Cerita ini terjadi 2 minggu sebelum Yuiga terbangun ke Isekai.
Keesokan harinya setelah pertemuan yang menyebalkan dengan Sophia, Yuiga menjalani kehidupan sekolahnya seperti biasa.
Namun, anehnya sekarang semua orang terus menatapnya sejak memasuki gerbang sekolah, sebenarnya hal ini sangat biasa dan wajar dari sudut pandang Yuiga sendiri.
Tapi, bila dilihat dari sudut pandang orang lain nampak tatapan semua orang kali ini lebih intens dan penuh dengan kebencian.
Untungnya, Yuiga cukup tidak peka dengan semua ini.
Didalam pikirannya orang-orang ini pasti menatapnya karena Fitnah soal dirinya.
Sayangnya Yuiga tidak tahu bahwa tatapan itu ditujukan bukan karena Fitnah soal dirinya. Melainkan untuk sesuatu yang lain.
Bahkan saat Yuiga sampai dikelas, dia terus mendapat tatapan mata yang sangat intens oleh semua rekan sekelasnya.
Tidak peduli dengan itu semua, Yuiga segera duduk di kursinya dan mulai memasang earphones di telinganya untuk mendengarkan lagu sambil menatap jendela kelas.
Tak berlangsung lama bel kelas sebagai tanda dimulainya pelajaran terdengar dan wali kelas mereka Azusa-sensei memasuki kelas dan memulai pelajaran.
"Selamat Pagi semua!? Sekarang mari kita mulai pelajaran hari ini".
(----------)
Sore harinya, bel tanda berakhirnya sekolah telah berbunyi dan para siswa segera meniggalkan kelas untuk melakukan kegiatannya masing-masing.
Dan seperti biasa, Yuiga memutuskan untuk langsung pulang ke rumah. Namun, saat dia membuka loker sepatu miliknya ada sebuah kertas di dalamnya.
Penasaran Yuiga mengambil dan membaca tulisan yang ada di kertas itu.
"Pergilah Ke Halaman Belakang Sekolah, Sekarang".
Tulisan itu seperti sebuah tantangan dari seseorang, namun karena tidak ada nama orang yang menulisnya.
Yuiga tanpa ambil pusing segera meremas kertas itu dan membuangnya di tong sampah lalu berjalan pulang.
"Dia benar-benar tidak peduli, aku harus laporkan ini".
Dan ada seorang siswa yang memperhatikan apa yang dilakukan Yuiga, merasa rencananya gagal dia segera pergi kepada orang yang memerintah nya.
Keesokan harinya saat pulang sekolah Yuiga mendapati surat yang sama ada didalam loker sepatunya.
Dan sekali lagi, Yuiga tidak peduli dan membuang surat itu ke tong sampah.
Hal itu terus terjadi selama 5 hari berturut-turut.
Sampai akhirnya saat jam pulang sekolah, Yuiga merasa sedikit aneh. Karena biasanya banyak siswa yang akan mengambil sepatu mereka di loker dan pergi pulang. Tapi, hari ini tampak hanya dia seorang.
Tidak mau pikir panjang, Yuiga segera membuka loker miliknya. Lalu sesaat kemudian sebuah suara asing memanggilnya.
"Etto, Yuiga Kisaragi, kan?".
Menoleh ke sumber suara. Adalah seorang siswa laki-laki yang menggunakan kacamata dan memiliki penampilan seperti kutu buku.
"Iya, itu aku!? Ada perlu apa?".
"Etto, apa.... Aku bisa.... Minta tolong.... Sesuatu.... Padamu?".
Dengan nada ketakutan siswa ini meminta bantuan pada Yuiga. Namun, karena Yuiga tidak kenal dengan siswa ini dia segera menolaknya.
"Maaf, cari saja yang lain".
"Kumohon, Yuiga-kun.... Kalau kau tidak membantuku..... Aku akan dapat masalah.... Kumohon".
Siswa itu dengan putus asa meminta tolong. Saat Yuiga memperhatikan nya, siswa itu tampak gemetar ketakutan dan mencoba menahan air matanya.
"Haaa... Baiklah!? Akan aku bantu".
Merasa ada seseorang yang menekan siswa ini, Yuiga mau tidak mau mengiyakan permintaan siswa itu.
Mendengar Yuiga mau membantunya siswa laki-laki langsung terlihat sangat lega.
"Ka-kalau begitu, bisa tolong ikut denganku".
