Ze-ten Ryuu : Tenka Musou Yatagarasu.
Tebasan pedang yang lebih cepat dari suara.
Teknik pedang kendo yang dia pelajari dari Kakeknya Eichiro Kisaragi.
Membuat siapa pun yang melihat membeku ditempat.
Melihat kejadian di luar nalar itu, semua orang yang menonton pertandingan itu hanya...
... Meresponnya dengan Diam.
Sementara Regina tidak berhenti meneteskan keringat dingin, bahkan sumsum tulangnya serasa membeku seketika.
Untuk beberapa saat kemudian, meski dengan badan penuh luka dan gemetar menahan rasa sakit, Falma yang tadi terkapar mencoba untuk berdiri dengan menggunakan pedangnya sebagai tumpuan.
Melihat Falma yang bangkit kembali, membuat semua orang termasuk Barry dan Regina menjadi sedikit lega.
"Syukurlah, Falma bisa bangkit lagi!!!! Tapi, serangan apa itu? Aku hanya melihat Yuiga menebaskan pedangnya sekali saja!!! Namun, kenapa Falma bisa menerima banyak luka gores".
"Andai saja Falma tidak sempat melompat mundur dan mengaktifkan Aura Sihir nya, dia pasti sudah jadi daging cincang sekarang".
Barry melanjutkan penjelasannya mengabaikan ekspresi ketakutan Regina.
"Namun, meski hanya terkena ujung pedangnya saja itu sudah membuat Falma sangat kewalahan. Aku tidak tahu apa itu!!!! Tapi, yang jelas teknik tebasan pedang yang bahkan lebih cepat dari suara!!! Harus aku akui, itu teknik yang mematikan".
Di arena, Falma berhasil berdiri meski tertatih-tatih menggunakan pedangnya sebagai tumpuan, sambil terengah-engah dia berusaha untuk mencerna apa yang terjadi.
(A-apa-apaan itu? Padahal aku berhasil melompat mundur? Aku masih menggunakan Aura Sihir yang melindungi ku? Tapi, tetap saja aku terkena serangannya? Meski cuma ujung pedang saja, aku benar-benar merasa kesakitan luar biasa).
Melihat Falma yang masih berdiri, Yuiga mendecitkan lidahnya dan bergumam.
"Cih.... Ku kira aku bisa mengakhiri ini dengan serangan tadi!!! Aku terlalu naif".
Yuiga juga menyalahkan dirinya sendiri karena terlalu percaya bahwa pertarungan nya dengan Falma akan cepat berakhir dengan serangan tadi.
Namun, nyatanya meski hanya terkena ujung pedang Yuiga saja, Falma masih bertahan dan berhasil bangkit lagi. Dan ini membuatnya sadar bahwa dia masih sangat naif.
"Kau luar biasa Yuiga!!! Kau bisa membuatku sampai terpojok seperti ini!!!! Aku.... Sempat berpikir.... Mungkin aku tidak akan selamat tadi".
"Begitu juga denganku, Falma!!!! Andai tadi kau tidak menghentikan serangan mu!!! Justru aku yang tidak akan selamat".
Di tengah arena Yuiga dan Falma saling puji satu sama lainnya.
Lalu Falma mencoba melihat tangan kanannya, yang ternyata mulai bergetar dengan sendirinya.
(Tanganku bergetar? Apa aku takut?).
Seketika didalam pikiran Falma terjadi Flashback pada masa lalunya, di sebelah Falma kecil ada seorang pria yang memakai pakaian seperti Butler yang sedang menenangkan dirinya saat sedang menangis.
(.... Tidak!!! Aku tidak boleh kalah!!!! Tidak boleh kalah dari siapapun!!!.... Itu karena...).
Setelah mengingat kenangan itu, Falma meremas kuat-kuat tangannya dan kembali mengaktifkan Aura sihir miliknya yang kali ini lebih kuat dan lebih besar dari pada sebelumnya.
(Aku.... Sudah berjanji dengan NYA).
Aura sihir itu menghempaskan semua debu dan menghembuskan angin di sekitarnya. Aura sihir itu juga menyembuhkan beberapa Luka gores yang ada ditubuhnya.
