Chereads / Records Of Alexandria War's / Chapter 12 - Chapter 10 : Serangan Balik Dan Aura Sihir.

Chapter 12 - Chapter 10 : Serangan Balik Dan Aura Sihir.

Terkejut dan Terperangah.

Mungkin 2 kata itu yang cocok untuk menggambarkan situasi saat ini.

Semua yang menonton pertandingan hanya bisa bertanya-tanya apa yang baru saja terjadi.

Bagaimana bisa? Yuiga yang tadi terlihat terpojok tiba-tiba melakukan sebuah serangan dadakan yang mampu membuat Falma terdorong beberapa meter kebelakang.

Begitu juga dengan Barry dan Regina yang terkejut dan meneteskan keringat dingin.

"Woi, Orang Tua!!! Serangan apa itu tadi!!! Aku bahkan tidak melihatnya!!! Apa tadi dia baru saja menggunakan sihir kecepatan?".

"Tidak!!! Kalau dia menggunakan sihir pasti ada tekanan energi sihir yang ada di sekitar tubuhnya!!! Tapi aku tidak melihat atau bahkan merasakannya, yang itu artinya.... ".

"Itu murni kecepatan dari fisiknya sendiri".

Kembali ke arena. Meski terkejut dengan serangan dadakan tadi, Falma mencoba untuk berdiri dan memperbaiki sikap bertarungnya.

Lalu dia mulai memuji tindakan Yuiga.

"Itu tadi serangan yang hebat, dalam banyak artian. Seperti yang diharapkan dari seseorang yang mengalahkan Gulltoppr dan Dreki. Kalau aku tidak menahannya, aku mungkin sudah tewas dengan perut berlubang".

"Hou.... Jadi bahkan kau sudah dengar soal itu, ya!!! Yare,yare gosip itu memang mengerikan".

Meski Yuiga menanggapinya dengan santai, apa yang dikatakan Falma membuat semua orang di arena yang mendengar termasuk Regina terkejut bukan main, sementara Barry hanya diam saja.

"Tunggu sebentar!!! Apa maksudnya?".

"Mengalahkan Gulltoppr? Monster sejenis kucing hutan dengan tanduk melengkung seperti domba dan bisa menggunakan sihir api dan petir itu?".

"Bukankah itu monster rank A".

Regina ikut berkomentar.

"Hei, orang tua!!! Apa itu benar!!! Orang yang mengalahkan monster itu adalah dia, si rambut putih itu?".

Barry yang dari tadi diam mulai berbicara.

"Saat aku pertama kali mendengar kabar itu dari para penjaga gerbang kota, tentu saja aku tidak percaya!!! Normalnya kau butuh party Rank A yang terdiri dari 4 orang untuk membunuh 1 ekor Dreki dan 6 orang untuk membunuh 1 ekor Gulltoppr!!!! Yah, meski dia bilang hanya beruntung saat melawan Gulltoppr dan dia berhasil mengalahkan Dreki bersama dengan rekannya!!! Itu tetap tidak merubah fakta bahwa dia yang membunuh kedua monster itu".

Ujung mulut kanan Regina bergetar dan dahinya meneteskan keringat dingin saat mengetahui fakta hal mustahil yang dia lakukan Yuiga.

Di tengah arena, suasana antara Yuiga dan Falma semakin tegang. Lalu Yuiga memecah suasana dengan berbicara.

"Yah, mari lupakan itu!!! Karena kita sudah mengambil lebih banyak waktu, jadi..... ".

Belum selesai dengan ucapannya, Yuiga tiba-tiba menghilang dan dengan sangat cepat. Falma yang merasakan tanda bahaya tepat di belakangnya segera menoleh dan melihat Yuiga yang sudah ada di sana bersiap menusuknya dari belakang.

".... Mari kita lanjutkan".

Sambil melanjutkan kalimatnya yang tertunda, Yuiga melancarkan tusukan pedang yang sangat keras ke arah wajah Falma.

