"Ahhhhh, apa kita harus mengerjakan ini?" ucap Chellia yang menggerutu karena harus menanjak gunung untuk memenuhi tugas pengelana rangking S.
"Entah nona, tapi melihat dari tugas-"
"Aku benci penjelasan bodoh!" ucap dia yang membuat pengawal itu sekarang diganti oleh roh baru.
"Semoga kamu lebih memuaskan keinginanku!" ucap Chellia dan roh baru tersebut mengangguk tanpa suara sedikitpun.
"Bagus, jadilah pelayan yang menuruti keinginanku saja~"
Disisi lain, party Gil terlihat sedang mengejar-ngejar gerombolan sapi buntal liar yang menjadi hama bagi para petani.
Sapi Buntal Liar itu adalah hewan gemoy yang sangat gemoy, maksudnya dia adalah sapi dengan ukuran besar dengan badan yang sangat gemoy, hanya gemoy saja yang dia punya, selebihnya sangat jelek sekali, Sapi Buntal itu memiliki sifat parasit, memakan tumbuhan apapun dan merusak banyak tanaman karena dia makan satu persatu.
Gideon terlihat yang terbang memantau lokasi membuat banyak hal untuk membantu Gil menangkap mereka, begitu juga dengan Vivi yang melakukan buff akselerasi untuk gerakan Gil sekarang.
"Kejar dia Gil!" ucap Gideon teriak dari atas dan Gil dengan pedang yang masih terbungkus sarungnya dia ayunkan dan melumpuhkan satu persatu sapi buntal liar.
Namun reaksi dari perut sapi itu seperti sebuah agar-agar yang terkena benda tumpul, sebutan Buntal bukan hanya karena badannya yang gemoy, tapi dagingnya seperti agar-agar namun berbentuk daging yang sangat padat.
"Aduh! Badannya ituloh!" keluh Gil yang menatap tajam kumpulan sapi buntal itu.
"Semangat tuan Gil, aku akan membuat kecepatanmu stabil, jangan khawatir!" teriak Vivi dan dia mulai merapalkan mantra buff untuk Gilbert.
Gideon terlihat yang terbang di udara memperhatikan gerakan sapi yang tak karuan, dia mulai geram melihat gerakan sapi buntal tersebut.
"Argghhhh kalian-" teriak Gideon yang membuat Gil dan Vivi berbalik bersamaan.
"Aduh Gideon jangan lagi!" ucap Vivi yang ketakutan dengan lingkaran merah super besar milik Gideon yang siap menabrak ladang milik para petani.
Semua masyarakat sekitar ketakutan melihat besarnya lingkaran merah yang Gideon rapalkan, bahkan beberapa penyihir yang menyaksikannya tak sanggup berkata-kata dan segera menyiapkan rapalan untuk mengurangi dampak dari lingkaran itu.
"Meteora bus-" ucap Gideon namun seseorang menghentikan ucapannya.
"Aduh anak kecil, nakal banget make rapalan tingkat bintang seperti itu!" ucap seorang wanita yang memeluk Gideon dan menanamkan pandangan Gideon ke tubuhnya.
"Yoss yoss, tak perlu khawatir, semuanya aman, yoss... yoss!"
Rambut perak dengan postur tubuh yang cukup tinggi dengan sayap cahaya yang perlahan mengepak turun membuat Gilbert dan Vivi terpukau dengan kedatangan perempuan itu.
"Cantik sekali!" kagum Vivi melihat turunnya Gideon dengan gadis itu layaknya peri yang turun ke bumi.
"Gideon, kau tak apa?" teriak Gilbert yang mendekat kearah mereka dan mengecek keberadaan Gideon.
"Tenang saja nak muda, dia tak apa-apa, hanya sedikit tantrum saja di udara."
Perempuan itu perlahan menghilangkan sayap cahaya yang terbuat dari kumpulan mana cahaya yang bersinar.
"Terimakasih sudah menghentikan adikku diatas, nona!" ucap Gil memberikan ungkapan rasa terima kasihnya dan gadis itu tersenyum kecil karena sikap mereka.
"Ya, tak apa. Aku senang dengan pria gembul seperti anak kecil ini," ucap dirinya yang tersenyum sipu kepada kedua orang itu dan tangan kanannya mengarah ke salah satu sapi buntal yang siap menabraknya.
