Gunung Dataran Inai adalah gunung tertinggi di Eldetarium, dikenal sebagai gunungnya para monster bukan tanpa sebab juga.
Dipenuhi berbagai jenis pepohonan dan beragam hewan dan monster yang memenuhi gunung tersebut, Gunung Dataran Inai dipercaya memiliki semacam penunggu.
Namun anehnya, Gilbert, Gideon dan Vivi yang sedang menuju puncaknya, tak pernah menemui satupun jenis monster yang menganggu mereka, bahkan beberapa kali hewan buas hanya lewat saja tak menghiraukan mereka semua.
Sampailah mereka semua di puncak gunung D. Inai yang merupakan kawah terbesar di dunia dan dipercaya memiliki air ajaib yang dapat menciptakan jenis konsum regenerasi tubuh terbaik yang sangat mahal harganya.
Gunung Dataran Inai harusnya memiliki beragam jenis monster, namun tak ada satupun monster yang muncul dan hal yang ditakuti Gilbert sejak awal mendaki dikarenakan apa yang mereka lihat diatas.
"Ini adalah Sarang Naga?" ucap Gilbert melihat berbagai ukuran Naga Bumi Bara Kuda yang merupakan penunggu Dataran Inai sedang berkumpul di kawah tersebut.
Gideon terlihat berlarian dikejar oleh naga-naga kecil yang satu ukurannya pun setinggi 5 meter, mereka berlarian mengejar Gideon yang berlari dengan pipi gembulnya yang goyang-goyang.
"Tuan Gil, apa ini benar adalah puncaknya? Kau tidak bilang bahwa puncak gunung ini adalah sarang naga!" seru Vivi yang mulai berdiri di belakang tubuh Gil yang mengacungkan Naganya.
"Aku juga tak tau kalau kondisinya bakal kayak gini, Paman benar-benar memberikan informasi seperti itu," keluh Gil yang mulai berjalan mundur perlahan dan mengenggam pedangnya sembari melindungi Vivi.
"Gillll tolonggggg!!!"
Gideon teriak-teriak terus-terusan dikejat bayi naga, naga yang mendekati Gil terpancing oleh Gideon dan semakin banyak naga yang mengejar dirinya.
"Gil, segera tolong dia," ucap Vivi dan Gil berlari mengejar Gideon yang dikejar-kejar namun salah satu bayi naga menendang Gil yang mendekati mereka.
Gil berhasil menangkis tendangan dengan pedangnya walaupun dirinya terpelanting menjauh karenanya.
Gideon berlari dengan keringat yang banyak dan tanpa satupun ransel yang dia tadi gendong dan berserakan diinjak-injak bayi naga.
Naga besar yang sedang minum di kawah tergugah karena kejadian tersebut, mereka mendekat, Naga Bumi Barakuda mulai mendekati ketiga orang itu dan memperhatikan Gideon yang berlari dikejar oleh bayi naga.
Gil segera berlari mengejar Gideon yang sudah terlalu lelah untuk berlari.
"Gillll tolonggggg akuuuu!"
"Iya, sabar Gideon!" ucap Gil yang mulai memperkuat langkahnya dan menendang satu persatu bayi naga yang mengejar Gideon.
"Gillll tolong akuuu, Gillll!"
Vivi teriak karena bayi naga lain mulai mengejar dirinya, Gilbert segera menatap kearah Vivi dan melihatnya sudah di tangkap para Bayi Naga.
"Aduhhh, Gideon panggil Sirius, dia bisa membantumu, aku akan membantu-" seru Gil dan dirinya dihantam oleh seekor Naga dari belakang dan terhempas jauh.
Gil terguling dan mengalami luka di sepanjang tubuhnya, dilain sisi Vivi sedang melawan agar tidak ditangkap para Naga namun karena perlawanannya bajunya sobek karena gigitan salah satu bayi naga.
"Gilll!!" teriak keduanya yang sudah begitu panik di lokasi, sedangkan Gil terlihat belum bangkit karena luka yang begitu banyak terbuka dan punggungnya sudah di cap oleh kaki naga dengan cakarannya yang tajam.
"Giii--Deon, Vi----Viii," seru Gil yang akhirnya tak sadarkan diri karena pingsan.
"Hahaha, berani sekali manusia rendahan seperti kalian masuk ke wilayah suci ini," seru Naga yang mencakar Gil mendekat kearah Vivi.
"Tidakkk, tolongggg akuuuu, jangannn sakiti akuuuu, jangan bunuh aku!" teriak Vivi dan kekuatan naga membuatnya mengerahkan seluruh tenaganya.
