Chereads / Records Of Alexandria War's / Chapter 18 - Side Story 3 : Yuiga Juga Bisa Peduli.

Chapter 18 - Side Story 3 : Yuiga Juga Bisa Peduli.

Cerita ini terjadi sebelum Yuiga pergi ke dunia lain.

Setelah insiden yang terjadi di taman belakang sekolah. Dimana Yuiga menghajar habis-habisan Reijin tanpa ampun, membuat dirinya semakin di jauhi oleh semua orang.

Tapi, kali ini mereka menjauhi Yuiga atas alasan yang lain.

Yuiga sempat mendapat teguran dari beberapa guru. Karena tindakannya yang kelewat berlebihan sampai membuat Reijin di larikan ke rumah sakit.

Merasa ucapan para guru itu membosankan, tanpa basa-basi Yuiga segera berbalik dan melangkah keluar ruangan.

Melihat itu salah seorang guru berteriak padanya, karena menganggap perlakuan Yuiga sangat tidak sopan.

Tapi, Yuiga hanya sedikit menoleh kebelakang dan berucap.

"Berisik elu semua, bangsat".

Jawaban membuat semua guru yang ada di sana sangat terkejut melihat Yuiga yang sama sekali tidak peduli dan takut akan resiko perbuatannya.

Setelah mengatakan itu, Yuiga melanjutkan langkahnya keluar dari ruangan meninggalkan para guru yang masih terkejut dengan ucapannya.

Beberapa hari setelah kejadian itu.

Yuiga yang berjalan tanpa memperdulikan sekitarnya.

Tapi, di satu sisi dia tidak sadar para siswa dan siswi di sekitarnya menatapnya terus menerus.

Tampak para siswa yang menatap Yuiga dengan berbagai ekspresi.

Mulai yang terlihat ketakutan, biasa saja, kagum dan jijik.

"Woi, itu Yuiga".

"Gila, aura yang dia pancarkan benar-benar menakutkan".

"Ah, jujur aku masih trauma dengan yang kemarin".

"Tapi, bukankah dia hebat!? Semua orang tahu seberapa kuatnya Reijin itu. Namun, buat dia Reijin itu hanya anak kecil".

"Tidak peduli berapa kali aku melihat dia atau mengingat kejadian saat itu!? Aku tidak bisa berhenti merinding".

Namun, ada beberapa siswi yang melihat Yuiga dengan tatapan yang hangat dan pipi mereka berwarna merah merona.

"Yuiga-san, terlihat keren hari ini".

"Aku tidak menyangka bahwa dia bisa sekeren itu kemarin".

"Cara dia berjalan juga keren".

"Apakah dia sudah punya pacar, ya?".

"Awalnya, aku takut dengannya. Tapi jika di perhatikan lagi Yuiga-san itu tampan juga".

"Cara dia marah itu jua luar biasa!? Ah, rasanya aku ingin dia marah untukku".

"Kau ini ngomong apa. Jangan khayal yang berlebihan".

Mereka semua melihat Yuiga sambil terus bergumam sesuatu.

Dan saat Yuiga tidak sengaja melirik kearah mereka, siswi itu segera memalingkan wajahnya dan menunjukkan ekspresi malu dan senang.

Tidak peduli Yuiga segera melanjutkan langkahnya.

Namun, langkahnya terhenti karena ada seseorang yang berdiri di hadapannya.

Saat Yuiga melihat siapa yang menghentikan langkahnya itu.

Yang terlihat adalah seorang siswa berkaca mata yang berpura-pura meminta tolong dirinya dan juga anak buah dari Reijin bernama Mitarai.

"Se-selamat pagi .... Yuiga-san".

Sambil bergetar ketakutan Mitarai berusaha menyapa Yuiga.

Sementara semua orang terus melihat dan penasaran respon apa yang di berikan Yuiga.

"Ya, selamat pagi".

"Etto.... Yuiga-san.... A-aku....I-ingin minta maaf soal kejadian di belakang sekolah".

