"Cahaya apa ini???" ujar Kepala Akademi Sihir Elderium melihat cahaya yang begitu besar menjulang di dataran Eldetarium yang berasal dari Dataran Tinggi Yorl.
Dia mengambil tongkatnya yang merupakan tongkat kebanggaanya miliknya dengan Holy Crystal yang berwarna hijau, dia menatap lokasi yang merupakan sumber dari munculnya cahaya di depan sana.
"Alpha, Rho, Zeta, Mu, Nu, Gamma, Gamma, Alpha, Rho, Upsilon, Epsilon, Sigma, Betha!" gumamnya merapalkan 13 kata yang membuat area di sekitarnya tercipta kotak kubus tersebut.
"Teknik Perpindahan jalur bumi!" serunya dan itu adalah teleportasi yang berbeda dengan Professor Albert lakukan, dia bermunculan di beberapa titik yang memiliki tanda lingkaran bersimbol sesuai betha dan dia melakukan perpindahan setiap 1 kilo meter dari tempatnya berdiri.
Dia berhenti di depan Pasar Raya yang membuat orang-orang melihat kubusnya yang bercahaya hijau dan dia segera melaju kearah titik cahaya itu berada.
"Kenapa 7 roh mulia ada disini?" seru dirinya yang berlari kearah perpustakaan yang menjadi pusat keberadaan cahaya itu.
Disampingnya, Kesatria nomer tiga di dalam tingkatan Knight berlari disampingnya dengan pedangnya yang sudah menyilang di punggungnya.
"Kau merasakannya juga, Tuan Evanston?" seru Knight itu berkata kepada Archi-Magi nomer 4 dalam tingkatan Mage.
"Benar, 7 roh mulia ada di tempat itu!" ucap Tuan Evanston kepada pria yang memakai jubah yang menyelimuti dirinya kecuali mata dan pergelangan tangannya.
Mereka mendobrak paksa pintu perpus tersebut dan melihat Gideon dan Gilbert masih melakukan ritual tersebut, Evanston melihat mata Albert yang tidak bisa melakukan apa-apa disana.
"ALBERT! HENTIKAN RITUAL INI!" Teriak Evanston dan dia menjulurkan tongkatnya, Kesatria yang ada disampingnya membuka pedang yang ada di sarungnya dan dia melesat kearah kedua anak tersebut.
Roh Kegelapan [Fins] memblokir gerakan Kesatria itu, dan Roh Cahaya [Hikari] tubuhnya melemah saat dia menyentuhnya.
Roh Air [Aqua] membuat barrier air dan Roh Angin [Winnie] menurunkan suhu dalam air itu dan seketika membeku begitu saja, Roh Api [Ignis] berdiri dihadapan Evanston dan Roh Petir [Sirius] berdiri dihadapan Albert dan Roh Bumi [Toruu] membuat getaran yang membuat semua berlutut.
Tujuh Roh Mulia benar-benar membuat semuanya menyaksikan kedua sumpah itu bersatu, sumpah kesatria yang mengikat jiwanya yang dalam sumpah yang murni dan Sumpah Roh yang mengikat seluruh energinya mengikat jiwanya kedalam sumpah yang murni.
Sumpah yang baru terjadi 3 kali di dunia ini menjadi 4 kali dengan perbuatan mereka.
Ketujuh Roh itu perlahan seperti melayang di udara saat cahaya mulai meredup di lahap oleh kegelapan, namun Toruu tertawa duluan dan melesat menggapai tangan Gideon yang sedang menyentuh rambut Gilbert.
"You're Fate has been connected!!!" serunya dan kejadian paling langka setelah berapa ratus tahun lalu lamanya belum terjadi. Di hamparan Eldetarium yang sangat luas, dua jiwa terikat dalam dua sumpah yang paling sakral mereka lakukan.
