yang membuat Sylvester heran adalah.
Apabila Yuiga Kisaragi adalah Stranger yang sama pada umumnya, kenapa dia berkelana seorang diri?
Kenapa juga dia tidak terikat oleh pihak/kerajaan manapun?
Dan kenapa dia memilih menjadi petualang biasa?.
Maka menurutnya jawaban itu... Hanya ada satu!!
Kemudian, dia mulai tersenyum dan berbicara.
"Berarti dia seorang Budbringer, kah".
Roger segera terkejut saat mendengarkan kesimpulan dari Sylvester.
"Maaf atas ke lancangan saya, Pangeran!? Tapi.... Seorang Budbringer? Bukankah itu mustahil, Pangeran!? Budbringer hanya sebuah dongeng pengantar tidur bagi anak-anak, Pangeran!? Menurut saya, ini semua sangat tidak masuk akal".
"Itu hanya kesimpulan acak ku, Roger!? Tapi,.... Benar atau tidaknya, faktanya ada di depan kita, sekarang!? Dan aku juga sudah melihatnya dengan mata kepalaku sendiri!? Setelah ku ingat lagi dia memang berbeda dari kebanyakan Stranger yang datang!? Yang lebih pening... ".
Sylvester berhenti untuk sesaat, sehingga membuat Roger penasaran.
"..... Firasat ku bilang, orang itu akan mengacaukan semuanya".
Lalu dia melanjutkan perkataannya.
"Kalau begitu, kita harus merubah rencana. Pangeran".
"Rencana awal, tetap tidak akan berubah... Namun, akan dipercepat..... Dan harus berhasil sebelum Yuiga atau 2 orang lainnya menghalangi kita".
"2 orang lainnya? Siapa mereka?".
Sylvester meminum wine di tangan nya dan kemudian kembali berbicara.
"Master sekaligus Walikota Bandeux, Barry Barnett. Dan Falma fou Javein..... Atau kau bisa memanggilnya sekarang Falma Hildebrand".
Roger sangat terkejut mendengar nama yang disebutkan Sylvester.
Tapi, bukan nama Barry yang membuatnya terkejut, melainkan saat dia mendengar nama Falma fou Javein.
"Falma, maksud anda putra pertama Duke Javein?..... Bukankah dia sudah mati?..... Berarti, para pembunuh bayaran sewaan Duke Javein gagal membunuh bocah itu".
"Terlalu dini, untuk menyimpulkan hal itu!?..... Sekarang..... Aku perintahkan kau!? Untuk menghabisi Yuiga Kisaragi dan membawa Leticia Artnodia hidup-hidup kembali ke Ibukota".
"Ha!!!".
"Pastikan Leticia baik-baik saja, karena bagaimanapun gadis itu adalah "hal penting" dari semua rencana ini, kau paham".
"Ha!!!".
"Dan supaya mantan orang-orang dari fraksi Almarhum Kakak Wander tidak curiga!? Kirim Putri tidak kompeten mu itu bersama seluruh timnya".
"Segera saya laksanakan, Pangeran".
Roger segera undur diri setelah mendapat perintah dari Sylvester.
"Sebentar lagi gelar kaisar itu akan jadi milikku".
Sylvester bergumam sendirian.
Entah apa yang direncanakan Sylvester terhadap Leticia dan maksud dari perkataan Roger.
Tapi, kita akan bahas itu lain kali.