Alphabet Spectrum...
Buku ramalan yang dikarang oleh seseorang entah dari masa lalu ataupun mungkin dari masa depan.
Kata demi kata buku tersebut menghilang setiap seseorang membaca isinya.
Namun anehnya, lembaran buku itu tidak akan muncul pada sembarangan orang. Isi dari tulisan tersebut di tujukan kepada orang-orang yang ditakdirkan untuk membacanya.
Saat keberadaan buku tersebut ada dalam genggaman sang Keserakahan, Einstein yang mengenggam menyaksikan bahwa tulisan untuknya sudah selesai dan buku tersebut pindah ke tangan orang yang harus membaca catatan tersebut selanjutnya.
Isi yang dibaca oleh Einstein membaurnya menyeringai, dia meyakini bahwa ramalan buku itu sebentar lagi akan terwujud.
Karena sejak awal, dia sendirilah yang mengajukan permintaan untuk menjadikan Sang Penghancur, Sang Pengadil dan Manusia Biasa berkumpul menjadi satu kesatuan.
Sejak hari itu, Alphabet Spectrum dengan maksud dan tujuan tertentu menghampiri ke sepuluh orang yang ditakdirkan.
Kepada Sang Kesombongan yang menerima beberapa bait kata yang membuat posisinya goyah.
Kepada sang kemalasan yang membuat dirinya kesal karena isi bait tersebut membuatnya harus bergerak.
Kepada Sang ketamakan yang senang karena perburuan akan dimulai.
Kepada Sang kedengkian yang memicu amarah besar untuk merebut segalanya sesuai isi bait tersebut.
Kepada Sang Keinginan yang membuat dirinya ingin mengambil apapun yang ditulis.
Kepada Sang Amarah yang membuat dirinya tertawa akan sosok yang lebih kuat darinya akan muncul dari kalangan orang biasa.
Serta kepada dirinya yang berisikan sebuah kalimat berita tentang apa yang akan terjadi disana.
Keserakahan tidak mendapatkan bait yang jelas, dia berbeda sendiri, dia malah mendapatkan petunjuk bahwa ada sebuah skenario yang harus dia selesaikan.
"Apakah kau siap dengan kebangkitan Raja Iblis? Yang benar saja," ucap Einstein yang menatap langit di masa depan untuk menyibak apa yang terjadi.
[Arc 02 - Awal mula kelahiran sang Raja!]
[Kota Oseana, tahun naga air]
Gilbert, Gideon dan Vivi akhirnya sampai di tanah yang dijanjikan oleh Paman Albert untuk membuat diri mereka aman.
Pesta perayaan tahun baru naga air menjadi pesta yang meriah yang mereka tengok di kota yang merupakan pelabuhan terbesar di benua tersebut.
[Kota Para Pengelana, Kota Oseana]
Para pedagang, pengelana dan berbagai jenis ras berlalu lalang menyambut meriahnya pesta yang diadakan kota tersebut, mereka datang di waktu yang sangat sibuk untuk kota pelabuhan tersebut.
Berbagai acara yang meriah membuat mata siapapun terpana, tak bisa dipungkiri bahwa ketiga orang itu begitu senang melihat ini semua.
Tarian Naga Air dengan orang-orang memakai kostum naga berwarna biru melingkari Gideon yang kesenangan melihatnya, Gil dan Vivi segera tertawa melihat Gideon kebingungan dan seperti menggapai kepala naga yang naik turun saat mereka menari.
"Gill, Vivi, ini sangat menarik!!!" teriaknya saat mengejar-ngejar naga yang sudah menjauh darinya.
"Oiii hati-hati Gide-" teriak Vivi namun Gil menghentikan ucapannya.
"Biarkan saja, dia aman kok," ucap Gil yang tau bahwa cincin yang diberikan oleh Naga Tokbilas sangat ampuh.
Dalam sekali jentikan jari, Gideon terpanggil oleh Gil layaknya teleportasi instant.
"Wah, bekerja dengan baik," kagum Vivi dan Gideon terlihat sedih karena tidak bisa mengajar naga tersebut.