Yuiga menaikkan salah satu alisnya mendengar permintaan maaf Mitarai.

"... Se-semua itu.... Ka-karena aku....Ta-takut pada Reijin....Dia mengancam akan menghajar ku habis-habisan apabila aku tidak menuruti perintahnya..... Jadi aku tidak punya pilihan.... Sekarang aku dengan tulus.... Ingin minta maaf.... Tolong.... Maafkan aku".

Mitarai yang ketakutan segera menundukkan badannya di depan Yuiga.

Dan Yuiga masih tetap diam dan tidak merespon apapun.

Selang beberapa saat Yuiga mulai berbicara.

"Aku tidak dendam padamu.... Atau lebih tepatnya aku tidak peduli sama sekali.... Tapi, asal kau tahu..... Semua orang itu punya pilihan....Hanya saja.... Apakah kau mau atau tidak mengambil resiko dari pilihanmu itu".

Yuiga mengatakan itu sambil berjalan melintasi Mitarai yang masih menundukkan kepalanya.

Mendengar apa yang diucapkan Yuiga membuat baik Mitarai maupun semua orang yang mendengar nya terkejut.

Mereka tahu, meski kalimat Yuiga itu terdengar kasar. Tapi, itu semua penuh dengan makna.

(----------)

Jam istirahat siang.

Banyak siswa yang segera pergi keluar dari kelas untuk menuju kantin membeli makan siang.

Ada beberapa siswa yang masih di dalam kelas untuk memakan bekal yang mereka bawa. Ada beberapa siswa yang membentuk semacam kelompok dan bersama-sama memakan bekal masing-masing.

Untuk Yuiga sendiri, dia juga berada di kelas sambil memakan roti sandwich yang menjadi bekal makan siangnya sambil terus menatap ke jendela, mengabaikan semua riuh pikuk kelasnya.

Selang beberapa saat, tiba-tiba terdengar suara ribut-ribut yang nampaknya bersumber dari lorong.

Para siswa yang penasaran akan hal itu segera bergegas menuju ke sumber suara.

Tapi, ada satu orang yang mengabaikan kejadian itu yang tidak lain dan tidak bukan adalah Yuiga yang masih tetap santai sambil memakan roti sandwich nya.

Di lorong gedung.

Terjadi sebuah kejadian yang sebenarnya tidak pantas untuk di lihat.

Diman saat itu ada seorang guru laki-laki dan seroang guru wanita yang sedang terlibat cekcok.

"Ayolah, Azusa-sensei!? Kita inikan sesama guru, jadi tidak masalahkan kita menjalin sebuah hubungan".

Guru laki-laki dengan paksa terus memaksa guru wanita itu yang di ketahui adalah wali kelas Yuiga yang bernama Azusa Harumachi. Dia adalah guru yang mengajar pelajaran olah raga.

Saat ini dia tampak sangat kesusahan dan berusaha menahan rasa sakit akibat tangannya yang di genggaman dengan sangat keras.

"Aku mohon, lepaskan aku. Hamasaki-sensei. Itu sakit!? Dan meski kau terus memaksa aku jawabanku tetap sama".

Guru laki-laki yang memaksa Azusa-sensei itu adalah Sohei Hamasaki.

Seorang guru laki-laki yang mengajar pelajaran Fisika. Dia memiliki penampilan yang rapi, berwajah tampan dan menggunakan kacamata yang semakin menambah kesan wibawanya.

Dia memiliki integritas dan intelektual yang sangat baik dan punya banyak prestasi. Dia juga pernah mendapat penghargaan sebagai guru terbaik selama 2 tahun berturut-turut.

Belum sampai di situ, Hamasaki-sensei adalah putra dari salah satu donatur di Akademi Polar Start.

Sayangnya, meski memiliki latar belakang dan prestasi yang banyak.

Dia memiliki reputasi yang buruk di hadapan semua orang terutama para siswa.

