Chereads / Records Of Alexandria War's / Chapter 11 - Chapter 9 : Upah Permintaan Dan Tes Kenaikan Rank.

Chapter 11 - Chapter 9 : Upah Permintaan Dan Tes Kenaikan Rank.

Yuiga dan Leticia dibawa menuju ke ruang tunggu tamu oleh resepsionis Guild untuk menemui Master Guild.

Alasannya, karena mereka membuat keributan dengan membawa kepala Dreki saat melakukan permintaan mencari tanaman Silverbell.

Berdasarkan penjelasan Martha resepsionis yang mengurus pendaftaran Yuiga, monster Dreki itu hanya bisa di hadapi oleh party petualang Rank A.

Namun, Yuiga dan Leticia yang masih Rank G secara mengejutkan berhasil mengalahkan monster itu.

Hal ini sontak membuat semua orang di Guild jadi terkejut dan panik.

Setelah 15 menit menunggu, tibalah Master Guild yang ditunggu-tunggu.

Dia seorang pria berusia 30 tahuan dengan rambut hitam yang dikepang kebelakang dan berjanggut, badannya penuh dengan otot dan ada banyak bekas luka.

"Jadi kalian ya!!! 2 Pemula yang membuat heboh di Guild ku".

Sambil duduk dia berbicara dengan nada yang berat, lalu orang itu menatap tajam kearah Yuiga dan Leticia.

Seperti sedang menilai penampilan mereka. Tiba-tiba orang itu mengeluarkan aura mengintimidasi yang luar biasa.

Leticia yang merasakan aura intimadasi itu berusaha untuk tetap tenang meski terlihat keringat dingin menetes di dahinya.

Sementara Yuiga sambil mendekap kedua tangannya dengan santai menanggapi intimidasi itu seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

Melihat reaksi Yuiga yang tetap santai membuat Master Guild itu tertawa terbahak-bahak dan lalu mulai berbicara.

"Buahahahha..... Kalian memang orang yang menarik!!! Si gadis pendeta ini tetap mencoba tenang meski dalam kondisi tertekan!!! Tapi, kau masih tetap santai seolah-olah tidak terjadi apa-apa!!! Sekarang aku mengerti kenapa kalian bisa mengalahkan Dreki itu dan.....".

Master Guild itu melanjutkan ucapannya.

"....Seperti yang di harapkan dari seorang pemuda yang mengalahkan Gulltoppr seorang diri".

Mendengar apa yang diucapkan oleh Master Guild, Yuiga tidak terlalu terkejut karena dia sudah tahu cepat atau lambat semua orang akan tahu soal dirinya yang mengalahkan Gulltoppr seorang diri.

Kemudian Master Guild itu mulai memangku kedua tangannya dan mulai memperkenalkan diri.

"Perkenalkan Namaku Barry Barnett. Aku adalah Guild Master sekaligus walikota Bandeux!!! Salam kenal Yuiga-kun, Leticia-kun".

"Salam kenal, Barry-san".

"Salam kenal".

Leticia dan Yuiga menyapa balik Barry.

Lalu Barry mulai menjelaskan situasinya.

"Aku sudah mengecek semuanya baik Silverbell, Batu Draugr dan Kepala Dreki semuanya berkwalitas bagus. Jadi kami memutuskan untuk membeli semuanya. Dan total harga yang kami tawarkan adalah 100 koin emas. 10 Koin emas untuk 200 Silverbell, 30 untuk 10 Batu Draugr dan 60 untuk kepala Dreki. Bagaimana?".

Mendengar jumlah uang yang mereka dari Barry , Yuiga dan Leticia saling menatap dan kemudian mengangguk bersama.

"Baiklah, kami Terima tawaran anda, Tapi pastikan itu dibagi 2 sama rata".

Mendengar apa yang dikatakan Yuiga, Leticia terkejut untuk sesaat.

Lalu Yuiga menoleh kearah Leticia dengan sedikit tersenyum.

"Senang mendengarnya".

Setelah kedua belah pihak mulai sepakat, Barry menyuruh asistennya untuk segera membawakan uangnya.

