Chereads / Dasar blonde sialan [BL] / Chapter 3 - 2. Alaa

Chapter 3 - 2. Alaa

bel pulang sudah berbunyi membuat semua murid membereskan peralatan dan buku-buku mereka, dengan wajah yang tadinya lesu menjadi bahagia saat bel tersebut berbunyi. Semua murid berbondong bondong keluar dari kelas tak terkecuali, Atala.

Dia masih harus nyelesaiin tugas Bahasa Inggrisnya, dia gamau ada pr nanti jadilah mengerjakan di sekolah. Atala walaupun pintar tapi soal bahasa Inggris dia sedikit bodoh, kelemahan Atala itu ada dipelajaran bahasa Inggris.

"gila susah banget".

Atala tetap mencoba untuk memahami tugasnya itu, tapi tetap saja tak bisa ia menelengkupkan wajahnya di atas lipatan tangannya yang berada di atas meja. Menghela nafas karena sulit mengerjakan tugasnya, siapa yang bisa ngajarin dia bahasa Inggris ya?.

Atala masih menelengkupkan kepalanya hingga ia mendengar suara langkah kaki yang mendekat ke arahnya, asal kalian tau Atala itu anak yang takut sama hantu-hantu, genre horor juga.

Atala terkejut saat mendengar langkahan kaki itu, sumpah dirinya sendiri di kelas udah gaada orang lagi teman-temannya pun sudah balik. Atala masih berusaha tetap tenang walaupun tubuhnya sudah bergetar, kakinya juga ikutan gemetaran.

'ini siapa anjing? kan udah gaada siapa siapa lagi' pikirnya.

sampai satu tangan memegangnya, membuat Atala menegang dirinya masih tak mau menatap sosok itu.takut.

"Atal-".

"HUWAAAAA MAMA ALA JANJI GA BAKAL JADI ANAK NAKAL LAGI, MAMAA TOLONG ALA ADA HANTU HIKS" tanpa di sadari Atala menangis.

"Atala, hei tenang ini saya" ucap sosok itu.

Atala menatap sosok itu, ternyata si blonde yang ia benci sedang berdiri di hadapannya. Atala mengusap cepat air matanya, namun sudah terlambat Riyan sudah melihat kejadian memalukan ini.

"Hahahaha kamu lucu sekali".

Riyan tertawa saat melihat mata Atala yang memerah sehabis menangis, dengan sisa sisa air matanya yang masih menempel di pipi Atala. Riyan mengusap bersih pipi Atala dari segala bekas air matanya, membuat pipi Atala memerah dan sang empu langsung menyingkirkan tangan itu dari pipinya.

"apasih lu, gausah sentuh gua" ketus Atala.

"ada sisa air mata di pipi kamu, jadi saya bantu bersihkan".

"oh ya, ngapain kamu masih di sini? ini sudah waktunya sekolah tutup" sambung Riyan.

"ngerjain tugas lah" jawab Atala.

"ngerjainnya bisa di rumah, Atala. sekarang beresin barang-barang kamu, pulang ini udah sore".

"gua gamau ngerjain di rumah, gua gabisa bahasa Inggris".

"nanti Atala, saya bisa ajarin kamu".

Atala terkejut saat mendengar ucapan yang keluar dari mulut Riyan, dengan cepat ia membantah perkataan dari Riyan.

"gak! gua gamau diajarin sama lu, bisa mati gedek gua sama lu".

Atala kemudian membereskan semua perlengkapannya ke dalam tas, dan berjalan melewati Riyan hingga menyenggol bahu Riyan.

Tinggi Riyan sama Atala cuman beda 5 cm jadi ya bisa nyenggol bahunya dong, Cowok Blonde itu menatap punggung Atala yang sudah menjauh dari dirinya.

+-+-+-+-+

Atala berdiri di halte bus, menunggu bus datang tapi dia ingat bahwa ini sudah sore jadi mana ada bus yang mau lewat. Atala kesal karena motornya disita oleh Papanya, sebab Atala pernah ngebuat murid sekolah lain terluka parah terus orang tuanya ngasih tau ke Papa Atala dan berakhirlah semua barang barang Atala disita.

"Anjing! Anjing! Anjing!" misuhnya dan memukul tiang yang berada di sampingnya, membuat tangannya membiru dan sedikit lecet.

Tin.. Tin...

Klakson motor membuat Atala berhenti memukul tiang yang tak bersalah itu,Atala menengok ke arah itu ternyata ada seseorang berjaket hitam dengan helm mahal yang membuat Atala terpukau.

Pas dibuka, ternyata...

"lu lagi, lu lagi".

"kamu ngapain di sini? bukannya pulang ke rumah, malah mukul tiang yang gaada salah".

"urusan gua".

Riyan menghela nafas, kemudian turun dari motornya menarik tubuhnya Atala mendekat ke arah motornya. Atala berusaha memberontak tapi apalah daya, tubuh Riyan jauh lebih kekar darinya walaupun Atala memiliki abs dan otot yang lain tetaplah Riyan yang lebih kuat.

