Saat Yuiga membuka kedua matanya, yang dia lihat adalah atap kayu yang tampak asing.
Setelah beberapa kali mengedipkan matanya, Yuiga berusaha bangun dari tidurnya untuk memeriksa kondisi badannya.
Tubuhnya sekarang di penuhi kain perban dan dia menggunakan baju pasien seperti baju pasien rumah sakit pada umumnya.
Lalu dia memperhatikan tangan kanannya seperti ada sebuah selang infus yang menempel di punggung telapak tangannya.
Yuiga mencoba memperhatikan dari mana aliran selang infus itu, dan saat dia menoleh keatas dia bisa melihat sebuah kantong infus yang terbuat dari tanaman Siilverbell di gantung di sana.
"Infus? Bagaimana mana bisa dunia ini memilikinya?".
Yuiga yang masih bertanya-tanya dikagetkan dengan kehadiran Mael yang tiba-tiba.
(Kau sudah bangun Yuiga).
(Ya!!! Kira-kira berapa lama aku pingsan?).
(Sekitar 7 hari lamanya).
(Selama itu, ya!!!! Terus, bagaimana dengan Falma? Apa dia selamat?).
(Dia selamat, dia sudah sadar kemarin).
(Syukurlah, kalau begitu).
Setelah memastikan kondisi dirinya dan kondisi Falma, Yuiga menghembuskan nafas dan bersyukur bahwa tidak ada yang mati diantara mereka.
(Kalau kau ingin khawatir, khawatir saja pada Leticia).
Mael kemudian menyinggung soal Leticia dan seketika Yuiga tersentak dan mulai bertanya pada Mael.
(Oh ya, bagaimana dengan dia?).
(Dia baik-baik saja).
Yuiga segera kembali tenang dan Mael melanjutkan ucapannya.
(Selama kau pingsan dia terus bolak-balik dari penginapan ke ruang media guild untuk mengurus mu dan mengganti kain perban mu. Bahkan dia sampai terjaga dimalam hari hanya karena dia khawatir denganmu).
Mendengar apa yang Mael ucapkan, Yuiga hanya bisa tertunduk diam seribu bahasa.
Yuiga tidak menyangka seorang gadis yang baru saja dia kenal 9 hari yang lalu sangat begitu perhatian padanya.
Didalam lubuk hatinya dia sangat ingin mempercayai Kebaikan Leticia tanpa maksud apa pun.
Tapi, di sisi lain pengalaman hidupnya yang sering dikhianati oleh orang-orang disekitarnya membuatnya curiga akan semua kebaikan dari Leticia.
Kontradiksi antara Percaya dan Curiga di dalam hati kecil Yuiga membuatnya sangat murung.
Dia ingin percaya namun dia tidak bisa berhenti curiga.
Ditengah Yuiga mencoba mengatasi perang batinnya, seseorang gadis tiba-tiba membuka pintu dan mencoba masuk kedalam ruang medis.
Saat Yuiga mengalihkan pandangan kearah pintu, ternyata yang masuk adalah Leticia sambil membawa baskom berisi air bersih dan handuk basah.
Ketika pandangan mereka saling bertemu, mata Leticia mulai berkaca-kaca.
Menjatuhkan baskom air yang dia bawa, Leticia segera berlari melompat dan memeluk Yuiga dengan sangat erat.
Meski masih terluka, tubuh tidak selemah itu sehingga Yuiga masih tetap pada posisi duduknya meski menerima terjangan Leticia.
Lalu Leticia mulai menangis sambil memeluk Yuiga.
"Hick... Syukurlah.... Syukurlah.... Kau masih hidup, Yuiga-san... Hick.... Aku tidak tahu.... Hick... Apa yang... Hick.... Terjadi padaku.... Jika kau... Hick... Tidak ada... ".
Leticia menumpahkan seluruh keluh kesah dan kekhawatiran yang dia rasakan selama Yuiga pingsan.
Yuiga yang mendengar itu seketika langsung tersentak, dan dia akhirnya mulai sadar bahwa perasaan dan perhatian yang di berikan Leticia sejak awal mereka bertemu adalah tulus dan apa adanya tanpa ada niatan apapun.
Merasakan hangatnya peluk Leticia seketika membuat semua kegelisahan dan kontradiksi di dalam hatinya mulai menghilang.
Dia ingat betul perasaan ini, seperti saat dia mendapat pelukan hangat dari Neneknya di malam bersalju yang sangat dingin.
