POV Rendra
Seminggu yang lalu .....
" Apa yang kalian berdua lakukan. Astagfirullah Anindia , apa ini kenapa melakukan hal tercela seperti ini. Kamu ini bikin bapak malu tau . " Setelah mengatakan itu om firman jatuh ke lantai, semua keluarga yang berada di rumah kecil nan sempit ini tidak percaya dengan apa yang terjadi.
Sontak saja kami berdua yang berada didalam ruangan itu terkejut bukan kepalang. Bagaimana tidak bisa - bisa mereka akan menuduhkan hal yang tidak-tidak kepada kami berdua.
Dan benar saja , salah paham keluarga besar ku yang saat ini berada di kediaman om firman. Semua mata menatap horor kepada kami berdua. Tapi aku juga tidak menyalahkan mereka atas perasangka negatifnya . Kondisi kami berdua yang saat ini cukup membuat mereka berpikir negatif.
Tubuh atasku terpampang dengan jelas, otot-otot yang ku bentuk dengan penuh kasih sayang bertengger dengan apik. Siapa saja pasti akan menelan Saliva jika melihatnya. Sedangkan gadis bisu itu , baru beberapa menit lalu keluar secara tiba-tiba dari kamar mandi . Pakaian nya yang basah mampu mengejutkan ku .
Suara ribut dan dobrakan pintu kayu , terdengar nyaring ditelinga. Kedatangan om firman membuat ku dan gadis itu saling memandang penuh tanya. Aku yakin om firman pasti mengira kami baru saja melakukan perbuatan yang tidak pantas.
~~~~~~~~~~~~~
Aku merutuki kebodohan ku , karena masuk ke dalam kamar yang salah. Ku pikir ini juga kamar tamu untuk acara pernikahan anak bungsu om firman yang berlangsung tadi sore. Tetapi, aku salah ! kamar ini milik gadis bisu itu.
Setelah mendapati ku dan anak keduanya , om firman seketika memegangi dadanya. Nafasnya naik turun, kami berdua pun berusaha membantu memapah om firman tapi sedetik kemudian malah ditepisnya dengan kasar. Kesadarannya menurun dan tiba - tiba saja jatuh di depan pintu kamar . Suara gaduh itu membuat puluhan pasang mata mengalihkan kegiatan mereka masing-masing.
Plak , satu tamparan dari bik Ani mendarat di pipi gadis itu. Dapat ku yakini mata bulatnya tengah dipenuhi dengan air mata menggenang seperti danau sekarang. Buru - buru di hapusnya air matanya itu. Belum selesai hal itu saudara perempuannya Rania menyambar jilbab instan gadis itu.
Gadis bisu , itu sedikit meringis memegangi tangan kakak nya. Dapat dipastikan rambutnya juga ikut tertarik oleh jambakkan kuat dari saudarinya.
Aku yang memang berprofesi sebagai seorang dokter tentunya bergegas melihat dan berupaya memberikan pertolongan pertama pada om firman. Tapi , bunda justru malah menepis tangan ku dan menatap sinis kepada ku dan Anindia. Tatapan yang seolah-olah bahwa kamu adalah pelaku kriminal. Penjahat yang telah membunuh orang banyak.
Tentunya dengan upaya negosiasi yang alot akhirnya mereka semua setuju dan dengan berat hati membiarkan ku memeriksa keadaan om firman. Namun kondisi penyakit jantung nya semakin memburuk membuat pertolongan pertama yang ku lakukan sia² . Kesadaran om firman mulai menurun , detak jantungnya sudah tak karuan jadi dengan usul dari ku , kami semua membawa om firman ke rumah sakit di pusat kota.
Walaupun sampai tepat waktu , na'asnya keadaan om firman semakin memburuk dan tidak mampu di selamatkan.
" Buk , dia bisa jelasin semuanya buk. Tolong dengerin diaa buk. " Sambil berupaya meraih genggaman tangan bik Ani. Dia terus mengusap air matanya.
" Dasar anak tidak tahu malu, apa segitu inginkan kamu mempermalukan kedua orang tua mu. Lihat , lihatlah apa yang sudah kamu lakukan. Gara² kamu penyakit jantung bapak mu kumat lagi. " Bik Ani berujar sambil berupaya menjauhi gadis itu.
Melihat kegaduhan yang ada bunda menarik tanganku , masuk ke dalam kamar tamu . Tak ku sangka bunda melayangkan dua kali tamparan kepada wajahku.
" Beginikah kelakuan mu saat diluar rumah. Apa kurang nya ? Apa seperti ini caranya ? . Apa seperti ini bunda mendidik mu. Beginikah ? Bisa - bisanya anak kesayangan bunda melakukan tindakan tercela seperti ini. Terlebih di rumah ini, dengan putri rumah ini ! "
" Ma plis denger penjelasan Abang dulu , .. .. " aku berujar seraya memegangi pundaknya kuat - kuat.
" Bunda tidak mau tahu kamu harus menikah dengan Anindia. " Ujarnya penuh ketegasan.
Ah .. aku sontak saja kaget dengan kalimat yang baru saja di ucapkan oleh bunda. Bagaimana bisa iya memaksa ku menikah dengan gadis yang bahkan belum mengucapkan sepatah katapun selama aku di rumah ini.
" Bunda Abang sama gadis itu , tidak melakukan hal yang macam -macam kok . Abang tadi kepanasan di dalam kamar jadi , nyari udara seger keluar. Kebetulan kamar itu tadi kosong buk jadi Abang tidur sebentar... Demi Allah buk Abang nggak ngelakuin apa pun. Apalagi hal seperti itu buk. Percaya sama Abang ! "
" Lagian bunda kan tahu , Abang udah punya pacar buk, Abang sayang banget sama Maya Ndak mungkin Abang nikahin orang lain. Maya cinta mati ku ! "
" Udah berapa kali bunda bilang , jauhin Maya !. Bunda nggak akan pernah ngerestuin hubungan kamu sama anak pelakor kayak Maya. Ibunya aja berani mengganggu rumah tangga orang lain, gimana nanti anaknya. "
" Pokoknya bunda nggak mau tahu , kamu harus harus menikahi Anindia, tanggung jawab sama kelakuan kamu.!"
" jangan bikin bunda tambah malu ! gara-gara kelakuan mu ini bisa aja gadis itu tidak dapat menikah seumur hidupnya ! " tukas nya lagi.