Hamasaki sering kali memberikan hukuman yang keras kepada seorang siswa yang melanggar aturan yang dia buat. Terkadang juga menjatuhkan nilai siswa yang sama sekali tidak dia sukai.

Untuk rekan sesama guru.

Dia di cap sebagai orang yang sok berkuasa dan menganggap staf guru yang lainnya lebih rendah dari dirinya.

Tidak jarang dia selalu memaksa guru lain untuk mengerjakan pekerjaan yang menjadi tugasnya.

Saat para guru dan siswa mulai muak dengan kelakuannya dan mengajukan komplain ke kepala sekolah.

Bahkan tidak sedikit guru dan siswa yang di keluarkan paksa, hanya karena dia tidak suka.

Kepala sekolah tidak bisa berbuat apa-apa, mengingat dia adalah anak salah satu dari beberapa donatur terbesar Akademi Polar Start.

Nah, sekarang kenapa dia terkesan seperti memaksa Azusa-sensei. Itu karena dia jatuh cinta dengannya.

Sudah tak terhitung berapa kali, Hamasaki berusaha untuk mengungkapkan perasaanya pada Azusa.

Tapi, sebanyak itu juga dia ditolaknya.

Dari segi penampilan, Azusa dianggap sebagai guru yang paling cantik di Akademi Polar Start. Selain memiliki paras yang cantik, rambut merah bata panjang sampai ke pinggang. Dia juga memiliki lekuk tubuh yang bagus mengingat dia adalah guru olahraga dan dada yang besar.

Selain karena penampilan, Azusa sering dianggap sebagai guru yang perhatian dan baik kepada murid-murid dan rekan sesama gurunya.

Banyak siswa maupun pria di luar sana yang tertarik padanya.

Namun, dia menolak semua lamaran itu. Alasannya sederhana, yaitu dia ingin menikmati karirnya untuk sementara waktu.

(---------)

Mendapat penolakan yang seperti itu, membuat Hamasaki sangat jengkel dan tidak jarang dia akan melakukan sesuatu yang berbahaya.

Dimulai dari mengancamnya, mempermalukan nya di hadapan rekan sesama guru dan masih banyak lagi.

Tapi, Azusa terus bersabar dan menerima itu semua dengan lapang dada.

Melihat Azusa yang sama sekali tidak putus asa dengan apa yang sudah dia lakukan membuatnya semakin bertambah jengkel.

Dia merasa bahwa Azusa benar-benar menghinanya.

Puncaknya adalah sekarang, dimana Hamasaki dengan kasarnya memaksa Azusa yang di saksikan oleh banyak orang.

Para siswa dan guru yang melihat hal itu tidak bisa berbuat apa-apa. Karena mereka tahu seberapa mengerikannya Hamasaki-sensei.

"Kau tahu betapa aku sangat mencintaimu, Azusa!? Aku benar-benar sangat mencintaimu. Tapi, kenapa kau terus menjauh dariku? Aku berusaha memberikan perhatianku padamu. Tapi, kau terus-terusan mengabaikan ku? Aku sudah melakukan berbagai cara untuk mendapatkan mu. Tapi, kau tetap saja menolak ku".

Hamasaki mulai berbicara panjang lebar mengungkapkan perasaan dan kegilaannya sambil terus menggenggam tangan Azusa semakin keras.

"Aku mohon lepaskan".

Azusa terus berusaha memohon agar Hamasaki melepaskan genggaman nya. Tapi, dia justru semakin kuat menggenggam nya.

"Sekarang aku tidak peduli lagi. Mau kau setuju atau tidak!? Hari ini akan aku buat kau menjadi milikku.... Dan hanya milikku seorang".

Hamasaki semakin gila. Dan Azusa semakin kesakitan dan ketakutan.

Para siswa dan para guru hanya bisa melihat dengan penuh ketakutan. Didalam hati mereka, ingin menolong tetapi mereka tidak bisa.