"Hahahaha, kalian yang melanggar aturan, kalian sendiri yang ketakutan, aneh!" ucap Naga yang besar sekali dan meminta para bayi naga melepaskan Vivi.
Jari naga yang sangat besar menyentuh kepala Vivi dan karena atribut naga bumi adalah elemental bumi itu sendiri, Vivi sekarang dikurung dalam Golem tanah yang membuatnya terkurung.
"Yah walau perjanjian melarang kita memakan kalian lagi, tapi aku masih bisa membuat kalian menderita dengan menjadi santapan para monster dibawah," lanjutnya dan Vivi makin ketakutan dengan ucapan Naga itu.
Naga yang sangat besar terlihat sangat disegani naga lainnya, dia seperti orang yang memimpin mereka semua dan dia bisa berbicara menggunakan bahasa manusia.
Namun walau sosoknya begitu hebat dimata para naga, ada satu sosok yang menjanggal untuk dirinya lihat.
"Wah, betapa special sekali anak gendut itu, bisa-bisanya dia punya 7 elemental dalam tubuhnya."
Naga itu mendekat kearah Gideon yang mulai menerbangkan satu persatu anak naga dengan mata kanannya yang sudah bertransformasi menggunakan mata dari Sirius.
"Lama tak jumpa, Vedia!" seru Gideon yang membuat Naga Bumi yang sangat besar itu menyeringai mendengar suara khas yang sudah lama tidak dia dengar.
"Mundur kalian semua anak kecil, ini adalah urusan orang dewasa."
Naga bumi besar itu menyahut saat disebutkan nama Vedia oleh Sirius yang sedang berada di tubuh Gideon.
"Cepatlah sialan, kalian ingin mati hah!" intimidasi Vedia yang melepas seluruh auranya berhadapan dengan Gideon [Sirius] yang sudah melayang diudara.
"Kejar aku, ayo kejar aku!" seru Sirius setelah menendang cepat wajah Vedia dan menjadikannya landasan untuk terbang ke udara.
Sayap Vedia segera melebar dan tangan kanannya mengelap darah yang keluar karena tendangan dari Sirius.
"Awas kau, kucing nakal!" teriak Vedia yang mengepakkan sayapnya secara kencang dan membuat Naga besar lainnya segera mengevakuasi anak-anak mereka agar aman dari pertarungan tersebut.
Sirius mendekati Vedia yang sudah siap dengan kibasan cakarnya dan di udara pertarungan dimulai dengan sengit.
Sirius menepis serangan kibasan itu dengan satu tangannya dan layaknya sebuah skill counter, tangan Vedia terlempar jauh karena serangan balasan dari Sirius.
Tak hanya itu saja, Sirius merubah posisinya dan melesat kesana kemari dengan tubuh Gideon yang gembul dan mengumpulkan setrum listrik di kedua kakinya dalam setiap dia melakukan manuver diudara.
"Masih saja kau berlaga seperti jagoan, Sirius!" teriak Vedia yang melihat jelas Sirius yang menggerakan seluruh badan Gideon dengan leluasa.
"Yang penting yakin maseh!" balas Sirius dan dalam beberapa langkah dia memusatkan setrum petir ya ketangan kanannya dan melakukan tinjuan straight yang membuat Vedia menyilang kan tangannya dan terdorong jauh saat menahan itu.
Setruman petir membuat tubuh Vedia terkena hal tersebut, walaupun efeknya tak terlalu berpengaruh terhadap hal itu.
"Bumi memang sangat tebal dan hebat dalam menahan serangan, apa aku harus meminjam kekuatan Senior Ignis untuk melemahkanmu, Vedia?"
Sirius terlihat mendekati Vedia yang tersenyum kecil melihat serangan tersebut berhasil dia tahan.
Suasana yang sangat ditakuti oleh seluruh naga dan juga Vivi yang menjerit karena berada di situasi terkunci, tangan Vedia terluka karena menahan tendangan Sirius yang sangat tajam.
"Aku benci keberadaan mu, Sirius!" teriak Vedia dan gelombang suaranya mendorong Sirius.
Tangan kanan Sirius menutupi matanya dan bibirnya naik keatas membentuk bulan sabit dan dalam satu kali gerakan, gelombang angin yang terus datang berputar balik kearah Vedia.
"Vedia, baru saja kita bertemu seperti ini, kau sudah seperti itu saja, nyahahahaha!" ucap Sirius dengan tawanya yang kegirangan.
Dia bergerak cepat kearah depan Vedia dan ratusan pukulan yang cepat menumbuk Vedia secara frontal.