Setelah beberapa saat asisten itu datang dengan membawa 2 kantong berisi masing-masing 50 koin emas.

Yuiga segera mengecek isinya apakah masing-masing kantong pas berisi 50 koin, setelah yakin Yuiga memberikan 1 kantong ke Leticia.

"Ini untukmu".

"Eh? Yuiga-san, aku tidak membutuhkannya... Lagian aku tidak berkontribusi apapun".

"Kau ini ngomong apa? Dengar, kau sudah bekerja sangat keras. Dan kerja keras harus dapat bayaran... Ini adalah hasil kerja kerasmu.. Maka ambillah".

Awalnya Leticia ragu-ragu untuk menerima uang itu, tetapi karena Yuiga terus memaksa, Leticia dengan senang hati menerimanya.

"Karena kita selesai dengan bisnisnya mari kita bahas yang lainnya".

Yuiga dan Leticia langsung membenarkan posisi duduk mereka setelah mendengar ucapan Barry.

"Karena kalian berhasil mengalahkan Dreki dan beberapa Draugr, Guild akan merasa bersalah apa bila tidak menaikkan Rank kalian!!!! Tapi, tentu saja akan ada tes untuk kenaikan Rank kalian. Apa kalian siap?".

Keduanya langsung menganggukkan kepala bersama. Barry yang melihat itu langsung tersenyum.

"Baiklah, sebelum itu ada yang ingin aku pastikan terlebih dahulu. Leticia-kun Job mu itu Pendeta, kan?".

"Ya".

"Dan, Yuiga-kun Job mu seorang Pendekar Pedang Sihir, kan?".

"Ya".

Setelah memastikan Job masing-masing dari mereka Barry melanjutkan perkataannya.

"Hari ini kalian beristirahatlah, tesnya akan dilakukan besok!!!! Datanglah tepat jam 8 pagi".

"Baiklah, kalau begitu kami permisi dulu".

Yuiga dan Leticia segera berdiri dan berpamitan dengan Barry.

Selesai berpamitan mereka segera pergi keluar Guild untuk mencari penginapan.

Menemukan sebuah penginapan mereka segera melakukan cek-in dan memesan 2 kamar, sayangnya karena penginapan itu sudah penuh hanya ada 1 kamar tersisa.

Mau tidak mau, Yuiga dan Leticia harus berbagi kamar bersama. Setelah menghabiskan makan malam yang mereka pesan, Yuiga dan Leticia segera pergi ke kamar.

Awalnya Yuiga meminta agar Leticia tidur di atas sementara dia tidur di bawah, tetapi hal itu di tolaknya. Leticia malah meminta Yuiga untuk tidur disebelah nya karena tempat tidur itu cukup untuk 2 orang.

Meski canggung Yuiga menerima tawaran itu dan mereka pergi tidur.

Tepat tengah malam Leticia sudah tertidur sementara Yuiga masih terjaga sambil memunggungi Leticia.

(Anjirr, aku tidak bisa tidur).

Ditengah kebingungan Yuiga yang bergumam di dalam hatinya. Tiba-tiba Leticia menempelkan salah satu tangannya dipunggung Yuiga.

Merasa ada yang menyentuhnya Yuiga sedikit terkejut.

"Hei, Yuiga-san. Kau masih belum tidur?".

"I-iya, kau bagaimana?".

"Aku juga".

Meski gugup Yuiga menjawab Leticia dengan tepat, selang beberapa saat Leticia mendekatkan badannya ke punggung Yuiga dan kemudian mulai berbicara.

"Terimakasih, Yuiga-san!!! Kau sudah banyak membantu hari ini".

"K-kau ini ngomong apa? Ju-justru aku yang di-dibantu olehmu".

"Tidak!!! Pada kenyataannya kau yang telah membantuku!!! Aku juga sangat berterima kasih pada Dewi Vanadis karena orang yang dia kirimkan untukku adalah kau".

"Dewi Vanadis? Tunggu, Licia apa maksud... ".

Penasaran Yuiga segera membalikan badannya, namun Leticia sudah tertidur pulas. Melihatnya yang tertidur, rasa kantuk pun akhirnya menyerang Yuiga.

