Di padang rumput yang sangat luas yang jaraknya beberapa meter dari luar kota Bandeux, ada 2 orang pria yang sedang saling beradu pedang.
Meski menggunakan pedang kayu kedua orang itu sama tidak mau menyerah.
Kedua orang yang saling beradu pedang itu tidak lain adalah Yuiga dan Falma. Ternyata, Falma mengajak Yuiga untuk melakukan latihan pedang bersama.
Lalu setelah beberapa ayunan keduanya memutuskan untuk melompat mundur dan mengambil jarak diantara mereka masing-masing.
Sambil terengah-engah dan bermandikan keringat Yuiga mulai berbicara.
"Ha.. Ha.. Begitu ya,... Ha.... Ha... Kau sangat jengkel karena kalah dariku,... Makanya kau mengajakku kesini untuk tanding ulang, ya kan?".
"Ha... Ha... Ha... Kalau jengkel sih, sudah pasti, dan kalau aku ingin tanding ulang.... Ha.... Aku akan.... Menantang mu di arena, bukan disini.... Tapi,.... Ha... Ha... Aku melihatmu murung pagi ini!!! Jadi aku berpikir "mungkin" dengan mengajakmu latihan pedang, itu bisa membuatmu sedikit lebih baik".
Tanpa Yuiga sadari berkat paksaan dari Falma sekarang pikirannya yang kacau dan hatinya yang gelisah, sudah mulai tenang kembali.
"Karena kau sudah tenang!!! Sekarang ayo duduklah dan ceritakan semuanya padaku!!!
Mungkin aku punya solusi yang bagus!!! Tapi, jangan terlalu berharap banyak, ya!!! Aku bukan penasehat Kerajaan".
Kemudian Falma segera duduk di rumput dan mulai mengajak Yuiga untuk duduk bersama dan menceritakan semuanya.
"Siapa juga yang mengharap adanya solusi orang sepertimu".
Yuiga pun akhirnya duduk di sebelah kiri Falma.
"Nah, sekarang ceritalah".
"Baiklah, awalnya..... ".
Sambil menatap pemandangan kota Bandeux, Yuiga mulai menceritakan bagaimana dia bertemu dengan Leticia sampai kejadian tadi malam. Dan Falma mendengar semua itu dengan seksama.
Selesai mendengar semua cerita Yuiga, Falma mulai berbicara.
"Singkatnya, sekarang ini kau ragu apakah kau harus senang akan pengakuan Leticia dan menerimanya atau kau harus menolaknya tanpa menyakiti perasaan, ya kan?".
"Iya, kurang lebihnya seperti itu".
"Hei, itu permasalahan yang gampang, kawan!!! Tinggal terima saja, apa susahnya?".
"Kalau cuma bicara sih gampang!!! Hanya saja.... Hanya saja.... Aku takut dikhianati lagi".
Dengan nada sedih dan ekspresi yang suram Yuiga tanpa sadar mengungkapkan alasan yang sebenarnya.
"Dikhianati?".
Yuiga lalu menceritakan pengalaman hidupnya selama ini pada Falma.
"Sejak aku lahir, kedua orang tuaku tidak pernah peduli, bahkan mereka tidak mau merawat ku dan menyerahkan ku pada Kakek dan Nenek untuk merawat ku!!! Dari bayi hingga aku sebesar ini kedua orang tuaku tidak pernah menjenguk ku, bahkan mereka juga tidak ingat wajahku maupun aku yang tidak tahu seperti apa wajah mereka!!!! Aku pernah sekali bertemu dengan Ayahku, namun itu bukan pertemuan yang baik".
Kemudian Yuiga menyentuh pipi kanannya dan lanjut bercerita.
"Dia menamparku tepat di pipiku, karena aku dituduh sengaja mendorong anak dari klien pentingnya yang kebetulan satu sekolah denganku sampai terluka di kepalanya!!! Dia melakukan itu hanya untuk menyelamatkan reputasi dan bisnisnya saja!!! Padahal aku tidak pernah mendorongnya, dia saja yang jatuh sendiri dan terluka!!! Tapi, gadis sialan itu dan semua temanku dan para guru menyalahkan ku atas kejadian itu!!! Sejak saat itu aku sadar bahwa tidak ada orang yang percaya denganku".
Yuiga terus bercerita, namun kali ini dia dengan sangat keras remas tangannya dengan sangat keras.
