Chereads / Gadis bisu itu, aku! / Chapter 13 - Pernikahan Terpaksa

Chapter 13 - Pernikahan Terpaksa

Tepatnya Lima hari kemudian, atas desakan bunda dan keluarga bik Ani . Kami akhirnya melakukan pernikahan terpaksa pagi ini.

Setelah mengucapkan ijab kabul tadi , ingatanku menerawang memikirkan Maya. Aku sudah memberitahukan tentang kejadian di tempat ini, dan juga tentang rencana pernikahan terpaksa ku dengan gadis bisu itu.

Suara decak kagum dari para saksi dan keluarga om firman tidak berhenti dari mulutnya. Mulutnya seakan menganga lebar , kekaguman pada sesosok perempuan, yang mengenakan stelan kebaya dan dibalut dengan hijab senada nya itu. 

Polesan makeup nya yang tipis tidak mengurangi kecantikan alaminya. Wajah teduh yang dapat menenangkan hati semua terpana . Bibir kecilnya tipis ditempeli lipstik berwarna senada dengan hijabnya. 

Baru beberapa menit yang lalu kami melangsingkan pernikahan terpaksa ini. Ya, gadis bernama Anindia itu juga menolak dengan tegas pernikahan ini. Dia , tidak mau terikat dalam pernikahan yang didasarkan pada keterpaksaan ini.

Tapi , apalah daya keluarga besar kedua belah pihak malah dengan tegas memaksa kami melakukan pernikahan ini. Kesalahpahaman yang terjadi membuat kami berdua terikat dalam hubungan yang tidak seharusnya.

Setelah mengucapkan ijab kabul tadi , ingatanku menerawang memikirkan Maya. Aku sudah memberitahukan tentang kejadian di tempat ini, dan juga tentang rencana pernikahan terpaksa ku dengan gadis bisu itu.

Maya menangis saat aku memberikan kabar pernikahan ku dengan gadis bisu itu. Aku tahu dia saat ini pasti sangat kecewa , marah , dan mungkin membenciku . Tapi apa yang bisa ku perbuat , bunda mengancam akan Bunuh diri jika, aku menolak pernikahan ini.

Setelah acara pernikahan sederhana kami usai . Aku dan bunda memutuskan pulang ke kota, alasan pekerjaan ku sebagai seorang dokter menjadi penyelamat ku. Pasien lah yang menjadi alasan kuat aku diijinkan pulang ke kota . 

Bunda memintaku membawa gadis bisu, maksud ku istri ku kerumah yang beberapa bulan ini kubeli. Niatnya rumah itu kubeli sebagai hadiah pernikahan dengan Maya nanti. Aku membayangkan Maya dan anak-anakku akan memenuhi hari-hari bahagia selama dirumah itu.

"Sial kenapa tidak mengangkat telponnya, Maya angkatlah ,, kenapa sekarang malah nomornya tidak aktif " aku menendang meja yang ada di kamar pengantin ku.

Sejak aku memberitahukan perihal pernikahan ku dengan gadis bisu itu Maya belum menghubungi ku , mengirimkan pesan pun tidak .