Vedia yang terkena dampak mundur beberapa langkah dan melakukan regenerasi tubuh yang cukup lama, dia menyentuh dadanya yang terkena dampak langsung dari serangan bar-bar Sirius.
Sirius terlihat mendekat dan berdiri diatas kepalanya dengan menyeringai remeh kepada Vedia yang merupakan Naga Bumi terkuat di zaman itu.
"Aku jadi ingat pertarungan dengan ayahmu, Vedia."
"Berisik kau, roh kucing sialan!"
Vedia memukul Sirius dengan tangannya, namun karena gerakan Sirius yang begitu halus dan cepat, pukulan itu mengenai wajahnya sendiri.
"Apakah Barakuda menjadi naga terlemah di era zaman ini?"
Sirius memprovokasi Vedia yang sudah kesal dengan keberadaannya, bagi dirinya, hal yang dilakukan oleh sosok itu sama menjengkelkannya dengan apa yang terjadi di masa lalu.
"Akan kubunuh kau!!!! Sirius!" teriak Vedia yang mengeluarkan elemental aslinya yaitu Element Bumi, tanah bermunculan di udara menembaki Sirius dari jarak yang begitu dekat dengannya.
Sirius beberapa kali memantulkan arah batu keras dan beberapa kali serangan itu dia hindari dengan manauver yang cukup indah di udara.
"Hahahah, kalau mau membunuh-"
Tubuh Gideon beraksi saat Sirius ingin mengatakan hal yang paling penting, namun Gideon mendorong dirinya dan menutup pintu jalur masuk Roh mengambil alih dirinya.
"Oiii, apa sii! Kenapa-"
"Kau terlalu berisik sialan!"
Roh yang mewakili kegelapan membuat Sirius berkeringat dan ketakutan karena Intimidasi ya, roh lain tersenyum melihat apa yang terjadi disana.
Disisi lain, Gideon yang berada di udara dalam kondisi terbang mendekat kearah naga bumi tersebut yang terus menyerang dirinya dengan peluru batu yang sangat besar dengan kecepatan yang sangat cepat.
Namun Gideon sudah selesai merapalkan sihir barrier dan batu yang menembak itu terpantul kesana kemari dan menjadi hujan batu di area kawah itu.
Tubuh Vedia seketika gemetar melihat apa yang dia hadapi, sosok yang sangat berbeda dengan Sirius membuat dia sedikit khawatir, walaupun batu-batu yang jatuh dia kembalikan ke bentuk asalnya, aura milik anak yang dia hadapi lebih gila dibanding saat Sirius mengambil alih dirinya.
"Apa-apaan keberadaan orang ini, Sirius tidak ada apa-apanya dengan jiwa orang ini, seakan-akan kegelapan sendiri pun kalah oleh ekstensi dirinya!" batin Vedia sembari menyiapkan serangan yang akan menjadi serangan pamungkas dirinya.
"Na--ga Jahat!" ucap Gideon lalu berkata beberapa kata yang mengakibatkan seluruh lingkaran sihir yang menjadi gerbang pembuka sihir peluru batu milik Vedia hancur dan meledak seketika.
Vedia terlihat mulai mengenakan sayapnya dan terbang di angkasa, dia menyedot aura Alam yang menjadi sumber mana dirinya memakai sihir.
"Tuanmu itu orang yang ekstensinya lebih kuat dari kita semua, kau tak merasakannya kah?" seru Roh Api, Ignis yang digambarkan sebagai ksatria yang dipenuhi api yang membara.
"Ya, Tuan kita memang pantas menyandang berkat kita semua," ucap Tooru yang sedang berada di wujud rohnya yaitu ksatria wanita dengan kilauan berlian dan kristal diseluruh tubuhnya.
"Dia itu," ucap Roh kegelapan, Fins yang digambarkan Shaman kegelapan dengan jubah yang dibalut warna hitam kegelapan diantara semua orang.
"Manusia yang diberkati sebagai sang penghancur segalanya," lanjut Fins dan lima roh lainnya menyeringai lebar saat ucapan itu di ucapkan dan Sirius yang merupakan anak baru dari perkumpulan roh mulia yang menjadi fondasi utama elemental petir.
Gideon yang dibicarakan mengeluarkan percikan petir disekujur tubuhnya, dirinya siap untuk menghadapi serangan Vedia yang sedang siap di isi dayanya dari atas langit sana.
Pertarungan antara Naga Bumi Barakuda, Vedia dan Gideon baru saja naik ke level berikutnya...