Mengingat perasaan itu, Yuiga mulai memegang bahu Leticia dan secara perlahan melepaskan pelukannya, dan dengan tatapan mata yang hangat Yuiga mulai berbicara.
"Maafkan aku Leticia, sudah membuatmu khawatir!!! Sekarang kau tidak perlu sedih lagi, jadi.... tolong hapus air matamu itu".
Mendengar apa yang dikatakan Yuiga, membuat Leticia semakin bahagia.
"YUIGA-SAN!!!".
Leticia berteriak dan kembali menangis sambil memeluk Yuiga dengan sangat erat, tapi tangisan ini adalah tangisan kebahagiaan yang lampiaskan nya.
Dan untuk pertama kalinya Yuiga membalas pelukan dari Letica sambil terus memenangkan nya.
"Tenanglah, tenanglah Letica".
Teriakan Leticia membuat semua staf medis segera berlari ke ruangan tempat Yuiga dirawat, sesampainya disana mereka melihat
Yuiga yang sudah sadar dipeluk oleh Leticia.
Salah satu petugas segera berlari untuk memberitahu Barry bahwa Yuiga sudah sadar dari pingsannya.
Dan keesokan harinya Yuiga sudah diizinkan untuk kembali pulang setelah memastikan semua luka yang dia terima sembuh total.
(----------)
Sebelum kembali ke penginapan, Yuiga dan Leticia bertemu dengan Barry di kantor Guild untuk membahas hasil tes yang masing-masing mereka lakukan.
"Dengan mempertimbangkan banyak hal, dimulai kalian yang mengumpulkan tanaman Siilverbell, mengalahkan kumpulan Draugr, membunuh seekor Dreki dan hasil dari tes kalian masing-masing!!! Dengan demikian aku menyatakan kalian lulus dan berhak untuk naik Rank".
Hasilnya, mereka berdua lulus tes dan segera di menyodorkan 2 kartu Guild baru untuk mereka.
"Leticia-kun, sekarang resmi menjadi petualangan Rank D!!!! Sementara Yuiga-kun resmi menjadi petualang Rank C!!! Sekali lagi selamat untuk kalian berdua".
Melihat hasilnya Yuiga tersenyum puas, tapi tidak dengan Leticia yang segera mengajukan komplain.
"Tunggu sebentar, Barry-san".
Barry dan Yuiga mengarahkan pandangan mereka ke Leticia. Lalu dia mulai berdiri dan mengeluarkan emosinya.
"Aku tidak masalah dengan kenaikan Rank ku menjadi D!!! Tapi,..... KENAPA YUIGA-SAN MALAH MENJADI RANK C!!! BERDASARKAN HASILNYA SEHARUSNYA YUIGA-SAN ITU NAIK JADI RANK A".
"Tenanglah, Licia!!! Barry-san pasti punya alasannya,... Kan?".
Yuiga mencoba menenangkan Leticia yang sedang emosi karena tidak bisa terima dengan hasil tes yang diterima Yuiga.
Menanggapi hal itu, Barry segera menjelaskan alasannya.
"Sejujurnya aku juga ingin sekali menaikan Yuiga-kun ke Rank A!!! Hanya saja jika aku melakukannya!!! Maka akan terjadi kedengkian diantara para petualang lain di Guild ini!!! Dan aku tidak mau kedengkian itu berubah jadi konflik".
Leticia masih tetap tidak bisa menerima alasan Barry dan melanjutkan komplain nya.
"KALAU MEREKA DENGKI, ITU BERARTI MEREKA ITU TIDAK KOMPETEN!!! SALAHKAN DIRI MEREKA SENDIRI YANG TIDAK PERNAH MENCOBA UNTUK BERUSAHA".
Yuiga mencoba menjelaskan situasinya ke Leticia menggantikan Barry.
"Dengar Licia, tidak semua orang itu sadar akan dirinya yang "kurang berusaha"!!! Kebanyakkan orang akan lebih menilai sesuatu sesuai dengan kenyamanan hatinya, tanpa peduli seberapa realistis nya pikiran mereka!!! Dan hal yang wajar bahwa pandangan mereka akan fakta, tertutupi oleh perasaan dengki dan iri didalam hati mereka, meski itu faktanya ada tepat didepan mata".
Yuiga mengatakan itu semua berdasarkan apa yang dia alami sendiri di dunia yang sebelumnya.
Barry merespon apa yang di katanya Yuiga dengan menganggukkan kepalanya.