"Paralyz!" ucap dirinya dan sapi tersebut berhenti seketika terkena mantra paralyz yang merupakan mantra yang memungkinan pengguna melakukan ailment berhenti paksa jika kondisinya memenuhi, dan juga arus listrik menyengat tubuh yang terkena serangan tersebut.
"Serangan tanpa spell?" kagum Vivi dalam hatinya melihat gadis itu.
"Yap itu adalah bantuan besar ku, semangat berburu sapi buntalnya ya, sampai jumpa lagi, junior manisku!" ucap dia yang mengepakkan kembali sayapnya dan terbang menjauhi mereka bertiga.
"Cantik banget!!! Aaaaaa, Aku suka, aku suka!" ucap Vivi yang sekarang heboh setelah kepergian gadis itu.
"Haduh Vivi, jangan senang dulu, ayo bantu aku lagi!" ucap Gilbert yang membuat Vivi ingat kembali dengan tugas mereka sekarang.
Gideon digendong oleh Gilbert sekarang, karena efek Gideon yang masih tak sadarkan diri, kini perburuan Sapi Buntal dilakukan oleh dua orang saja.
Vivi terlihat ikut berlari di belakang Gilbert, dia menggenggam tongkat sihirnya dan mulutnya mulai melakukan rapalan.
"Zetha; Acceleration Boost Up!" ucap Vivi dan memukul kecil punggung Gideon dan lingkaran sihir muncul dibelakangnya dan kecepatan gerakan Gilbert naik drastis karena kemampuan tersebut.
"Terima kasih Vivi! Hikari mulai rapalan! pedang cahaya, Fins kau juga, rapalkan pedang bayangan, sekarang!" seru Gilbert yang mulai membayangkan sedang menggenggam pedang di kedua tangannya, tangan kanan yang bentuknya cahaya dan tangan kiri yang begitu pekat layaknya bayangan itu sendiri.
Fins dan Hikari terlihat merasuki pedang itu dan energi kekuatan tersebut meningkat pekat karenanya.
"Gideon tolong pegangan sekuat mungkin!" ucapnya yang mulai memainkan gerakan layaknya sedang memberikan tarian pedang kepada sapi tersebut.
Tebasan yang terus menerus terpental oleh daging kenyal milik sapi buntal itu membuat gerakan Gilbert begitu aneh, pedangnya memantul kesana kemari walaupun dia memakai energi dari roh mulia.
Gilbert berlari mengejar sapi buntal yang hampir mendekati area pertanian warga, melihat hal itu, Vivi terlihat berhenti seketika memperhatikan langkah semuanya.
"Gilbert, aku akan coba melakukan itu!" ucap Vivi dengan badannya sudah melayang di udara dengan staff sihirnya yang berputar diudara memutari dirinya.
"Vivi, kau sudah gila?" teriak Gilbert yang panik setelah melihat rekannya melakukan rapalan panjang.
"Demi bertahan hidup, aku rela tenagaku terkuras!" teriaknya dan rapalan terakhir yang dia potong dia lanjutkan.
"Lingkaran pengekangan; waktu kelambanan!" ucap dirinya yang menjadi pusat mula sihir debuff slow terbesar di negeri itu dimulai.
Kecepatan gerak sapi melamban karena terena ailment slow yang Vivi berikan, begitu juga Gilbert yang ada di area serangannya.
"Sepertinya kau butuh bantuan, Tuan Gil!" ucap Winnie yang memasuki tubuh Gideon dengan mata hijaunya yang mengendalikan tubuh Gideon sekarang.
Gerakan mulut Gil tak terbaca oleh Winnie, namun dia paham bahwa Gil membutuhkannya.
"Aku pinjam manamu, tuan Gideon!"
Winnie mengeluarkan cahaya hijau yang menyatu dengan tubuh Gideon yang perlahan mengenai tubuh Gilbert yang menggendongnya.
"Terima kasih, Tuan Winnie!" ucap Gilbert yang sekarang melesat ke sapi-sapi yang masih bergerak lambat karena Ailment milik Vivi.
"Pakai aku, tuan Gil!" ucap roh air Aqua dan respon cepat Gil segera membuat izin dirinya memasuki tubuh Gil.