Fins, Ignis dan Aqua berdiri di sisi Gilbert yang menunduk, dan Sirius, Winnie dan Hikari berdiri di belakang Gideon yang memberikan sumpah roh untuk Gilbert yang telah memberikannya sumpah kesatria.
Roh itu menghilang setelah Toruu melepas tangannya dan tersenyum dihadapan Evanston dan kesatria yang melihat dia dari kemarin.
/BRUKKKKKK
Gideon dan Gilbert sama-sama terkulai lemas dan tak sadarkan diri, penahan jiwa yang mengekang orang disana sudah bebas dan Misell berlari memangku Gideon dan memeriksa apakah ada yang bermasalah atau tidak.
Albert memangku Gilbert yang juga mengalami hal serupa dan mengecek nadinya, namun nafas mereka kembali normal setelah beberapa saat menghilang.
"Tuan Evanston, tolong ciptakan ruang penghapus ingatan untuk orang yang ada disini!" seru Albert yang memohon kepada kepala akademi itu.
"Aku juga memohon, Tuan Evanston," pinta Misell yang menangis melihatnya.
Evanston melirik kearah kesatria yang datang bersamanya, dia masih memikirkan apakah hal tersebut hal yang baik atau buruk?
"Gunakanlah, akan lebih baik orang yang tidak penting tak perlu mengetahui janji sakral ini," ucap Kesatria itu yang bangkit dari sikap berlutut dan berjalan mendekati dirinya.
"Aku akan menyegel kemampuan dari anak ini!" lanjutnya membentangkan tangannya kearah kepala Gilbert yang merupakan murid akademi dasar kesatria di Akademi Alveria.
"Kalau begitu aku akan menyegel kemampuan anakmu, Misell," ucap Albert kepada Misell yang menangis tak bersuara memeluk anak semata wayangnya.
Evanston menyibak jubahnya dan mendorong tangannya ke bawah lalu dia hadapkan staff miliknya itu ke arah depan, sebuah teknik melakukan rapalan ala miliknya yang merupakan syarat dari raapalan yang mengikatnya.
"Mu, Alpha, Betha, Zeta, Upsilon, Sigma, Alpha, Alpha, Alpha, Zeta, Etha, Lambda, Tau, Alpha, Alpha, Epsilon, Sigma, Iota, Etha, Sigma, Betha, Betha, Alpha!" Ucapnya melontarkan rapalan yang panjang dengan setiap huruf yang diucapkan masuk kedalam lingkaran sihir yang mulai membesar dan beradius besar yang membentang di kota ini.
"Dual Cast!" ucapnya dan tangan satunya yang ikut mengenggam tongkat lepas dan tangannya mulai memberikan sign rapalan yang akan dia lakukan.
"Pi, Omicron, Kapa, Theta, Zeta, Xi, Xi, Xi, Sigma, Rho, Alpha, Sigma, Alpha, Pi!" ucapnya membuat rapalan kedua dan dia membuka telapak tangannya dan lingkaran sihir meluas beradius orang-orang yang dia tandai sebagai pengecualian dari rapalan itu.
"Sihir penghapus ingatan besar plus sihir pematah kutukan," serunya menjetikan jarinya dan ledakan cahaya besar membuat semua orang terserang cahaya besar itu dan pusing serentak dialami semua orang bahkan ada beberapa orang yang berkuda harus terjatuh karena hewan pun ikut mengalaminya.
Dataran Tinggi Yorl kacau hari itu… semuanya kacau karena kejadian hal ini, Dua sumpah yang sangat sakral oleh semua orang dan hal itu terjadi setelah beberapa ratus tahun yang lalu.
****
Apa yang hari ini terjadi?
Hatiku sangat cerah begini harus melihat berbagai orang yang sangat ketakutan memasuki Akademi Sihir Elderium, namun tak masalah, aku akan memasuki sekolah sihir yang menjadi top 5 akademi di Eldetarium.
"Nyonya besar…" seru Seorang Pelayan tua memanggil-manggil diriku yang kabur dari dirinya.
