Setelah cukup lama kami terdiam dalam pikiran masing-masing , kalut dalam kesunyian malam.
" Maaf... Maafkan aku . Aku tidak bermaksud untuk masuk ke dalam rumah tangga mu. Aku tidak pernah berpikir sedikit pun akan menjadi pihak ketiga dalam rumah tangga mas Rendra. Aku ... Aku sangat mencintai mas Rendra jadi , tolong mengerti lah kondisi dan posisi sekarang. Tolong jangan anggap aku sebagai seorang pelakor . Ku mohon .. maafkanlah kesalahanku yang bodoh ini. " Gadis dengan rambut sebahu itu terisak-isak sambil mengunyah mie instan buatan ku tadi.
" Aku tahu perasaan mu ! , aku tahu . Aku juga perempuan, tak ada satu pun perempuan yang rela dimadu. Tak ada satupun perempuan yang siap berbagi suaminya dengan orang lain walaupun dia adalah istri lain dari suaminya." Sambung nya lagi.
" Maaf kan aku , karena membuat luka di hatimu. Maafkan aku karena merebut suami mu. Aku , aku tidak bisa membohongi perasaanku sendiri aku begitu menyayangi mas Rendra. Aku tidak bisa hidup tanpanya. Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kehidupan tanpa ada dirinya."
" Maaf.. maaf karena aku terlalu egois, karena memilih masuk ke dalam rumah tangga mu padahal aku sudah tahu bahwa dia sudah menjadi memiliki mu . ! "
" Maaf... "
Isaak tangisnya semakin jelas terdengar. Mata bulat yang dihiasi oleh bulu yang lentik itu sudah banjir dengan air matanya. Kata terakhir nya tidak mampu untuk dilanjutkan.
Anindia sama sekali tidak bergeming di tempatnya. Posisi nya masih sama duduk dengan mangkok berisi mie instan kuah di pangkuan nya. Mata bulat nya lurus menatap ke arah tv di ruang keluarga itu. Entah ia mendengar atau pura-pura tidak mendengar curahan hati dari adik madunya.
" Kau tenang saja, akan ku pastikan kau juga akan mendapatkan apa yang seharusnya. Mas Rendra berjanji akan memperlakukan kita berdua secara adil. Apapun yang diberikannya kepada ku , kau juga akan mendapatkan nya." Ujar gadis bernama Maya itu sambil meraih tangan gadis yang tetap memilih diam itu.
Namun, tetap saja .. nihil Anindia sama sekali tidak bergeming. Tatapan matanya masih tertuju pada televisi di depannya. Entah itu penolakan atau tanda persetujuan atas kata-kata adik madunya.
" Apakah aku juga... " Gadis bernama Anindia itu , akhirnya membuka suaranya, walaupun tatapan matanya tidak beralih sedikit untuk memandang balik adik madu nya itu. Kalimat nya digantung di ujung.
" Aku juga akan mendapatkan cinta dari Rendra suamiku kan !.... "