Hesa terbangun di pagi ini, ia menoleh ke arah jam yang menunjukan pukul 5 pagi "Pantes aja di jendela masih keliatan agak gelap"
Ia diam sejenak"Mendingan mandi atau tidur ya tapi kalo tidur ntar bangun kesiangan, mandi juga sekolah masih agak lama masuk nya jam setengah delapan"
Setelah beberapa saat berfikir akhirnya Hesa bermain hp saja sembari menyalakan tv meskipun tak ditonton, lumayan agar ada suara.
Perutnya berbunyi menandakan cacing di perut meminta makan, Hesa pergi ke dapur "Ck, gue belum makanan manis"ia mengecek kembali lemari yang dipenuhi makanan siap saji "gak mungkin kan gue sarapan makan samyang"
Hesa pergi ke luar kosan untuk membeli sarapan, di luar keadaan masih sangat sepi karna memang masih terlalu pagi, sesekali Hesa memeluk dirinya sendiri"masih dingin padahal gue udah pake jaket"
Di depan sebuah kosan Hesa melihat sosok berhoodie abu yang berdiri namun terlihat akan jatuh, Hesa memperhatikan sejenak sampai sosok itu benar-benar terjatuh dengan posisi telungkup, secara reflek Hesa menghampiri berusaha membantu berdiri
"K-kak"ia menoleh lemah ke arah Hesa
"Kala, loe kenapa babak belur gini"Hesa auto panik
Kala hanya memandang Hesa dengan pandanganya yang semakin sayup "B-bantu gue"
Hesa baru sadar seharusnya ia membantu Kala dulu baru bertanya "apa pass kosan loe"
"250103"
Setelah pintu terbuka Hesa membantu Kala masuk, ia membaringkan di sofa "Loe tunggu disini bentar gue mau ambil kotak medis"
Kala menahan tangan Hesa "Gak perlu, setelah gak lemes lagi gue bakal pergi sendiri ke klinik"
"Gue bakal anter loe kesana"
"Gue gak mau ngerepotin loe"
Hesa terkekeh pelan "loe gak lupa kan kalo kita tetangga bahkan gue anggap loe temen gue, lagipula informan itu harusnya di dibayar"
Kala mengerti bila Hesa sedikit menyindir tentang informasi copyan yang dibocorkanya "tapi gue bantu loe secara sukarela tanpa bayaran"
"Tetep aja gue gak enak, jadi jangan tolak tawaran gue buat nganter loe ke klinik"
Kala hanya tersenyum menanggapi perkataan Hesa
~~~
Arka melirik jam tangannya yang sudah menunjukan pukul setengah tujuh pagi "masih sempet ni nyantai di rooftop"
Di perjalanan ia mendengar sebuah suara yang tak asing
'Napa loe jadi ikut gue, kan tugas loe buat nyelakain kembaran loe udah kelar'
'Gue masih kesel sama tu anak, dia kabur padahal pengen gue hajar'
'Kesel banget loe sama dia'
'Yaiyalah, kalo gak ada tu anak pasti sekarang Niki udah mati'
'Terus?'
'Gue yakin dia bakal dateng kesini buat gagalin rencana loe makanya gue ikut loe kesini'
'Eitss bentar, pindah tempat yuk disini ada tikus yang lagi nguping'
Arka yang merasa ketahuan pun langsung saja pergi dari sana
~~~
Saat guru menerangkan pelajaran Arka sama sekali tak bisa fokus, ia kepikiran pembicaraan copyan Setta dan copyan Niki "Apa kak Hesa gak tau mereka masih ada?"
