3 hari kemudian.
Yuiga dan rombongan berhasil kembali ke kota Bandeux dengan selamat.
Setelah melewati Gerbang kota, Yuiga berencana langsung kembali ke Penginapan Bulan Perak, sementara untuk laporannya Yuiga serahkan ke Barirossa dan rekan-rekannya.
Tapi, sebelum berpisah Yuiga sempat memberikan secarik kertas kepada Barirossa.
"Tolong berikan ini kepada Barry saat sudah sampai dan juga aku harap kalian jangan membacanya".
"Baiklah, tidak masalah? Terus kau mau kemana?".
"Huaaa.... Aku mau langsung balik ke penginapan".
Yuiga langsung berjalan meninggalkan Barirossa dan party nya.
Tapi, baru beberapa langkah Yuiga menoleh kebelakang dan berbicara.
"Oh ya, aku hampir melupakannya!?.... Senang bisa berpetualang dengan kalian, semoga kita ketemu lagi".
"Iya, Yuiga-san".
Yuiga kembali berjalan pergi, saat jarak Yuiga sudah sangat jauh.
Entah apa yang dipikirkan oleh Cain, Ariel dan Banaza mulai berbicara hal aneh soal Yuiga.
"Begitu ya, kurasa dia hanya ingin segera menemuinya".
"Ya, berpetualang untuk waktu yang lama, saat pulang dia pasti inginkan "kehangatan", kan?".
"Ah, itu bener banget!? Lagian sudah hampir seminggu Yuiga-san tidak menemuinya, pasti dia kangen banget".
Barirossa dan Audrey heran dengan percakapan tidak jelas antara Cain, Ariel dan Banaza.
"Woi, kalian bertiga ini ngomong apa, sih?".
"Kalau ngomong yang jelas supaya aku dan Bari paham".
Terkejut karena Barirossa dan Audrey tidak paham apa yang mereka katakan, Banaza mencoba menjelaskannya.
"Etto... Begini!? Seperti yang kita tahu Yuiga itu memiliki kekasih, kan? Aku yakin dia buru-buru kembali ke penginapan tidak lain adalah untuk menemui kekasihnya itu".
Mendengar penjelasan Banaza, tiba-tiba saja Barirossa dan Audrey membelalakkan matanya.
"Aku yakin, Yuiga-san ingin segera memberitahu kalau dia sudah kembali agar kekasihnya itu tidak khawatir".
Ariel melanjutkan penjelasan Banaza, sementara Barirossa dan Audrey menggerakkan ujung mulut mereka.
"Haaa... Enaknya jadi Yuiga!? Pulang dari pergi sudah ada yang menunggu!? Ngak kayak Jones seperti kita ini mau pergi kek, mau pulang kek, ngak ada yang nunggu".
Keluhan Cain membuat Barirossa dan Audrey bermandikan keringat dingin.
"Yang sabar, Cain!? Sebagai sesama kaum Jones aku paham perasaanmu!? Tapi, aku yakin suatu hari nanti, musim semi untuk kita semua pasti akan datang".
"Hmmm.. Pokoknya kita tidak boleh menyerah".
Ariel dan Banaza sangat yakin bahwa mereka bisa melewati cobaan hidup ini bersama-sama.
Tiba-tiba Barirossa dan Audrey menghadap ke mereka dan mulai menunjukkan aura aneh.
Melihat aura Barirossa dan Audrey yang tiba-tiba berubah mereka menjadi bertanya-tanya.
"Woi!? Bari, Audrey kalian kenapa?".
Tapi jawaban yang mereka tunggu justru mengejutkan.
""Katakan lebih dari itu!? Maka akan kami bunuh kalian bertiga, paham"".
Mendengar jawaban Barirossa dan Audrey membuat Cain, Ariel dan Banaza terkejut dan diam untuk sementara.
"""Eh?""".
Sementara itu, Yuiga yang terus berjalan akhirnya sampai di depan Penginapan Bulan Perak.
Tapi, entah mengapa penginapan itu tampak lebih ramai dari biasanya, memang kalau sudah jam malam Bar penginapan pasti penuh dengan orang-orang yang ingin makan malam atau minum-minum.
Namun, hari ini tampak berbeda dari biasanya.
Tidak mau ambil pusing, Yuiga melangkah maju dan mencoba menerobos sekumpulan orang yang menunggu di depan.
"Kau Yuiga, benar?".
Tiba-tiba ada orang asing yang berbicara dengannya. Sepertinya dia adalah salah satu dari orang-orang yang berkerumun.
"Iya itu aku".
