Hujan deras turut turun membanjiri bumi kala malam itu. seorang Gadis muda berusia 20 tahunan itu tengah meringkuk di kasur busa didalam ruangan yang gelap . sesekali kilatan petir masuk melalui sela lubang ventilasi .
Jum'at , 20 April 2008 .
Hari membahagiakan untuk seorang gadis bernama Anindia Fitriani, Gadis itu telah berhasil melepas masa lajangnya dengan menikahi seorang dokter ternama di Jakarta. Pernikahan terpaksa yang dilakukan nya dengan sepupu nya sendiri kemarin membuat nya begitu senang. Karena bagaimanapun sepupunya itu telah mengisi hatinya saat mereka masih kecil. Awalnya ia tak kan mengira bahwa hubungan nya dengan lelaki yang dikaguminya dalam diam . akhirnya bisa menjadi imam dalam hidupnya walaupun gadis itu belum tahu pasti bagaimana perasaan dari pria yang baru saja menjadi suami Nya itu.
Sejak siang tadi suaminya belum terlihat di depan nya , mungkin kah suaminya pergi ke rumah sakit ? mungkin kah pasiennya sedang membutuhkannya? ,, tetapi mengapa tidak menemuinya sekedar berpamitan atau memberi tahukan kemana ia pergi meninggalkan istri nya di malam pertamanya.
Malam semakin larut, hujan disertai petir yang saling sahut menyahut pun terdengar begitu jelas di telinga gadis itu.Jam sudah menunjukkan pukul 02 : 23 menit , apakah hujan yang menjadi kendalanya pulang ?
Mungkin kah suaminya terjebak macet dijalan yang disebabkan hujan badai malam ini. Gadis berhijab lebar itu menunggu dengan penuh cemas , sambil mondar-mandir di kamar pengantin nya yang mewahnya itu. Bola mata nya yang berwarna coklat muda sesekali menelisik ke luar jendela kamarnya.
Saat ini kamarnya berada di lantai dua jendela kamarnya langsung menghadap ke arah gerbang masuk . Sehingga netra nya dapat dengan mudah melihat kendaraan roda empat yang lalu lalang di komplek perumahan elit di kawasan Jakarta Selatan ini.
sekitar lima belas menit berselang , sebuah mobil sport mewah memasuki pekarangan rumah mewah itu dengan pelan seorang pria muda yang tak lain adalah suaminya keluar dari mobil dengan terburu-buru , bajunya basah akibat usahanya menerobos hujan yang lumayan lebat saat itu. setelah mengunci gerbang pria itu kembali berlari ke mobilnya.
Melihat hal itu , gadis bernama Anindia Fitriani itu , segera melangkahkan kakinya mencari handuk yang berada di dalam lemari kayu yang berdiri kokoh didekat meja rias yang dilengkapi Dengan beragam produk kecantikan merek terkenal. Anindia mungkin bukan seorang gadis yang hidup dalam kelimpahan materi yang berlebihan dari orang tuanya..... Gadis itu hanya seorang putri dari seorang pria muda yang taat kepada tuhan nya. kehidupan nya yang hanya berputar-putar dalam lingkup keagamaan menjadikannya pribadi yang tidak begitu tertarik dalam kemewahan.
Kesederhanaan dan keanggunan yang dipancarkan oleh gadis itu adalah buah yang di hasilkan oleh didikan ayah nya yang merupakan seorang ustadz yang membantu mengurus sebuah pondok pesantren di pedalaman pulau Lombok. Kehidupan sederhana di desanya membuat nya tumbuh dengan sikap dan tutur dan kata yang lembut.
" Ketemu .... " ujarnya dengan senyuman tersungging dengan apik di wajah kecilnya. Gadis itu berjalan dengan terburu-buru untuk menyambut suaminya yang baru pulang itu. Baru beberapa anak tangga dituruninya , langkah Gadis itu terhenti sejenak. Netranya berembun seketika melihat pemandangan yang tidak bisa di lantai bawah itu.
Seorang pria yang tak lain adalah suaminya. Tengah mengandeng seorang perempuan muda yang dapat diyakini seusia dengan dirinya. Sesekali suaminya membenarkan rambut perempuan Itu sambil memberikan nya tatapan yang tidak pernah dilayangkan kepada ku yang sekaligus adalah istrinya. Bahkan saat mereka di atas pelaminan pun , suaminya tidak nampak mengalihkan atensinya ke arah nya . sekedar menengoknya saja tidak ! .... walaupun pernikahan itu dilakukan karena keterpaksaan. Tidak bisakah ia dihargai sedikit saja ? .
kedua sejoli yang asik dengan dunianya itu ,,, terlonjat kaget melihat pemandangan yang tidak bisa dihadapannya. si perempuan itu tampak cemas, tubuh nya yang rampingnya lantas disembunyikan dibalik tubuh tegap pria yang berstatus suaminya itu. Sementara itu pria itu tak mengalihkan netranya ke arah lain . Tatapan nya yang tajam melesat ke arah gadis muda yang mematung di atas tangga menuju lantai atas.
Inilah kali pertama kedua sejoli yang terikat pernikahan paksaan itu saling bersitatap dengan tegang ke arah satu sama lain. Netra ke-dua nya tidak saling bertemu, Namun kedua mulut sejoli itu enggan sekedar untuk membuka suara. Bahkan pria itu sendiri , enggan untuk membuka mulutnya sekedar memberikan pembelaan atas situasi saat ini.
~~~~~~~~
" Aku , Rajendra Saputra dengan sadar menalak mu dengan talak tiga malam ini , jam ini,,, detik ini.... mulai sekarang dan seterusnya aku , membebaskan mu dari hubungan ini untuk selamanya ! " terangnya dengan tegas dan menekan kalimatnya pada kata talak tiga.
Gadis berhijab itu hanya menunduk dalam mendengarkan ucapan talak di malam pertamanya itu. Matanya sudah tidak sanggup mengeluarkan air mata lagi . setelah kalimat talak usai di ikrarkan dua menit lalu.
" Tenang saja , aku sudah mengajukan gugatan perceraian kepada pengadilan agama. Menurut Aturan yang berlaku butuh waktu tiga bulan Sampai perceraian ini resmi. ... jadi , selama itu pula kau akan tetap tinggal disini . Aku juga akan memberikan hak harta gono-gini... walaupun pernikahan kita belum menghasilkan apapun tentunya. " serunya lagi.
Tak terbesit sedikitpun perasaan bersalah didalam hatinya maupun benaknya saat ini. Rajendra benar-benar sudah gila menceraikan gadis polos yang dinikahinya dua hari yang lalu.
" Dia adalah Maya Andini.... istriku! "