Di situasi yang kacau itu, seorang siswa tiba-tiba menerobos gerombolan siswa yang melihat adegan itu.

Seketika pandangan mereka teralihkan ke arah siswa yang menerobos itu

Tanpa peduli dengan situasi yang terjadi dia tetap berjalan santai ke arah Hamasaki dan Azusa.

Hamasaki yang sadar ada seseorang yang mendekat segera menoleh kearah siswa itu.

Dan dengan di penuhi emosi yang meluap-luap dia mulai berbicara dengan siswa itu.

"Hei, berani sekali kau mendekat. Ini urusanku pribadiku dengan Azusa. Jangan ikut campur. Jika kau berani ikut campur. Maka aku....

BANG.

"Ugh".

Tanpa basa-basi, siswa itu dengan sangat keras langsung menendang perut dari Hamasaki.

Sehingga membuatnya kesakitan dan duduk di lantai.

"Ugh.... Kurang ajar... Apa kau tahu siapa aku..... Aku ini guru elit..... Dan putra dari donatur.....".

BANG.

Belum selesai dengan kalimatnya Hamasaki segera dikirim terbang dengan sebuah tendangan tepat di wajahnya sampai menabrak dinding lorong dan pingsan di tempat.

"Eh?..... Eeeeeeehhh".

Semua orang yang melihat adegan itu terkejut bukan main, bahkan Azusa sendiri.

"Berisik tahu tidak!? Aku itu... Menghalangi jalanku ke toilet, tahu".

"Yuiga-kun".

Secara tidak sengaja Azusa memanggil nama siswa yang menghajar Hamasaki dan orang itu adalah Yuiga.

Saat tatapan mata mereka bertemu. Yuiga mulai berbicara.

"HM. Itulah akibatnya jika kau berakting pura-pura baik, Sensei".

"Eh?".

Yuiga kembali melanjutkan langkahnya meninggalkan semua orang termasuk Azusa dalam kebingungan dan keheranan.

(----------)

Meski sempat terjadi kejadian yang tidak mengenakan, kegiatan belajar mengajar hari itu masih berlanjut.

Dan bel pulang sekolah bergema di seluruh sekolah sebagai tanda berakhirnya kegiatan hari ini.

Para siswa segera bergegas berkemas dan berjalan keluar Akademi.

Ada yang langsung pulang ke rumah, ada yang pergi untuk nongkrong bersama teman-teman, dan ada juga yang pergi untuk bekerja paruh waktu.

Salah satunya adalah Yuiga yang segera pergi melakukan pekerjaan paruh waktu di sebuah kedai makan milik teman Almarhum Kakeknya sebagai juru masak.

Alasan kenapa Yuiga memilih mengambil kerja paruh waktu adalah dia tidak mau menggunakan uang tabungan peninggalan Kakeknya untuk kebutuhan harian.

Juga sejak kecil sampai sekarang, Yuiga sama sekali tidak pernah mendapatkan bantuan keuangan dari Ayah maupun Ibunya.

Ketika jam menunjuk pukul 9 malam. Menjadi tanda berakhirnya jam kerja Yuiga.

Dia segera berkemas dan berpamitan.

"Kalau begitu, aku pulang dulu paman".

"Iya, hati-hati di jalan".

Selesai berpamitan, Yuiga mulai melangkah menjauh dari kedai itu.

Selama berjalan menuju ke rumah, Yuiga terus menundukkan kepalanya kebawah seolah-olah berusaha mengabaikan semua orang yang berjalan lalu lalang di sekitarnya.

Bagi, mereka yang melihat Yuiga dari sudut pandang orang lain. Nampak dia seperti sedang memikirkan sesuatu.

Tapi, nyatanya Yuiga sama sekali tidak memikirkan sesuatu.

Terkadang pandangannya teralihkan ke arah sekelompok siswa yang tampaknya habis bersenang-senang bersama teman-teman nya.

