Chereads / Records Of Alexandria War's / Chapter 15 - Chapter 13 : Perayaan Dan Hal Tak Terduga.

Chapter 15 - Chapter 13 : Perayaan Dan Hal Tak Terduga.

Setelah menyelesaikan urusannya dengan Kaiser dan Tristan, Yuiga segera kembali ke penginapan.

Penginapan Bulan Perak adalah penginapan paling bergengsi di kota Bandeux dan banyak di sewa oleh para petualang dan para pedagang yang melintas kota Bandeux untuk beristirahat.

Selain bersih dan memiliki pelayanan yang baik, masakan yang disiapkan di bar penginapan terkenal enak dan juga harga sewa kamarnya yang cukup murah membuatnya tidak sepi pelanggan, baik yang menginap atau hanya sekedar makan dan minum di bar nya saja.

Pemilik bar ini adalah seorang Janda muda bernama Sasha Walcott, dia mengelola penginapan ini dengan beberapa pegawai lainnya.

Sasha Walcott memiliki penampilan berambut pirang kuning panjang sampai ke pinggang dan bola mata yang berwarna sama.

Meski seorang janda Sasha memiliki perawakan badan yang tidak kalah dengan gadis muda pada umumnya tubuhnya ramping, dada yang besar dan pinggang yang kencang, kulit yang putih bersih.

Dia semakin cantik dengan penampilannya dengan celemek coklat yang menutupi daster nya yang berwarna pink.

Melihat Yuiga yang memasuki penginapan nya, Sasha segera menemui untuk menyambutnya.

"Selamat datang, Yuiga-kun".

"Terimakasih, Sasha-san!!! Licia dimana?".

"Ara, Licia-chan ada di sebelah sana sudah menunggu mu".

Sasha menunjuk kearah sebuah salah satu meja yang ada di Bar dan tampak Leticia melambaikan tangannya ke arah Yuiga.

"Kalau begitu, aku sena dulu!!! Terima kasih, Sasha-san".

"Nikmati malam hari mu ini, Yuiga-kun".

Sasha menunjukkan senyuman yang sangat menawan, tapi sayangnya Yuiga mengabaikannya dan segera berjalan kearah Leticia.

Sesampainya di meja yang sudah dipesan, Yuiga segera duduk menghadap Leticia yang sudah berada di sana lebih dahulu.

"Kau lama, kemana saja?".

Leticia menanyakan alasan kenapa Yuiga datang terlambat. Karena tidak mau membuatnya khawatir Yuiga sekali lagi membuat alasan.

"Ya, soalnya ada beberapa urusan yang mesti aku selesaikan".

Leticia hanya diam sejenak setelah mendengar jawaban Yuiga.

"Yah, lupakan itu.... Sekarang mari kita mulai pestanya".

Dengan aba-aba dari Leticia, mereka memulai pestanya.

(----------)

Leticia mulai dengan meminum segelas bir yang ada di tangannya. Sementara Yuiga masih ragu-ragu apakah dia boleh minum apa tidak, soalnya usianya masih 17 tahun.

(Apa ini tidak apa-apa?).

Melihat Yuiga yang ragu-ragu, Mael segera memberi sedikit pelajaran akal sehat dunia ini.

(Di dunia ini anak berusia 14 tahun sudah dianggap dewasa. Jadi jangan ragu dan minumlah).

Mendengar penjelasan Mael, Yuiga mulai meminum bir yang dia pegang.

"Wow, manis".

Yuiga terkejut karena betapa enaknya dan nasinya bir itu, tanpa ragu lagi Yuiga segera menghabiskan segelas bir itu.

Setelah menghabiskan bir meraka masing-masing, Yuiga dan Leticia segera menyantap hidangan yang sudah dipesan Leticia, anehnya hampir semua hidangan yang di pesannya adalah daging.

Tak mau ambil pusing Yuiga tetap menyantap hidangan itu, anehnya Leticia tersenyum saat melihat Yuiga menyantap hidangan tersebut.

Kemudian Leticia mulai bertanya kepada Yuiga.

