Huruf-huruf kuno seperti terbang di sekeliling jam. Namun orang lain tidak akan dapat melihatnya.
'Perasaan ini... ini seperti kekuatan sedang mencoba bergabung dengan tubuhku. Mengingat ini dunia fantasi, dan aku tidak berharap di sini "normal" seperti bumi, aku masih bisa menerimanya.'
Ciel berpikir sampai tidak fokus, lalu dia tersentak bangun dari pikirannya yang berpacu. Melihat ayahnya akan membuka mulutnya, Ciel memilih untuk mendahului dan memberitahu sesuatu.
"Ayah, aku teringat tentang apa yang ayah ingin aku lakukan dulu. Aku telah memikirkannya beberapa waktu, dan aku akan menjadi penyihir."
'Pernyataan ini memang pernah ditanyakan, tapi Ciel yang asli tidak ingin terlibat dengan hal mistis. Itu sebabnya dia tidak mengambil kelas sihir milik ayah. Tapi setiap penyihir harus berafiliasi dengan kerajaan atau instasi resmi lainnya.'
'Itu akan kurang nyaman untukku tapi, jika aku tidak melakukan ini, aku tidak akan bertahan di dunia ini. Lagi pula hanya menjadi penyihir tidak berarti bahwa kau bisa hidup seperti orang kaya. Tergantung seberapa peringkat penyihir itu agar bisa memperoleh kekayaan yang melimpah. Contohnya ayah, dia merupakan penyihir lingkaran atas, dan merupakan penyihir lingkaran dua dan yang tertinggi secara resmi saat ini... Setidaknya itu yang aku tahu...' Ciel berpikir dengan keras.
Meskipun Ciel memiliki beberapa ilmu tentang sihir dan penyihir, itu juga tidak terlalu lengkap dan hanya berbatas sampai urutan lingkaran yang hanya ada urutan dua paling tinggi, dan keuntungan menjadi lingkaran dua dan tiga.
Howard tertawa dan menjawab dengan antusias, "Oh anakku, anda sudah dewasa dengan kecepatan yang mengejutkan! Aku akan menghubungi temanku untuk mengajari sihir dan menghubungi dewan keraja-"
"Tidak."
"Aku tidak ingin terikat dengan kerajaan. Mereka membatasi segala tentang penyihir untuk kepentingan mereka." Tanpa menunggu ayahnya bicara, Ciel menolak. "Sebelumnya maafkan saya, tapi ini adalah keputusan yang saya pilih."
Seluruh ruangan hening. Tidak mengeluarkan suara apapun sebab keterkejutan mereka.
Howard menghela nafas panjang sebelum berkata, "Heh, apakah kamu yakin? Itu keputusan yang ekstrim. Kamu akan menjadi buronan kerajaan jika terdeteksi."
Howard memakan sarapannya yang berada di atas piring. Ekspresinya rumit.
"Tidak perlu memberi keputusan sekarang, temui ayah nanti malam di kamarku."
Ciel mengangguk setuju. Menyisakan kesunyian ruang makan.
Akhirnya sarapan selesai. Setiap anggota keluarga segera menuju aktivitas pribadi masing-masing.
Howard berangkat ke istana untuk bekerja. Arianna bersantai di ruang santai dengan Alissa. Sementara Ciel, dia menunggu di kamarnya dalam diam.
Dia berjalan menuju meja belajarnya, mulai memasukkan buku catatan dan benda-benda lain ke dalam tas selempang. Memandangi sebuah foto keluarga berukuran kecil. Lalu memasukkan foto ke dalam tas.
'Ini bukan keluargaku, sialan...' dia tidak bisa membantu tetapi mencerca dalam diam.
Kemudian dia melihat sebuah lukisan dengan gambar badut yang tertawa. Berjalan mendekatinya lalu menggeser lukisan itu. Sebuah ruang terlihat dan beberapa tumpuk koin emas berada di situ.