"Lalu suatu hari, aku tahu salah satu teman sekelas ku melakukan sebuah bisnis ilegal, dia mencoba memberiku uang sebagai balasan agar tutup mulut!!! Aku bilang padanya bahwa itu tidak perlu karena aku juga tidak peduli!!! Tapi, selain aku ada salah satu guru yang tahu soal bisnis ilegalnya dan mencoba menanyainya!!! Guru itu memintaku untuk jadi saksi apa bila orang itu mencoba mengelak!!! Saat aku datang ketempat yang di janjikan, aku melihat guruku sudah tewas terbunuh ditangan teman sekelas ku itu!!! Tapi, malah aku yang ditangkap dan dituduh melakukannya!!! Karena, dia adalah anak dari seorang politikus terkenal dia bisa menyewa saksi palsu untuk memberatkan ku dan menekan para polisi!!! Dan bukannya menolong anaknya kedua orang tuaku itu,... mereka juga ikut memberikan kesaksiannya palsu bahwa aku punya masalah soal kondisi mental ku yang tidak stabil!!! Akhirnya aku menghabiskan 5 tahun hidupku dipenjara meski bukan aku yang melakukannya!!!! Selama dipenjara, aku mendapatkan kabar Kakek dan Nenekku, 2 orang yang paling aku sayangi dan kupercaya meninggal dunia!!! Dengan semua yang sudah aku lalui, aku tidak bisa percaya lagi pada orang lain!!! Dan jika ada orang yang bilang dia percaya padaku, justru aku malah curiga padanya!!! Menanggapi perasaan Leticia, aku tidak tahu harus bagaimana".
Setelah mendengar semua cerita pengalaman hidup Yuiga dan alasan kenapa dia tidak bisa percaya kepada orang lain dan bimbang dengan perasaan Leticia.
Tanpa ada angin maupun hujan Falma langsung mengeplak kepala Yuiga dari belakang.
PLAK.
"Anjirr, elu ngapain, bangsat?".
Sambil kesakitan Yuiga mengungkapkan emosi nya. Tapi Falma malah balik bertanya.
"Terus, apa hubungannya?".
"Huh?".
Mengabaikan Yuiga yang tidak paham, Falma kembali menanyakannya.
"Terus, apa hubungannya ceritamu itu dengan kondisimu saat ini?".
Yuiga seketika terdiam dan Falma melanjutkan perkataannya.
"Semua yang kau ceritakan padaku barusan itu hanya "masa lalu" mu saja!!! Tidak ada hubungannya dengan dirimu yang sekarang!!!! Memang "masa lalu" itu tidak bisa dilupakan!!! Tapi, bukan berarti kita terus-terusan terjebak dan menjadikannya sebagai alasan untuk semua tindakanmu sekarang!!! Dengar, Yuiga. Kenangan masa lalu itu ada untuk membuat kita lebih bijak dalam mengambil keputusan apa yang akan kita ambil ke depannya!!! Tapi, ada beberapa keputusan dalam hidup yang tidak perlu mengambil pertimbangan dari masa lalu!!! Contohnya sekarang ini, apa yang kau alami sekarang tidak ada hubungannya sama sekali, kau cuma ragu dan takut untuk melangkah maju, itu saja!!! Saran dariku, Lupakan saja itu semua dan Terima saja perasaan Leticia,..... Seorang pria yang membuat seorang gadis baik-baik menangis itu adalah seorang brengsek yang lebih rendah dari sampah".
Yuiga terdiam mendengar semua apa yang di katakan Falma.
Yuiga sadar bahwa selama ini dia selalu terjebak pada masa lalunya hingga melupakan bahwa kondisinya yang sekarang itu tidak ada hubungannya dengan masa lalunya. Dia hanya ragu untuk mengambil sebuah keputusan dan ragu untuk melangkah ke depan.
Menyadari semua itu, Yuiga berdiri dan sudah memperbarui tekadnya, sekarang dia tahu keputusan apa yang akan dia ambil.
"Terima kasih, Falma. Berkat kau, aku tahu keputusan apa yang harus aku ambil".
Melihat Yuiga yang sudah tahu apa yang harus dia lakukan, Falma juga berdiri dari duduknya sambil tersenyum.
"Baguslah, aku senang mendengarnya!!! Kalau begitu, segera temui dia dan katakan apa yang ingin kau katakan".
"Kalau begitu, aku pergi dulu".
"Aku akan berdoa untuk kebaikanmu".
Yuiga segera melangkah untuk menemui Leticia dan mengatakan keputusannya meninggalkan Falma yang masih berdiri di belakang.
Setelah beberapa langkah Yuiga tiba-tiba berhenti dan tanpa menoleh kebelakang dan mulai berbicara dengan Falma.