Dulu ada ucapan yang berbunyi "sekolah adalah masa yang menyenangkan".

Kalimat itu di yakini hampir semua orang.

Tapi, tidak buat Yuiga yang menganggap kalimat itu hanya omong kosong belaka.

Mengabaikan hal itu Yuiga kembali melanjutkan langkahnya yang sempat terhenti.

Setelah berjalan beberapa meter. Langkahnya kembali terhenti saat melihat 2 orang laki-laki yang berpenampilan seperti preman sedang mengerubungi dan menggoda seorang gadis.

"Hei, apa kau sendirian? Kalau sendirian mau ikut dengan kami? Pasti menyenangkan, loh".

"Maaf, aku tidak bisa. Aku harus pulang sekarang, ibuku sangat khawatir".

"Hei, hei santai saja tidak usah takut!? Ikut saja dengan kami".

"Tidak!? Kumohon lepaskan aku".

Kedua laki-laki itu sangat memaksa gadis itu untuk ikut dengan mereka, bahkan salah satu dari mereka sampai menggenggam tangan gadis itu.

Dan gadis itu hanya bisa memohon sambil ketakutan.

Melihat tindakan itu, awalnya Yuiga memilih untuk tidak ikut campur.

Tapi, entah mengapa ada sesuatu di dalam hati kecilnya yang tidak bisa membiarkan hal ini terjadi.

(Cih.... Kenapa aku selalu terlibat dengan hal-hal yang merepotkan).

Sempat mendecitkan lidahnya, Yuiga segera berjalan mendekat kearah 2 laki-laki tadi.

"Woi, bisa kalian hentikan itu".

Mendengar Yuiga memanggil mereka, salah satu dari laki-laki itu segera menoleh.

"Hah.... Kau mau ap-".

BANG.

Belum selesai berbicara Yuiga segera menendang perut laki-laki dengan sekuat tenaga.

Melihat temannya tumbang. Laki-laki satunya segera menoleh dan mulai mengancam Yuiga.

"Bangsat!? Apa yang barusan kau-".

Tanpa basa-basi lagi Yuiga langsung mencengkram wajah laki-laki itu dan menghantamkannya ke dinding dengan sangat keras.

Melihat kedua laki-laki yang tadi menggodanya terkapar membuat gadis itu terdiam.

Mengabaikan sang gadis, Yuiga segera berjalan ke arah laki-laki yang tersungkur tadi, mengangkat dan mencengkram kerahnya.

Saat wajah mereka saling bertemu, Yuiga mulai berbicara.

"Dengar, bangsat!? Mulai sekarang jangan pernah melakukan tindakan seperti yang baru saja kau lakukan.... Paham!?".

Sambil mengeluarkan tatapan dan aura yang mengerikan Yuiga mengancam kedua orang itu.

Merasa sangat ketakutan kedua orang itu segera berlari sambil berteriak.

"Hiiiii..... Ampuni kami!!!!!".

"KETEMU LAGI!? BAKAL GUA GEPREK KALIAN!!!".

Yuiga juga berteriak sambil mengancam kedua orang tadi.

"A-ano...".

Gadis itu mulai berbicara dan Yuiga segera mengalihkan pandangannya kearahnya.

Sekarang penampilan gadis itu tampak jelas di mata Yuiga.

Dia adalah gadis cantik dengan rambut hitam panjang sampai pinggang, dengan hiasan berupa penjepit rambut kecil, bertubuh ramping, kulit putih halus, mata yang berwarna biru muda, dan memiliki dada yang besar.

Siapapun yang pria yang melihatnya akan membangkit gairah di dalam dirinya.

Melihat Yuiga yang menatap nya dengan tatapan yang menakutkan membuat gadis itu mulai kembali gemetar karena ketakutan.

Sadar bahwa gadis di depannya ketakutan. Yuiga menghembuskan nafas dan berjalan meninggalkan gadis itu sambil berbicara.

