Chereads / Dasar blonde sialan [BL] / Chapter 9 - 8. Atala cengeng

Chapter 9 - 8. Atala cengeng

Atala sudah siap dengan kaos putih lengan pendeknya, serta celana hitam polos yang menutupi seluruh kakinya. Dan tidak lupa dengan jaket yang bertengger di bahu Atala guna membuat tangannya sedikit tertutup, biar ga ngeliatin seluruh tangan Atala yang patah.

Tin... Tin...

suara klakson mobil menyapa telinga Atala, sang empu langsung keluar dari rumah dan melihat Riyan yang sedang menyenderkan dirinya di mobil yang Atala tau itu mobil sangat mahalll.

Riyan sungguh tampan dengan pakaian biasanya seperti ini, vibes Daddy muda gitu loh.

Atala berjalan mendekat ke arah Riyan dengan wajah masam, gimana bisa Riyan bisa seganteng ini padahal cuman pake pakaian biasa dibandingkan dirinya yang biasa saja.

Riyan tersenyum melihat Atala, tanpa berpikir panjang dia langsung membukakan pintu mobil untuk Atala seperti princess di tv.

Mereka sekarang sedang berada di Mall pusat, banyak di sana yang berbelanja, ngedate dan lain-lain.

Atala terpesona dengan action figure anime, cuman untuk sekarang dia cuman bawa uang buat beli hadiah kak Mara. Hwhwhw sedih, fasilitasnya belum dibalikin sama Papanya.

Riyan peka kalo Atala pengen beli action figure anime yang berada di toko jejepangan itu, Riyan kemudian menarik tangan kanan Atala membawanya ke toko jejepangan itu.

"ngapain?" tanya Atala.

"kamu suka ini semua kan? beli aja" jawab Riyan.

"ck gua ga bawa duit lebih".

"yasudah ambil saja, nanti saya yang bayar ay".

"mulut lu kalo bisa dicabut bakal gua cabut ye anj, ngeselin banget" kesal Atala dan langsung berjalan menghampiri rak yang berisi action figure.

Atala terus mengambil action figure dan poster poster anime, serta keychain dan banyak lagi. Kan yang bayarin dia tuh Riyan, jadi ya gapapa dong ngelunjak dikit sama orang kaya.

"sudah hm?" tanya Riyan yang muncul dari belakang Atala.

"Yap! sudah" jawab Atala dengan senyum merekah.

Riyan terdiam sebentar untuk mengabadikan moment ini, dengan cepat ia mengambil ponsel nya dan memotret Atala. Lucu, lucu sekali pikirnya.

"lu beli action figure juga?".

"ah ini... saya beli karena mirip kamu".

Pipi Atala merona saat Riyan bicara kayak gitu, membuat sang dominan panik saat melihat Atala dengan muka yang seperti orang demam.

"kamu sakit ay?" tanya Riyan panik.

"uhm.. ga, ga udah ayo bayar, kita belum milih kado buat kak Mara" jawab Atala.

+-+-+-+-+-+

Atala menikmati pemandangan di luar jendela, matahari sedang terbenam seakan akan ditelan oleh bumi. Membuat Atala semakin terpana dengan keindahan sunset yang sangat ia sukai, Atala memang sangat suka sunset terlebih lagi kalau dekat laut.

"aww" ringis Atala saat tak sengaja terlalu menekan perbannya, walaupun perbannya tebal kalo dihimpit tetap akan sakit.

"kamu gapapa sayang? mau ke rumah sakit?" panik Riyan kemudian memberhentikan mobilnya di pinggir jalan.

"shh gapapa, cuman ketekan dikit tadi jangan panik gitu ah gapapa".

"huftt... syukurlah, tapi masih sakit?" tanya Riyan.

"masih sedikit" jawab Atala.

chuuu.

Atala terkejut dikala Riyan mengecup pipinya secara tiba-tiba, sang Dominan hanya tersenyum kemudian melajukan mobilnya lagi seakan tak ada salah apa-apa. Padahal mukanya Atala udah semerah tomat.

"SIALAN LO BLONDE".

"pffttt".

30 menit berlalu.

Mereka ber2 sekarang berada di rumah Atala, Riyan tentu membukakan pintu untuk Atala dan mengambil semua barang-barang yang mereka beli.

"masuk aja, Mama sama Papa lagi di luar kok paling cuman ada kak Mara".

Riyan mengangguk dan berjalan masuk ke dalam rumah Atala, dan benar saja hanya ada Mara yang sedang nonton tv di ruang tengah.