Siswa itu segera meminta Yuiga untuk mengikutinya. Dan Yuiga mengikutinya di belakang meski dengan sangat enggan dan berat hati.
"Haa..... Dasar merepotkan, saja".
(----------)
Mengikuti siswa laki-laki itu dari belakangnya, ternyata siswa itu membawanya ke Halaman Belakang sekolah.
Di sana sudah banyak siswa yang menonton, baik yang dipinggir lapangan dan yang berada di jendela gedung sekolah.
Pandangan Yuiga tertuju pada seorang siswa laki-laki yang memiliki rambut hitam dan mata yang berwarna sama, memiliki tinggi badan yang tidak jauh beda dengan Yuiga. Sedang menatapnya sambil tersenyum.
"Akhirnya, kau datang juga. Yuiga Kisaragi!? Kerja bagus, Kohei kau boleh pergi sekarang".
"Ba-baik, Kobayashi-sama!? Maafkan aku, Yuiga-kun".
Siswa yang bernama Kohei itu segera pergi menuju rombongan siswa yang ada di pinggir lapangan.
Tanpa mengucap sepatah katapun, Yuiga langsung paham apa yang sebenarnya yang terjadi.
"Hanya diam saja ya!? Baiklah, biar aku perkenalkan diriku!? Aku adalah anak seorang konglomerat, pendiri perusahaan Kobayashi yang berfokus pada energi industri, dan namaku adalah Reijin Kobayashi!? Dan juga aku salah siswa tahun kedua yang sama denganmu sekaligus, calon tunangan Sophia Shirasaki".
Siswa laki-laki ini memperkenalkan dirinya Reijin Kobayashi. Dia siswa laki-laki yang sangat tampan dan juga populer di sekolah.
Dia juga memiliki Fans Clubnya sendiri yang diisi oleh para siswi. Namun, tidak seperti Sophia yang baik.
Reijin dikenal dengan sifatnya yang sombong dan superioritas nya.
Dia memiliki reputasi yang sangat buruk di kalangan para guru Akademi Polar Start dan terkadang menggunakan statusnya untuk menekan orang-orang di sekitarnya.
Bahkan yang lebih parah, dulu ada seorang guru yang menegurnya karena tidur di jam pelajaran dan memberikannya hukuman.
Tidak terima dengan apa yang dilakukan guru itu.
Kobayashi dengan skema jahat dan memanfaatkan statusnya mengancam dan menekan guru itu hingga akhirnya dia memutuskan untuk pindah sekolah.
Dan kali ini hal yang sama coba dia lakukan pada Yuiga.
Alasannya karena Reijin jatuh cinta dengan Sophia, dia bahkan merasa bahwa hanya Sophia gadis yang pantas untuknya maupun sebaliknya.
Bahkan dia dengan manja meminta ayahnya Tenma Kobayashi untuk mengajukan proposal pertunangan antara dirinya dan Sophia dengan dalih Bisnis.
Hal itu tentu saja disetujui sang ayah, hanya saja ayahnya bilang jangan terlalu berharap banyak.
Mendengar apa yang ayahnya katakan Reijin sangat senang dan merasa apa yang dia inginkan akan tercapai.
Tapi, suatu hari saat pulang sekolah dia melihat Yuiga dan Sophia sedang berjalan pulang bersama.
Seketika amarah didalam dirinya mulai memuncak, namun daripada melabrak mereka, Reijin memutuskan untuk mengikuti mereka berdua bersama beberapa pengikut Sophia.
Selama mereka bersama Reijin mendapat fakta bahwa Yuiga dan Sophia adalah teman masa kecil dan bahkan Yuiga juga sudah kenal dengan orang tua Sophia.
Bagaimana Sophia yang berusaha dan putus asa meminta maaf pada Yuiga atas kesalahan yang pernah dia lakukan dimasa lalu sambil menangis tersedu-sedu.
Namun, yang lebih mengejutkan dia lagi, adalah bagaimana cara bicara Sophia ke Yuiga yang Reijin sadari bahwa Sophia sebenarnya sangat menyukai dan mencintai Yuiga.
Hal itu membuatnya naik pitam, dan besoknya dia menulis surat yang dia taruh di loker sepatu Yuiga dengan tujuan untuk memberikannya "pelajaran".
Sayangnya, Yuiga terus-terusan mengabaikan suratnya itu, hingga akhirnya Reijin memaksa seorang siswa kutu buku bernama Kohei Mitarai untuk membawa Yuiga ke belakang sekolah.