Perlahan-lahan Yuiga mulai menutup matanya dan tertidur, mereka berdua tertidur dengan saling berhadap-hadapan, seperti sepasang kekasih yang saling melepas rindu.

(---------)

Keesokan paginya setelah mereka membersihkan diri dan saparan, Yuiga dan Leticia segera menuju Guild untuk tes kenaikan Rank.

Sesampainya di Guild mereka langsung di sambut oleh Barry dan menjelaskan apa saja tes yang harus mereka jalani.

Selesai menjelaskan Barry menyuruh asistennya untuk membawa Leticia sementara Barry akan membawa Yuiga.

Keduanya dipisahkan karena masing-masing dari mereka akan melakukan tes yang berbeda.

Saat di perjalanan Yuiga sedikit berbincang dengan Barry.

"Barry-san, sebenar kita mau kemana?".

"Kita akan pergi ke arena latihan tempur".

Yuiga terdiam sesaat dan mulai berbicara lagi.

"Begitu ya, tes untukku adalah pertarungan satu lawan satu, ya!!! Jadi siapa yang akan jadi lawanku".

"Dia adalah pria yang seusia denganmu dan juga yang terbaik diantara yang terbaik".

Saat mereka sedang berbicara tak terasa mereka sudah sampai di arena pertarungan yang sudah dipenuhi para petualang dan beberapa warga kota Bandeux.

Sempat memperhatikan para penonton Yuiga lalu bertanya pada Barry.

"Ini hanya tes kenaikan Rank, kan? Lalu kenapa ada banyak orang disini".

"Yah, itu karena kau yang membuat heboh satu Guild dengan membawa kepala Dreki, membuat mereka penasaran seberapa kuat dirimu".

Mendengar penjelasan Barry, Yuiga hanya diam seperti sudah paham apa maksud dari semua ini.

Lalu Barry menunjuk salah satu orang yang sedang berlatih mengayunkan pedang di tengah arena.

"Dia, yang akan jadi lawanmu".

Melihat kearah yang di tunjuk oleh Barry, Yuiga melihat seorang laki-laki seusia dengannya berambut berwarna coklat kemerahan, bermata biru yang sudah membawa pedang.

"Woi, Falma".

Mendengar panggilan dari Barry, pemuda yang bernama Falma itu menoleh ke arah Barry dan Yuiga.

"Oh kau datang ya. Barry-san!!! Langsung saja, apa dia yang akan jadi lawan ku?".

"Ya, dia yang akan jadi lawan mu hari ini".

Falma melihat ke arah Yuiga yang ada di sebelah kiri Barry. Lalu Yuiga mulai memperkenalkan dirinya.

"Yuiga Kisaragi!!! Panggil saja aku sesukamu".

"Falma Hildebrand!!! Panggil saja aku Falma".

Yuiga dan Falma saling berjabat tangan.

Kemudian tanpa membuang banyak waktu mereka berdua segera menuju tengah arena. Barry yang akan jadi wasitnya dan kemudian menjelaskan peraturannya.

"Baiklah!!! Pertama, dilarang saling membunuh!!! Kedua, dilarang menyerang organ vital!!! Ketiga, pertandingan selesai apabila salah satu pihak menyerah atau senjata mereka terlepas dari genggaman!!! Apa kalian paham?".

Keduanya mengangguk paham. Dan mereka mulai memasang kuda-kuda bertarung.

"Heh?".

"Kuda-kuda bertarung macam apa itu?".

"Baru pertama kali aku melihatnya".

Barry, Falma, dan Semua orang yang menonton heran, dikarenakan melihat kuda-kuda milik Yuiga yang aneh dan juga mereka penasaran pedang apa yang dia bawa.

Melihat keduanya sudah setelah bersiap-siap, Barry segera memulai pertandingan.

"Mulai".

Dengan aba-aba Barry pertandingan antara Yuiga vs Falma terjadi.

Tanpa ada niat untuk mengawasi lawannya, Falma tanpa ragu langsung berlari ke arah Yuiga dengan kecepatan tinggi dan mulai mengayunkan pedangnya.

