Mengabaikan Leticia yang masih tertegun dibelakang, Yuiga menatap lurus ke arah Dreki dan mulai menarik salah satu pedang katana nya dan mulai memasang kuda-kuda.
Begitu pun dengan Dreki yang bersiap-siap untuk menyerang.
Suasana berubah menjadi sangat hening, tidak ada diantara mereka yang mencoba mengambil langkah menyerang terlebih dahulu.
Dan yang mengambil langkah pertama adalah Dreki itu sendiri, yang mendekati Yuiga dengan kecepatan yang tinggi.
Saat jarak mereka mulai berdekatan Dreki mulai membuka mulutnya untuk menerkam Yuiga.
Untungnya, Yuiga berhasil menghindar ke sebelah kanan.
Sambil menghindar Yuiga menebas monster itu dan berhasil melukai pinggang kiri monster itu.
Sayangnya luka yang Yuiga berikan tidak terlalu dalam jadi itu tidak ada efek apapun bagi Dreki.
Tak mau mangsanya lepas, Dreki menggunakan ekornya untuk menyambar Yuiga. Melihat ekor Dreki yang mau mengenainya, Yuiga segera melompat mundur.
Berhasil menghindar dari sambaran ekornya, Drenki langsung membalikkan badannya dan berusaha menyerang Yuiga dengan membabi buta, tapi Dreki itu tidak menggunakan mulutnya melainkan menggunakan kedua kaki depannya yang memiliki kuku tajam.
Melihat Dreki hendak mencakar nya, reflek Yuiga menggunakan pedangnya untuk menangkis cakaran Drenki.
Setiap Yuiga berhasil menangkis satu cakarnya, cakar yang lain akan menyerang nya, terpaksa Yuiga mendorong cakar yang dia tahan tadi dan menggunakan pedang lagi untuk menepis cakar yang satunya.
Aksi mencakar yang dilakukan Dreki dan tangkisan yang dilakukan Yuiga terus terjadi semala beberapa menit.
Dan setiap serangan dan tangkisan itu ritme nya juga akan semakin cepat.
Marah karena tidak bisa menumbangkan mangsanya, Dreki itu dengan cepat membalikkan badannya dan menggunakan ekornya untuk menyambar Yuiga.
Dan kali ini berhasil, meskipun sadar dan bisa melihat gerakan ekor Dreki yang menuju ke arahnya, Yuiga tidak dapat menghindar.
Akibatnya Yuiga terkena sambaran ekor Dreki dan membuatnya terpental hingga menabrak sebuah pohon.
"Yuiga-san!!!".
Leticia yang menyaksikan dari belakang terkejut dan secara reflek memanggil Yuiga dengan nada khawatir.
Beruntungnya Yuiga tidak langsung tumbang, dia masih sanggup berdiri dan berjalan perlahan ke arah Dreki.
Sambil memudahkan darah yang keluar dari mulutnya, dia mulai berbicara dan mengusap sisa darah di bibirnya.
"Cuih... Tadi itu sungguh mengejutkan!!!! Aku tidak menyangka monster sepertimu bisa sadar kalau aku sedang lengah!!!! Sepertinya aku terlalu meremehkan mu!!! Nah, Sekarang mari kita lanjut".
(---------)
"Sekarang.... giliranku, kan?".
Yuiga kembali masang kuda-kudanya dan mulai mengaktifkan Sihir Roh miliknya, pusaran angin sempat terlihat mengelilinginya.
Setelah pusaran angin itu meredup dalam sekejap mata tiba-tiba Yuiga menghilang.
Bersamaan dengan itu Dreki juga menerima serangan yang kuat. Sangking kuatnya kaki depan sebelah kanan monster itu sampai terpotong.
Darah pun menyembur keluar dari luka itu dan Dreki itu berteriak kesakitan. Selain itu ada sebuah tabrak di pohon yang jaraknya beberapa meter di belakang Dreki.
Begitu asap menghilang, tampak sosok Yuiga yang sedang terjungkal terbalik dengan posisi kepala di bawah dan kedua kaki mengarah ke atas.
Di kondisinya yang seperti itu, Yuiga memasang ekspresi wajah yang datar.