"Syukurlah, kalau begitu!? Cepatlah masuk kedalam, Leticia sudah menunggumu".
Entah mengapa orang asing menyuruh Yuiga untuk masuk kedalam dengan terburu-buru.
Bahkan sampai membantunya membuka jalan.
Setelah masuk ke dalam, Leticia segera berlari dan memeluknya.
"Selamat datang, Yuiga-san!? Aku kangen banget loh".
Karena canggung didepan banyak orang, Yuiga tidak bisa membalas pelukan Leticia.
"Ya, aku pulang!? Tapi, bukankah kau seharusnya istirahat?".
"Santai saja, aku sudah baikan kok!? Jadi tidak usah khawatir".
Melihat Leticia yang memang sudah sehat, membuat Yuiga jadi sangat lega.
"Hou... Jadi orang ini yang bernama Yuiga Kisaragi!? Benar-benar berbeda dari ekspektasi ku".
Waktu mereka sedang asyik bercengkrama tiba-tiba suara seorang pria terdengar dan Yuiga menoleh kearah sumber suara.
Suara itu berasal dari seorang pria yang tampak lebih tua 2 tahun dengan wajah tampan, berambut biru muda, dan menggunakan pakaian seperti seragam militer dengan banyak ornamen dan berbicara layaknya seorang bangsawan.
Leticia membalikkan badannya kearah pria asing itu sambil terus memeluk lengan kiri Yuiga.
"Ha!? Yuiga-san adalah pria yang aku ceritakan padamu dan aku sangat mencintainya!? Bahkan kami adalah sepasang kekasih sekarang".
Anehnya, Leticia berbicara dengan pria itu dengan nada yang acuh tak acuh.
Dan terlihat jelas dari ekspresi Leticia bahwa dia tidak suka dengan pria asing yang ada didepannya.
Sementara Yuiga yang kebingungan mencoba mencerna semua apa yang terjadi disini.
Melihat Yuiga yang masih kebingungan, pria asing itu mulai memperkenalkan dirinya.
"Perkenalkan!? Namaku adalah Sylvester van Algeria. Aku adalah Pangeran ke-2 Kerjaan Alegria!? Salam kenal Yuiga Kisaragi".
Pria asing itu adalah seorang Pangeran dari Kerajaan Alegria ini.
Dan rupanya Leticia juga sudah kenal dengan orang bernama Sylvester ini.
"Yuiga Kisaragi,.... Salam kenal.... Pangeran Sylvester".
Saat Sylvester menyodorkan tangan kanannya untuk berjabat tangan, anehnya Yuiga tidak menerima jabat tangan itu.
Justru sebaliknya Yuiga malah memberikan tatapan mata curiga kearah Sylvester.
Entah mengapa meski memperkenalkan diri dengan sangat sopan.
Tapi, firasat Yuiga bilang bahwa pria yang ada didepannya bukanlah orang baik seperti yang terlihat.
(----------)
Saat Yuiga bertemu dengan Pangeran Sylvester di Penginapan Bulan Perak.
Barirossa dan yang lain sudah bertemu dengan Barry dan memberikan laporan hasil penyelidikannya.
"Kalau begitu, Barry-san!? Kami undur diri dulu".
"Baiklah".
Setelah selesai mereka izin untuk berpamitan.
Ketika Barirossa dan kelompoknya sudah pergi keluar, Barry segera menyadarkan punggungnya ke kursi dan mulai menarik napas panjang.
Melihat atasannya tampak kelelahan Lagerta sebagai asisten nya mencoba bertanya.
"Jadi, bagaimana hasilnya?".
"Tidak ada petunjuk".
"Bukankah ini sudah ke-10 kalinya kau mengirim tim penyelidikan ke sana!? Tapi, hasilnya sama saja, kan? Ya ampun Barry, apa kau masih yakin ada sesuatu yang disembunyikan oleh pihak Kerajaan".
Ternyata alasan Barry terus mengirim tim penyelidikan ke Kota Galahad adalah karena dia curiga bahwa pihak Kerajaan ada dibalik ini semua.
"Tentu saja!? Aku sangat yakin dengan firasat ku!? Lagi pula Lagerta, kau pasti tahu, kan? Seberapa terobsesinya pihak Kerajaan akan Kota itu".
"Iya kau memang benar, sih!? Tapi tetap saja kita tidak punya bukti apapun soal keterlibatan mereka".
Saat mereka sedang berdiskusi soal hasil penyelidikannya, tiba-tiba saja terdengar suara ketukan pintu.