Untungnya, Falma berhasil menghindar dan langsung melompat untuk menjaga jarak.

Tapi, tepat setelah itu Yuiga kembali memperpendek jarak diantara mereka dan mulai mengayunkan pedangnya.

Falma tidak punya pilihan lain selain menangkis ayunan itu dengan pedangnya. Meski berhasil di tangkis, Yuiga kembali menyerang Falma dengan banyak ayunan pedang yang bertubi-tubi.

Ayunan dari atas, ayunan dari bawah, ayunan dari samping kanan, ayunan dari samping kiri, ayunan berputar.

Yuiga terus menyerang tanpa henti, beruntung Falma mampu menangkis itu semua, hanya saja terlihat dengan jelas bahwa dia sedang terpojok.

Para penonton, Barry dan Regina yang melihat adegan itu hanya bisa diam dan menelan air liurnya. Di luar dugaan mereka Yuiga mampu membalikkan keadaan dengan sangat cepat dan skill pedang Yuiga juga sangat berbahaya.

Di tengah hujaman banyak serangan Falma bergumam di dalam pikirannya.

(Apa-apaan dia ini? Bagaimana dia bisa tiba-tiba menjadi sekuat ini? Apakah ini dia menggunakan sihir? Tidak, aku bahkan tidak merasakan adanya sihir di setiap serangannya? Ini murni skill berpedangnya!!! Meski dia tidak menunjukkan ekspresi apapun!!! Aku bisa merasakan, setiap ayunan nya di penuhi dengan tekad yang kuat!!! Seperti sudah ditempa dengan latihan keras dan dedikasi tinggi!!! Aku tidak tahu dia belajar dari mana!!! Namun, satu hal yang aku tahu...!!!... Dia, mirip denganku).

Anehnya Falma tidak bergumam kesal, tapi dia justru merasa Yuiga itu mirip dengannya.

Tiba-tiba Falma mulai tersenyum.

(Kalau dia sudah seserius ini!!! Maka aku juga akan serius).

Lalu saat pedang mereka bertabrakan, Falma mendorong pedangnya dengan sekuat tenaga, akhirnya berhasil menangkis serangan Yuiga sekaligus membuat celah di antara kedua.

Celah itu di manfaatkan Falma untuk melakukan serangan balik dan mengayunkan pedangnya ke Yuiga.

Sayangnya Yuiga berhasil menangkis nya.

Tidak mau Falma melakukan membalik keadaan, Yuiga melakukan aksi yang sama seperti Falma sebelumnya.

Dan Falma melakukan aksi seperti Yuiga sebelumnya.

Adegan ini terus berulang-ulang ditengah arena, mereka berdua saling menangkis, saling membuat celah dan saling menyerang balik.

(----------)

Duel antara Yuiga dan Falma yang saling melakukan serangan balik di tengah arena, membuat para penonton tidak bisa berkata-kata, sama halnya dengan Barry dan Regina.

"Hei, Orang Tua!!! Apa yang ada di otak kedua orang ini!!! Ini bukan tes Kenaikan Rank lagi".

"Hah? Kau benar, aku juga merasakan hal yang sama".

"Kalau begitu lakukan sesuatu!!! Mereka malah bisa saling membunuh satu sama lain, kalau begini terus".

"Maaf saja, namun aku tidak bisa, baik sebagai wali kota Bandeux, sebagai Master Guild, dan sebagai mantan petualang".

Regina khawatir bahwa pertarungan antara Yuiga dan Falma yang tujuannya hanya untuk tes kenaikan Rank, berubah menjadi pertarungan hidup dan mati antara keduanya.

Dia meminta Barry menghentikan mereka, namun Barry menolak dengan tegas bahwa semuanya akan baik-baik saja.

Mendengar jawaban Barry yang sangat tegas membuat Regina tidak bisa apa-apa dan hanya bisa mendecitkan lidahnya. Di dalam hatinya Regina berharap pertarungan ini cepat berakhir.