Dan saat semua debu itu menghilang terlihat Falma yang berdiri tegap dengan tatapan mata yang penuh dengan tekad yang kuat.
"Falma, kau.... ".
Tanpa saling bertukar kata, Yuiga entah mengapa bisa paham apa yang dirasakan Falma.
Lalu ingatan tentang dirinya yang mendapat pujian dari Kakeknya saat masih kecil terlintas dipikirannya.
".... Baiklah, kalau begitu".
Kemudian Yuiga tiba-tiba tersenyum dan mulai mengaktifkan sihir roh miliknya.
(Mael pinjamkan aku kekuatanmu).
(Kekuatanku adalah kekuatanmu juga Yuiga).
Lalu kejadian yang sama saat melawan Gulltoppr terjadi lagi, sebuah ledakan energi sihir terjadi di arena dengan Yuiga menjadi pusatnya.
Ledakan itu memancarkan warna putih dan biru yang seindah cahaya bulan dimalam hari, setiap orang yang melihat itu langsung terpesona karena betapa indahnya cahaya tersebut.
Dan saat cahaya itu meredup secara perlahan, tampak Yuiga yang sudah mengaktifkan Aura sihir sama seperti Falma.
Sambil memperbaiki posisi bertarungnya Yuiga mulai berbicara.
"Hei Falma, karena kita sudah mengambil banyak waktu!!! Mari kita akhiri ini sekarang, bolehkan?".
Melihat Yuiga menanggapi tekad miliknya dengan serius Falma tidak bisa berhenti tersenyum dan mulai memperbaiki posisi bertarungnya.
"Yare, yare, kau itu!!!! Kau itu, memang merepotkan ya, Yuiga".
Yuiga Kisaragi dan Falma Hildebrand. Mereka terlahir di tempat dan dunia yang berbeda.
Tapi, mereka memiliki satu kesamaan, yaitu....
Sama-sama tidak ingin kalah.
Setelah terdiam dan saling mengamati satu sama lain, dalam momentum yang bersamaan keduanya berlari maju dengan kecepatan tinggi dan saling bergumam dalam hati.
(Aku pasti...).
(Aku pasti...).
Saat jarak mereka berdekatan, keduanya mulai mengayunkan pedang mereka masing-masing di tengah arena.
((.... YANG AKAN MENANG!!!!!!)).
Tabrakan antara dua pedang yang masing-masing di perkuat dan dilapisi sihir menciptakan sebuah ledakan yang luar biasa di tengah Arena.
Para penonton dibuat ketakutan saat menyaksikan kejadian itu, dikarena sangking kuatnya ledakan antara dua sihir tersebut.
Sekarang di dalam hati, mereka bertanya-tanya siapa yang akan memenangkan pertandingan ini.
Apakah Falma?
Apakah Yuiga?
Apakah Seimbang?
Atau Keduanya akan tewas ditempat?
(----------)
Kembali beberapa saat sebelum Yuiga dan Falma mencapai klimaks pertarungan mereka.
Di tempat tes lain Leticia Artnodia, gadis cantik yang menjadi partner Yuiga dalam pencarian tanaman Silverbell dan penaklukan Dreki sedang menjalankan Tes kenaikan Rank yang dikhususkan untuk mereka dengan Job Pendeta.
Tesnya terbagi menjadi 3 tahap yaitu : Tes Tertulis, Tes Sihir Penyembuh dan Tes Sihir Jarak jauh. Untuk Tes ketiga akan di lakukan apa bila seorang pendeta punya sihir tipe menyerang.
Kebetulan Leticia memiliki sihir Cahaya yang bisa digunakan secara multi fungsi yaitu bisa melindungi, menyembuhkan luka, dan menyerang lawannya.
Jadi secara otomatis Leticia akan menjalani 3 fase tes tersebut.
Singkatnya setelah menjalani 2 tes sebelumnya dan dinyatakan berhasil, sekarang Leticia akan menjalani tes fase ke 3 yang akan dilaksanakan di arena.