"Oh ya, Yuiga-san!!! Soal yang kau bicarakan di hutan waktu itu!!! Bagaimana kau bisa tahu kalau aku ini bukan pendeta melainkan Saint?".

Tanpa berpikir dia kali Yuiga segera menjawab pertanyaan Leticia.

"Saat aku melihatmu, kau menggunakan pakai terlihat cukup mahal dan itu sangat mustahil ada seorang petualang yang berpetualang dengan pakaian itu!!! Lalu tombak mu cukup unik dan memiliki aura yang sangat kuat, seperti mirip semacam artefak!!! Dan kau bisa menggunakan sihir cahaya dan penyembuh dengan sangat efisien dibandingkan orang pada umumnya".

Mendengar jawaban Yuiga, Leticia sangat terkesan dan mengangguk-anggukkan kepalanya sambil tersenyum.

"Seperti yang aku harapkan dari Yuiga-san!!! Orang dari dunia lain memang berbeda".

Seketika Yuiga berhenti makan dan mulai menatap curiga kearah Leticia. Dia segera menaruh garpu yang dia pegang di piring.

"Dari mana kau tahu?".

Dan tanpa ragu Leticia segera menjelaskan semuanya.

"Pertama, Yuiga-san miliki wajah yang sangat asing!!! Kedua, Yuiga-san tidak tahu banyak soal makhluk yang ada di dunia ini!!! Ketiga, senjata dan gaya bertarung Yuiga-san sangat unik bahkan terkesan aneh!!! Terakhir aku tahu, bahwa Yuiga-san adalah seorang pengguna sihir Roh".

Mendengar jawaban logis Leticia soal dia adalah orang dari dunia lain dan seorang pengguna sihir Roh.

Yuiga sadar bahwa selama ini Leticia sudah tahu siapa dia yang sebenarnya, dan soal pengguna sihir Roh dia bisa tahu setelah melihat simbol Crest di punggung telapak tangan kirinya.

Kemudian Yuiga segera tertunduk sambil memegang kepalanya dengan kedua tangannya.

"Hah... Lagi-lagi aku ceroboh".

"Sudah, sudah, sudah tidak usah di pikirkan, ini minumlah".

Leticia mencoba menghibur Yuiga dengan menuangkan minuman ke gelasnya. Namun, saat Yuiga melihat isinya ternyata yang dia tuangkan bukan bir melainkan cairan berwarna merah.

"Leticia apa ini?".

"Kenapa bertanya bukankah itu hanya Wine".

Mendengar jawaban Leticia, Yuiga kembali memastikan cairan itu benar Wine apa bukan. Warnanya merah dan aromanya manis seperti aroma anggur, tapi entah mengapa firasat Yuiga bilang itu bukan Wine.

"Lalu kenapa kau tidak ikut meminumnya?".

"I-itu ka-karena aku tidak suka Wine".

Leticia menjawab Yuiga dengan nada yang ragu-ragu dan mencurigakan.

"Lalu kenapa kau memesannya?".

"A-anggap saja itu sebagai ucapan terimakasih ku, untuk Yuiga-san!!! Y-ya anggap saja seperti itu".

Meski curiga Yuiga dengan jawaban ambigu dari Leticia, pada akhirnya dia tetap meminum Wine yang dituangkan Leticia. Saat minuman itu masuk ke tenggorokannya.

Yuiga terkejut betapa enaknya Wine itu dan membuatnya ketagihan.

"Licia, ini enak sekali. Boleh aku minta lagi".

"Tentu saja".

Letica segera menuangkan Wine itu lagi ke gelas Yuiga. Dan dia langsung meminumnya lagi sampai habis. Melihat Yuiga dengan semangat meminum Wine itu membuatnya tersenyum lebar.

Segelas, 2 gelas, 3 gelas..... Tanpa Yuiga sadari dia sudah minum sebanyak 12 gelas dan dia mulai mabuk berat.

Dengan wajah memerah Yuiga mulai berbicara meski dalam kondisi mabuk.

"Oh,.... Hick.... Sial.... Aku.... Hick.... Mulai.... Mabuk... Hick.... Loh kok....Hick.... Badanku....Hick....Jadi.... Panas.... Hick.... Ya?".