"Benar apa yang dikatakan Yuiga-kun!!! Akan jadi sangat merepotkan, jika ada seorang atau beberapa petualang yang iri!!! Itu akan menghasilkan pertikaian dan konflik diantara para petualang!!! Dan jika warga Bandeux mendengarnya, kepercayaan mereka akan Guild dan para petualang yang bernaung disini akan berkurang".
Setelah mencerna ucapan Yuiga dan Barry, Leticia kembali tenang dan segera duduk.
"Ka-kalau alasannya seperti itu dan Yuiga-san tidak masalah, ya sudahlah".
Meski sedikit kecewa Leticia tetap menerima alasan itu dengan lapang dada.
"Karena sudah tidak ada yang perlu dibicarakan lagi, kami undur diri dulu, Barry-san".
Yuiga segera berdiri dan berpamitan dengan Barry.
"Ya, nikmati 2 hari libur kalian".
Barry dan Yuiga saling berjabat tangan, selesai dengan itu Yuiga dan Leticia segera pergi dari kantor dan menuruni anak tangga menjual lantai dasar.
Selama menuruni anak tangga pandangan Yuiga teralihkan ke arah yang lain dan itu terus terjadi sampai mereka keluar dari Guild.
Selama berjalan menuju kembali ke penginapan pandangan Yuiga masih saja teralihkan ke arah yang lain, dan hal ini di sadari Leticia yang berjalan disampingnya.
"Yuiga-san, kau sedang apa?".
Tak ingin membuat Leticia khawatir Yuiga segera membuat sebuah alasan.
"Tidak sedang apa-apa!!! Hanya saja mataku tiba-tiba terasa sakit".
"Begitu, ya".
Yuiga berakting dengan menutup kedua matanya seolah menahan rasa sakit dan untungnya Leticia percaya dengan aktingnya.
Kemudian Leticia tiba-tiba teringat sesuatu.
"Oh ya, Yuiga-san!!! Aku akan kembali duluan ke penginapan".
Yuiga yang penasaran mencoba bertanya.
"Kenapa?".
"Aku akan buat persiapan untuk pesta perayaan kenaikan Rank kita di bar penginapan".
"Kau tidak perlu repot sampai segitunya".
"Tidak, tidak, tidak ini sangat penting untuk masa depan kita".
"Huh? Masa depan kita?".
Mendengar pertanyaan Yuiga yang terkesan curiga, wajah Leticia tiba-tiba menjadi merah dan mulai berbicara dengan gugup.
"Ma-ma-masa de-de-depan party kita!!! Ya, Masa depan party kita!!! Ka-karena kedepannya kita a-akan melewati banyak petualangan!!! A-akan bagusnya jika kita sedikit merayakannya, sebagai bentuk rasa syukur kita".
"Huu... Baiklah mari kita rayakan".
"Heh? Serius?".
"Iya serius".
Leticia terdiam sesaat.
"Ka-kalau begitu aku akan meminta Sasha-san untuk menyiapkannya!!! Sampai jumpa nanti malam Yuiga-san".
Leticia segera berlari meninggalkan Yuiga seorang diri ditengah jalan.
Meski jawaban Leticia terdengar ambigu, dia memutuskan untuk mempercayainya.
Sambil menatap langit sore yang indah, Yuiga memejamkan matanya dan mulai bergumam sesuatu.
"Nah, sekarang tinggal giliranku".
Kemudian Yuiga mulai berjalan kearah lain, entah kemana tujuannya.
(----------)
Setelah berjalan cukup lama tanpa arah tujuan yang jelas, Yuiga sampai di sebuah gang kecil yang sepi dari orang yang berlalu lalang.
Lalu Yuiga membalikkan badannya dan berbicara seolah-olah dia memberikan sebuah peringatan
"Sudah tidak ada orang lain selain kita disini, sekarang tunjukkan diri kalian".
Tidak ada respon yang didapatnya, sebagai gantinya muncullah 2 orang yang menggunakan jubah hitam panjang dari balik bayang-bayang.
Kedua orang itu adalah 2 orang yang sama, yang melihat pertandingan Yuiga dengan Falma.
"Hou... Jadi kau sudah sadar kami ikuti, ya!!! Intuisi bagus juga, anak muda!!! Oh, mungkin kau sudah sadar sejak turun dari anak tangga tadi".
Salah satu dari mereka mencoba berbicara dengan Yuiga.
"Kapan aku sadar itu tidaklah penting!!! Jadi ada perlu apa kalian dengan ku?".
Mengabaikan ucapan orang itu, Yuiga segera menanyakan tujuan mereka dengan sikap waspada.
