Chereads / Records Of Alexandria War's / Chapter 26 - Chapter 22 : Permintaan Dadakan part 2.

Chapter 26 - Chapter 22 : Permintaan Dadakan part 2.

Beberapa hari kemudian, di Kota Bandeux.

"Untuk semua petualang, mohon perhatiannya".

Di Guild, saat Yuiga dan Leticia masih memilih permintaan, dan orang-orang sibuk dengan pekerjaan mereka masing-masing.

Tiba-tiba, seorang resepsionis wanita berteriak dari lantai atas seperti hendak mengumumkan sesuatu.

Dan para petualang segera berkumpul siap mendengarkan pengumuman.

"Untuk nama-nama petualang yang ku sebutkan, harap segera pergi menuju ruang rapat Guild".

Kemudian, resepsionis itu mulai menyebutkan nama-nama dari petualang itu.

Total ada 10 orang yang dipanggil 5 petualang pria dan 5 petualang wanita.

Nama-nama petualang pria itu. Yuiga Kisaragi, Falma Hildebrand, Raul Evans, Cain Silford, dan Ubey Bargas.

Dan nama-nama petualang wanita itu. Leticia Artnodia tapi sekarang menjadi Leticia Kisaragi, Regina Escort, Barirossa Enotecha, Audrey Ararat, dan Monica Vestaline.

Begitu nama-nama itu selesai disebutkan, mereka segera pergi menuju ruang rapat dan duduk di kursi yang sudah ada disana.

Setelah menunggu beberapa saat, Barry kemudian memasuki Ruangan bersama dengan Lagerta di belakangnya.

"Selamat pagi semua, maaf memanggil kalian dadakan seperti ini".

Hal pertama yang diucapkan Barry adalah permintaan maaf atas tindakannya yang mendadak memanggil mereka.

"Santai saja, Barry-san!? Jika kau memanggil kami, pasti ada sesuatu yang "darurat", kan?".

"Ya, kau benar Raul!? Kita punya permintaan darurat yang tidak bisa kita tunda".

Orang yang berbicara dengan Barry adalah Raul Evans.

Seorang petualang Rank B, berambut hitam dan bola mata yang berwarna sama, menggunakan semacam jubah berwarna ungu gelap dan membawa 2 buah senjata berbentuk Sabit berukuran sedang yang ada di pinggang belakangnya.

Dia terlihat memiliki sikap yang tenang.

"Baiklah, tanpa basa basi lagi!? Aku ingin kalian melakukan Misi Pembasmian".

Mereka segera tersentak saat mendengar permintaan dari Barry.

"Kami baru saja menemukan sebuah desa terbengkalai yang sekarang menjadi sarang para Orc Merah... Aku juga baru dapat laporan bahwa para Orc itu sudah mulai menjarah dan merusak beberapa desa kecil, tentu saja sudah ada korban jiwa dalam insiden itu.... Karena tidak ingin ada insiden yang sama, aku putuskan untuk menerima permintaan mereka dan mengirim kalian".

Setelah Barry menjelaskan maksud dan tujuannya, salah satu dari mereka mengangkat tangannya seperti ingin bertanya sesuatu.

"Maaf Barry-san!? Kalau boleh tanya kenapa kami yang dipilih bukan yang lain?".

Orang yang bertanya adalah seorang gadis bernama Monica Vestaline, seorang petualang Rank B, berambut merah dengan di kucir ekor kuda di sebelah kanan, bola mata berwarna emas, berparas cantik, memiliki dada yang berisi.

Dia memakai baju putih tanpa lengan dengan celana pendek di atas lutut berwarna coklat tua, menggunakan sepatu Boot panjang berwarna sama.

Dia membawa busur sihir yang berwarna emas dipunggung nya.

"Sebenarnya Monica, aku ingin orang-orang selain kalian. Tapi,.... Entah mengapa aku merasa, lebih baik jika kalian yang akan menjalankan misi ini".

"Kalau begitu, baiklah".

"Nah, sekarang.... ".

Barry mengaktifkan sebuah proyektor yang terbuat dari sihir, dan mulai menjelaskan lokasi dimana para Orc merah itu berada.

Tentu saja Barry memberi tahu mereka bahwa ada Orc merah raksasa yang diduga sebagai pemimpin dari kawanan itu dan harus mereka kalahkan.

"Masing-masing dari kalian akan mendapat 15 koin emas, setelah misi ini selesai!?..... Dan, agar tim ini semakin efektif. Aku menunjuk Yuiga sebagai Kapten dari kelompok ini".

"Huh?".

Yuiga terkejut mendengar apa yang dikatakan Barry barusan, di saat dia ingin mengajukan pertanyaan tiba-tiba ada suara yang menyela duluan.

"Maaf, Barry!? Aku tidak bisa menerima apabila pemula ini yang jadi Kapten kelompok kita".

Orang yang menyela itu adalah Ubey Bargas, seorang pria berpenampilan seperti brandalan berwajah tengil dengan rambut yang di model mohak, pakaiannya seperti pakaian seorang pejuang viking dengan kapak sebagai senjatanya.

