Chereads / Dasar blonde sialan [BL] / Chapter 10 - 9. Atala yang malang

Chapter 10 - 9. Atala yang malang

"DE WOY BANGUN, RIYAN UDAH NUNGGUIN LU DI DEPAN NOH".

"hum? suruh duluan aja, Ala males sekolah".

"NGIGO LO, BANGUN CEPET".

"AKHHH IYA IYA INI BANGUN, LEPASIN SAKIT BANGETTT".

Atala membuka matanya dan menatap sang Kaka yang sedang memasang wajah kesal, Mara sangat kesal dengan adiknya yang kebo banget kalo dibangunin. Dirasa udah bangun Mata kemudian melepaskan jewerannya dan keluar dari kamar Atala, sedikit membanting pintu kamar sang adik karena kesal.

Atala bangun dari kasurnya dan berjalan ke kamar mandi.

Atala sudah rapih memakai baju batik nya, karena hari ini hari Kamis jadi semua siswa pakai batik dengan celana hitam. Atala mengambil tasnya dan kemudian turun ke bawah, Menatap sang kaka yang sedang memakan sarapannya dengan perasaan kesal.

Atala tak peduli dan melenggang pergi keluar.

Atala melihat Riyan yang sedang duduk di motornya dengan rambut yang terkibas oleh angin, membuatnya semakin ganteng. Atala berdekhem agar menghilangkan pikiran bodohnya, Riyan menoleh kemudian tersenyum pada Atala.

"sayang".

"jangan bikin kesel pagi-pagi ya anjing, gua lagi males banget debat ama lo".

"ur language babe, kenapa hm?" tanya Riyan.

"gapapa, udah ayo jalan" jawab Atala ketus.

+-+-+-+-+-+

Motor Riyan telah sampai di sekolah, ia memarkirkan motornya di parkiran dengan motor siswa lain.Setelah motornya Riyan berhenti, Atala segera turun dari motor dan ntah kenapa badan Atala ingin terjatuh.

Riyan yang melihat Atala hampir jatuh, dengan sigap turun dari motor dan menahan tubuh Atala agar tak menyentuh tanah. Apalagi tangan kirinya.

"kamu sakit? mau ke rumah sakit?" tanya Riyan panik.

"gatau, kaki gua lemes banget" jawab Atala dengan nada yang sedikit pelan.

tanpa ba-bi-bu Riyan menggendong tubuh Atala dengan bridal style, bagi Riyan tubuh Atala itu masih enteng jadi ia menggendong tubuh Atala dengan santai. Lagian Atala juga agak jurusan sekarang ini.

Seluruh mata tertuju pada mereka ber2, Atala tak peduli ia sangat lemas sekarang bahkan ia memejamkan matanya karena terasa berat.

Riyan khawatir takut Atala kenapa-napa, ia mempercepat langkahnya menuju UKS. Tibanya di UKS, Riyan segera membaringkan tubuh Atala di atas ranjang dan menyuruh dokter penjaga UKS untuk memeriksa keadaan Atala.

"nak Atala hanya kekurangan vitamin B, nak Riyan. Jadi dia hanya mengalami lemas biasa jangan khawatir".

"ah begitu... baiklah, terimakasih Bu".

"sudah, biarkan nak Atala berisitirahat dan tolong izinkan pada wali kelasnya dia akan berada di UKS sampai dia sudah agak mendingan" titah sang dokter penjaga.

"baik Bu, terimakasih sekali lagi saya izin pamit".

Riyan melangkahkan keluar kakinya dengan perasaan lega saat tau ternyata Atala tidak apa-apa, syukurlah membuatnya khawatir saja. nanti pas pulang sekolah Riyan bakal ngajak Atala ke rumah sakit buat meriksa keadaan Atala lebih lanjut.

Riyan berjalan ke kelas Atala terlebih dahulu untuk mengizinkan Atala.

"permisi, tolong izinkan Atala dia lagi di UKS nanti kalo dia udah sadar dia bakal ke sini lagi" ucap Riyan di pintu.

"HAH?! TALA KENAPA COK?" panik Jeffry.

"cuman sakit biasa gapapa" jawab Riyan.

"dia serius gapapa? sumpah jangan bikin panik dah" tanya Jaiden.

"iya, gapapa kalo gitu saya izin pergi" pamit Riyan dan melenggang pergi meninggalkan kelas Atala, membuat trio Opet saing menatap satu sama lain.

Mereka khawatir ketuanya itu kenapa-napa.

Namun sayangnya bel sudah berbunyi, trio Opet terpaksa harus mengikuti pelajaran dan menunggu mapel ini berakhir agar bisa melihat kondisi Atala.