"Hei, Falma!!! Tadi kau bilang "seorang pria yang membuat seorang gadis baik-baik menangis itu adalah seorang brengsek yang lebih rendah dari sampah", kan".
"Ya, itu benar".
Lalu Yuiga kembali bertanya lagi.
"Tapi, kalau gadis itu bukan gadis baik-baik melainkan gadis brengsek, bagaimana?".
"Jika itu memang benar adanya, jangankan kau buat dia menangis, kau bunuh dia pun itu tidak apa-apa, bahkan aku akan jadi orang pertama yang kasih kau ucapan selamat".
"Oh, begitu ya".
Setelah percakapan singkat mereka Yuiga kembali berjalan menuju Penginapan Bulan Perak tempat di mana dia dan Leticia menginap.
(---------)
Hari sudah mulai gelap dan Yuiga berhasil sampai di penginapan Bulan Perak, tanpa membuang waktu dia segera pergi ke lantai atas menuju kamar yang dia dan Leticia sewa.
Saat sampai di depan pintu, Yuiga sempat berhenti untuk sesaat dan setelah mengambil beberapa kali tarikan nafas dia memberanikan diri untuk membuka pintu kamar.
Ketika pintu terbuka, apa yang ada dilihat Yuiga adalah Leticia yang sedang duduk di tempat tidur menatap ke arah pintu sambil meneteskan air mata.
Melihat Yuiga yang melangkah masuk, Leticia segera berdiri, berjalan ke arahnya dan berhenti tepat di depannya.
Keheningan terjadi untuk beberapa saat, kemudian untuk memecah suasana Yuiga mengambil inisiatif untuk memulai pembicaraan.
"Leticia,..... Aku... ".
Sebelum bisa menyelesaikan kalimatnya, Leticia langsung memeluk Yuiga dengan sangat erat dan mulai menangis.
"Maaf,.... Maaf.... Maafkan aku, Yuiga-san!!! Aku tidak punya niat jahat sama sekali!!!! Semua yang kulakukan dan yang aku katakan itu bukanlah kebohongan!!! Aku benar-benar jatuh cinta padamu!!! Aku mencintaimu tulus dari lubuk hatiku!!! Kau boleh marah padaku, tapi tolong.... Tolong.... Tolong jangan tinggalkan aku!!! Aku mohon, Yuiga-san".
Leticia menangis tersedu-sedu sambil memeluk Yuiga, dia meminta maaf dan sekali lagi mengatakan bahwa dia benar-benar mencintainya.
Melihat bagaimana kondisi Leticia sekarang membuatnya teringat apa yang dikatakan Falma tadi.
"Seorang pria yang membuat seorang gadis baik-baik menangis itu adalah seorang brengsek yang lebih rendah dari sampah".
Kemudian Yuiga mulai memeluk Leticia dan mulai berbicara.
"Tenanglah Licia, aku tidak marah padamu!!! Alasan aku pergi tadi karena aku masih bingung harus bagaimana cara menanggapi perasaanmu itu. Namun, sekarang aku tahu apa yang harus aku lakukan".
Yuiga dan Leticia kemudian saling menatap satu sama lain tapi masih saling berpelukan. Lalu Yuiga mulai mengatakan keputusannya.
"Licia, aku juga jatuh cinta padamu".
Leticia terkejut mendengar apa yang keluar dari mulut Yuiga.
"Aku jatuh cinta padamu sejak pandangan pertama, hanya saja aku masih bingung dengan perasaan ini!!! Aku tidak mau menyatakannya karena aku ingin lebih mengenalmu lebih dahulu!!! Tapi, sepertinya aku sudah membuatmu menunggu lama. Sampai-sampai kau harus membuat rencana seperti ini untuk menjebak ku!!! Aku senang saat kau bilang perasaanmu padaku!!! Jadi,..... Mulai sekarang mohon kerja samanya, Leticia".
Setelah selesai mendengar ungkapan perasaan dari Yuiga, meski masih berlinang air mata Leticia tersenyum bahagia dan kembali berbicara.
"Iya, mohon kerja samanya. Yuiga-san".
Kemudian mereka saling berpelukan lagi sebagai bentuk ungkapan dari rasa kebahagiaan mereka masing-masing.
Bagi mereka malam ini adalah malam yang sangat indah dan bahagia bagi pasangan baru ini.
Dan kedepannya Yuiga dan Leticia akan menjadi pasangan yang saling mendukung satu sama lain dalam menghadapi banyak masalah yang akan datang.