"Yuiga-san, kau baik-baik saja?".

"Hah... Hick.... Kepalaku.... Hick.... Juga.... Hick.... Mulai.... Hick... Pusing..... Hick..... Aku... Hick.... Sebaiknya.... Hick... Segera.... Hick.... Kembali.... Hick.... Ke.... Hick.... Kamar... Hick... Dulu.... Hick...".

Yuiga yang sudah mabuk berat berusaha berdiri untuk berjalan ke kamarnya yang ada di lantai atas.

Namun, karena mabuk berat Yuiga hingga dia tidak bisa berjalan dan baru beberapa langkah dia terjatuh ke lantai.

"Yuiga-san, kau tidak apa-apa?".

"Hah?.... Hick... Licia.... Hick... Kau... Hick... Ngomong.... Hick.... Apa?....Hick.... Aku....Hick... Tidak....Hick... Bisa.... Hick.... Mendengar.....Mu.... Hick".

Kemudian pandangan Yuiga mulai kabur.

"Tenang saja Yuiga-san, aku akan bantu mu".

Meski nada bicara Leticia terdengar khawatir, nyatanya sekarang Leticia sedang menunjukkan ekspresi senang dengan pipinya berwarna merah merona dan bibirnya meneteskan air liur.

Jika digambarkan seperti seekor hewan yang berhasil mendapatkan mangsanya.

Sambil membopong Yuiga di pundaknya, Leticia segera membawanya ke kamar.

Tapi sebelum menaiki anak tangga, Leticia segera menoleh kearah Sasha dan mengacungkan jempolnya. Kemudian Sasha juga membalasnya dengan cara yang sama.

Sesampainya di kamar yang mereka sewa, sebuah kejadian yang tidak terduga terjadi dan ini adalah kejadian yang di sesali oleh Yuiga seumur hidupnya.

(---------)

Keesokan paginya, cahaya sinar matahari pagi yang masuk kedalam kamar melalui jendela dan membangunkan Yuiga yang sedang tidur.

Dengan perlahan dia membuka matanya, setelah mengedipkan matanya beberapa kali, Yuiga mencoba untuk bangun dan duduk, sambil memegang kepalanya terasa sangat berat.

"Sial, kepalaku sakit banget!!! Aku minum terlalu banyak".

Yuiga tahu kepalanya pusing dikarenakan dirinya yang terlalu banyak minum. Namun, yang membuat dia heran adalah kenapa dia bangun dalam kondisi telanjang dan bagian bawahnya ditutupi selimut.

"Hah? Kenapa aku telanjang? Apa yang sebenarnya terjadi?".

Saat Yuiga mencoba mengingat apa yang terjadi semalam, Leticia yang tidur disebelah kanannya segera bangun. Dan sambil mengusap ujung matanya dia menyapa Yuiga.

"Selamat Pagi, Yuiga-san".

Mendengar sapaan Leticia, Yuiga segera menoleh kearahnya dan mulai menyapanya juga.

"Ya, selamat..... ".

Dan betapa terkejutnya Yuiga saat melihat Leticia yang juga telanjang dan menunjukkan dadanya yang besar tanpa sehelai benang pun.

"HEEEEEEE........ ".

Teriakan Yuiga bergema sangat keras sampai membuat burung-burung yang berterbangan terkejut.

Dalam kondisi panik dan tergagap-gagap Yuiga menjatuhkan dirinya sendiri dari tempat tidur dan merangkak menjauh dari Leticia yang masih mengusap matanya.

"Yuiga-san, ini masih pagi loh!!! Jangan buat keributan, dong".

"Kenapa kau masih bisa tenang di situasi seperti ini? Dan kenapa kau malah tidur sambil telanjang?"

Yuiga yang panik segera mengajukan pertanyaan kepada Leticia. Namun, bukannya menjawab Leticia malah balik bertanya.

"Huh? Yuiga-san!!! Jangan bilang kau tidak mengingatnya?".

"Mengingat apa?".

Dengan senyum merona Leticia mulai berbicara dengan nada menggoda.