Namun, didalam pikirannya dia mulai mengeluh.
(Anjirr, kenapa aku masih belum bisa mengontrolnya. Setiap kali aku mempraktikkan selalu berakhir begini).
Mael pun menjawab keluhan Yuiga.
(Salah mu sendiri!!! Aku sudah bilang kan, inti untuk mengaktifkan Sihir Roh adalah "fokus dan stabilkan energi sihir mu, alirkan energi itu bagian tubuh yang kau inginkan atau senjata yang kau pegang, atur tekanannya, baru gunakan". Bukan sebaliknya).
Mendengar omelan Mael, Yuiga dengan jengkel menjawabnya.
(Ya, ya, aku tahu!!! Lagian penjelasan mu itu ribet!!! Tapi, aku tetap berterima kasih padamu!!! Sihir Roh : Axcel, yang kau ajarkan padaku cukup berguna).
Sihir Axcel adalah sihir non elemen yang mampu meningkatkan kecepatan bagi pengguna dan memerlukan sedikit energi sihir, berapa lama / berapa kali sihir ini bisa di pakai tergantung jumlah energi sihir pengguna.
Meski ini masuk dalam kategori sihir non elemen, pengguna Sihir Roh bisa menggunakan juga.
Tapi kecepatan yang dihasilkan sulit untuk diatur dan energi sihir yang diperlukan sedikit lebih banyak, terutama energi sihir dari Roh yang berkontrak dengan pengguna.
(Katakan saja itu nanti, sekarang fokus saja untuk mengalahkan monster itu!!! Lihat, kau sudah membuatnya marah).
Melihat ke arah Dreki, monster itu mulai melebar tanduk-tanduk seperti mau melakukan sesuatu.
Dan sekejap mata salah satu dari tanduk itu melesat ke arah Yuiga.
Yuiga secara reflek menepis tanduk itu dengan pedangnya, dan tanduk yang tadi di tepis menancap di pohon.
Sadar apa yang baru saja terjadi Yuiga mulai meneteskan keringat dingin dari darinya.
(Oh, sekarang dia menggunakan tanduknya untuk menyerang mu).
Kemudian Dreki melesetkan beberapa tanduk lagi arahnya.
"Woi, woi, woi,..... Ini ngak lucu tahu!!! Dasar monster isekai sialan".
Yuiga langsung mengaktifkan sihir Axcel dan berlari untuk menghindar dari lesatan tanduk itu, sayangnya lesatan tanduk itu sedikit lebih cepat dari Yuiga.
Tidak punya pilihan Yuiga terpaksa menepis lesatan tanduk itu sambil berlari.
Meski sudah mencoba menangkis semuanya, sayangnya salah satu tanduk itu berhasil mengenai pundak kiri Yuiga.
Yuiga sempat menghentikan ayunan pedangnya untuk sesaat. Menahan rasa sakit Yuiga masih mencoba untuk menangkis serangan monster itu.
Luka yang di terima Yuiga membuatnya kesusahan untuk mengayunkan pedangnya, akibatnya Yuiga menerima banyak luka di sebabkan tidak bisa menangkis semua serangan itu.
Saat Yuiga sendang mencoba menangkis semua lesatan tanduk Dreki, secara tiba-tiba Dreki itu mengayunkan ekornya untuk menyambar Yuiga.
Sadar akan bahaya yang datang, dengan menggunakan sihir Roh miliknya. Yuiga berhasil menghindar dengan melompat salto ke depan.
Saat melayang Yuiga mengaktifkan Sihir Roh, Penguat Senjata : Augmented, untuk memperkuat dan mempertajam katana nya.
Dan sekali ayunan ekor tebal dan bertanduk milik Dreki itu langsung terpotong.
Sihir Roh, Penguat Senjata : Augmented. Adalah sejenis sihir Roh yang mampu membantu pengguna sihir memperkuat senjata yang dia pegang.
Sesuai dengan namanya, sihir ini bisa meningkatkan kinerja, ketajaman, pengerasan setiap komponennya. Tergantung dari jenis senjata apa yang pengguna pegang.
Merasakan ekornya yang terpotong Dreki itu semakin meronta-ronta dan bertambah ganas dikarenakan rasa sakit yang dia rasakan.
