Setelah mendengar itu, Ciel tidak berkata apa-apa. Dia tidak merasa ada yang salah dengan itu.
Dia berjalan bersama Michael dengan santai namun waspada. Mereka menuju rumah di bawah akar pohon.
Ketika memasuki rumah, Ciel melihat penampakan lengkap rumah:
Sebuah meja bundar berada di tengah ruangan dan satu meter di depan pintu. Kursi panjang dari batu terpajang di sisi kiri dan belakang meja bundar. Ruangan di samping ruang tamu adalah dapur, dengan kompor minyak dan rak berisi beberapa bahan makanan. Ada tangga melingkar yang seolah menembus pohon besar di atas.
Setelah melihat-lihat, dia dipersilahkan duduk oleh Michel. Dia bertanya kepada Ciel, "Teh atau kopi?"
"Yang terakhir." Ciel mengangguk dan menjawab.
Michael tersenyum dan melambaikan tangannya. Satu demi satu peralatan minum terbang dari dapur menuju meja bundar, dua cangkir porselin cantik mendarat.
Pertama gula melayang memasuki gelas, setelah itu bubuk kopi mulai terbang dan masuk. Termos air panas mulai melayang dan menuangkan air panas ke kedua gelas. Aroma kopi menusuk hidung dan membuat pikiran menjadi rileks. Michael mendorong satu gelas ke arah Ciel dan satu lagi ke tempat dirinya sendiri.
Kemudian Michael menyeruput sedikit kopi. "Baiklah kita mulai pelajaran pertama kita."
Ciel juga menyeruput kopi dan mengangguk dengan lembut.
"Hal pertama," Ucap Michael. "Kamu harus berhasil maju ke lingkaran ke delapan, atau bisa aku bilang tahap pertama menjadi seorang penyihir dengan membuka inti mana milikmu. Metodenya tidak terlalu sulit, bahkan monyet tanpa otak pun mampu melakukannya, heh, namun ini akan sedikit lama."
"Inti mana adalah inti dari seluruh kemampuan penyihir. Jadi semakin kuat inti mana, semakin kuat pula penyihir itu. Dan untuk mencapai tahap awal dari lingkaran ke delapan, biasanya akan membutuhkan empat bulan jika kau normal dan dua bulan jika kau berbakat. "
"Dan untuk pelajaran lain, aku akan memberi tahukan nya jika kau berhasil maju. Itu karena..."
Michael terkekeh dan tidak melanjutkan apa yang dia katakan.
"Jika aku gagal, aku akan mati. Dan itu membuang waktumu, benarkan?" Ucap Ciel.
"Bagus." Puji Michael dengan senyuman. "Seperti yang diharapkan dari putra penyihir terkenal. Kau lebih pintar dari yang aku duga."
Michael menyeruput sisa kopi yang ada di cangkir. Melihat Ciel dengan tatapan biasa. Kemudian dia meletakkan cangkir dan berdiri.
"Cara paling mudah adalah kau bermeditasi dan berusaha menyerap mana alam untuk membangkitkan inti mana milikmu. Cara memasuki meditasi lebih mudah lagi, kau hanya perlu membayangkan objek paling menenangkan yang pernah kau lihat." Dia memberi arahan dan berjalan perlahan ke arah tangga.
"Apakah ada cara yang lebih cepat?" Ciel bertanya dengan antusias.
Michael berhenti sejenak sebelum berjalan lagi sambil bicara. "Kau bisa menyerap mana dari benda mistis atau relik. Itu juga jika kau ingin mati langsung di tempat. Seorang non-penyihir harus belajar dari yang paling sulit. Setelah itu selesai maka kau bisa memakai metode kedua dengan resiko yang sedikit turun. Heh, aku akan tidur siang, jangan buat keributan dan berlatihlah di luar."
Ciel menyesap sisa kopi dari cangkir dan berjalan keluar. Dia memilih sebuah tempat dengan pepohonan rimbun dan sebuah batu besar untuk meditasi.
Dia duduk bersila dan memejamkan mata. Berusaha membayangkan hal yang menenangkan.
'Apakah aku harus membayangkan sedang bermain game? Tidak bisa, itu kenangan buruk. Mungkin...' dia berhenti berpikir. Matanya terpejam dan membayangkan suatu kenangan lama.
Kembali ketika dia tertawa bersama orang tuanya. Ketika pelukan hangat ibunya menyentuh kulitnya. Dan ketika kehangatan pertemanannya.
Ciel tahu jika itu bukan suatu objek, tapi sebuah peristiwa dan itu sedikit melenceng dari petunjuk Michael. Namun selagi itu menenangkan, tidak ada masalah apa yang dibayangkan seseorang.
Dan ingatan itu membawa perasaan ketenangan yang mendalam.
Pada saat itu juga, lingkungan tempat Ciel bermeditasi, menjadi lebih dingin dan berat. Seluruh mana alam masuk ke dalam tubuhnya. Beberapa mana berwarna hijau, sementara yang lain berwarna putih dan biru.
Seluruh tubuh Ciel seperti diremukkan dan ditekan hingga mencapai batasnya. Rongga diafragma miliknya menjadi sejuk namun panas. Seolah banyak kekuatan terkumpul menjadi satu.
Beberapa saat kemudian, aliran mana berwarna merah gelap menari-nari di udara dan perlahan memasuki tubuh Ciel. Mana dari beberapa tepat mistis yang dicampuri oleh kekuatan dewa telah ikut terserap.
Ketika seluruh mana merah memasuki tubuhnya. Rambut-rambut Ciel menebal dan kuku-kukunya memanjang tidak karuan. Sekumpulan cacing seukuran jari telunjuk menggeliat di belakang punggungnya.
Korupsi dari kekuatan dewa tidak bisa diremehkan!
Saat itu, tubuhnya hampir melebihi batasannya dan akan mati di tempat sebelum akhirnya inti mana miliknya terbentuk. Rasa dingin mulai menghentikan mutasinya.
Perlahan, bentuknya kembali seperti semula. Tidak menyisakan bekas luka atau apapun.
Ciel segera turun dari batu dan berjalan ke rumah Michael namun dia terjatuh. Staminanya habis dan dia jatuh pingsan.
Namun akhirnya, dia menjadi penyihir lingkaran ke delapan dalam satu hari.
...
Michael yang berada di perpustakaan, melirik Ciel dengan sihir pelihat. Dia melihat mulai dari mutasinya sampai Ciel jatuh pingsan.
Dia tersenyum dan bergumam, "Seperti yang diharapkan dari anak Saint of Omniscient."
"Padahal aku lupa memberi tahunya untuk tidak bermeditasi di sini."
Lalu dia membuka sebuah buku kusam dengan sampul dari kulit kambing. Besarnya tidak lebih dari sebuah buku harian biasa—sekitar lima belas sentimeter dengan delapan sentimeter. Buku itu diselimuti mana yang kental.
Percaya atau tidak, itu hanyalah buku biasa milik Michael