"Teknik aliran pemecah gelombang!" ucap Gil yang memakai dua unsur elemen dalam serangan pedangnya yang perlahan berpusar mengelilingi bilah pedang tersebut.
"Sayatan badai samudra!" teriaknya dan sayatan tersebut melesat kesana kemari menembus dan membelah perut sapi buntal tersebut dengan ketajaman air yang begitu kuat tekanannya.
Vivi yang melakukan aksi yang begitu membebani tubuhnya, kini perlahan kehilangan tenaganya dan drop, lingkaran ailmentnya perlahan menghilang dan ada beberapa sapi buntal yang belum di tebas oleh Gilbert.
"Vivi istirahatlah sebentar, akan aku selesaikan dengan cepat sisanya!"
Gil dengan kekuatan Roh Air Aqua menerjang area tersebut dengan cara surfing diatas air, kecepatan angin milik Winnie membantunya mempercepat arus ombak yang menjadi dasar kecepetan Surfing yang dilakukan Gil.
"Jangan lari kalian, Sapi jelek!"
Gilbert
****
"Selamat datang kakakku tersayang!" ucap gadis dengan pakaian serba putih layaknya ksatria cahaya yang sedang menatap kegelapan.
Gadis dengan sayap putih dari kumpulan mana sampai di depan Chellia.
Dia yang begitu cantik dengan gaun ksatrianya membuat Chellia cukup jengkel dengan kehadiran dirinya.
"Lama tak jumpa Adikku tersayang!" Sambut Chellia kepada gadis yang menghampirinya.
Di puncak tertinggi gunung yang menjadi tempat tujuan Chellia, wanita yang menolong Gideon tadi sudah menunggu kedatangannya.
[Clarissa, Dosa Hawa Nafsu]
[Chellia, Dosa Amarah]
Sosok lain tersenyum melihat berkumpulnya kedua orang tersebut, dengan mengacungkan permen lolipopnya, anak bungsu satu itu tertawa diatas menara yang menjadi simbol kota kehancuran, Bara hyang.
"Waktu yang kutunggu-tunggu datang juga, tuanku terhormat, akan aku persembahkan dunia ini kepadamu!" ucap sang kesombongan yang menjatuhkan permennya dan menghilang dari menara itu.
****
Perburuan yang dilakukan Gil dan teammate nya selesai 2 jam lamanya, mereka sedang menunggu banyak sekali pemotong daging sedang memotong sapi buntal tersebut.
Gideon terlihat berbaring di langit menatap awan yang berbentuk buntalan hewan yang berbicara kepadanya.
Ya, Gideon tetaplah anak yang memiliki banyak keterbatasan, imajinasi anak itu bahkan bisa disebut seperti dunia fantasi sesungguhnya.
Walaupun dirinya cukup membaik dibanding masa kecilnya dan berkat banyak roh membatunya melihat kenyataan, pada dasarnya dia adalah bocah gendut yang penuh dengan khayalan yang begitu banyak.
"Apa yang kau lihat, temanku?" ucap Gil ikut berbaring sahabat sekaligus partner yang menjaga dirinya sendiri.
"Banyak sekali Gil, aku melihat ada macan yang menerkam ayam di langit sana!" ucapnya dengan tawa yang lebar.
Gil tertawa mendengar ucapan Gideon, karena Gil sendiri tak pernah paham bahwa awan yang dia pandang itu memiliki bentuk yang beragam.
Baginya awan tetaplah awan, bentuk gumpalan yang meredupkan cahaya matahari langsung ke bumi sekaligus pengumpul air untuk hujan datang.
Vivi yang masih terbaring lemas belum juga sadar, dia mengeluarkan teknik terlarang untuk menggunakan ailment lambat ke semua orang dengan banyak sekali memakan mana dalam tubuhnya.
Gideon telah memerintahkan Roh Cahaya Hikari merawat luka di circle mana miliknya.
Keadaan setelah pertempuran ini lebih kacau dibanding penaklukan Minotaur kemarin bagi mereka.
"Gil, apakah semuanya akan seseru ini kedepannya?" ucap Gideon yang membuat Gil juga bertanya-tanya, walaupun dirinya sendiri tak tahu jawabannya, dia tersenyum sembari mengucapkan hal yang ingin dia katakan.
"Ya, petualangan ini sangat seru."
(Semoga saja begitu!)