Bagi Regina meski dia adalah seorang petualang yang setiap harinya menghadapi mara bahaya bahkan sampai harus mengorbankan nyawa saat menjalankan permintaan, dia tetap tidak bisa melihat orang lain tewas atau terbunuh di depannya.

Di tengah arena sendiri Yuiga dan Falma yang masih saling menyerang balik satu sama lain dan tidak punya niatan untuk mengalah tiba-tiba berubah.

Yuiga yang berhasil menangkis serangan balik Falma, tiba-tiba memutar badannya dan melemparkan pedangnya ke udara.

Hal itu sontak membuat baik Falma, Barry, Regina, dan para penonton terkejut.

Saat pandangan Falma teralihkan ke pedang yang dilempar, Yuiga melompat kearahnya dan menyerang Falma dengan sebuah tendangan.

Sadar bahwa dia lengah, Falma segera mengalihkan pandangan ke Yuiga dan berusaha menangkis tendang itu dengan kedua tangannya.

Namun, secara mengejutkan Yuiga tidak menendang Falma, melainkan menggunakan kedua tangan Falma sebagai pijakan untuk melompat keatas.

Hal itu membuat semua orang termasuk Falma sangat terkejut dibuatnya.

"DIA MENGGUNAKAN TANGAN FALMA-SAN".

"SEBAGAI BATU PIJAKAN".

Mengabaikan keterkejutan semua orang, Yuiga yang berhasil mendapatkan pedangnya lagi.

Kemudian dia terjun sambil menggenggam pedang itu dengan kedua tangannya lalu mengayunkannya dengan sekeras kerasnya, sementara Falma yang dibawah mencoba bertahan dengan pedangnya.

CLANG!!!!

Tabrakan keras terjadi lagi kali ini dan menghempaskan debu di sekitar mereka dengan Yuiga yang menyerang dari atas dan Falma yang bertahan dibawah.

Kerasnya hantaman pedang Yuiga, membuat Falma tidak bisa bertahan lebih lama, dan akhirnya membuat dia terpental kebelakang dan sempat berguling di tanah sebanyak 3 kali, sampai akhirnya berhasil berdiri.

Sementara Yuiga berhasil mendarat dengan tepat dan menghembuskan nafasnya.

"A-apa? Apa yang terjadi? Si rambut putih... Tidak, si Yuiga itu hanya menyerang dari atas, kan? Terus, Falma sudah menahannya, kan? Kenapa dia masih terpental setelah menahan serangan Yuiga?".

Dipinggir arena, Regina dengan panik bertanya-tanya apa yang sedang terjadi.

Lalu Barry mencoba menjelaskan apa yang dia tahu.

"Menurutku!!! Yuiga-kun sengaja melemparkan pedangnya ke udara saat tercipta celah diantara serangan mereka dengan tujuan membuat Falma lengah untuk sesaat!!! Saat Falma sadar itu cuma pengalihan!!! Yuiga kembali membuat pengalihan dengan seolah-olah ingin menendangnya!!! Falma yang terkecoh berusaha menahan tendangan itu dengan kedua tangannya, tapi justru itulah yang dia inginkan!!! Dengan menggunakan tangan Falma sebagai pijakan dia dapat meraih lagi pedangnya yang masih melayang di udara!!! Dan dengan memanfaatkan momentum jatuh dan berat badannya dia melakukan sebuah ayunan pedang yang sangat keras!!! Lalu Falma tidak punya pilihan selain menahan serangan itu!!! Akibatnya, pertahanan Falma runtuh seketika dan terpental karena kehilangan fokusnya".

"Singkatnya, tujuan Yuiga adalah untuk menghilangkan fokus Falma sekaligus meruntuhkan pertahanannya!!! Dasar sinting, bagaimana dia bisa kepikiran hal semacam itu?".