Sesampainya di arena latihan, Asisten Barry yang bernama Lagerta mulai mengarahkannya.
"Licia-chan!!! Untuk tes ketiga ini aku di haruskan menembakkan sihir kearah target yang ada ditempat dan target yang bergerak... Selesai dengan itu kau akan diuji dengan target yang lebih besar dan lebih kuat berupa beberapa golem dari tanah liat!!!! Jika kau berhasil melewati semuanya maka tes fase ke 3 ini dianggap selesai!!! Sampai disini kau paham?"
"Tenang saja, Lagerta-san!!! Aku paham kok".
Paham apa yang dikatakan Lagerta, Leticia menganggukkan kepalanya dan mulai melakukan perenggangan badan.
"Yosh, ayo kita selesaikan ini dan segera menyusul, Yuiga-san".
"Baiklah, mari kta mulai".
Lagerta memberikan instruktur kepada petugas yang bertugas mengaktifkan target.
Beberapa target serangan mulai muncul satu persatu, dan Leticia segera mengarahkan tombaknya dan melancarkan sihirnya.
"Sihir Cahaya : Light Plasma".
Sebuah sihir cahaya melesat dari ujung tombak Letica, sebelum mendekati target cahaya itu mulai menyebar dan masing-masing dari cahaya itu mengenai setiap target yang ada baik yang diam di tempat dan yang bergerak.
"Bagus Licia-chan!!! Sekarang mari kita keluarkan Golem nya".
Lagerta kembali memberikan aba-aba, lalu Golem raksasa berukuran 4 meter muncul dan berjumlah sekitar 6 buah muncul di arena.
"Mulai".
Begitu aba-aba di berikan, Leticia tidak menggunakan sihirnya melainkan berlari kearah para Golem itu dan melompat.
"Wooo....riaaaa....".
Dengan menggunakan tombak sihirnya Leticia menusuk salah satu Golem itu seketika menghancurkannya.
Setelah menghancurkan satu Golem, Leticia memutar tombaknya lalu mengayunkan nya secara horizontal.
Seketika 2 Golem lainnya hancur dalam proses.
Lalu salah satu golem mencoba menyerang dengan sebuah tinjuan. Untungnya Leticia berhasil menghindar dengan melompat dan memenggal kepala Golem itu.
Tersisa 2 Golem lagi, saat masih melayang di udara, Letica segera merapalkan sihir cahaya.
"Sihir Cahaya : Light Bold".
Sihir itu langsung menghancurkan ke 2 Golem itu seketika. Leticia berhasil mendarat dengan tepat, tidak ada debu atau luka yang di terima Leticia.
Lagerta tersenyum melihat bagaimana Letica menggunakan sihirnya dan bagaiman dia mengatasi para golem itu.
(Gadis ini, meski masih sangat muda dia punya kontrol sihir yang sangat baik dan dia tahu waktu yang tepat untuk menguraikan sihirnya. Untuk seorang Pendeta harus aku akui kemampuan bertarungnya pantas di perhitungkan. Kabar soal dia yang mengalahkan sekumpulan Draugr seorang diri memang benar).
Leticia segera membalikkan badannya untuk menanyakan apa dia berhasil atau tidak.
"Lagerta-san!!! Apa aku lulus?".
Lagerta tersenyum saat mendengar pertanyaan itu.
"Kalau kau bertanya, tentu saja kau lulus".
"Benarkah?.... Horeeeee.... ".
Mendengar jawaban Lagerta, Letica sangat kegirangan bukan main dan mulai melompat-lompat seperti anak kecil.
"Tapi jangan senang dulu!!! Soalnya patner mu itu belum menyelesaikan tesnya, jadi kita tidak tahu apakah dia lulus atau tidak".
Mendengar kata-kata Lagerta, Leticia kembali tenang dan menunjukkan ekspresi bangga yang aneh.
"Soal itu santai saja, Lagerta-san".
"Huh? Kenapa?".
Tanpa banyak waktu Leticia segera menjawab keheranan Lagerta.