"Udah udah, yuk kita cari dulu penginapan," seru Gil dan dia mengangguk ke Vivi agar menggandeng Gideon biar tidak kabur.
"Yos, ayo berangkat!" ucap Vivi dan mereka kembali berjalan mencari penginapan.
Layaknya pengelana lainnya, mereka mencari penginapan berisikan para petualang untuk meminta saran yang banyak.
Hal ini dikarenakan Gil yang harus mulai mencari informasi untuk mendaftarkan partynya sebagai party resmi.
Berbeda dengan Gil dan lainnya, pengelana lain yang di ketuai oleh Chellia dengan sisi barunya juga telah sampai di kota Oseana.
"Wah, ternyata banyak juga perubahan dalam kota ini," seru Chellia dan dia mengangguk kepada 3 orang yang berada dalam partynya.
Berbeda dengan Party Gil yang begitu ceria, party Chellia berisikan orang-orang yang punya aura yang begitu menakutkan, setiap orang yang menyaksikan partynya, perasaan takut segera datang menghampiri mereka.
Namun dia tak peduli, karena tujuannya sekarang adalah menjadi seorang pengelana dengan tujuan besar ada dalam otaknya.
****
"Selamat datang, ada yang bisa kami bantu?" ucap Emilia yang merupakan seorang pegawai yang menjadi pemberi quest di serikat tersebut.
Gil dan Vivi terlihat berada di depannya bengong melihat kecantikan Emilia.
"Anoo, ada yang bisa saya bantu?" serunya memecah kebingungan Gil dan Vivi.
"Ahh iya, kami kemari ingin mendaftar sebagai pengelana," ucap Gil kepadanya, Emilia terlihat menatap keduanya seraya menghitung.
"Baik, untuk 2 orang, kan?" ucapnya dan membuat seseorang yang ada ditengah mereka cemberut.
"3 orang lah!" teriak Gideon dan membuat Emilia kaget melihatnya.
Emilia segera berjalan cepat keluar dari konter dan segera memeluk bocil gembul tersebut sembari minta maaf.
"Maafkan kakak ya dek, kakak tidak tau, ahhhh pipi kamu kenapa tembem sekali, kyaaa lucu banget, kemasan sachet!" ucapnya namun Gideon terlihat mendorong-dorong dirinya karena tak nyaman.
"Enaknya~~~" ucap pengelana lain yang melihat Emilia memeluk dan menguyel-uyel pipi pria itu.
"Maaf kak, sepertinya temanku tidak nyaman, boleh di hentikan?" seru Gil yang mengerutkan wajahnya dengan senyuman paksa miliknya.
"I--iya, kamu gak boleh menguyel-uyel Gideonku seperti itu!" ucap Vivi yang merebut Gideon dari pelukannya dan mulai menguyel-uyel pipi Gideon.
"Kamu juga sama aja Vivi!" batin Gil menangis melihat kelakuan dua orang tersebut.
Pengelana lain semakin cemburu melihat Gideon yang direbutkan dua wanita cantik, namun bocil gembul itu dengan wajah datarnya merasa terganggu oleh perlakuan mereka.
"Emilia, ehmmm!" decak seseorang dengan rambut panjang sebahu rapi lurus berwarna abu-abu memakai pakaian yang sangat rapi.
"Maaf meunir, maafkan kakak ya, bocil gembul," seru Emilia yang mencubit lembut pipi Gideon, Vivi seketika menatapnya dengan tajam dan menjauhi Gideon dari sisi perempuan itu.
"Baiklah, untuk 3 orang ya, mari ikuti kami, test kekuatan dulu," ucap Emilia melanjutkan pekerjaannya kepada mereka bertiga.
Meunir itu menggantikan job tugas Emilia menjaga konter selama ditinggal, Gideon yang menatap terus orang itu sekarang teralihkan dengan langkah Gil dan Vivi yang duluan jalan.