"Mengingat apa yang sudah kita lakukan tadi malam".

Mendengar jawaban itu, Yuiga kembali mencoba mengingat kembali apa yang terjadi tadi malam dan mulai menyusunnya satu persatu.

"Kita merayakan ke naikan Rank sambil minum-minum di bar lalu aku tidak sadar!!! Lalu kau mencoba membopongku ke kamar!!!!! Setelah itu.... ".

Tiba-tiba Yuiga terdiam dan perlahan-lahan wajahnya mulai memerah. Penyebabnya adalah karena Yuiga tahu apa yang terjadi selanjutnya.

Meski samar-samar, Yuiga ingat dengan jelas, sesampainya mereka di kamar Yuiga segera mengunci pintu dan dengan ganasnya mulai berciuman dengan Leticia dan mendorongnya sampai dia terjatuh di tempat tidur.

Sisanya mereka berdua melakukan hubungan yang biasa dilakukan pasangan pada umumnya.

Setelah ingatan itu kembali, Yuiga segera memegang kepalanya dan sangat menyesali apa yang sudah terjadi.

Bukannya menenangkan Yuiga, Leticia malah mulai menceritakan apa yang terjadi diantara mereka tadi malam.

"Awalnya aku menolaknya dengan sangat halus, tapi Yuiga-san terus memaksaku dengan kasar!!! Yuiga-san terus-terusan mencium bibirku dengan penuh gairah!!! Bahkan saat aku bilang berhenti Yuiga tetap saja terus melakukannya lalu...".

Yuiga yang tidak mau mendengar cerita Leticia segera menutup kedua telinganya dengan tangan. Dan supaya lebih efisien lagi Yuiga juga mulai berteriak-teriak.

Melihat Leticia yang sudah selesai bercerita, Yuiga segera berbicara dengan Mael untuk memastikan keaslian cerita itu.

(Mael... soal semua yang diceritakan Leticia..... Apakah... Itu... Benar?).

Sayangnya Mael hanya diam saja. Merasa diabaikan Yuiga bertanya lagi.

(Mael..... Aku.... Mohon.... Ku harap yang diceritakan Licia itu tidak benar).

Dengan terpaksa Mael yang sejak awal diam memutuskan untuk bicara.

(Terkadang.... Ada pertanyaan.... Yang tidak butuh adanya jawab... Yuiga).

Mendapat jawaban ambigu dari Mael, Yuiga sadar bahwa semua yang diceritakan Leticia memang benar adanya.

Yuiga sekarang merasa jatuh di titik paling rendah di hidupnya.

Mengabaikan Yuiga yang masih terpuruk akan situasi yang mereka alami, Leticia segera turun dari tempat tidur dan membungkuk kan badannya dan mengarahkan mulutnya ke telinga Yuiga dan mulak berbicara.

"Tenang saja Yuiga-san, faktanya bahwa aku juga memang menginginkan hal ini terjadi, sebabnya, karena aku jatuh cinta padamu".

Bisikan dari Leticia membuat Yuiga terkejut. Lalu Leticia segera menghadapkan wajahnya, di depan wajah Yuiga dan mulai berbicara.

"Aku mencintaimu, Yuiga-san!!! Bahkan saat pertama kali aku melihatmu!!! Aku tidak akan melakukan ini semua bila aku tidak mencintaimu".

Yuiga yang tidak paham dengan situasi ini mencoba bertanya lagi.

"Li-licia, kau ngomong apa? Apa maksumu dengan... ".

Sebelum bisa menyelesaikan ucapannya, Leticia segera mencium bibir Yuiga dan hal itu membuatnya sangat terkejut.

Setelah beberapa saat, Leticia melepaskan ciumannya dan berbicara lagi.

"Mulai sekarang kita ini bukan patner lagi, tapi sepasang kekasih!!! Jadi tolong jaga aku ya, Yuiga-san".

"I-iya".

Dengan masih kebingungan akan situasi yang dia hadapi, Yuiga sekali lagi tanpa sadar mengiyakan keinginan Leticia.

Dan sejak hari itu hubungan Yuiga dan Leticia akan semakin erat untuk kedepannya.