"abis dari mana lu, de?" tanya Mara menoleh ke arah Atala.

"eh ada Riyan juga" sambungnya.

"abis beli action figure hehehe" jawab Atala.

"Hi ka" sapa Riyan.

"hum... duit dari Mane lo? kan akses lo semua lagi disita Papa, ngepet ya lo?! waduh gua bilangin Papa si".

"MANA ADA ALA NGEPET, INI SEMUA DIBELIIN RIYAN TAU" kesal Atala saat Mara memasang wajah meledek.

"tumben kamu manggi Riyan pakel nama, biasanya juga blonde" ledek Mara lagi, hingga membuat Atala menangis.

Atala kalo udah diledekin sama keluarganya bakalan nangis, emang cengeng anaknya. Tapi kalo sama temen beda lagi, malah digebuk ampe babak belur tuh orang kalo ngeledekin Atala. hohoho.

"huweeee jahat banget ngeledekin Ala terus" isak Atala.

"duh malah nangis lagi, maafin Kaka ya sayang" panik Mara saat adiknya udah mulai menangis.

"HUWEEE KAK MARA JAHAT BANGET, NANTI ALA ADUIN KE KAK EI" bukannya makin tenang, Atala malah makin menjerit.

Riyan terbengong saat melihat Atala menangis lucu seperti ini, kemudian ia memeluk tubuh yang sedikit lebih pendek dari dirinya itu. Tentu saja memberi sediki kelonggaran untuk tangan kiri Atala, sang empu juga tak menolak pelukan itu sambil menangis dipelukan Riyan hingga membasahi kaos Riyan.

"bawa ke kamar gih, Yan. tuh bocah kalo udah nangis gamau deket-deket ama gua" titah Mata dan diangguki Riyan.

+-+-+-+-+

Atala sekarang sedang berada sendirian di kamarnya, Riyan sudah pulang saat selesai menenangkan dirinya. Katanya sudah dicariin Mommy nya jadi harus pulang, Atala sih tak peduli mau dia pulang apa ga.

Sudah jam 8 Malam, namun ke2 orang tua Atala tak kunjung balik. Mereka malah mengirim chat kalo mereka bakal pulang besok karena harus lembur bekerja, Mara bekerja sebagai seorang dokter bedah pun harus lembur dikarenakan harus membedah pasien yang kanker otak.

kalo Papa nya Atala, ya pastinya ngurusin pekerjaan Daddy nya Riyan.

Atala bosan, kemudian ia mengambil handphonenya dan menelpon seseorang. siapa tau pasti dia akan menaikkan mood Atala, walaupun Atala ada sedikit firasat buruk.

": buat Atala

': buat Seira

"Haloo kak Eii" sapa Atala.

'halo sayang, kenapa hum?' tanya seseorang di seberang sana.

"nda, aku kangen sama Kaka aja hehe. kaka kapan pulang? Ala kangen Kaka".

'kaka masih banyak kerjaan, kamu kangen Kaka atau kangen Lian?'.

"hehehe kangen Lian sama Kaka".

'hadeh, mungkin sebentar lagi Kaka pulang? tapi Kaka juga gatau de'.

"hum hum, aku tetap nungguin Kaka kok. Lian sekarang gimana kabarnya ka?".

'syukur penyakitnya udah ga seganas dulu'.

"syukurlah oh iya ka-".

'kamu tawuran lagi ya, de?' tanya Seira memotong ucapan Atala.

Atala diam sebentar, ini kenapa kakanya tau? kan gaada yang bilang. Pasti kerjaannya Papa ni kalo begini nih, udah hapal Atala mah bohongnya Papa bilang ga bakal ngasih tau ke Seira.

"i-itu... iy-iya ka" jawab Atala gemetaran.

'lagi? udah dibilangin berapa kali kamu tuh, de. Kaka ga ngajarin kamu kayak gitu loh, kenapa kamu malah gitu terus? tangan kamu jadi sasarannya kan, jangan gitu lagi Geovano. kalo kamu gitu lagi, Kaka gaakan pulang ke rumah Papa' nasihat panjang nan lebar Atala dengarkan dari sang Kakanya tercinta.

"maafin Ala Ka, kali ini Ala janji nda akan tawuran lagi kan Ala sudah kelas 12 jadi harus fokus sekolah".

'good, my Lily. kalo gitu Kaka tutup ya, di sana sudah malam kan? dadah Ade sayang, mimpi indah'.

"malam juga kak Ei".