"Barry-san, apakah masih di dalam? Ini aku Barirossa".
"Iya, masuklah Bari".
Barirossa segera membuka pintu dan masuk kedalam.
"Ada apa, Bari? Apa kau kelupaan sesuatu?"
"Ah iya".
Barirossa segera menyerah secarik surat yang Yuiga titipkan padanya.
"Ini ada titipan dari Yuiga-san!? Katanya untuk Barry-san".
"Oh, Terima kasih".
"Kalau begitu aku permisi dulu".
Barirossa segera pergi setelah memberikan surat itu ke Barry.
Tanpa pikir panjang lagi, Barry segera merobek dan membaca isi surat yang Yuiga titipkan untuknya.
Dengan seksama Barry membaca setiap kata yang ada di surat itu.
Kemudian entah mengapa kedua mata Barry terbelalak dan badannya bergetar dan mulai tersenyum sendiri.
"Begitu ya!? Begitu ya!? Jadi.... Itu alasannya".
Lagerta yang mendengar gumaman Barry menjadi sangat heran.
"Barry, kau kenapa?".
Tanpa basa-basi, Barry menyerahkan surat itu ke Lagerta agar membacanya sendiri.
Lagerta yang menerima dan membaca isi surat itu, tiba-tiba saja terkejut bukan main.
"Ba-barry ini?".
"Iya, aku bahkan sangat terkejut dibuatnya!? Setelah 10 kali aku mengirim tim penyelidikan ke sana. Namun, tidak ada hasilnya sama sekali!? Tapi sekarang,... Fufufu siapa sangka kita mendapatkan hasil diluar ekspektasi ini!? Sudah kuduga memilihnya untuk misi ini adalah pilihan yang tepat".
Barry yang masih bergetar berbicara sambil tersenyum dan menutupi wajahnya dengan telapak tangannya.
"Kalau begitu, Lagerta!? Kita harus segera bersiap untuk kemungkinan terburuknya".
Lagerta menganggukkan kepala dengan perintah Barry.
Entah apa yang ditulis Yuiga di dalam surat itu.
Namun, yang jelas itu membuat mereka maju beberapa langkah untuk mengungkapkan kebenarannya.
(----------)
Kembali ke Penginapan Bulan Perak.
Saat ini Yuiga dan Leticia sedang duduk berhadapan dengan Pangeran Sylvester sambil menyantap makan malam yang mereka pesan.
"Hmmm... Jadi begini ya!? Rasa masakan di sebuah Bar!? Lumayan juga.... Tapi, tetap saja lebih baik makanan yang di sajikan Koki istana".
Sylvester mengomentari masakan yang dia pesan dan membandingkan nya dengan apa yang dimasak di Kerajaan.
"Kau tidak bisa menyamakan semua hal sesuai persepsimu, Pangeran".
Yuiga membalas komentar Sylvester sambil terus memperhatikan setiap gerakannya.
"Kau berbicara dengan sangat informal padaku, padahal kau tahu aku ini pangeran, kan?".
"Meski kau seorang pangeran, aku bahkan tidak bisa melihat nilai apapun dari dirimu".
Meski Sylvester sempat memperingatkan sifat kurang ajar Yuiga secara tersirat.
Yuiga malah membalasnya dengan sebuah ejekan yang juga tersirat.
"Jadi, ada perlu apa seorang pangeran sampai jauh-jauh datang ke Kota Bandeux yang sangat terpelosok ini?".
Tanpa basa-basi lagi Yuiga menanyakan apa tujuan Sylvester datang ke sini.
Dan Sylvester langsung tersenyum dan mulai menjawab.
"Aku datang kesini untuk menjemput nona Leticia, yang tiba-tiba saja menghilang dari Gereja Gehena di Ibukota".
"Alasannya?".
"Aku yakin anda sudah tahukan Tuan Kisaragi!? Nona Leticia adalah Saint agung Gereja Gehena yang ada di Ibukota Loran".
Mendengar apa yang dikatakan Pangeran Sylvester semua orang yang ada disana terkejut bukan main bahkan Sasha sendiri.
Namun, karena Yuiga sudah tahu siapa Leticia sebenarnya dia hanya merespon semua itu dengan diam.
"Sejak kepergiannya yang tiba-tiba itu, membuat semua jemaat Gereja, masyarakat dan anggota staf Kerajaan menjadi sangat panik!? Mereka terus mencoba mencari dimana keberadaan Nona Leticia!? Tapi, tidak disangka ternyata beliau ada disini tinggal di sebuah penginapan yang murah dengan fasilitas yang bisa dibilang..... Ya, cukup memperihatinkan".