Setelah mereka masuk, tibalah partyan Chellia yang masuk kedalam serikat dan membuat seluruh pengelana yang menikmati waktu santai mereka tersentak karena aura gelap yang terpancarkan oleh keberadaan gadis itu.
****
"Kita sudah sampai, disini adalah tempat pengukuran kekuatan dimulai, untuk penyihir bisa diukur menggunakan batu sihir ini dan untuk ksatria, kamu bisa mengukurnya dengan bola itu," jelas Emilia memperlihatkan dua buah bola untuk melakukan pengukuran.
"Bolehkan aku bertanya sebelum memeriksa kekuatanku?" tanya Gil dan Emilia mengangguk menjawab pertanyaan tersebut.
"Untuk ukuran kekuatan, biasanya untuk pengelana kelas C itu kekuatannya berapa?"
"Hmmmm, bisa dibilang nilai mencapai 70 itu sudah bisa dibilang kelas kalian auto kelas C, tapi itu cukup mustahil-" seru Emilia dan Gideon yang menyentuh bola ajaibnya meledakannya.
"Eh?" kaget Emilia dan Gil dan mereka berempat sudah di lapisi sihir pelindung oleh Gideon.
"Eh, itu kan alat uji coba sampai kelas A, aduh maafkan saya ya tuan, saya akan ambil yang batasnya lebih besar!" ucap Emilia bergegas mengambil alat lainnya.
Gil yang melihat Gideon hanya bisa tersenyum dan Vivi disampingnya menyentuh pipi Gideon.
"Gideon kuat banget ya," bisik Vivi dan Gideon mengangguk lembut.
Bola ajaib datang lagi dan sekarang ukurannya lebih besar dari tadi.
"Anuu mba, sepertinya percuma saja dia di cek, boleh tidak buatkan kami jadi 70 semua saja," ucap Gil saat mbak itu masuk.
"Ja--jangan begitu tuan, kekuatan tuan sekalian!" seru dirinya saat melihat keberadaan mereka sendiri.
"Kumohon ya, kami mau mulai dari C saja, kami masih memulai petualangan ini beberapa saat yang lalu," pinta Vivi setelahnya dan membuat Emilia kebingungan karenanya.
Emilia menatap ketiganya dan melihat memang seperti party baru jika dilihat seperti itu.
"Sebentar ya, aku akan berbicara dengan bos du-"
JDARRRRR~
Ledakan besar terjadi di ruangan tengah yang membuat mereka tersentak.
Disana, salah satu party Chellia yang baru datang memukul salah satu pengelana kelas B yang meragukan keberadaan mereka.
"Nona Chellia, ini bangku yang cocok untuk anda!" ucap trman partynya yang membuat pria yang dia kalahkan untuk menjadi landasan tempat duduk Chellia.
Chellia menduduki punggung orang itu dan melihat semuanya.
"Nak muda, tolong jangan buat kekacauan disini!" ucap pria berambut panjang yang menjadi boss serikat tersebut dan salah satu party Emilia mendekati dirinya dan mengeluarkan Spirit aura yang mencoba mengintimidasi mereka.
"Jadikan kami kelas S, biarkan Tuan Putri tercinta Eldetarium kita menjadi pengelana expert sekarang juga!" ucapnya yang mendesak si boss.
Party Gil yang baru datang terlihat menatap Party Chellia yang posturnya besar-besar dan juga sangat menyeramkan.
Chellia menatap ketiga orang yang meninggalkannya sendiri di kerajaan dan tersenyum lebar dengan auranya yang benar-benar menjadi personal yang sangat berbeda.
"Lama tidak jumpa Vivi sayang!" ucap Chellia yang berdiri dan mendekati Vivi yang terkejut melihatnya.
Gideon menghalangi langkah Vivi dan menjadi orang terdepan di partynya.
"Menunduklah kalian iblis!" teriak Gideon dan beberapa sihir gravitasi menekan ketiga orang party Chellia dan membuat mereka terjatuh semua.
Pengelana lain melihat Gideon melakukannya menelan ludah masing-masing, dengan rapalan sedikit saja ketiga orang itu sudah tak sadarkan diri di tekan oleh gravitasi yang begitu kuat.