Riyan naik ke atas jok motornya kemudian menggunakan helmnya.

"tumben kamu ga bawa motor" ucap Riyan.

"disita" jawab Atala.

"oh, jadi ini alasan kamu sering terlambat?" tanya Riyan.

"yaiyalah! dan lu malah seenaknya ngehukum gua" protes Atala.

"oh, saya mana tau".

"ck" decak Atala.

"yasudah, cepat naik" titah Riyan.

"ngapain?".

"saya anterin pulang, jam segini mana ada bus lewat. ayo naik".

"atau saya bantu kamu naik?" lanjutnya dengan senyuman.

Atala bergidik ngeri, menurutnya senyuman Riyan ini seperti serigala yang ingin memangsa kelincinya. Atala naik ke atas motor gede milik Riyan, motornya sama kayak dirinya cuman ini agak lebih mahal.

Berakhirlah Atala pulang bersama si Blonde menyebalkannya, Atala terfokus pada pemandangan di sore hari ini. Pemandangan yang indah, matahari yang perlahan menenggelamkan dirinya seolah ditelan bumi dengan angin yang sejuk mengelus wajah Atala.

Saat sedang menikmati pemandangan itu, Riyan mengencangkan gas motornya membuat Atala terkejut dan reflek memeluk Riyan membuat sang empu tersenyum dibalik helmnya.

Atala sadar dirinya yang lagi meluk Riyan pun dengan cepat melepaskan pelukannya dan menepak kencang helm Riyan membuat sang ketos tertawa di dalamnya, Atala terus terusan memaki Riyan yang sengaja melakukan hal ini padanya untung saja dia tak jatuh.

15 Menit berlalu, motor Riyan sampai di depan rumah Atala.

Riyan melepaskan helmnya dan turun dari motor, begitupun dengan Atala. saat Riyan ingin masuk ke dalam langkahnya terhenti saat Atala menghalanginya.

"darimana lu tau rumah gua?! terus juga ngapain mau masuk ke dalem? ga sopan!" setak Atala sedikit berteriak.

"aih de, ada apasi kamu teriak teriak gitu?" tanya seorang pria paruh baya yang keluar dari pagar rumah.

"ini loh Pa, ini orang main masuk aja ke rumah kita" jawab Atala.

pria paruh baya itu menoleh, menatap ke arah Riyan dan begitu terkejutnya ia kemudian membungkuk sedikit ke arah Riyan. Membuat Atala kebingungan dengan tingkah Papanya.

"aduh tuan muda, saya gatau kalo anda datang ke sini" ucap Papa Atala menegakkan kembali tubuhnya.

"tak apa pak Dery, saya ke sini hanya ingin ngasih tugas dari Daddy" ujar Riyan menyodorkan tas berkas ke arah pak Dery.

"hah? tuan muda maksudnya apa dah?" cengo Atala, otaknya tak bisa mencerna dengan kejadian ini.

"gini loh de, tuan muda Riyan ini anaknya CEO tempat Papa kerja".

Bibir Atala membentuk O dia melongo saat tau seorang Riyan itu anak CEO pantes aja semua barang-barangnya branded,hal itu membuatnya menjadi lucu dalam penglihatan Riyan.

"aduh maaf tuan muda ngerepotin, harusnya tuan muda manggil saya saja".

"gapapa pak, sekalian nganterin Atala kasian dia nungguin bus di halte karena udah sore jadi saya nawarin tumpangan saja" jelas Riyan.

"duh sekali lagi maaf ngerepotin, Ala emang gitu tuan muda. bocah nya ngerepotin orang mulu".

"dih papa enak aja, dia maksa Ala bukan nawarin" cibir Atala.

kepala Atala pun mendapat toyoran dari sang Papa, membuatnya mengelus bagian belakang kepalanya yang sehabis ditoyor sang Papa.

Riyan tersenyum melihat keakuran Atala dengan Papanya, "misi Pak, saya pamit ingin pulang takutnya Mommy nyariin".

"tck, anak Mami" ledek Atala.

"kamu juga anak Mama, dih. ngatain orang anak mami, padahal kamu sendiri juga anak mami" cibir Dery.

"PA! AH ELAH MALES LAH ALA SAMA PAPA, ALA BAKALAN ADUIN MAMA".

Atala masuk ke dalam rumahnya meninggalkan 2 orang yang sedang menertawainya, karena lucu. Atala berbadan kekar tapi kelakuan kaya bocah kecil, gimana gak buat Riyan gemes sama dia coba?.

"sudah kalo gitu Pak, saya pamit ya titip salam juga buat Tante Mira" pamit Riyan.

"ah iya tuan muda, tiati. makasih ya udah nganterin Ala" ucap Dery.

Riyan mengangguk dan tersenyum pada Dery, ia kembali ke motor kesayangannya kemudian memakai helmnya. Tak lupa mengacungkan jempol pada Dery, tanda sebagai ia akan pergi.

Dery juga mengacungkan jempolnya, melihat motor Riyan yang sudah menjauh barulah ia masuk ke dalam rumah.

'dipanggilnya Ala, lucu'.