Dan agar dia semakin di kenal dan dikagumi banyak orang, dan dia juga menyuruh salah satu pengikutnya dan 3 gadis yang menjadi pengikut Sophia untuk memberitahu semua siswa bahwa dia akan memberikan Yuiga Kisaragi "pelajaran" dengan dalih karena membuat Sophia menangis.
(----------)
"Oh, begitu!? Selamat ya".
Yuiga hanya merespon dengan santai apa yang dikatakan Reijin.
"Kalau begitu, aku pergi dulu".
Yuiga segera membalikkan badannya.
Namun, jalannya untuk pergi sudah di halangi oleh beberapa siswa yang menjadi pengikut Reijin.
"Kau pikir bisa pergi begitu saja?".
Yuiga menoleh kearah Reijin dengan tatapan yang sangat malas. Melihat respon Yuiga yang terkesan cuek dan tidak peduli membuat Reijin tambah naik pitam.
"Asal kau tahu saja!? Aku memaksa mu kesini adalah untuk memberimu "pelajaran" karena kau sudah membuat Sophia, idola sekolah ini dan gadis yang aku cintai menangis".
"Pelajaran, kah?".
Yuiga langsung menghembuskan nafas panjang, setelah mendengar alasan Reijin memaksanya kemari.
"Haa.... Begitu rupanya!? Gadis sialan itu,.... Selalu saja membuatku terlibat masalah".
Reijin dan semua orang langsung marah saat mendengar Yuiga memanggil Sophia dengan sebutan "Gadis Sialan".
"Yuiga Kisaragi!? Kalau kau memang seorang pria, ayo selesaikan ini dengan sebuah pertarungan".
"Maaf, lain kali saja!? Soalnya aku ada jam kerja paruh waktu hari ini!? Sampai jumpa, bye".
Melihat Yuiga yang benar-benar mengabaikannya tanpa takut sedikitpun, membuat Reijin marah dan langsung berlari kearah Yuiga.
Saat jarak mereka berdekatan Reijin segera melayangkan sebuah tinjuan. Tapi, Yuiga berhasil menghindar.
Reijin sempat terkejut sesaat dan mulai berbicara.
"Reflek yang bagus, Yuiga!? Tapi, jangan pikir aku akan membiarkanmu begitu saja".
(Merepotkan).
Reijin langsung menghujani Yuiga dengan banyak sekali tinjuan.
Sementara Yuiga terus-terusan menghindar. Para siswa yang menonton perkelahian itu mulai bersorak-sorai.
Mereka semua mendukung dan terus menyemangati Reijin, sementara itu mereka terus mengirim ejekan dan cemoohan kepada Yuiga yang hanya bisa menghindar.
"Kau boleh juga, Yuiga!? Tapi asal kau tahu saja!? Sejak kecil aku sudah ikut kursus Tinju dan Matrial Arts!? Jadi, bersiaplah karena aku akan mulai serius sekarang".
Reijin kembali menerjang Yuiga dengan banyak tinjuan dan tendangan bela diri yang sudah dia kuasai.
Semakin lama, semakin cepat gerakannya dan Yuiga hanya terus menghindar. Para penonton semakin bersemangat melihat itu adegan itu.
(Amatiran).
"Kenapa, Yuiga? Kenapa kau hanya menghindar saja?".
Reijin mulai memprovokasi Yuiga sambil terus melancarkan serangan.
"Apa kau takut? Bingung harus apa?.... Berhenti menghindar, pecundang? Lawan aku dengan serius".
Yuiga hanya mengangkat salah satu alisnya menanggapi semua provokasi Reijin.
Sadar Yuiga tidak terpancing dengan provokasinya, Reijin mencari cara yang lain.
"Hei, Yuiga!? Aku dengar kau sudah dibuang oleh kedua orang tuamu sejak lahir!? Aku yakin mereka pasti berpikir kau adalah anak pembawa sial, makanya mereka membuang mu".
Yuiga masih saja tidak terprovokasi. Tapi, Reijin tidak kehabisan akal.
"Kau pernah dipenjara, kan!? Dan aku dengar cuma Kakek dan Nenekmu yang masih mau menjenguk mu!? Yah, mereka pasti kecewa pasti punya cucu pembunuh sepertimu".
Dan kali ini provokasinya berhasil. Yuiga seketika menjadi tersentak.