Chellia kini ada di depan Gideon yang tubuhnya kecil dan melihatnya dengan tatapan penuh tanda tanya.
"Yos yos, emengku gak boleh nakal ya," ucap dirinya menyentuh Pipi Gideon dan menyeringai sekuat tenaga.
Gil segera menarik Gideon dari sosok Chellia sekarang, aura yang berbeda dia rasakan dan itu adalah aura membunuh.
"Aduh kalian jahat banget, ya. Meninggalkan aku satu tahun sendirian, aku juga butuh dukungan tau!" seru Chellia yang akhirnya memperlihatkan persona asli dirinya yang sudah seperti Chellia di masa kejayaannya dulu.
Vivi yang meneguhkan hatinya melangkah pelan menuju Chellia yang seperti itu. Dia menangis karena meninggalkan temannya saat itu dan tidak mengajaknya berkelana.
Namun pelukan yang Vivi akan berikan di tolak mentah-mentah oleh Chellia, lebih tepatnya aura kegelapan yang begitu besar membuat dirinya terpental jauh dan membuat Gil mengeluarkan pedangnya dan berdiri di depan Vivi.
"Hentikan, Nona Chellia!" teriak Gil yang mencoba melindungi partynya.
Chellia terlihat menjentikan jarinya dan seluruh aura masuk ketubuh tiga orang di belakang dan membuat mereka bangkit.
"Ekhmm... aku mohon hentikan!" ucap bos dari sana yang menempel pelindung anti magis dan aura di ruangan ini dan semua aura serta sihir berakhir begitu saja karena pelindungnya sudah aktif.
Namun Gideon yang ada di belakang melihat nona Vivi yang terpental, sekarang berjalan kedepan dan melakukan gerakan yang menciptakan tolakan besar, hal itu membuat Chellia terpental jauh sampai ke dinding.
"Eh? Siapa anak itu?" tanya si Bos yang melihat tak ada sedikitpun efek yang dimiliki oleh Gideon saat pelindung anti magis dan aura datang.
Semua pengelana yang melihatnya mulai berbisik saat bocil gendut itu mengerutkan dahinya dan berjalan menuju Chellia yang terkapar di dinding.
"Cukup Gideon!" Peluk Vivi dibelakang Gideon dan dia mengehentikannya.
Gideon yang masih kesal perlahan sabar karena Vivi, dia melepaskan seluruh magisnya dengan menghilangkan konsterasinya.
Sedangkan disisi lain, Boss serikat itu terkejut karena dua party yang baru datang tersebut benar-benar membuat dirinya senang karena kedatangan berlian baru yang sudah di asah dan tinggal menambah pengalaman saja, mereka menjadi ladang uang baru untuk boss serikat tersebut.
"Akhirnya kita bertemu, emeng kesayanganku, wah udah lama juga!" seru dirinya kecil yang bangkit dengan seluruh badan sudah di lapisi aura gelap yang setera dengan aura milik Fins.
"Aku benci kamu, nona Chellia!" ucap jujur Gideon dengan roh cahaya [Hikari] sudah memasuki tubuhnya.
Satu dari tiga anak buah milik Chellia berdiri di tengah memisahkan keduanya, sosok itu membuat Chellia tersenyum dan menghilangkan auranya.
"Benar juga, kita kesini bukan untuk kalian!" ucap Chellia dan berjalan ke bos serikat itu.
"Berikan kami lencana rangking S!" lanjut dirinya dengan sebungkus koin emas yang membuat bos itu segera menolaknya.
"Ikuti aku, untuk party Gilbert, nanti kita lanjut lagi setelah mereka selesai ya!" ucap Sang bos yang membuat keempat orang itu masuk duluan.
Gilbert terlihat menenangkan Gideon yang kesal, Hikari yang sudah masuk ketubuhnya kembali ke tempatnya.
Hari itu, hari pertemuan mereka dengan tuan putri berakhir dengan buruk.