"Entahlah!!! Bahkan aku yang seorang veteran, mencoba untuk menghilangkan fokus lawan tidak akan pernah terlintas di pikiranku ".

Yuiga segera mengalihkan pandangan ke Falma yang sudah berdiri kembali, dan tanpa basa-basi dia langsung menerjang untuk menyerang.

Sementara Falma tetap diam dengan kepala tertunduk kebawah.

Namun, saat jarak mereka mulai berdekatan dan Yuiga siap menyerang.

Mendadak Yuiga merasakan tanda bahaya dan segera melompat mundur ke belakang.

Dan benar saja, sebuah ledakan energi sihir yang besar dengan Falma sebagai pusatnya terjadi.

Ledakan itu membuat banyak debu berterbangan dan menghalangi pandangan semua orang.

Yuiga mencoba menghalau debu yang menutupi pandangannya dengan tangan kiri. Setelah debu itu menghilang. Terlihat Falma yang berjalan perlahan dengan badan yang di selimuti oleh energi sihir yang berwarna hijau zamrud yang indah.

Yuiga bisa terlihat Falma sedang menatapnya sambil menunjukkan senyum yang tidak kenal takut dan mulai memprovokasi Yuiga sambil mengarahkan pedangnya.

"Sayang sekali, padahal semua ini hanya untuk mengetes mu apakah pantas naik Rank atau tidak!!! Tapi, berkat itu. Kau akhirnya membuat mesin bertarung yang ada didalam diriku menjadi sangat panas!!! Jadi... Bisa kita lanjut, Yuiga Kisaragi?".

Saat semua orang panik dan kebingungan dengan keadaan yang berubah drastis ini, Yuiga tetap tenang menanggapi provokasi Falma sambil mengarahkan pedangnya.

"Yare, yare.... Kau itu banyak bicara ya, Falma Hildebrand".

(----------)

Setelah saling memprovokasi satu sama lain. Falma dan Yuiga mulai memasang kuda-kuda bertarung mereka.

Beberapa saat kemudian, dalam momentum yang sama langsung berlari mendekat.

Saat jarak mereka sudah berdekatan, keduanya langsung mengayunkan pedang masing-masing hingga tercipta percikan api dan hempasan angin disekitarnya.

Tanpa pikir panjang, Yuiga dan Falma saling beradu gaya pedang mereka.

Mereka terus menerus mengayunkan pedang berkali-kali.

Tampak terlihat di wajah mereka bahwa mereka tidak ada yang niat untuk mengalah.

Saat mereka saling beradu pedang, sebuah celah tercipta diantara mereka. Hal ini dimanfaatkan Falma untuk mengaktifkan serangan pedang sihirnya.

"Inkaref Style : Divine Slash".

Falma melepaskan tebasan pedang yang dilapisi sihir yang sangat kuat dengan kecepatan tinggi ke arah Yuiga.

Untungnya, Yuiga berhasil menghindar, walau sudah menghindar tebasan itu berhasil melukai pipi kiri Yuiga, dan itu membuatnya terkejut.

(Sial, meski aku berhasil menghindar tetap saja aku tergores!!! Tapi serangan sihir apa itu? Aku merasa itu bukan sihir berelemen biasa).

Mael mulai menjawab kegelisahan Yuiga.

(Dugaanmu benar sekali!!! Tebasan itu dilapisi oleh 3 jenis sihir elemen yaitu, angin, cahaya dan petir).

(Menggabungkan 3 elemen dalam satu serangan, bukankah itu hal mustahil?).

(Tidak, selama kau punya Sirkuit Sihir bertipe elemen yang kuat, Kapasitas energi sihir yang besar, dan tahu cara memformulasikannya. Menggabungkan 3 atau bahkan lebih elemen bukanlah masalah).

(Begitu ya!!! Terus apa masing-masing elemen itu memiliki fungsi?).