Lalu Reijin kembali memprovokasi nya lebih parah lagi.
"Kakek dan Nenekmu itu memang orang payah!? Mereka merawat seorang cucu yang kelak akan mencoreng nama baik mereka".
Mata Yuiga mulai terbelalak.
"Aku yakin!? Di alam sana mereka pasti sangat kecewa... Bahwa cucu yang mereka banggakan... Adalah.... Seorang.... PEMBUNUH!!!".
Reijin terus memprovokasi Yuiga tanpa sadar, bahwa dia sudah melanggar sesuatu yang seharusnya tidak dia langgar.
Yuiga yang dari tadi diam sambil menghindar dari semua serangan Reijin, mengambil jarak dan diam ditempat dengan wajah yang menjadi sangat gelap.
(Ini kesempatan).
Melihat Yuiga yang terdiam Reijin yakin bahwa dia tidak akan menghindar lagi.
Maka dengan ekspresi senang dan senyuman yang lebar, Reijin segera mengarahkan sebuah tinjuan tangan kanan yang sangat keras.
Sebuah hembusan angin tercipta dari tinju Reijin yang dikira mengenai Yuiga.
Banyak penonton yang kagum dan terkesan dengan hal itu. Dan Reijin senang akhirnya tinjunya dapat mencapai Yuiga.
Namun sayangnya, justru tinju Reijin tidak pernah mendarat di wajah Yuiga. Melainkan ditahan dengan tangan kirinya.
Reijin dan semua orang seketika terkejut dibuatnya.
Tapi, yang paling mengejutkan adalah Reijin yang tiba-tiba merasakan Aura yang sangat mengerikan keluar dari tubuh Yuiga.
Dan dia langsung meneteskan keringat dingin sebagai tanda datangnya bahaya.
"W-woi... Lepaskan!?..... Lepaskan aku, bangsat".
Dia dengan terburu-buru mencoba menarik tangannya, tapi Yuiga mencengkram nya dengan sangat keras dan semakin bertambah keras.
"Reijin Kobayashi, kan?.... Biar aku beritahu kau beberapa hal yang sangat penting".
Yuiga berbicara dengan nada yang sangat dingin dan mengerikan.
"Pertama, aku tidak peduli apa hubunganmu dengan Sophia dan apa sebenarnya tujuanmu melakukan semua ini!? Kedua, Aku tidak peduli apa bila kau mengejekku atau mengejek kedua orang tuaku!? Ketiga, Ada perbedaan yang sangat besar antara Seni bela diri dan Gaya petarung jalanan!? Dan yang terakhir.... Yang paling penting.... Jangan pernah kau..... Mengejek... Kakek dan Nenek ku".
BANG!!!
Dalam sekejap mata, Yuiga mendaratkan sebuah tinju yang sangat keras tepat di ulung hati Reijin.
Seketika Reijin langsung merasakan rasa sakit yang luar biasa sampai membuatnya muntah darah.
Tanpa peduli dengan rasa sakit yang dirasakan Reijin, Yuiga kembali berbicara.
"Biar aku ajarkan kau!? Saat seseorang melayangkan sebuah tinjuan atau tendangan semua itu harus di lakukan dengan niat untuk menghancurkan lawan!?..... Seperti... INI!!!".
Tanpa basa-basi lagi Yuiga langsung menghujani Reijin dengan banyak tinjuan dan tendangan hanya menggunakan bagian tubuh kanannya. Dan tanpa melepas tangan kanan Reijin yang di cengkram Yuiga.
Kecepatan tinjuan tangan kanan dan tendangan kaki kanan sangat luar biasa, dan dia tidak membiarkan Reijin terlepas maupun serangan balik.
Para siswa yang melihat kejadian itu, hanya bisa terpaku diam sambil meneteskan keringat dingin. Mereka tidak paham dengan apa yang terjadi barusan.
Dan mereka semakin ketakutan setelah melihat betapa brutalnya Yuiga mengajar Reijin tanpa sedikitpun menahan diri.
Yang lebih mengerikan lagi adalah ekpresi bahagia dan senyuman mengerikan yang terpancar dari wajah Yuiga sambil terus menghajar Reijin tanpa ampun.
Selama dihajar oleh Yuiga, Reijin bergumam ke heranan dengan sosok Yuiga yang ada di depannya sekarang.