Belajar dari kesalahan nya yang sebelumnya, kali ini Yuiga berhasil mendarat dengan tepat.
Sayangnya seketika kakinya mendarat ke tanah, Yuiga tidak bisa mempertahankan posisi berdirinya dan hampir jatuh. Untungnya dia menggunakan katana yang dia pegang sebagai penopang.
Menoleh kebelakang Dreki yang ekornya sudah dipotong mengamuk dan mulai melesatkan tanduk-tanduk nya ke arah Yuiga.
Sadar dia tidak bisa melawan balik, Yuiga terlihat mulai pasrah.
Namun, secara mengejutkan Leticia tiba-tiba muncul dan berdiri diantara Yuiga dan Dreki lalu mengaktifkan sihir pelindung untuk melindungi Yuiga dari serangan monster itu.
(----------)
Leticia yang berdiri sambil menggunakan sihir pelindungnya menoleh kebelakang dan bertanya kondisi Yuiga.
"Yuiga-san, kau baik-baik saja?".
"Hah, iya santai saja!!!... Hem, ini cuma luka gores, tidak ada yang perlu dikhawatirkan".
Mendengar jawabannya, Leticia terlihat tersenyum dan mulai mengembalikan pandangannya ke arah Dreki.
"Syukurlah!!! Yuiga-san, istirahatlah dulu!!! Sisanya serahkan padaku".
Namun Yuiga menolaknya dengan sangat keras.
"Tidak, tidak, kau saja yang mundur!!! Biar aku tangani si brengsek ini".
Tidak suka dengan jawaban yang dia Terima Leticia mulai berdebat dengan Yuiga.
"Huh? Kau ngomong apa? Hanya dengan melihatnya saja, aku sudah tahu!!! Kau terluka cukup parah!!! Biar aku yang atasi monster ini".
"Harusnya itu kata-kata ku!!!! Memangnya seorang Pendeta bisa apa?".
"Bisa bertarung dan Melindungi temannya".
Yuiga mulai emosi.
"Sudah aku bilang, aku ini bukan "teman" mu!!! Jadi kau tidak usah... ".
"Aku ingin Yuiga-san mempercayaiku, itu saja".
Mendengar apa yang di ucapkan Leticia, Yuiga tiba-tiba terdiam. Melihat Yuiga yang terdiam, Leticia melanjutkan alasannya.
"Yuiga-san!!! Aku tidak tahu apa yang terjadi padamu dimasa lalu, hingga membuatmu tidak bisa percaya dengan orang lain!!! Namun, kau harus tahu satu hal!!!! Dunia ini sangatlah luas, Yuiga-san!!! Diluar sana masih banyak orang yang bisa kau percayai, dan mereka yang mempercayaimu!!! Dan jangan hanya karena ulah dari satu atau segelintir orang saja!!!! Kau akhirnya mengambil kesimpulan bahwa semua orang "tidak bisa dipercaya!!!".
Mengigit gigi belakangnya dengan luapan emosi Yuiga menjawab ucapan Leticia.
"MEMANNGNYA, APA BUKTINYA KALAU MEREKA AKAN PERCAYA PADAKU".
Dan tanpa ragu Leticia menjawab.
"Kalau kau ingin sebuah bukti, maka buktinya ada di depanmu sekarang".
"Huh?".
Yuiga tersentak untuk sesaat. Leticia kembali menoleh kebelakang dengan ekspresi wajah yang lembut dan senyuman halus.
"Aku sangat mempercayai, Yuiga-san!!! Saat pertama kali melihatmu, aku tahu kau adalah orang baik!!! Dan karena itu juga aku mengajakmu untuk satu party denganku!!! Aku ingin Yuiga-san mempercayaiku!!! Seperti aku mempercayai Yuiga-san".
Yuiga mulai menundukkan wajahnya setelah mendengar betapa percaya Leticia pada dirinya.
Seumur hidupnya, orang yang paling percaya pada Yuiga hanyalah Kakek dan Neneknya.
Kenangan tentang mereka dan wasiat Kakeknya kembali didalam pikiran Yuiga.
Dia masih ingat dengan jelas, hari itu saat Yuiga masih berstatus sebagai seorang narapidana.