Sejak rapat dimulai, dia duduk dengan menaruh kakinya di atas meja dan sikapnya tidak menunjukkan rasa hormat pada Barry yang seorang Guild Master sama sekali.

"Bisa kau beri kami sebuah alasan, Ubey".

Cain meminta sebuah penjelasan atasan sikap keberatan Ubey.

"Sudah jelaskan!? Yuiga adalah petualang yang baru saja bergabung dengan Guild ini, meskipun dia menunjukkan kemapuan yang tidak biasa, itu tetap tidak merubah fakta bahwa dia adalah petualang Rank C, dan Rank nya itu bahkan lebih rendah dari Barirossa maupun diriku yang seorang Rank A. Cukup dilihat saja, orang akan tahu bahwa Yuiga tidak punya jiwa kepemimpinan sama sekali. Jadi, apa kau pikir keselamatan kami dan suksesnya misi ini bisa terjadi apa bila dia yang menjadi Kapten?".

Mendengar alasan Ubey membuat mereka bahkan Lagerta menaikkan alisnya.

Menurut mereka alasan Ubey itu terlalu egois dan tidak masuk akal.

Untuk Yuiga sendiri dia tidak terlalu ambil pusing dengan alasan tidak jelas Ubey, justru dia khawatir dengan Leticia yang dari tadi menatap Ubey dengan tatapan mengerikan seperti hewan yang ingin menerkam mangsanya.

"Terus, kau ingin siapa yang menjadi Kapten di tim ini? Oh,.... Atau mungkin kau ingin mengajukan dirimu sendiri?".

Falma yang agak jengkel mengajukan pertanyaan ke Ubey, tapi jawaban yang dia Terima justru tidak menyenangkan.

"Bukankah itu sudah jelas!? Siapa lagi di ruangan ini selain aku yang bisa mampu melakukannya, lagipula aku ini seorang petualang Rank A".

Ubey menjawab itu dengan senyuman sombongnya.

"Omong kosong apa itu, Ubey!? Kalau Kapten di tentukan dengan Rank. Maka aku atau Falma juga bisa menjadi kandidat".

"Itu tetap tidak merubah fakta bahwa, 2 orang Rank A seperti kalian dikalahkan oleh seorang Rank C. Dan jujur saja, aku sudah kehilangan rasa hormat sebagai sesama Rank A kepada kalian".

"Huuuh? Apa maksudmu, bajingan?".

"Uwaa.... ".

"Regina-san tenangkan dirimu".

Regina semakin emosi dengan jawaban sombong dari Ubey, dan bukan itu saja semua orang juga menatapnya dengan jengkel.

Monica mulai ketakutan dengan situasi yang semakin tegang, sementara Barirossa mencoba untuk menenangkan Regina yang sedang emosi.

"Haaa... Kita berkumpul disini itu untuk membahas soal misi pembasmian sekelompok Orc Merah yang mulai meresahkan para waga, bukan saling berdebat tentang siapa yang pantas jadi Kapten tim atau siapa yang Rank nya lebih tinggi".

Raul yang sudah tidak tahan mulai mengingatkan tujuan mereka berkumpul disini dengan sangat tenang.

"Hei, Raul!? Kenapa kau masih sok bersikap tenang, huh? Lagipula kenapa juga kau ada disini? Bukankah lebih baik kau berhenti saja jadi petualang? Apa kau tidak lupa dengan kejadian di desa Vanir, huh? Kau pernah janji kepada kedua anakmu, bahwa kau akan melindungi dan mengantikan posisi ibu mereka, kan? Tapi, saat desa itu diserang oleh sekelompok monster, kau malah tidak bisa apa-apa dan kedua anak tercintamu sekaligus satu-satunya keluarga yang kau punya itu juga jadi korban!? Dan luar bisanya setelah kegagalan mu itu, kau masih punya nyali untuk menjadi petualang!? Lihat betapa lucunya dirimu".

"Jaga ucapan mu itu, Ubey?".

Namun, Ubey justru memanaskan situasi, sehingga Raul yang berusaha untuk tetap tenang, mau tidak mau terpancing emosinya.

Sayangnya Ubey tidak berhenti sama sekali.

"Coba, kita pikir baik-baik!? Di ruangan ini, ada 2 pemula Rank C dan D, lalu 2 Rank A yang kalah dari pemula Rank C, seorang Ayah yang bahkan tidak bisa melindungi anaknya, seorang pemanah Rank B yang penakut, pencuri Rank C yang tidak bisa bertarung, dan sebuah party yang hanya mengambil permintaan yang resiko rendah!? Berdasarkan itu semua, sudah jelas kalau tim ini hanya diisi oleh orang-orang yang tidak kompeten!? Jadi, dari pada banyak membuang-buang waktu lagi. Kalian lebih baik diam saja, biarkan aku yang menjadi Kapten dan menuntun kalian semua".

Dengan sombongnya, Ubey berpidato sambil mengejek semua orang yang ada di ruangan itu sekaligus mendeklarasikan dirinya sebagai Kapten tim, karena dia merasa bahwa hanya dia yang pantas melakukannya.

"Kalau begitu, buktikan kalau kau bisa mengalahkan kami semua dengan kekuatanmu itu".

