Atala sekarang berada di dalam kelas bersama geng Opet, di sana mereka menyalakan spiker kecil yang Jeffry bawa dari rumah karena disuruh Bintang.
"oh baby, where are you know when i need you most?" senandung Atala.
"wesss udah mayan ni Inggrisnya, udh kaga litel litel lagi" ledek Jeffry.
"HAHAHAHAHAHAHA" tawa 2 sejoli yang sedang duduk di hadapan Atala.
Atala cuman bisa berdecak kesal, menatap datar teman-temannya dan melanjutkan nyanyi. Hingga tak sadar kalo waktu sudah menunjukkan pukul 13.00, sudah jam masuk sekolah. Para siswa dan siswi juga mulai masuk ke dalam kelas, berbondong-bondong balik ke kursi mereka masing-masing.
Tok... tok... tok...
Pintu diketuk oleh seseorang dan muncullah kumpulan orang-orang keren dari kalangan Osis, Tentu pastinya ada Riyan juga wong dia ketuanya. Atala menatap jengkel Riyan karena Riyan terus-terusan menatapnya seolah akan memberikan kejutan untuk dirinya, Atala menyenderkan kepalanya di bahu lebar Jaiden.
Riyan kesal dengan Atala yang sedang senderan dibahu Jaiden. harusnyakan saya yang di sana, pikirnya. Riyan berdecih pelan dan memulai suatu pengumuman yang membuat Atala ingin pulang saja.
"Saya ada pengumuman, bahwa festival musik akan dilaksanakan nanti dengan para guest star yang terkenal-" ucapan Riyan tertahan, ia menoleh lagi ke arah Atala.
"dan nanti Atala juga akan menyanyikan lagu di atas panggung, jadi saya mohon untuk kerjasamanya kali ini Atala" sambung Riyan.
"ga" jawab Atala singkat, padat dan jelas.
"tapi lu udah dipilih sama Kepsek, mau ga mau harus menerimanya Atala" ucap seorang wanita yang berada di samping Riyan, wajahnya sangat cantik, putih, tinggi dan baik hati. Namanya Leya, sang sekretaris osis.
"dih ogah gua, lagian setuju dari sebelah pihak. Gua juga kaga bisa nyanyi" Tolak Atala.
"masa si ga bisa nyanyi? waktu di depan ruang guru, siapa itu yang nyanyi kalo bukan lu?" tanya Si wakil OSIS, Clare.
"e... bukan bukan, salah orang kali lu, Clar".
"salah orang pale lu, wong mirip percis kek lu lagi duduk di lantai".
Atala memutar bola matanya malas, ia letih menghadapi osis dengan sifat batu kayak mereka. Ga heran si, ketuanya aja sifat batu apalagi antek-anteknya makin batu dah tu kepala.
"terserah" final Atala yang sudah tak bisa apa-apa lagi.
"Baik hanya itu saja yang saya sampaikan, untung pembelian tiket bisa langsung aja ke ruang OSIS. sekian dari kami, kurang lebihnya mohon maaf dan kami permisi" Riyan dan antek osisnya yang lain keluar dari ruang kelas Atala.
Atala menghirup nafas lega, dijauhkan dari manusia berjenis OSIS itu.
"lu beneran bisa nyanyi, la?" tanya seorang siswi yang Atala tau namanya itu Yena.
"ga anjir, suara gua kek ayam serius" jawab Atala sambil meyakinkan teman kelasnya.
"coba nyanyi, la" celetuk siswi lain.
Atala menelan ludahnya kasar, masalahnya ia tak bisa menjelek-jelekkan suaranya. Duh skakmat nih, pikirnya. Atala menghirup nafas dalam-dalam agar menenangkan dirinya, kemudian ia mulai menyanyikan sebuah lagu.
semua murid di kelas diam saat mendengar suara indah milik Atala, ternyata apa yang dikatakan Atala tadi hanya hoax. Para siswi sangat menikmati, begitupun dengan siswa. Dan berakhirlah kelas itu dengan nyanyian Atala.
Mereka jamkos, soalnya guru mapel yang akan ngajar malah ga masuk.
Atala berhenti dan menatap semua teman kelasnya, dan... mereka semua bersorak gembira, bertepuk tangan dan menyanjung suaranya Atala.
"GILA KEREN BANGET ANJ LA" teriak Yena dan diangguki seluruh kelas, termasuk geng Opet.
"sana lu nyanyi aja pas festival musik, biar gua bisa request lagu" ucap Jeffry.
Atala cuman bisa cemberut kalo disuruh begitu, dia males nyanyi di depan banyak orang. Ini aja dipaksa.
+-+-+-+-+
Atala sedang membereskan semua bukunya dengan satu tangan, agak ribet tapi mau gimana lagi toh temen-temennya udah dia suruh pulang duluan.
Trio Opet awalnya kebingungan, kenapa mereka harus pulang duluan? biasanya juga bareng, terus Atala minta tumpangan sama Jaiden.
Atala tidak bisa menjawab, dia bilang alasannya cuman mau ngerjain tugas lagi. Padahal mah aslinya pulang bareng Riyan, dia gamau ketauan Mamanya kalo pulangnya ga bareng Riyan. Bisa habis Atala bakalan homeschooling sampe kuliah nanti.
"Ay" panggil seseorang dari pintu.
Atala menoleh dan melihat Riyan sedang menyenderkan tubuhnya di sisi pintu. Ganteng, ganteng banget pikir Atala tanpa sadar. Kalo bisa dijelaskan Riyan itu sangat tampan, aura dominan nya sangat kuat.
ya pokoknya idaman.
"hm?" dehem Atala sebagai jawaban panggilan.
"bisa ga? mau saya bantu?" tawar Riyan berjalan mendekat ke meja Atala.
"ga, gausah bisa kok" jawab Atala dengan satu buku terakhir di tangannya.
"biar saya yang bawa tas kamu" Riyan dengan cepat mengambil tas Atala dari sang empu, membuat Atala terkejut sedikit.
"jangan ngagetin gitu sumpah!" sentak Atala dan memukul pelan dada bidang Riyan.
Riyan terkekeh gemas melihat pemuda yang sedikit lebih pendek darinya, sementara Atala misuh-misuh ke Riyan tak jelas sambil mengacungkan jari tengahnya bahkan sampai menjambak rambut halus Riyan.
"nanti jangan lupa anterin gua ke Mall" ucap Atala.
"iya, saya nanti pulang dulu sebentar".
"ngapain?" bingung Atala.
"bawa mobil, saya ga mau kamu pegal di motor lagian tangan kamu masih agak sakit gitu" jawab Riyan.
Atala menahan senyumnya, duh dia baper banget sekarang bahkan pipi dan telinganya susah memerah karena ucapan Riyan.
'gaboleh baper Al! lu cowo, gaboleh gay!' risuhnya dalam hati.
"kamu demam?" tanya Riyan panik saat melihat Atala dengan wajah merahnya.
"ga! ga kok, cuman gatel aja muka gua gegara kena panas".
beruntungnya cuaca hari ini emang agak panas jadi Atala bisa cari alesan, lagian Riyan juga tau penyakit anehnya Atala. Karena dikasih tau sama Mira.
Riyan membuka tasnya dan mengeluarkan sebuah jaket berwarna putih sedikit ke abu-abuan, memakaikannya pada Atala.
"biar ga kepanasan, saya ga mau kamu gatel gatel gitu".
'DUH KOK GUA BAPER GINI?!' teriak Atala salam hati.
"thanks".