Suatu hari saat Kakek dan Neneknya menjenguknya di dalam lapas. Kakeknya mengerikan sebuah wasiat pada Yuiga.
"Yuiga, Kakek tahu dengan banyak hal yang sudah kau alami itu membuatmu tidak bisa percaya pada orang lain, bahkan kedua orang tuamu sendiri!!! Tapi kau harus ingat, nak!!! Diluar sana masih banyak orang yang bisa kau percayai dan mereka yang mempercayaimu!!! Jadi, jangan putus asa akan hal itu!!! Dan Kakek yakin, suatu hari nanti orang itu akan datang di tepat hadapanmu".
Awalnya Yuiga meremehkan wasiat dari Kakeknya itu.
Namun sekarang wasiat dari sang Kakek terbukti dan buktinya ada di depannya.
Yuiga kemudian bergumam sendiri.
"Maaf ya Kakek Eiichiro!!! Cucumu ini memang bocah yang menyedihkan!!!! Padahal buktinya ada di depanku!!! Tapi, aku masih saja tutup mata!!! Dasar payah kau, Yuiga Kisaragi".
Setelah bergumam dan menyalahkan dirinya sendiri, Yuiga bangkit dan berjalan ke arah Leticia. Kemudian dia menempelkan tangannya ke pundak kiri Leticia.
Merasa pundaknya dipegang Yuiga, Leticia menolehkan pandangnya ke arah Yuiga yang ada di sebelahnya.
Yang dia lihat Yuiga tersenyum dengan wajah yang cerah dan mulai berbicara.
"Seperti yang diharapkan dari seorang Pende-, tidak seorang mantan Saint!!! Kata-katanya dapat menuntut orang yang tersesat".
Beberapa saat kemudian Leticia yang sudah mencerna apa yang di katakan Yuiga, tiba-tiba wajahnya mulai memerah dan mulai panik.
"Tu-tunggu dulu, Yuiga-san!!! Bagaimana kau... ".
Sebelum bisa menyelesaikan apa yang dia katakan, Yuiga memotongnya.
"Nanti akan aku jelaskan!!! Sekarang ada musuh yang wajib kita kalahkan".
Menggelengkan kepalanya, setelah tenang Leticia kembali fokus untuk mengalahkan Dreki dan kali ini bersama dengan Yuiga.
"Iya, kau benar. Yuiga-san".
Yuiga mulai memasang kuda-kudanya, sekarang baik Yuiga dan Leticia sudah siap melawan monster Dreki bersama-sama.
(----------)
Setelah diam beberapa saat, Yuiga akhirnya punya sebuah rencana.
Namun untuk memastikan hal itu Yuiga bertanya pada Leticia.
"Hei, Licia!!! Apa kau masih bisa menggunakan sihir cahya?".
"Tentu saja".
Yuiga mendengar jawaban dari Leticia, Yuiga tersenyum dan mulai menjelaskan rencananya.
"Dengar, Licia. Aku punya rencana!!! Pertama aku akan lari ke arah belakang monster itu dengan sihir ku!!! Kedua, dalam hitungan ketiga kau hilangkan pelindung ini!!! Ketiga, saat pelindungnya hilang seketika aktifkan sihir cahaya untuk membutakan matanya!!! Keempat, setelah itu lari menjauh dan sisanya serahkan padaku".
Setelah menjelaskan rencananya dan Leticia yang sudah paham. Mereka pun melancarkan aksinya.
Yuiga segera mengaktifkan Sihir Roh Axcel agar bisa berlari melalui jalur berputar dengan cepat tinggi menuju ke bagian belakang Dreki tanpa di sadari oleh moster itu.
Yuiga yang sudah berada di belakang Dreki segera memberi aba-aba pada Leticia.
"Licia!!! Sekarang".
Melihat aba-aba dari Yuiga, Leticia segera non mengaktifkan Sihir pelindungnya.
Melihat Leticia yang sudah tidak terlindung lagi, Dreki segera menghentikan serangan tanduknya dan mulai berlari untuk menerkam Leticia.
Sayangnya, saat jarak mereka mulai berdekatan, Leticia segera mengaktifkan Sihir Cahayanya
"Sihir Cahaya : Light Lantren".