Sementar itu...

POV ATALA.

"uh...".

"sudah bangun, nak?".

"aku dimana, bu?".

"di UKS nak, tadi nak Riyan membawa kamu ke UKS".

Gua mendudukkan diri di atas kasur empuk ini, menatap sang penjaga UKS dengan tatapan lemas. Penjaga itu mendekati gua dan menyodorkan sebuah obat? ntah gua juga kurang tau.

"minum nak" titah penjaga itu.

"tapi bu, ini obat apa?" tanya gua sambil ngambil obat itu.

"vitamin, kamu lemas karena kekurangan vitamin nak" jawab penjaga itu.

Gua sediki kaget gegara dibilang kekurangan vitamin, njir betul padahal gua selalu makan yang bergizi yya walaupun daging hehehe. Gua tanpa ba-bi-bu langsung meminum pil yang agak besar itu ke dalam mulut gua.

"kamu masih lemas ga?".

"udah ga bu, saya mau ke kelas aja udah ketinggalan pelajaran. Terimakasih ya bu, kalo gitu saya izin pamit" ucap gua beranjak dari kasurnya kemudian menunduk pada sang penjaga UKS, dan mendapat anggukan serta senyuman tulus.

Gua keluar dari UKS dan berjalan ke arah kelas gua berada, walaupun gua masih agak lemas tapi demi pelajaran dan ketemu geng Opet akan gua lakukan semuanya.

Tak sengaja gua bertemu dengan sekelompotan pembuli, yang gua tau ketuanya si Dara. Cewe kok jadi ketua pembuli ya anjir, orang gila.

"widih ketemu lonte nih, mau kemana? mau ngelontein cowo gua lagi ya?" ucapnya dan menatap sini ke arah gua.

"hah? cowo mana?" bingung gua.

"Riyan lah siapa lagi" jawabnya.

"lah cowo lu kan banyak, ya mana gua tau hahaha" seru gua dengan tawaan diakhir kalimat.

"anjing lo" kesalnya kemudian mendorong gua sampai tersungkur ke lantai.

"girls, buli aja dia" suruh Dara ke temen-temen pembulinya.

"gila lo, gua gamau kasar ke cewe ya sialan" gerutu gua.

Temannya Dara menendang perut gua dengan sepatu mahalnya, ya... sirkelnya Dara sirkel horang kaya. Gua meringis kesakitan, gimana ga sakit ditendangnya bukan cuman satu orang tapi sama yang lainnya.

Dara menghentikan mereka dan giliran dia kali ini, dia menendang perut gua hingga gua terbatuk-batuk.

Darah...

Gua terkejut pas liat darah yang keluar sehabis gua batuk, Gua menoleh ke arah dan hanya mendapatkan tawaan penindasan.

"cuih ketua kok lemah banget, heran gua kenapa Riyan deket-deket sama lo. apa lo ngepelet dia ya? dasar lonte, padahal lebih cakep gua daripada lu".

Gua tak mampu berbicara lagi, perut gua udah sakit banget bahkan terus batuk-batuk. Dara dan geng nya pergi ninggalin gua gitu aja, Gua mencoba untuk bangun.

Asli gua paling gabisa kalo ngelawan cewe.

"akh...".

"ATALA, LO KENAPA? BAJU LO ANJIR" panik seseorang yang tiba-tiba berada dihadapan gua.

"gua harus kasih tau Riyan" sambungnya dan segera mengambil ponsel dari sakunya, Gua menghentikan itu kemudian menggeleng.

"jangan, jangan ditelpon anterin gua pulang aja. gua ga enak badan" bohong, gua berbohong.

"bohong lo, liat sendiri baju lo kotor banget terus ada bercak darah gitu, muntah darah ya lo? jujur pasti lo abis dibuli?".

"ga, Clare" elak gua.

"jujur Tal, gua ga bakal kasih tau Riyan deh janji" ucapnya yang sangat penasaran.

"iya, gua dibuli".

"sama siapa?!" kesal Clare yang sangat tiba-tiba membuat gua sedikit tersentak.

"Dara lah, di sekolah ini siapa lagi pembuli kalo bukan dia sama gengnya?" jawab Gua.

"sialan banget, Dara... duh guest star gua yang satu ini moga kaga kenapa-napa dah".

"sialan lo malah mikirin gitu, udah buruan anterin gua pulang sekalian izinin gua" cibir gua ke Clare dan hanya mendapatkan tawaan.

"iya, bawel bener pacarnya ketos".

"anjing" misuh gua.