(Dari apa yang aku lihat, sepertinya Elemen Angin untuk mengakurasikan serangan, Elemen Cahaya untuk meningkatkan kecepatan serangan, dan Elemen Petir untuk meningkatkan efek samping serangan).

(Aku mengerti sekarang!!! Pantas saja aku merasa sengatan di pipiku).

(Meski mudah dikatakan tapi faktanya menggabungkan 3 elemen sekaligus dan mengontrolnya itu sangat sulit. Apalagi merubahnya menjadi sebuah serangan!!! Orang ini, Falma Hildebrand tidak salah lagi adalah seorang genius sihir).

Tidak disangka Mael bahkan memuji apa yang dilakukan Falma dan Yuiga setuju dengan hal itu.

"Wah, wah... Tidak kusangka kau berhasil menghindar!!! Nah, kalau begitu coba hindari yang ini".

Falma kemudian langsung melancarkan serangan bertubi-tubi, dan Yuiga hanya bisa menghindar dan menangkis semua serangan itu.

Saat fokus Yuiga teralihkan untuk menangkis semua serangan itu, Falma dalam sekejap mata sudah berada didepan Yuiga dan melancarkan sebuah tendangan.

Sayangnya Yuiga tidak sempat memblokir tendangan Falma, hingga membuatnya terdorong beberapa meter kebelakang.

Baru saja berhenti, Yuiga harus berhadapan dengan Falma yang tiba-tiba mendekat, membungkukkan badannya ke depan dan menusukkan pedangnya yang dilapisi sihir kearah wajah Yuiga.

"Inkaref Style : Break Single Trust".

Tusukan dengan kecepatan tinggi pedang itu mengarah ke arah wajahnya.

Dan beruntungnya Yuiga berhasil menghindar dengan membungkukkan badannya kebelakang.

Memanfaatkan momen itu, Yuiga membalas serangan Falma dengan sebuah tendangan kaki kiri tepat kearah wajah Falma.

Falma yang sadar segera memblokir tendangan Yuiga dengan tangan kanannya.

Meski berhasil diblokir dengan tangannya, Falma masih bergeser beberapa meter ke samping.

Namun, saat tendangan Yuiga dan blokir tangan kanan Falma bertabrakan, Yuiga merasa ada sesuatu yang aneh.

"Jadi begitu ya, Aura sihir yang terpancar keluar dari tubuhmu bukan hanya untuk meningkatkan serangan saja, tapi juga pertahanan".

Mendengar kesimpulan Yuiga, Falma mulai bertanya.

"Alasannya?".

"Saat tendangan ku kau blokir dengan tanganmu aku bisa merasa bahwa kakiku tidak benar-benar sampai menyentuh lenganmu, namun menabrak energi sihir yang melapisi tubuhmu. Hanya dengan itu aku sadar bahwa aura sihirmu itu juga bisa menjadi sejenis perisai armor untuk melindungi dari berbagai serangan sihir maupun fisik".

Mendengar kesimpulan Yuiga, Falma tersenyum.

"100 point untukmu!!!! Biasanya orang akan sadar saat mereka sudah kalah dariku, tapi kau langsung menyadarinya hanya dengan satu kali serangan balik!!! Tapi, bukan itu saja fungsinya dari Aura sihir milikku ini!!! Aku juga bisa.... ".

Tiba-tiba Falma menghilang, dan mendadak muncul disebelah Yuiga.

"..... Seperti ini".

Saat dia mencoba menyerangnya, Falma kembali menghilang dan muncul di sebelah kiri nya.

Yuiga mencoba melakukan hal yang sama tetapi Falma kembali menghilang dan muncul didepan dengan mengayunkan pedangnya secara horizontal.

"Cih... Jadi dia bisa meningkatkan kecepatannya, ya".

Yuiga mencoba menangkis serangan itu dengan pedangnya, namun sayangnya karena kuatnya serangan itu membuat Yuiga yang sudah mencoba menangkisnya malah terpental kebelakang.

