Yuiga yang sudah membersihkan diri segera turun ke lantai bawah menuju bar penginapan meninggalkan Leticia yang masih mandi diatas.
Sesampainya di sana Yuiga segera duduk di salah satu kursi, dan mulai merunduk sambil terus memegang kepala dengan kedua tangannya.
"..... Bagaimana ini bisa terjadi?".
Yuiga masih menyesali apa yang baru saja terjadi pagi ini. Dia terus menyalahkan dirinya sendiri dan terus-terusan mengutuk perbuatan nya kepada Leticia.
Dan itu semakin diperparah dengan Leticia yang tidak mempermasalahkan kejadian itu, dan juga dia mengatakan bahwa sudah jatuh cinta dengan dirinya.
Sekarang Yuiga tidak tahu bagaimana cara menanggapi apa yang dikatakan Leticia.
Apakah dia harus senang? Atau tetap merasa bersalah? Dengan pengakuan Leticia.
"Ara, ara, sepertinya kau sedang sakit ya, Yuiga-kun".
Ditengah kebingungannya, suara Sasha yang datang sambil membawakan sarapan menyadarkan Yuiga, dan dengan segera menoleh kearahnya.
"Tidak, fisikku baik-baik saja!!! Hanya saja... ".
"Hanya saja?".
"Hanya saja mental ku saja yang agak sakit".
Mendengar jawaban aneh Yuiga, Sasha mulai tertawa kecil dan Yuiga yang melihat itu agak sedikit tersinggung.
"Apa yang lucu, Sasha-san?".
"Hahaha... Tentu saja jawabanmu itu!!! Haaah... Baiklah, sekarang biarkan Onee-chan ini mendengar semua cerita mu".
Sasha yang sudah berhenti tertawa kemudian duduk di kursi dan berhadapan dengan Yuiga.
"Kau ini sudah pernah menikah!!! Dan masih saja memanggil dirimu sendiri Onee-chan!!! Sadar diri ngapa, kek".
PLAK!!!
Mendengar sindiran sinis Yuiga, tanpa basa-basi Sasha langsung menjitak kepala Yuiga dengan sangat keras.
"Ara, ara kau ngomong apa, Yuiga-kun? Nah, sekarang ceritakan semuanya padaku".
Mengabaikan Yuiga yang masih kesakitan di kepalanya Sasha meminta Yuiga untuk menceritakan semuanya dengan aura yang menakutkan.
"Oke, akan aku ceritakan semuanya".
Yuiga yang merasa adanya tanda bahaya, mau tidak mau dia mulai menceritakan semuanya dari awal bagaimana dia bertemu Leticia sampai kejadian tadi malam, dan Sasha menyimak nya dengan seksama.
(----------)
Setelah mendengar semua cerita Yuiga, Sasha menganggukkan kepalanya dan mulai berbicara.
"Jadi apa yang akan kau lakukan sekarang?".
Yuiga tidak langsung menjawab, dia menundukkan kepalanya kebawah dan setelah beberapa saat dia mulai berbicara.
"Aku tidak tahu, Sasha-san!!! Di satu sisi aku sangat senang mengetahui bahwa Licia sangat mempercayai ku dan juga fakta bahwa dia juga menyatakan rasa cintanya padaku!!!
Tapi di sisi lain. Aku sangat curiga dan tidak bisa mempercayainya, aku sangat takut sekaligus marah apabila dia tiba-tiba meninggalkanku begitu saja. Karena sudah berhasil memanfaat ku untuk mencapai tujuannya".
"Singkatnya, kau bimbang apakah akan menerima dirinya atau tidak, begitu kan, Yuiga-kun?".
Yuiga merespon pertanyaan Sasha dengan menganggukkan kepalanya.
Setelah beberapa saat, Sahsa mulai berbicara lagi.
"Dengarkan aku Yuiga-kun!!!! Perasaan bimbang yang kau rasakan sekarang hanya akan mempersulit dirimu sendiri kedepannya!!! Memang, aku tidak tahu apa yang terjadi padamu sehingga kau tidak bisa percaya pada orang lain!!!! Dari pada bingung dengan perasaanmu, bukankah lebih baik kau melihat fakta yang sudah jelas ada di depan matamu".
"Fakta yang ada di depanku?".
Sasha segera menjelaskan apa yang dia maksud tadi.
"Fakta bahwa Licia-chan sangat percaya dan mencintaimu dengan tulus".
Yuiga terbelalak saat mendengar jawaban Sasha.
