Matahari sudah hampir terbenam di tempatnya. Malam panjang yang melelahkan sebentar lagi akan di jalaninya. Bagaimana pun juga iya... harus pulang kerumah suaminya, maksudnya mantan suami. Setelah tiga bulan ,...pernikahan nya benar-benar akan berakhir.
Impian masa kecil nya , sirna begitu saja. Janji masa lalu, seharusnya tidak membuatnya terjebak dalam perasaan berharap nya sendiri. Mungkin kenangan masa lalu itu seharusnya dikubur dalam-dalam bersama dengan perasaan nya sekarang.
Flashback !!!
POV Anindia
" Wah , ada ayam goreng sama bakwan goreng. " Ujar lelaki kecil itu.
" Ayo nak Rendra makan atau mau bapak suapin " tanya seorang pria paruh baya , pada anak kecil itu.
" Mau , om suapin ! " rengekannya manja di tempat makan.
Pemandangan seperti ini sudah menjadi makanan harian bagi keluarga sederhana itu, selama 2 tahun belakangan ini. Anak lelaki kecil itu adalah mas Rajendra Saputra semasa kecilnya. Sejak kepergian ibundanya sekaligus bibik ku itu , ke negeri Arab Saudi.
Menurut penuturan ummi nya sewaktu itu, sepupuku itu dititipkan seminggu sebelum keberangkatan bibik ke Arab. Keadaan ekonomi yang jauh merosot kebawah membuat keluarga bibik ku itu , terpaksa mengais rezeki di negeri tetangga. Sejak , kematian suaminya dalam kecelakaan,
Bibik ku itu semulanya berkerja sebagai buruh serabutan. Setelah merasa bahwa gaji yang dihasilkan nya tidak cukup untuk memberikan anak semata wayangnya makan dan membiayai pendidikannya. Maka , bibik memutuskan untuk bekerja di luar negeri. Tergiur dengan gaji para TKW/ TKI yang telah pulang dengan membawa banyak sekali uang ... Segera saja bibik juga tergiur dengan gaji besar dan memutuskan menjadi TKW di Arab Saudi. Aku yang saat itu masih kanak-kanak dan tidak mengerti akan hal itu hanya manut saja pada perkataan ummi waktu itu.
Awal mulanya , kak Rajendra kecil dititipkan dengan alasan bahwa untuk sementara waktu iya akan berlibur di rumah om nya. Jadi , Rajendra kecil setuju saja akan hal tersebut. Pelan tapi pasti kak Rajendra mulai menanyakan keberadaan ibunya terpaksa kami semua harus berbohong.
Kebetulan sekali bapak yang memang saat itu ,,ingin sekali memiliki seorang anak laki-laki membuat bapak langsung mengadopsi kak Rajendra. Walaupun saat itu ummi dan Abi terlibat cek Cok gara - gara keputusan sepihak Abi kala itu . Pada awalnya ummi enggan sekali menerima kakak Rajendra dikarenakan memang keadaan ekonomi kami yang serba pas-pasan membuat ummi kurang setuju.
Untunglah , Setiap bulan bibik mengirim kan uang bulan untuk kakak Rajendra dan untuk membeli kebutuhan keluarga.
" Dek Anin, bisa bantuin kak sebentar nggak. " tanya nya.
Kakak Rajendra kerap datang ke kamar ku untuk sekedar meminta bantuan membuat tugas sekolah nya.
Aku yang memang saat itu , di nilai nya paling pintar di antara kedua saudari ku membuat ku lebih dekat dengan kak Rajendra. Tak jarang semasa kecil kami sering menghabiskan waktu bermain bersama.
" Wah,,,, apa dek Anin yang membuat semua ini. Semuanya makanan kesukaan ku. Apa ini khusus untuk ku.? " Tanya nya diikuti dengan decak Kekaguman terlontar dari mulut kecilnya kak Rajendra.
" Nanti aku akan menikahi mu , jadi Setiap hari aku bisa makan , makanan yang enak-enak. " Ujarnya polos dikuti dengan suara tawa khasnya.
Tentunya aku hanya menjawab dengan anggukan. Rasanya malu menatapnya secara langsung. Kakak Rajendra adalah cinta monyet ku sewaktu kecil. Aku menyukainya , dia tampan, rajin sholat dan mengaji , walaupun kakak Rajendra memang sangat manja sekali sama bapak, tak jarang bapak memprioritaskan segala hal tentang kakak Rajendra, dalam hal apapun Abi akan mengutamakan nya terlebih dahulu.
Hal ini jugalah yang membuat ummi semakin tidak menyukai kehadiran kak Rajendra , kerap kali demi memenuhi keinginan mas Hanafi dulu bapak sampai jarang sekali pulang.
Karena keterpaautan usia kami yang tidak begitu jauh . Aku dan kak Rajendra disekolahkan di tempat yang sama. Namun, walaupun kami di sekolah yang sama perlakuan yang berbeda kerap kali dilakukan oleh Abi . Disaat anak-anak yang lain mendaftar untuk les tambahan bahasa Inggris , bapak hanya mendaftarkan Kak Rajendra saja. Tak ayal hal itu menimbulkan kecemburuan dari saudari ku yang lain.
Di Rumah.....
" Assalamualaikum " ujar ku pelan.
" Wa'alalikumussalam" Suara sahutan serempak dari meja makan terlontar begitu jelas.
" Ah..non Anin udah pulang, ayo makan makanan nya sudah siap . " Mbok sumi berujar sambil sesekali menyiapkan lauk Pauk di meja.
Dua orang itu, aku sangat berharap tidak perlu bersitatap dengan mereka berdua. Tanpa memperdulikan orang lain mereka bermesraan di meja makan. Suap-suapan pun tak ayal terjadi sekali diiringi dengan tawa dari kedua belah pihak itu.
" Nanti aja mbok, mau mandi dulu. Udah bau keringat soalnya. " Balasku.
Tak ingin terlalu lama menyaksikan pemandangan tak mengenakan hati ini membuat ku bergegas beranjak dari tempat ku mematung tadi... Rasanya menyakitkan melihat keduanya bersama.