Memutar badannya, Yuiga berhasil mendarat dengan tepat, namun Falma masih mencoba menyerangnya dari depan. Saat Yuiga mencoba menebasnya, Falma kembali menghilang.

"Sekarang coba, atasi yang ini".

Falma berlari dan terus berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain dengan kecepatan yang tinggi.

Yuiga tidak bisa mengikuti pergerakan Falma yang sangat cepat, dan para penonton di buat terperangah.

Sambil berpindah-pindah, Falma juga mulai menyerang Yuiga dengan banyak tebasan setiap kali melintasinya, dan Yuiga hanya bisa menangkis semua serangan itu di tempat sambil bergumam jengkel.

"Sekarang dia melompat ke sana ke sini seperti Kangguru saja".

Namun sekeras apapun Yuiga menangkis semua itu, dia tetap mendapat banyak luka goresan di badannya.

Karena tidak sanggup menahan semua serangan itu Yuiga mulai terjatuh, hal itu membuat Barry, Regina dan para penonton mulai berpikir ini akan segera berakhir.

Dan Falma yang melihat peluang itu segera berlari kearah Yuiga untuk melakukan serangan terakhir.

Tapi, saat jarak mereka berdekatan sesuatu hal aneh terjadi. Sebelum Falma berhasil melepaskan serangannya, dia melihat Yuiga yang tiba-tiba tersenyum, lalu....

"Kena kau sekarang".

Keheningan terjadi diantara mereka, dalam gerakan lambat Yuiga menggeser kan kaki kirinya kesamping, merubah posisi pedangnya seperti saat sikap awal dia akan mencabut pedang dari sarungnya.

Dengan sedikit membungkukkan badannya ke depan, Yuiga mulai menarik pedangnya dengan sangat cepat.

Terlihat Yuiga hanya melakukan satu tebasan saja dan kejadian itu terjadi sangat cepat. Lalu Yuiga bergumam yang itu bisa dengar jelas oleh Falma.

"Jika aku tidak bisa menangkap mu, maka... tinggal ku tebas saja semuanya, kan?".

Dan setelah beberapa saat hal di luar nalar terjadi.

Tiba-tiba muncul banyak kilatan tak kasat mata yang berada di sekitar dan juga mengenai tubuh Falma, kemudian secara bersamaan tubuhnya menerima banyak sekali luka tebasan pedang yang tak terhitung jumlah.

"Eh?".

Falma terkejut bukan main dan tidak paham apa yang sebenarnya terjadi.

Dalam sekejap sebuah ledakan terjadi dan membuatnya terpental kebelakang dan menabrak dinding arena.

Apa yang sebenarnya dilakukan Yuiga?

Apakah dia baru saja menggunakan sihir?

Jawabannya Tidak.

Itu adalah teknik pedang rahasia murni yang di wariskan oleh para leluhur keluarga Kisaragi dan dia pelajari melalui Kakeknya.

Sebuah teknik pedang yang lebih cepat dari suara. Dengan menggabungkan 3 inti dari 3 aliran pedang (Niten Ichi-Ryuu, Ganryuu dan Shigen-Ryuu) yang berbeda.

Dengan mempelajari itu dan berlatih setiap hari, Yuiga berhasil mencapai tingkat yang diinginkan semua pendekar pedang yaitu "Tenka Musou" Konon disebut sebagai tujuan akhir pendekar pedang.

Sayangnya dia tidak pernah punya kesempatan untuk dapat menggunakan teknik ini sebelumnya.

Apa karena dia Takut?

Jawabannya Tidak!!! Itu karena dia tau seberapa berbahaya teknik ini. Namun kali ini dia punya kesempatan untuk menggunakan teknik ini.

Dihadapan seseorang yang pantas menjadi lawannya.

Dan nama teknik itu adalah...

Ze-ten Ryuu : Tenka Musou Yatagarasu.