"Meski baru kemarin aku mengenalnya!!!! Aku yakin sekali, tidak ada satu pun orang yang mampu mengalahkan Yuiga-san!!!! Jika pun ada yang lebih kuat darinya!!! Yuiga-san pasti bisa melampaui dan mengalahkannya".
Mendengar jawaban tegas Leticia, Lagerta hanya bisa melebarkan matanya.
Dia terkejut berapa percayanya Leticia kepada Yuiga, orang yang bahkan baru kemarin dia kenal.
"Baiklah, kalau begitu.... ".
DUAAAAARRRRR.
Sebelum Lagerta bisa menyelesaikan katanya, terdengar sebuah ledakan yang sangat besar.
Seketika itu juga menarik perhatian mereka yang langsung menoleh kearah sumber ledakan yang ternyata berasal dari arena latihan lain.
"Ledakan apa itu? Asalnya dari arena latihan tempur...".
Saat Lagerta bertanya-tanya, Leticia langsung berlari menuju arena latihan tempur.
"Tu-tunggu dulu, Licia-chan kau mau kemana?".
Lagerta ikut berlari mengejar Leticia dan juga bertujuan untuk mengecek situasi, apa yang terjadi.
Setelah beberapa saat mereka berhasil sampai di tempat arena latihan tempur dan masuk kedalamnya.
Dan betapa terkejutnya baik Lagerta maupun Leticia saat melihat apa yang terjadi di tengah-tengah arena.
Apa yang mereka lihat adalah Falma dan Yuiga yang masing-masing saling mengeluarkan Aura Sihir yang kuat dan bersiap untuk menyerang satu sama lain.
Tidak paham apa yang terjadi Lagerta segera bertanya pada Barry.
"Barry apa yang sebenarnya terjadi disini?".
Dengan sedikit ragu-ragu, Barry menjawab pertanyaan asisten nya itu.
"Hmm.... Bagaimana bilangnya, ya!!!! Awalnya ini cuma tes kenaikan Rank saja!!! Tapi,... ".
"Tapi apa?".
Lagerta semakin mendesak.
"Tapi, sekarang mereka mencoba saling bunuh satu sama lain!!! Begitu".
"Huh?".
Meski berat Barry berhasil menjawab pertanyaan Lagerta dengan mengalihkan pandangannya ke arah yang lain, dan Lagerta sangat terkejut mendengar jawaban dari Barry.
Sementara Leticia hanya bisa berharap cemas.
Di tengah arena, Falma dan Yuiga mulai berlari ke arah masing-masing dengan kecepatan tinggi dan mulai saling mengayunkan pedang mereka.
Dan saat kedua mata pedang itu saling bertabrakan terjadilah ledakan sihir yang lebih kuat dari sebelumnya.
Ini adalah tanda bahwa pertandingan Falma melawan Yuiga sudah memasuki klimaksnya.
(---------)
Setelah keduanya menabrakkan pedang mereka di tengah arena, Falma dan Yuiga segera melompat mundur untuk membuat celah.
Kemudian mereka berdua mulai kembali saling mengayunkan pedang yang tak terhitung jumlahnya.
Setiap kali mata pedang mereka saling beradu, terjadi ledakan yang luar biasa, dan menghempaskan debu di sekitar, para penonton dia kebingungan.
Saat pedang mereka beradu lagi, Yuiga segera memutar pedangnya dan mau tidak mau pedang yang di pegang Falma juga ikut berputar.
Lalu dengan cepat Yuiga memutar badannya dan mengarahkan sebuah tendang ke perut Falma dan mengirimnya menjauh.
Falma yang terdorong mundur segera mengarahkan tangan kirinya ke Yuiga.
Seketika itu juga, beberapa mata tombak yang tercipta dari gabungan sihir angin, cahaya dan petir mucul dibelakangnya, lalu seperti paham dengan instruksi Falma, mata tombak itu secara bergantian langsung menerjang Yuiga.
Yuiga awalnya berhasil menangkis beberapa mata tombak yang melesat kearahnya, namun sesat kemudian dia sadar bahwa mata tombak itu terus berdatangan tanpa henti.