"Meski kalian baru kenal beberapa hari saja, tapi semua yang Licia-chan lakukan untukmu itu sangat tulus dari dalam hatinya!!! Kalau kau tanya "bagaimana aku bisa tahu", jawabannya karena aku adalah seorang wanita, jadi aku tahu apa yang dia rasakannya!!!! Saat kau sedang tidak sadarkan diri, Licia-chan sangat khawatir dan terus bolak-balik penginapan ini ke Guild hanya untuk memastikan kondisi mu, bahkan hampir tiap malam dia terus berdoa agar kau cepat sadar!!! Saat kau sadar di menangis bahagia dan mulai bercerita padaku dengan sangat senang!!! Hanya berdasarkan itu saja, aku tahu bahwa dia benar-benar jatuh cinta padamu!!! Yuiga-kun, Licia-chan adalah gadis yang baik!!! Jadi, jangan bimbang dengan perasaanmu yang tidak jelas itu dan cobalah untuk menerima ketulusan dan cinta tulusnya".
Setelah mendengar semua nasehat yang diberikan Sasha, Yuiga mulai terdiam dan merenung untuk sesaat.
"Terimakasih, Sasha-san!!! Tapi, biarkan aku untuk memikirkannya dahulu".
Melihat Yuiga yang masih ragu-ragu dengan perasaannya sendiri, Sasha mencoba memahaminya.
"Begitu ya".
"...".
Yuiga tetap diam saja. Kemudian Sasha mulai berbicara dan mengungkapkan satu fakta yang lain.
"Oh ya, soal kejadian tadi malam sebenarnya itu adalah rencana kami buat".
Mendengar ucapan Sasha, Yuiga langsung menunjukkan ekspresi heran.
"Hah? Rencana Kalian?".
Mengabaikan keheranan Yuiga, Sasha terus melanjutkan ucapannya.
"Sebenarnya Licia-chan bercerita, bahwa dia ingin menyatakan perasaannya padamu jadi dia meminta saran dariku!!! Aku bilang saja padanya bahwa satu-satu cara agar Yuiga-kun mau menerima perasaan Licia-chan adalah dengan menjebaknya ke situasi dimana dia tidak bisa menolaknya".
"Eh?".
Sasha terus berbicara dengan mengabaikan keterkejutan Yuiga.
"Karena itu makanya aku memberikannya sebotol Aphrodisak, agar Yuiga meminumnya".
"HAH?".
Yuiga semakin terkejut, tapi lagi-lagi Sasha mengabaikannya dan terus berbicara.
"Karena warna dan rasa Aphrodisak itu mirip Wine jadi Yuiga-kun pasti tidak akan sadar!!! Dan setelah kau mabuk berat, Licia-chan segera membawamu kembali ke kamar kalian!!! Dan akhirnya kalian melakukan hal "itu" sepanjang malam, aku bisa mendengar desahan kalian dari kamarku, loh".
Yuiga semakin bergetar setelah mendengar semua cerita lengkap itu dari Sasha.
"Ja-jadi... I-ini... Semua... Rencana... Kalian... Ya!!! Dan.....Yang.... Aku.... Minum.... Tadi.... Malam.... Itu.....Bukan..... Wine..... Melainkan..... Aphrodisak.... Ya".
Sambil bergetar Yuiga kembali bertanya untuk memastikan apakah yang dia dengar itu benar atau tidak. Dan tanpa ragu-ragu Sasha menjawabnya dengan santai.
"Yah, itu benar sekali".
Ternyata, semua cerita yang Yuiga dengar dari Sasha adalah sebuah kebenaran.
Lalu dengan teriakan yang sangat keras Yuiga melampiaskan semua emosinya.
"HAA..... KENAPA SEMUA INI BISA TERJADI PADAKUUUUU.....!!! AKU MEMANG SUDAH CURIGA DENGAN MINUMAN YANG DITUANGKAN LICIA, TAPI AKU TIDAK MENYANGKA KALAU ITU ADALAH APHRODISAK!!! DAN GOBLOKNYA, AKU TETAP MEMINUMNYA!!! SIALAN, ANDAI SAJA AKU TIDAK MEMINUMNYA, SEMUA INI TIDAK AKAN TERJADI!!! HEY, DEWA SIALAN MEMANGNYA AKU SALAH APA? SEHINGGA KAU MEMBUATKU JATUH KETITIK TERENDAH DI HIDUPKU INI, SIALAAAAA...NNN".
Selain berteriak-teriak menyalahkan dirinya sendiri, Yuiga juga menyalahkan dewa yang sudah membuat hidupnya seperti ini.
"Ara, ara, disesali pun juga percuma saja!!! Yang sudah terjadi biarlah terjadi!!! Lagian aku juga bersemangat membantu gadis 14 tahun sepertinya mendapatkan pria yang dia cintai".