"Apa aku harus menjawab pertanyaan itu?".
Bukannya menjawab, pria itu justru malah bertanya balik ke Yuiga.
"Tergantung jawabannya!!! Mungkin.... Kita tidak perlu saling bertarung, kan?".
Yuiga mulai memegang pedang katana di pinggangnya sebagi bentuk kewaspadaan.
Melihat Yuiga yang mulai waspada, keduanya mulai melangkah maju dan menurunkan tudungnya.
Tampak wajah seorang pria dewasa yang tampan dengan rambut berwarna hitam dan bola mata yang berwarna kuning.
Dan yang satunya lagi seorang pria yang lebih muda dari pria sebelumya dengan rambut berwarna coklat muda dan mata berwarna hijau muda.
"Maaf atas kegelisahan yang kami timbulkan!!! Perkenalkan namaku adalah Kaiser Clyde Komandan dari pasukan tentara bayaran, dan orang yang di belakang ku adalah Wakil Komandan dari pasukan yang aku pimpin, namanya Tristan Rufus!!! Salam kenal Yuiga Kisarsagi".
"Langsung saja, ada urusan apa kalian denganku?".
Mengabaikan perkenalan diri Kaiser dan Tristan, Yuiga langsung mencecar mereka dengan pertanyaan nya.
"Awalnya kami kesini untuk beristirahat sejenak!!! Kemudian kami mendengar kabar bahwa ada... ".
"Itu bukan jawaban atas pertanyaan ku barusan".
Yuiga segera memotong ucapan Kaiser, yang menandakan dia tidak suka basa-basi. Dan Kaiser sendiri menanggapi itu dengan tenang.
"Maafkan aku!!! Langsung ke intinya saja!!! Yuiga Kisarsagi maukah kau bergabung dengan.... ".
"Aku menolaknya".
"Wah, cepat sekali".
Yuiga memotong lagi perkataan Kaiser, kali ini dia melakukannya karena dia tahu tujuan Kaiser dan Tristan menemuinya adalah untuk merekrut bergabung dengan tentara bayaran.
Kaiser yang perkataannya dipotong untuk kedua kalinya tetap tenang dengan jawaban cepat Yuiga.
Itu karena Kaiser dan Tristan sudah tahu bahwa Yuiga pasti akan menolak ajakannya.
"Dengar Kaiser, Tristan!!! Aku memang tidak tahu apa tujuan kalian yang sesungguhnya hingga sampai ingin merekrut ku!!! Biar aku pertegas lagi, sekalipun kalian menjelaskan dan bahkan memohon sekalipin, jawabanku tidak akan berubah".
Mendengar jawaban tegas Yuiga, Kaiser dan Tristan segera berpamitan.
"Begitu ya!!! Kalau begitu kami permisi".
Mereka segera menggunakan tudung lagi dan berbalik untuk melangkah pergi.
Tetapi baru beberapa langkah Kaiser menghentikan langkahnya dan sedikit menoleh kearah Yuiga yang ada di belakangnya lalu mulai berbicara.
"Jika kau berubah pikiran, temui kami di kota Nesyri yang berada di Barat Kerajaan Cenobia!!! Dengan senang hati akan kami sambut dirimu dan gadis itu dengan tangan terbuka!!! Sampai jumpa".
Kaiser dan Tristan segera pergi meninggalkan Yuiga sendirian dibelakang.
Saat sosok Kaiser dan Tristan menghilang dari pandangan nya, Yuiga mulai bergumam sendiri.
"Tentara Bayaran, ya!!!! Akan aku simpan informasi itu!!!! Mungkin akan berguna suatu hari nanti".
Yuiga mengalihkan pandangan ke langit sore yang perlahan-lahan mulai gelap.
"Pulang ah, lagian Licia pasti sudah menungguku".
Yuiga memutuskan untuk kembali ke penginapan karena tidak ingin membuat Leticia khawatir.
Disisi lain Tristan mulai berbicara dengan Kaiser yang berjalan di sampingnya.
"Kaiser-san, kalau dipikir lagi wajar jika dia menolak kita!!! Lagian mana ada cara merekrut orang dengan cara seperti tadi".
"Tenang saja, Tristan!!! Dia pasti akan bergabung dengan keinginannya sendiri".
"Huh? Kenapa?".
"Entahlah,.... hanya firasat ku saja".
Kaiser merasa cepat atau lambat Yuiga pasti bergabung dengan tentara bayarannya.
Pertemuan Yuiga dan Kaiser adalah langkah awal menuju takdir yang sudah di tentukan.