Tanpa pikir panjang Yuiga segera berlari maju ke arah Falma sambil menangkis setiap tombak yang ada.
Melihat Yuiga yang berlari arahnya, Falma segera bersiap dengan memegang pedangnya, dan kemudian mereka berdua kembali saling beradu pedang.
Saat ada celah diantara mereka, Falma segera mendaratkan tinjuan ke wajah Yuiga dan mengirimnya mundur beberapa langkah.
Mundur beberapa langkah, Yuiga sempat memegang wajahnya yang tadi terkena tinju dari Falma, dengan segera pandangannya kembali ke Falma yang kali ini bersiap menyerangnya.
"Inkaref Style : Thousand Light Strom Ampiter".
Sebuah gelombang tusukan yang dilapisi sihir petir segera menerjang Yuiga, bagaimana gelombang ombak laut yang sangat besar.
Para penonton di buat terbelalak melihat adegan itu.
"YUIGA-SAN!!!!!".
Leticia yang berada di pinggir arena secara reflek berteriak memanggil namanya karena dia sangat khawatir.
Sementara Yuiga mulai memperbaiki posisinya dan segera mengeluarkan tekniknya yang sudah di lapisi sihir roh.
"Seirei Ze-ten Ryuu : Tsuki No Owari".
Ribuan tebasan tak kasat mata yang lebih cepat dari suara segera menghancurkan gelombang serangan tusukan yang dikeluarkan Falma.
Dan untuk kesekian kalinya para penonton dibuat terdiam dan terperangah akan apa yang terjadi.
Sadar serangannya gagal, Falma segera mengangkat tangan kanannya ke atas.
Ada yang tidak beres Yuiga segera menoleh ke atasnya. Dan apa yang dia lihat adalah beberapa mata tombak berukuran raksasa yang tercipta dari sihir cahaya tepat di atasnya.
Tanpa basa-basi lagi Falma segera menurunkan tangan kanannya ke tanah yang secara otomatis memberi perintah ke mata tombak itu untuk menyerang Yuiga secara bersamaan.
"Woooo...raaaaa...".
Yuiga yang tidak bisa menghindar dan hanya bisa pasrah menerima serangan itu.
Kemudian sebuah ledakan yang sangat besar terjadi tepat setelah tombak itu menghantam Yuiga.
Debu berterbangan kemana-mana dan menutupi pandangan para penonton.
Saat debu perlahan-lahan menghilang, Falma melihat ada sosok yang mencoba menerobos keluar dari kepulan debu yang berterbangan. Dan sosok itu membuat Falma terkejut.
"Kau pasti bercanda, woi".
Ya, sosok itu adalah Yuiga yang berlari kearah Falma dengan kecepatan tinggi sambil menggenggam pedangnya dengan kedua tangan.
"Hiyaa..... ".
Teriakan Yuiga terdengar di seluruh arena.
Saat jarak mereka kembali berdekatan, kedua langsung saling mengayunkan pedang mereka tanpa ragu sama sekali.
Namun, kali ini Falma yang terpaksa mundur kebelakang karena kuatnya ayunan pedang Yuiga.
Saat tercipta celah diantara mereka, Yuiga menggunakan kesempatan itu untuk melompat dan mengayunkan pedangnya secara vertikal dan sangat keras.
Untungnya Falma berhasil menghindar dengan melompat dan serangan Yuiga menghantam dan menghancurkan lantai arena.
Falma yang masih di berada di udara segera bersiap mengeluarkan tekniknya yang lain.
Dia mengarahkan ujung pedangnya kearah Yuiga dan mulai merapalkan mantranya.
"Inkaref Style : Single Plasma Trust".
Tusukan yang dilapisi sihir cahaya segera melesat ke arah Yuiga.
Melihat hal itu, Yuiga segera mengubah posisinya dan mulai menggunakan teknik Roh nya.
Dengan mengarahkan tangan kirinya ke depan dan memegang pedang dengan tangan kanan yang dia sejajar kan dengan gari matanya. Lalu Yuiga mulai merapalkan mantranya.
"Seirei Ze-ten Ryuu : Seirei Dai Rasen".