Leticia mengucapkan mantra nya dengan sangat keras, seketika sebuah cahaya yang terang dan menyilaukan mata muncul dari ujung tombak yang dia bawa.
Melihat kilauan cahaya itu mata Dreki seketika mengalami kebutaan dan menghentikan serangannya.
Saat Dreki merasa kesakitan di matanya, sesuai yang di arahkan Yuiga, Leticia segera lari menjauh dari monster itu.
Setelah berhasil menjaga jarak dari monster itu, Leticia menoleh kearah Yuiga dan memberikan aba-aba.
"Sekarang, Yuiga-san".
Yuiga menganggukkan kepala sedikit dan mulai berlari ke arah Dreki dan melompat sangat tinggi.
(Mael, mohon bantuannya).
(Kekuatanku adalah Kekuatanmu juga).
Mendengar itu Yuiga mulai mengaktifkan Sihir Roh. Penguat Sejata : Augmented dan mengalirkan Sihir yang besar ke Katana nya. Kemudian Yuiga mulai berteriak sambil mengucapkan teknik nya.
"Seirei Ze-ten Ryuu : Tsubame Gaishi".
Ayunan pedang dengan kecepatan yang tinggi, langsung memotong kepala Dreki dengan sekali serang dan seketika membunuh monster itu di tempat.
Yuiga yang berhasil mendarat dengan tepat, kemudian memutarkan pedangnya untuk membersihkan darah yang menempel dan melakukan ritual menyarung kan pedangnya seperti yang dilakukan seorang samurai Jepang pada umumnya.
Lalu tiba-tiba Leticia datang dan memeluk Yuiga dengan sangat kuat, terlihat ekspresi senang terlihat di wajahnya.
"Berhasil, berhasil!!!! Yei, kita berhasil Yuiga-san".
Yuiga yang tiba-tiba dipeluk oleh Leticia, seketika itu juga wajahnya menjadi merah dan mulai panik dan mencoba melepaskan diri dari Leticia.
Penyebabnya, karena dia merasakan payudara Leticia menempel di dadanya.
"Li-Licia, hen-hentikan!!! Su-sudah cukup!!! Kau tidak perlu sampai memelukku segala".
"Tidak usah khawatir!!! Jangan sungkan dengan ku!!! Oh, ya aku lupa".
Seperti ingat akan sesuatu, Leticia segera melepaskan pelukannya, dan mulai merapalkan mantra penyembuhan ke arah Yuiga.
Dalam sekejap semua luka yang Yuiga terima langsung menutup rapat seperti tidak ada luka sama sekali.
Kemudian Leticia memegang kedua tangan Yuiga dan mulai berbicara.
"Terima Kasih, Yuiga-san!!! Terima kasih karena sudah mau mempercayaiku".
"Tidak Licia, harusnya aku yang berterima kasih kepadamu!!! Karena mau mempercayai orang sepertiku".
Leticia mengungkapkan rasa terima kasihnya pada Yuiga yang sudah mempercayai dirinya.
Dan Yuiga juga melakukan hal yang sama.
Selesai dengan itu mereka memutuskan untuk kembali ke kota dan melaporkan hasil pencarian mereka.
Tapi sebelum itu Leticia menyarankan agar membawa kepala Dreki sebagai bukti penaklukan dan beberapa Batu Sihir yang ada di mayat Draugr.
Dia bilang Guild pasti mau membeli semua yang mereka dapatkan meskipun mereka tidak mengambil permintaan penaklukan.
Menyimpannya didalam Item Box, Yuiga dan Leticia segera kembali.
Sepanjang perjalanan pulang Leticia terus mendekap tangan Yuiga dengan bahagia sementara Yuiga hanya bisa menunjukkan wajah malu.
Sesampainya di Guild mereka langsung ke resepsionis dan menunjukkan hasil pencarian Tanaman Silverbell dan beberapa Batu Sihir Draugr dan Kepala Dreki.
Melihat apa yang mereka tunjukkan membuat semua orang yang ada di Guild terkejut bukan main.
Segera mereka berdua diantar menuju ruang tunggu Guild untuk berbicara dengan Master Guild.