Namun, Yuiga berhasil menghindar dengan sedikit menggeser badannya ke kiri dan ayunan pedang Falma gagal mengenainya.

Melihat Yuiga masih tenang, tiba-tiba Falma mulai tersenyum dan mulai mengayunkan pedangnya ke arah Yuiga.

Kali ini Yuiga memilih untuk tidak menghindar melainkan menangkis nya dengan katana nya.

Walaupun sudah ditangkis dengan mudah, Falma kembali menyerang Yuiga dengan banyak hujaman serangan pedang, dan Yuiga terus menangkis serangan yang datang padanya berkali-kali.

Para penonton yang menyaksikan hal itu sangat terkesan.

"Seperti yang di harapkan dari Falma".

"Serangan bertubi-tubi yang sangat cepat".

"Tapi apa ini tidak apa-apa? Yuiga terlihat sangat kesusahan. Dari tadi hanya bisa bertahan".

"Yah, namanya juga tes kenaikan Rank, jika dia tidak bisa mengatasi yang seperti ini, mana mungkin dia bisa jadi petualang".

"Aku malah ragu? Apa dia benar-benar bisa mengalahkan Dreki".

Para penonton terus melayangkan kritikan pada Yuiga yang hanya bisa menangkis setiap serangan Falma.

Kemudian tanpa Yuiga sadari dia secara perlahan-lahan mulai mundur selangkah demi selangkah. Itu diakibatkan oleh Yuiga yang terus menahan semua serangan Falma.

(----------)

Barry yang sedang sibuk sebagai wasit pertandingan Yuiga melawan Falma, tiba-tiba di sapa oleh seorang gadis misterius.

"Yo, Orang Tua Sialan".

"Hm".

Menoleh ke sumber suara, terlihat seorang gadis muda cantik dengan rambut panjang berwarna bunga sakura dan mata berwarna ungu.

Dia menggunakan setelan Armor atas seperti bra yang menutupi dadanya yang besar dan bagian bawahnya menggunakan rok pendek, menutupi badannya dengan jubah dan membawa pedang besar di punggungnya.

Gadis itu menyapa Barry dengan nada yang sarkastik dan sinis.

Melihat sikap gadis itu Barry menghembuskan nafas sesaat dan mulai berbicara.

"Kupikir siapa ternyata kau rupanya, Regina!!! Jadi sedang apa kau disini?".

Gadis yang menyapa Barry adalah seorang petualang Rank A bernama Regina Escort.

"Aku dengar dari Martha-chan kau membawa pemula yang menarik, ya? Jadi aku datang kesini untuk melihatnya".

"Seingatku kau tidak pernah tertarik dengan para pemula, ya?".

"Ya, namun yang kali ini agak sedikit berbeda!!! Barry-san pasti tahu maksudnya, kan?".

Regina segera menoleh ke arah Yuiga dan Falma yang masih saling adu pedang.

"Pria muda seusia denganku dan Falma, Berambut Putih bersih dengan sedikit acak-acakan, mata yang berwarna merah, dengan 2 pedang aneh di pinggang kirinya!!! Ternyata dia sesuai dengan gambaran yang dijelaskan para resepsionis dan para penjaga kota!!! Dari penampilan sih, tipeku banget!!! Tapi skillnya.... Sungguh mengecewakan".

"Mengecewakan?".

"Bukankah kau bisa melihatnya sendiri, Orang Tua!!! Orang asing itu terus menahan setiap serangan Falma dan tidak mencoba melawan balik, seolah-olah dia malas untuk melakukannya".

"Aku juga setuju denganmu, Yuiga-kun hanya menerima serangan Falma begitu saja. Tapi.... ".

"Tapi, apa?".

"..... Dia tetap tenang meski sedang terpojok".

Barry juga setuju apa yang di katakan Regina, namun entah mengapa Barry merasakan ada sesuatu yang tidak beres tentang tindakan Yuiga.

Biasanya, orang akan panik dan kebingungan apabila di mendapat banyak serangan yang bertubi-tubi seperti itu.