Sebuah tusukan yang menghasilkan gelombang sihir berbentuk spiral menghantam dan menghancurkan tusukan cahaya Falma.
"Cih, yang tadi masih belum cukup, ya".
Ketika Falma mengeluh ternyata serangan Yuiga tadi hampir mengenainya. Untungnya Falma berhasil menghindar.
"Baiklah Yuiga!!! Aku sudah muak dengan permainan ini!!! Serangan ku kali ini akan jadi yang terakhir".
Falma memegang pedangnya dengan sangat keras, lalu sebuah pancaran sihir berwarna Hijau dengan dikelilingi aliran petir muncul melapisi pedang itu.
"Kalau kau bilang begitu!!! Serangan ku ini juga akan menjadi yang terakhir".
Yuiga juga memegang pedangnya dengan sangat kuat dan sebuah sihir berwarna putih bercampur biru seperti cahaya bulan melapisi pedangnya.
Sekarang saatnya mereka bersiap melepaskan kekuatan yang sudah mereka persiapkan. Dan dengan teriakan yang keras mereka masing-masing mulai merapalkan mantra.
"Inkaref Style....
"Seirei Ze-ten Ryuu...
.... Nemesis Blade".
.... Musou Dai Rasen".
Tabrakan 2 kekuatan sihir yang amat dahsyat terjadi di tengah arena.
Para penonton dibuat ketakutan setengah mati saat menyaksikan bentrokan antara 2 kekuatan sihir itu.
Angin berhembus sangat kencang dan kilatan petir menutupi arena.
Setelah beberapa saat efek dari ledakan itu mulai menghilang secara perlahan-lahan, dan di dalam kepulan asap itu, tiba-tiba sebuah pedang terlempar keluar dan tertancap di tanah.
Setelah diperhatikan ternyata pedang itu adalah milik Falma.
Dan saat debu itu mulai benar-benar menghilang terlihat Falma yang perlahan-lahan mulai terjatuh dan pingsan dengan badan yang penuh dengan luka dan bersimbah darah.
Sementara Yuiga masih berdiri tepat didepan Falma yang terkapar sambil terus menatapnya.
Suasana di arena menjadi sangat hening, semua orang masih sulit mencerna apa yang sebenarnya terjadi.
Tanpa membuang banyak waktu lagi, Barry segera maju dan mulai mengumumkan pemenangnya.
"Pertandingan selesai pemenangnya adalah.... YUIGA KISARAGI!!!".
Teriakan penonton segera menggema di seluruh arena.
Mengabaikan hal itu Yuiga yang tertatih membalikkan badannya, dan dia melihat Leticia yang menonton dipinggir arena sambil meneteskan air mata.
Melihat hal itu Yuiga segera tersenyum dan mengacungkan jempolnya, dan Leticia segera merespon dengan cara yang sama.
Kemudian pandang Yuiga mulai kabur dan perlahan-lahan mulai gelap, akhirnya Yuiga mulai jatuh pingsan.
"Woi, mana tim medisnya!!! Cepat kemari".
Barry segera memerintah kan tim medis untuk mengobati Yuiga dan Falma yang pingsan.
Ditengah kehebohan para penonton ada 2 orang penonton yang penampilannya sangat misterius yang masing-masing ditutupi dengan jubah hitam.
"Yuiga Kisaragi, ya!!! Jadi kabar soal dia mengalahkan Gulltoppr seorang diri memang benar, ya".
"Apa kau berencana untuk merekrutnya, Komandan?".
"Dia punya potensi yang luar biasa!!! Jika itu dia, mungkin dia bisa membantu kita... Untuk menyelamatkan Kerajaan Cenobia".
Kedua orang itu kemudian berdiri dan berjalan pergi meninggalkan arena.
Entah apa maksud dan tujuan mereka yang sebenarnya.
Tapi yang pasti dengan hasil pertandingan ini, di masa depan nanti akan banyak orang yang mengincar dan mewaspadai sosok Yuiga Kisaragi.
Dan perjalan yang sesungguhnya baru dimulai sekarang.