"Ah sial, pak tua itu menyebalkan sekali," ucapku pelan dan aku segera memasuki kerumunan orang yang masih ketakutan untuk masuk.
Aku memiliki rambut Merah yang seperti scarlet pada jemariku, mata hitam terang membuat senyumanku tambah manis saat aku melarikan diri dari Pelayan Tua yang mengejar diriku. Aku melihat kesana kesini untuk mencari tempat persembunyianku melarikan diri dari pelayan tua ini.
/BRUKKKKKKKK
"Awwwwww…." pekik diriku saat aku menabrak seseorang yang membuatnya terjatuh pula.
"Ahhhh, maaf, maaf, aku tidak sengaja, maaf, maaf," ucapnya yang terus memukul tangannya berkali-kali dan pandangannya yang melirik kesana kemari namun sesekali dia menatap matanya walau berapa persekon yang dilihat oleh diriku, dan karena itu aku mengerutkan keningku melihat sikap anak berpipi chubby ini dengan rambut hitam pendek bergelombang dan mata emas yang bulat menatap diriku.
"Apa-apaan kau, mesum!" pekik diriku saat dia mendekat diriku dengan tepukan tangannya yang semakin mendekat denganku.
Pelayanku segera mendekat denganku dan mendorong siswa chubby itu menjauh dariku. Orang itu terduduk karena dorongan pelayanku dan dia melihat kami dengan wajah polosnya yang membuat semua orang akan iba dengannya.
"Aduhhh, kamu gak apa-apa nak?" ucap seorang guru menolong anak itu dan dia segera memberdirikan anak itu.
"Maaf sebelumnya, nyonya besarku dibuat terpekik oleh dirinya," seru Pelayanku yang melindungi diriku tepat dibelakang punggungnya.
"Ahhhh maaf tuan, dia ini anak berkebutuhan khusus, nak Gideon, sapa mereka!" seru Ibu itu dan anak itu yang ketakutan berlindung di belakang punggung ibu itu.
"Nggak, a-aku takut." Gideon menggerak-gerakan kepalanya dengan keringat dingin mengalir dan tangannya begitu kuat di memegang Ibu guru tersebut.
"Sudahlah, Pelayan Grace. Maafkan aku salah paham," ucap diriku yang berjalan mendekati Ibu guru itu dan Ibu guru itu segera memberikan hormat kepada diriku yang mendekati dirinya, sebuah hormat bangsawan dia peragakan dihadapanku.
Aku hanya membalas hormatnya dan menatap pria chubby itu dan menyentuh pipinya begitu tembam untuk membuat dirinya melihat diriku yang sedang menatap dirinya.
Aku melepasnya karena matanya terus melirik ke kiri dan ke kanan, dia tak memandang mataku sama sekali, aku kesal…
"Baik, kamu anak chubby yang beruntung. Aku-" ucapku namun dirinya menghilang dari pandanganku yang membuat aku menghentikan ucapanku saat kembali menatap ke sekitar sini.
"Aduhhh, Nyonya besar Chellia, jangan kaget yah," seru Ibu Guru tadi memandang akademi yang terpampang luas di sejauh mata memandang, bangunan kastil megah yang menjadi akademi ini mengarahkanku untuk menatapnya.
"Dia itu murid khusus yang sangat special di Akademi ini."
Chellia menyeringai saat tau bahwa apa yang terjadi tadi, hal paling mustahil dilakukan oleh murid bernama Gideon tadi.
Chellia mengambil tasnya dari pelayan itu dan masuk ke Akademi yang dipenuhi oleh orang-orang yang murung namun juga orang yang membuatnya menyeringai tinggi diantara langkahnya yang dipenuhi oleh kebanggaan keluarga yang membuat seluruh orang hormat pada dirinya.
[Chellia Artamedius, 15 th]
****
Penggambaran kasar Akademi Sihir Elderium...