Bunyi bel secara reflek menyadarkan Arka dari lamunan "gue harus cari kak Hesa"
Arka melangkahkan kakinya untuk pergi mencari si kakak kelas
"mau kemana loe"tanya Jio
"gak akan bareng ke kantin"ucap Satya
"gue mau mau ke perpus dulu"ucapnya lalu pergi
Di sepanjang jalan Arka memikirkan kembali sikap Hesa yang terlihat aneh belakangan ini, ia jadi curiga bila Hesa memang sudah tahu tapi berusaha mengatasinya sendiri
"mereka gak ada cape nya gangguin gue sama yang lain" Arka terus memperhatikan sekitar, siapa tahu saja Hesa kebetulan lewat
"Sebanyak apapun kalian nyakitin gue, gak akan ngubah pemikiran gue buat nolong kak Hesa"
Tak lama dari itu terdengar suara bantingan yang membuat Arka semakin penasaran, apalagi ia mendengar dengan jelas nama si kakak kelas disebut
Arka menghampiri arah suara lalu mengintip, ia melihat Kala tergeletak menyamping dengan kepala yang diijak oleh Niki
"Niki"Arka mendatangi mereka dan menatap Niki tajam
"sorry loe salah orang" ia melepaskan kakinya dari Kala lalu mendekati Arka
"loe berani buat keributan di tempat umum"ucap Kala yang sudah bangkit
Si copyan melirik Kala sambil tersenyum licik "hei, taman belakang sekolah ini kan sepi"
"kalo gue teriak pasti murid-murid bakal dateng, loe gak bisa jadi Niki karna dia jelas lagi ada di RS"ucap Arka
"Ck, oke gue nyerah dulu kali ini tapi gak apa-apa sih karna urusan gue buat hajar loe udah beres"ia menatap Kala remeh kemudian pergi sebelum ada yang lihat
Arka langsung mendekati Kala, ia khawatir melihat keadaan Kala terlihat berantakan
"Gue baik-baik aja kak"
Arka kaget tapi sejenak teringat bila Kala anak indigo "Gue obatin ya di uks"
"Gue gak sekolah disini, nanti jadi pada heran"ucap Kala
"Eh iya juga sih" Arka menggaruk tekuknya tak gatal
"Yaudah, gue duluan ya mau ke klinik"
Kala akan pergi namun Arka memanggilnya "Tunggu, gue pengen tanya soal kak Hesa"
"Tanya apa"Kala berbalik ke arah Arka
"Gue denger loe bakal tetep bantuin kak Hesa"tanya Arka
"Iya" Kala mengangguk membenarkan perkataan Arka
"Itu artinya mereka masih neror gue sama yang lain kan?"
Kala tersenyum "oh kak Hesa belum cerita ya"
~~~
Hesa pergi ke uks dengan tergesa, ia mendengar kabar bila Setta terjatuh dari tangga, saat sampai semuanya sudah berkumpul
"Setta"
"Gue gak apa-apa kak, bukan jatoh cuma hampir aja, kak Satya tuh kirim kabar di grup dramatis banget"ucap Setta, ia sadar bila Hesa sangat khawatir padanya
"Iya maaf, kan kaki loe di perban jadi gue ngira loe beneran jatoh"ucap Satya
"Gue emang jatoh sih tapi gak sampe jatoh guling-gulingan di tangga soalnya ada yang narik gue supaya gak terus jatoh kebawah"ucap Setta
"Siapa?"ucap Jio
"Gue gak tau, seragam dia beda sama kita"ucap Setta
"Anak sekolahan lain dong?"ucap Joan
"Kayanya sih gitu"ucap Setta
"Kok bisa disini ya"ucap Joan
"Ntah"ucap Setta
"Gue liat minyak di tangga tadi"ucap Arka dingin
"Iya, gue jatoh gara-gara tangga licin banyak minyak"ucap Setta
"Minyak itu sengaja di tumpahin sama copyan loe"ucap Arka, ia melirik Hesa yang ternyata sedang melirik nya juga
"Copyan gue"ucap Setta
"Iya, teror mereka belum berenti"ucap Arka
"Darimana loe tau itu?!"ucap Hesa
"Kala, dia masih bantu loe kan"Arka tersenyum mengejek ke arah Hesa, ia menyindir Hesa karna menyembunyikan hal ini
Hesa menunduk merasa bersalah"Sorry, gue cuma gak mau kalian luka lagi kaya sebelumnya bahkan gue juga sengaja gak ngasih tau Arka"
"Tapi kita juga gak bisa biarin loe luka sendirian kak!"ucap Joan
"Iya gue paham sekarang kalo seharusnya dari awal gue cerita lagi soal ini supaya kita bisa saling jaga satu sama lain"ucap Hesa
"Nah berarti sekarang kalo ada yang pergi jangan pernah sendirian"ucap Arka menyarankan
"Iyeee"ucap Setta
~
Di tempat terbengkalai, para copyan juga sedang berkumpul bersama membicarakan rencana.
"Jadi gak malam ini?"ucap copyan Joan
"Jadilah, gue gak sabar pengen liat kematian mereka"ucap copyan Arka dengan semangat
"Gue seneng liat kalian semangat gini tapi kayanya gue bakal ganti rencana"ucap copyan Hesa
"Ganti rencana gimana?"ucap copyan Setta
"Kalian gak mau main-main sama mereka dulu"ucap copyan Hesa
"Maksud loe?"ucap copyan Satya
"Gue pengen liat salah satu dari mereka jadi gila"ucap copyan Hesa diakhiri senyum misterius