"Lain kali hati-hati saat berjalan sendirian!? Banyak orang seperti mereka!? Dan aku tidak akan selalu ada untuk menolong mu".

Sempat terdiam sesaat, gadis itu berbalik ke arah Yuiga dan mulai berbicara lagi.

"Terima kasih, Yuiga-san!?".

Seketika Yuiga segera menghentikan langkahnya. Dia terkejut dengan apa yang barusan di katakan gadis itu.

(Eh? Tunggu dulu? Dia kenal dengan ku? Tapi, memang nya, kapan kita ketemu?).

Meski sempat terkejut sesaat, Yuiga memutuskan untuk berbalik kebelakang.

"Yah, santai saja".

Yuiga menunjukkan senyuman yang halus kepada gadis itu meski terpaksa.

Melihat Yuiga yang tersenyum padanya, membuat gadis itu langsung berbalik dan berjalan dengan sangat cepat meninggalkan mereka.

"Lah, dia kabur? Hah....terserahlah!? Yang penting pulang, ah".

Yuiga juga kembali berjalan.

Disisi lain.

Gadi yang tadi meninggalkan Yuiga mulai berjalan.

Tapi, ada yang berbeda dari ekspresi wajahnya.

"Haaaa...Itu tadi, Yuiga-san!? Aku tidak tahu bahwa dia bisa tersenyum seperti itu!? Dan.... Kenapa dadaku terasa sesak sekarang?".

Sekarang wajahnya di warnai dengan merah merona, jantungnya berdetak cukup cepat, dan nafasnya mulai terengah-engah.

Dia bertanya-tanya apa yang terjadi padanya, perasaan itu tidak pernah dia rasakan sebelumnya.

"Tapi,.... Dia sepertinya tidak tahu siapa aku!? Tidak masalah, besok kita juga akan bertemu di kelas".

Meski sedikit kecewa karena Yuiga tidak mengingatnya. Gadis itu segera tersenyum mengingat bahwa besok dia akan bertemu dengan Yuiga.

Dan Yuiga sama sekali tidak tahu bahwa gadis yang dia tolong adalah teman sekelasnya.

(--------)

Keesokan paginya.

Yuiga berjalan biasa menuju ruang kelasnya. Saat dia masuk kelas seperti biasa teman sekelasnya langsung mengalihkan pandangan kearahnya.

Tanpa peduli dengan itu semua, Yuiga segera berjalan dan duduk di bangkunya dan menatap kearah jendela.

"Selamat pagi, Yuiga-san".

Tiba-tiba ada suara seorang gadis yang menyapanya. Hal itu tentu saja membuat Yuiga terkejut.

Tapi, bukan karena dia di sapa untuk pertama kalinya, melainkan karena suara gadis yang memanggilnya itu.

Yuiga masih sangat ingat dengan jelas, suara gadis yang menyapanya dan suara gadis yang berterima kasih kepadanya itu sama.

Dan ketika pandangan mereka bertemu, dugaan Yuiga memang benar. Gadis yang menyapanya pagi ini adalah gadis yang dia tolong tadi malam.

"Kau terkejut melihatku disini,kan. Yuiga-san? Kau mungkin tidak tahu siapa namaku, jadi biar aku memberi tahu mu!? Namaku adalah Shizuna Rindou panggil saja aku Shizuna. Salam kenal, Yuiga-san".

Dengan senyum ceria gadis memperkenalkan dirinya sebagai Shizuna sekaligus teman sekelas Yuiga.

"Iya, selamat pagi dan salam kenal Shizuna".

Yuiga yang kembali mendapatkan ketenangan nya segera menyapa balik Shizuna.

Adegan itu di saksikan oleh semua siswa yang ada di kelas sambil terkejut bukan main.

Dan ini adalah awal dari hubungan Yuiga dengan Mitarai, Azusa-sensei dan Shizuna.

Yang kelak akan sering terlibat dengannya meski Yuiga enggan untuk mengakuinya.