(Apa-apaan dia ini? Bukannya tadi dia tidak seperti ini? Kenapa Auranya berubah sangat drastis? Dia tidak menahan diri sama sekali? Dan kenapa..... Kau malah tersenyum? Seolah-olah kau menikmati ini semua?..... Yuiga Kisaragi.... Siapa?.... Siapa kau sebenarnya?).
Di sisi lain Yuiga yang menunjukkan ekspresi bahagia dan senyuman yang lebar mulai berbicara sambil terus menghajar Reijin.
"Tenang saja,..... Reijin Kobayashi!? Perlahan tapi pasti.... Dan dengan senang hati..... Akan ku bimbing kau..... ke Neraka".
Reijin yang melihat ekspresi bahagia Yuiga, membuatnya ketakutan dan berteriak. Karena entah mengapa dia melihat sosok Yuiga yang tersenyum seperti Malaikat Maut yang mendapatkan mangsanya.
"Be-be-BERHENTIIII... ".
"Hahahahahaha..... ".
Yuiga terus menghajar Reijin habis-habisan tanpa ampun sambil tersenyum lebar dan tertawa terbahak-bahak, seolah-olah seperti kerasukan sesuatu dan seolah-olah menikmati semua ini.
Bahkan Sophia dan semua siswa yang ada disana juga ketakutan dibuatnya.
(----------)
Setelah beberapa saat, Yuiga menghentikan serangannya karena sudah puas menghajar Reijin.
Reijin sekarang sudah babak belur bukan main, wajahnya penuh dengan luka lebam sampai tidak bisa dikenali lagi, baju seragam nya kotor karena darahnya yang terciprat.
Badannya mulai lemas tak berdaya.
Dan tangan kanannya masih di cengkram Yuiga.
"Sudah.... Cukup.... Aku.... Tidak.... Kuat.... Lagi.... Ampuni.... Aku.... Yuiga".
Dengan wajahnya yang babak belur Reijin memohon ampun pada Yuiga.
Namun, Yuiga tidak peduli dan bersiap meninju wajahnya dengan sangat keras untuk terakhir kalinya.
(BERHENTI, YUIGA-KUN!!! KAU AKAN MEMBUNUHNYA).
Saat tinjunya sedang meluncur ke wajah Reijin, tiba-tiba Yuiga mendengar suara wanita asing yang seolah berbisik di telinga nya.
Yuiga yang terkejut segera menghentikan tinjunya tepat sebelum mendarat di wajah Reijin.
Terdiam sesaat, Yuiga segera melepas cengkraman nya, lalu mendorong Reijin sampai terjatuh terkapar di tanah.
Yuiga segera membalikkan badannya, mengambil tasnya yang tadi terjatuh dan pergi meninggalkan tempat itu.
Para pengikut Reijin yang tadi menghalangi jalan segera bergeser untuk membukakan jalan untuk Yuiga.
Dan sebelum melangkah pergi Yuiga kembali berbicara.
"Ini untuk pertama dan terakhir kalinya!? Aku tidak peduli dan tidak akan pernah ikut campur urusan kalian!? Bahkan aku tidak peduli dengan apa yang akan kalian lakukan kedepannya!? Tapi,..... Jangan pernah kalian menggangguku..... Atau bahkan sampai menghina Kakek dan Nenek ku!?..... Andai saja kalian masih melakukannya!?.... Aku benar-benar tidak akan ragu-ragu sedikitpun untuk membunuh kalian.... Paham".
Yuiga mengatakan itu sambil menatap ke semua orang yang menyaksikan pertarungan nya dengan aura yang menakutkan.
Dan mereka mulai ketakutan dengan pancaran aura membunuh yang keluar dari diri Yuiga dan dia yang masih tersenyum seolah-olah bisa menerkam mereka setiap saat.
Setelah Yuiga pergi mereka segera membawa Reijin ke rumah sakit terdekat.
Untungnya, nyawa Reijin dapat di selamatkan. Namun, dia mengalami patah tulang rusuk, patah tulang rahang, patah lengan kanan dan mengalami gegar otak. Sehingga dia harus dirawat secara intensif.
Dan sejak saat itu semua orang mulai semakin menjauhi Yuiga.
Tapi kali ini dengan alasan yang berbeda. Dulu mereka menjauh karena jijik pada dirinya yang seorang residivis.
Sekarang mereka menjauh karena tahu seberapa menakutkan sisi gelap seseorang yang bernama Yuiga Kisaragi.
Ibarat dia memang terlahir ke dunia ini untuk menjadi Monster berwujud Manusia.