Yuiga terdiam sesaat, kemudian kembali bertanya pada Sasha sambil bergetar
"Sasha-san? Tadi kau bilang, Licia baru berusia 14 tahun, kan?
"Iya".
"Dan itu berarti, aku melakukan "Itu" dengannya yang masih 14 tahun".
"Iya, memangnya Licia-chan tidak memberi tahu mu, ya? Soal usianya itu?".
Yuiga terdiam sesaat setelah mendapatkan jawaban dari Sasha-san. Kemudian dia kembali berteriak sekeras-kerasnya.
"SIALAAA... NNN!!! SEKARANG AKU AKAN DI CAP SEBAGAI SEORANG PEDOFIL!!!".
Tiba-tiba Yuiga berdiri dan segera berjalan menuju pintu keluar sambil emosi. Melihat itu Sasha segera memanggilnya.
"Yuiga-kun, kau mau kemana?".
"Aku mau menenangkan diri dengan berjalan-jalan".
"Lalu sarapan mu? Dan Licia-chan?".
"Katakan padanya, makan saja sarapanku, dan suruh dia istirahat hari ini".
Yuiga melangkah keluar sambil menutup pintu penginapan dengan sangat keres, melihat tingkahnya Sasha hanya bisa menghembuskan nafas dan bergumam.
"Haaa... Kurasa dia memang perlu menenangkan diri, supaya bisa menerima ini semua dengan lapang dada".
(----------)
Yuiga berjalan-jalan keliling Kota Bandeux tanpa ada tujuan yang jelas, semua itu dia lakukan karena apa yang terjadi tadi malam.
Dia merasa jengkel karena ditipu dan di jebak oleh Leticia dan Sasha yang tanpa dia sadari berkerja sama, dan itu semakin di perparah saat dia tahu usia Leticia masih sangat belia yaitu 14 tahun, yang artinya Leticia 3 tahun lebih muda dari dirinya.
Meski Mael sudah memberi tahunya bahwa usia dewasa orang di dunia ini adalah 14 tahun, Yuiga masih saja sulit menerima akal sehat dunia ini karena masih terpaku dengan akal sehat orang-orang di Bumi.
Saat Yuiga sedang berjalan sambil merenung, tanpa di sadari dia sekarang berada diatas semacam bukit yang pinggirnya diberi pagar teralis yang terbuat dari besi.
Dari bukit itu, Yuiga bisa melihat banyak warga yang berlalu lalang melakukan aktifitasnya sehari-hari, ada yang membuka kedainya, ada yang memberi makan ternaknya, ada yang pergi berbelanja, ada yang bersiap berkerja di ladang mereka dan juga anak-anak mulai bermain berlarian ke sana kemari.
Setelah diam sambil memandangi aktivitas masyarakat dari atas bukit, Yuiga menghembuskan nafas dan bergumam.
"Fu... Aku sudah ada di dunia lain sekarang, mau tidak mau aku harus merubah cara berpikir ku dan menerima akal sehat dunia ini".
Saat Yuiga masih terdiam sambil melihat kebawah, ada seorang pria yang tiba-tiba datang dari belakang dan menyapanya.
"Kenapa kau pasang wajah suram kayak gitu, hah?".
Merasa ada yang berbicara dengannya, Yuiga segera menoleh kebelakang dan yang dia lihat adalah Falma yang berjalan mendekatinya.
"Falma, sedang apa kau disini?".
"Cuma melintas saja, lalu aku melihatmu berdiri seorang diri disini, jadi aku putuskan untuk.... ya sedikit menyapamu".
"Hou.... ".
"Terus, kau sendiri?".
"Aku hanya mencoba... Untuk menerima kenyataan saja,.... kurasa".
Falma terkejut dan heran setengah mati setelah mendengar jawaban ambigu dan ekspresi suram di wajah Yuiga.
"Kau habis ngapain, sampai ngomong ngak jelas kaya gitu".
"Tidak lupakan saja".
Yuiga segera mengalihkan pandangannya dari Falma.
Setelah beberapa saat Falma kembali berbicara seperti sudah menemukan sebuah ide.
"Waktu yang tepat!!! Hei Yuiga, bisa kau ikut denganku sebentar?".
"Hah? Memangnya kita mau kemana?".
"Sudah ikut saja, nanti kau juga tahu sendiri".
"Woi, lepaskan sialan. Jangan seret aku!!! Aku bisa jalan sendiri".
Falma segera menarik kerah baju dan menyeret Yuiga ke suatu tempat, meski sudah memberontak Falma tetap tidak melepaskan genggamannya.