'Jumlahnya sekitar empat ribu koin emas, ini setidaknya senilai seratus ribu Pirch, heh, untung saja Ciel memiliki sedikit tabungan.' Ciel bergumam dalam diam dan memasukkan koin emas ke dalam kantung kecil dan menggantungnya di tepi pinggang.
Saat malam hari tiba, Ciel membuat persiapan untuk menemui ayahnya. Dia memakai kemeja putih dan celana panjang yang sedikit ketat dan sepatu kulit hitam. Mengencangkan ikat pinggang kemudian mengambil sebuah jubah tanpa tudung, itu adalah hadiah adik kecilnya—Alissa.
Jubah itu dikenakan menutupi sebagian anggota tubuhnya tetapi masih memperlihatkan tangan kanannya. Jubah itu hanya sepanjang pinggang. Membuat kesan yang tidak terlalu berat.
Setelah waktu yang tidak diketahui, seorang pelayan mengetuk kamar Ciel. "Tuan muda, tuan besar memanggil."
"Baik." Ciel menjawab dengan tenang.
Dia membuka pintu dan mengikuti pelayan ke tempat Howard. Dengan melihat punggung pelayan, Ciel merasakan dengan samar mana dari pelayan.
Entah itu karena perspektif mana Ciel yang tinggi atau dia memang sengaja menampilkan nya, atau masalah dari Howard yang tidak menyadarinya sama sekali dan memilih memperkejakan penyihir ilegal. Tentu saja sebagai efek samping memiliki anak dengan inti mana yang tinggi seperti Ciel, seorang penyihir akan kehilangan sebagian mana.
'Pelayan ini... Aku ingat dia bernama Gustavo Ron. Sepertinya dia bukan orang biasa, mana di sekitarnya tidak murni. Setidaknya lingkaran empat... Tidak, mungkin tiga.' pikir Ciel tanpa menunjukkan ekspresi.
Dalam lima detik, mana yang dipancarkan Ron menghilang seketika. Membuat ekspresi Ciel membeku, sudut bibirnya berkedut.
Tidak lama kemudian mereka sampai di depan pintu kamar Howard.
Ron mengetuk pintu dan menyatakan kedatangan Ciel.
"Biarkan dia masuk sendirian."
Setelah mendapat jawaban dari Howard, Ron membukakan pintu dan membungkuk dengan sopan. Kemudian mundur dengan perlahan sambil tersenyum.
Ciel memaksakan senyuman dan berbalik menghadap Howard. Dia melihat sekeliling kamar Howard yang memiliki dekorasi kamar bangsawan dengan kecenderungan warna merah dan emas.
Ciel membungkuk dan tersenyum kepada Howard sebelum menyapa. "Selamat malam, Ayah."
Howard melihat anaknya dan menjawab dengan ekspresi muram, "Kelihatannya kamu telah membuat keputusan bulat."
"Hari ini aku diangkat menjadi Earl, pengumumannya akan diumumkan besok di alun-alun kota."
"Itu sangat menggembirakan tapi, Earl? Bukan Baron?" Ciel memberi pujian sebelum sedikit merasa heran.
Ciel kemudian maju kesamping Howard di depan jendela besar. Melihat ayahnya yang memakai baju penyihir berpangkat tinggi dengan janggutnya yang berwarna putih dan rambut yang disisir ke belakang.
"Aku juga tidak mengerti, heh, walau tanah milikku dan kekayaanku melimpah, tetapi sikap kerajaan terlalu terburu-buru. Mungkin mereka mengantisipasi beberapa hal." Howard menjelaskan, kemudian dia berjalan ke belakang meninggalkan Ciel sendiri dan menambahkan. "Aku akan menghargai keputusanmu, tapi aku tidak bisa membantumu jika tertangkap kerajaan."
"Aku tahu, Ayah." Ciel membungkuk menghadap ayahnya dengan punggung menghadap jendela.
"Aku akan merindukanmu." Howard bicara dan tersenyum dengan tulus.
Ciel melompat ke belakang melewati jendela dan tersenyum. Menghilang dari pandangan Howard.