Sylvester mengatakan semua itu dengan nada yang sopan dan tenang.
Tapi, jika diperhatikan baik-baik apa yang dia katanya justru terkesan merendahkan orang lain dan Yuiga tahu itu.
"Dan untuk meredam kecemasan masyarakat dan Jemaat atas menghilangnya Nona Leticia, kami atau mungkin bisa dibilang aku Pangeran Sylvester sekaligus sebagai Calon Tunangannya. Harus membawanya kembali ke Ibukota Loran".
Leticia seketika naik pitam setelah mendengar ucapan Sylvester yang menyatakan dirinya sebagai calon tunangannya.
"HUUU.....H!!!? Kau ngomong apa, Pangeran sialan!? Hentikan akting sok sucimu itu!?
Lagian, aku tidak pernah menyetujuinya, dan juga itu hanya keputusan sepihak kalian saja".
"Tenanglah, Licia".
"Tapi, Yuiga-san.... ".
"Aku tidak peduli soal itu!? Hanya saja, orang ini belum benar-benar menjawab pertanyaanku".
Ketegangan dibar antara Yuiga dan Sylvester semakin intens. Kedua nya saling menatap curiga kearah masing-masing.
Kemudian ada seseorang yang masuk dan memecah ketegangan itu.
"Kupikir ada apa ribut-ribut disini, ternyata itu kau toh, Sylvester".
Merasa sangat familiar dengan suara barusan baik Yuiga maupun Sylvester segera menoleh kearah sumber suara.
Yang ternyata orang itu adalah Falma yang berjalan menuju meja mereka sambil menyeret sebuah kursi dan duduk tepat di antara Yuiga dan Sylvester.
"Oh, sungguh mengejutkan!? Siapa sangka aku juga akan bertemu denganmu di sini. Falma fou Javein, putra pertama Duke Marcus fou Javein".
Siapa sangka bahwa Falma adalah seorang Bangsawan putra pertama dari Duke Marcus fou Javein.
"Hm!? Namaku sekarang adalah Falma Hildebrand, aku bukan lagi bagian dari keluarga Javein atau bahkan putra dari Pria tua itu".
"Oh, maaf atas ke lancangan ku".
"Hm!? Hentikan omong kosong mu itu!? Dari awal aku sudah tahu kau memang tidak berniat minta maaf!?... Jadi, apa tujuanmu yang sebenarnya? Aku yakin "menjemput" Licia bukan sekedar "alasan" mu, kan?".
Sama halnya dengan Yuiga, Falma juga menatap Sylvester dengan tatap yang curiga.
Menanggapi tatapan kedua orang itu,
Sylvester tetap berusaha tetap tenang.
"Benar kok!? Aku datang ke sini hanya untuk "menjemput" Nona Leticia saja".
"Tanpa ada maksud lain?".
"Iya, tanpa maksud lain".
Ketenangan dan keheningan terjadi diantara mereka bertiga, meski begitu ketegangan juga semakin meningkat.
Lalu Yuiga mulai berbicara.
"Kalau begitu bukankah sudah jelas!? Licia menolak untuk "kembali" dan dia hanya ingin bersama ku disini!? Jadi kau bisa pergi sekarang".
"... Baiklah, kalau itu memang keputusan Nona Leticia!? Jadi, aku undur diri lebih dahulu".
Sylvester segera berdiri dari kursinya dan berjalan pergi meninggalkan meja.
Kemudian Sylvester menolehkan kepalanya kearah Yuiga dan kembali berbicara.
"Jujur saja, ini agak menyakitkan melihat wanita yang kau sukai lebih memilih orang lain!? Tapi, aku akan terus berdoa untuk baikan kalian!? Senang bertemu dengan mu, Yuiga Kisaragi dan kenalan lamaku, Falma Hildebrand".
Yuiga dan Falma tetap diam saat Sylvester mengucapkan salam perpisahan, sementara Leticia malah mengejek Sylvester yang berjalan keluar.
Setelah Sylvester keluar dari Bar, Falma mulai kembali berbicara.
"Yuiga,... Orang itu.... ".
"Aku tahu".
Yuiga memotong perkataan Falma seolah-olah tahu apa yang ingin dia katakan.
Lalu Yuiga mulai berbicara dengan pribahasa.
"Orang Yang Terlihat Baik Diluar, Sebenarnya Busuk Di Dalamnya".
Entah apa yang dimaksud oleh Yuiga, tapi yang jelas dia tahu sesuatu yang tidak beres sedang terjadi.