Tapi Yuiga masih tetap tenang seolah menunggu kesempatan atau sebuah celah, namun disaat yang bersamaan dia seperti tidak mau melakukan serangan balik sama sekali.

Hal itulah yang sangat janggal bagi Barry.

Ditengah arena Falma masih terus menganyunkan pedangnya dan Yuiga masih tetap menangkis setiap serangan pedang Falma.

Merasa Yuiga tidak mau menyerangnya, Falma sengaja membuat sebuah celah agar dirinya bisa di serang.

Melihat celah yang terbuka, Yuiga sempat melangkah maju untuk menyerang, tetapi tiba-tiba dia memutuskan untuk berhenti setelah melihat senyuman di wajah Falma.

Dan dengan sangat cepat sebuah tendang kaki kanan melesat kearah wajah Yuiga.

Untungnya, Yuiga berhasil menghindar dengan melompat kebelakang.

Adegan dimana Yuiga berhasil menghindar itu di saksikan oleh para petualang yang menonton di arena itu dengan sangat takjub.

"Luar biasa".

"Dia bisa menangkis serangan Falma-san dengan mudah".

"Tapi, dia masih belum menyerang balik".

Para penonton mulai mengomentari pertarungan keduanya. Sadar serangannya berhasil dihindari, Falma membenarkan posisi badannya sambil menodongkan pedang kearahnya dan mulai berbicara.

"250 dan 1".

"?".

"250 serangan pedang yang ku berikan dan 1 buah tendangan. Tapi semua itu sia-sia untuk melawan mu. Dan kau sendiri tidak menyerang ku saat kau mendapatkan celah. Apa yang kau pikirkan?".

"Celah, ya? Bukannya kau sendiri yang sengaja membuatnya supaya aku terpancing untuk menyerang mu lalu kau akan memberikan sebuah serangan kejutan".

"Jadi kau sadar kalau aku memang sengaja".

"Tentu saja".

Ternyata Yuiga sudah tahu bahwa itu adalah umpan yang sengaja diberikan oleh Falma agar Yuiga melakukan serangan balik.

Dipinggir arena Regina dan Barry mulai berkomentar tentang tindakan cerdas Yuiga.

"Oh, jadi dia sadar itu cuma pancingan. Lumayan. Sayangnya itu masih belum cukup, kan? Barry".

"Kalau pemula pada umumnya pasti akan terpancing untuk melakukan serangan balik. Namun itu tidak berlaku bagi Yuiga, dia sadar itu hanya umpan dan segera menghentikan langkahnya tepat sebelum Falma melakukan tendangan kejutan".

Tiba-tiba saja ekspresi Yuiga menjadi gelap membuat Falma heran.

"Jujur saja, Falma!!! Aku sangat menikmati permainanmu ini".

"Huh? Permainan? Kau ngomong apa?".

Baik Falma, Barry, Regina, dan para penonton tidak mengerti dengan apa yang baru saja dikatakan Yuiga.

Namun Yuiga yang masih dengan ekspresi gelapnya mulai membenarkan posisinya dan mulai berbicara lagi.

"Nah, karena kau sudah menyerang ku terus dari tadi, !!!! Sekarang....".

Setelah mengatakan itu tiba-tiba aura Yuiga mulai berubah secara drastis, hal itu membuat Falma yang menjadi lawannya sangat terkejut.

Dan hal itu bukan hanya dirasakan Falma seorang tapi Barry, Regina dan semua orang di arena.

"..... Giliran ku, kan? ".

Dan dalam sekejap mata Yuiga tiba-tiba menghilang dari pandangan Falma.

Dan saat dia sadar Yuiga sudah ada di depannya membungkuk dan berusaha menusuknya.

Falma yang menunduk segera reflek mencoba menahan tusukan itu dengan memblokirnya menggunakan pedang.

CLANG.

Suara tabrakan antara 2 besi pedang menggema di dalam arena.

Karena kuatnya serangan Yuiga membuat Falma terdorong mundur beberapa meter kebelakang.

Falma yang terkejut karena serangan dadakan itu hanya bisa terengah-engah sambil menatap Yuiga yang masih dengan ekspresi yang gelap tepat ada di depannya.