".... Kau pikir,.... Aku tidak bisa?".

Cain yang sudah muak dengan semua ocehan Ubey, menantangnya untuk berduel. Dan Ubey dengan senang hati menerima tantangan Cain.

Seketika ruangan semakin tegang, karena baik Cain maupun Ubey, keduanya mengeluarkan aura membunuh yang sangat kuat.

"Bisa kalian hentikan ini!? Cain hentikan niat membunuhmu itu, kasihan Monica mulai ketakutan karena kalian".

"Semua tergantung si bajingan mohak ini, apa dia mau menghentikannya dulu atau tidak".

"Uwawawawa.... Bagaimana ini?".

Audrey yang melihat Monica mulai ketakutan, mencoba menyuruh Cain dan Ubey untuk menghentikan Aura membunuh mereka.

Tapi, hal itu tidak di gubris oleh keduanya yang malah semakin intens mengeluarkan aura tersebut.

(----------)

"Aku setuju dengan apa yang dikatakan, Ubey".

Tiba-tiba suasana kembali tenang setelah Yuiga yang secara mengejutkan justru setuju dengan usulan Ubey.

"Tu-tunggu dulu, Darling!? Kau ini ngomong apa?".

Leticia yang panik segera mengajukan pertanyaan kepada suaminya tersebut.

"Seperti yang dikatakan Ubey!? Aku memang baru bergabung di Guild ini dan baru saja menjadi Rank C!? Rasanya kurang masuk akal jika aku secara mendadak disuruh untuk memimpin sebuah tim yang anggota sebagian besar Rank nya ada di atas ku!? Aku juga tidak punya pengalaman memimpin sebuah kelompok!? Jadi, akan lebih bagus apabila ada seseorang yang memiliki Rank tinggi dan punya pengalaman".

"Kalau begitu, kan bisa Falma-san atau Regina-san yang menjadi Kapten, terkhusus Falma-san yang pernah memimpin tim penyelidikan".

Leticia masih tidak terima dengan penjelasan Yuiga barusan dan kembali mengajukan pertanyaan.

"Memang benar!? Tapi, Falma hanya memimpin tim penyelidikan bukan tim pembasmian!? Lalu Regina, aku akui dia kuat. Tapi, dia terlalu individualis dan tidak punya sikap kepemimpinan".

Sebenarnya, Regina ingin membantah perkataan Yuiga. Tapi, setelah berpikir sejenak dia segera membatalkan niatnya tersebut.

(----------)

"Karena itu akan lebih efektif apabila Ubey saja yang menjadi Kapten tim ini".

Meski sempat diejek oleh Ubey, Yuiga dengan senang hati setuju dengan hal itu dan bahkan sampai merekomendasikan nya.

"Apa kau sangat yakin dengan ini, Yuiga?".

Barry mencoba memastikan hal tersebut dan Yuiga menjawabnya dengan anggukan kepala, tanda dia tidak keberatan sama sekali.

"Baiklah, karena Yuiga sudah setuju. Maka posisi Kapten tim ini akan di berikan kepada Ubey".

"Baiklah, dengan senang hati aku akan Terima mandat itu".

Ubey segera tersenyum penuh kemenangan setelah mendapat persetujuan dari Yuiga bahwa dia yang akan menjadi Kapten tim pembasmian ini.

"Kalian akan berangkat besok dan mengingat tempat tujuan kalian itu membutuhkan waktu sekitar 3 hari perjalanan dengan jalan kaki!?Jadi, gunakan hari ini untuk istirahat dan menyiapkan perbekalan!? Sekian dariku kalian boleh pergi".

(Mael!? Aku minta tolong padamu).

(Baiklah, aku tahu maksudmu).

Dengan ini rapat mereka selesai dan mereka diizinkan untuk meninggalkan ruangan.

Meski masih jengkel Leticia tidak bisa menentang keputusan semua orang dan bahkan persetujuan Yuiga yang bahkan tidak keberatan apabila Ubey yang menjadi Kapten.

"Yuiga".

Saat Yuiga dan Leticia berjalan keluar tiba-tiba dari arah belakang ada seseorang yang memanggil.

Saat menengok ternyata orang itu adalah Raul.

"Oh Raul-san, ada apa?".

"Apa yang kau rencanakan?".

".... Kau ngomong apa, Raul-san? Aku tidak merencanakan apapun kok?".

Raul terdiam sesaat sambil terus memperhatikan Yuiga.

"Baiklah, kalau begitu".

Raul segera berjalan melewati Yuiga dan Leticia. Namun, langkahnya berhenti dan kembali berbicara.

".... Apapun yang kau rencanakan!? Baik aku, Falma dan yang lain akan ada di pihak mu, bukan di pihak Ubey".

"Ok".

Raul tiba-tiba mengatakan sesuatu yang sangat ambigu seolah-olah dia paham maksud dan alasan Yuiga.

Dan Yuiga sendiri menanggapi hal itu dengan nada santai.

Dan keesokan paginya.

Mereka segera berkumpul di depan Gerbang dan mulai perjalanan menuju desa terbengkalai yang menjadi sarang Orc Merah.