Chereads / Undercover (end) / Chapter 21 - 2-20

Chapter 21 - 2-20

"Gak mungkin kan gue mulai ketauan" ia meremukan kertas digenggamanya

Tok tok tok

Suara itu membuat ia menoleh lalu menghampiri pintu keluar, terlihat Hesa yang akan kembali mengetuk.

"Oh loe udah dateng kak, ayo masuk"ucapnya ramah sambil mempersilahkan Hesa untuk masuk

Hesa hanya mengangguk lalu mengikutinya berjalan ke dalam kosan.

~~~

Kala menyajikan beberapa piring berisi makanan di atas meja.

"Loe anak indigo?"Hesa memulai percakapan

Kala tersenyum lalu duduk di kursi yang bersebrangan dengan Hesa "Kak Arka udah cerita"

"Ya, Arka bilang kalo loe tau sesuatu tentang teror ini tapi loe gak mau ngasih tau dia"ucap Hesa

"Bukan gak mau ngasih tau, waktu itu kak Arka diawasin copyan nya, gue jadi takut mau ngasih tau"ucap Kala

"Loe emang harus hati-hati, sebelumnya ada adik kelas gue juga yang indigo kaya loe, dia mau bantu gue tapi malah dibunuh"ucap Hesa

"Gue tau kok"

"Apa aja yang loe tau?"ucap Hesa

"Nanti, mendingan kita makan dulu"ucap Kala

"Sorry Kal, tapi kayanya gue pengen tau dulu sebelum mulai makan"ucap Hesa

"Oke, gue ngerti"Kala mengangguk lalu tersenyum "ikut gue"

Hesa berjalan mengikuti Kala yang pergi ke kamarnya.

Di kamar Kala.

Kala menunjukan beberapa berkas yang ia tempelkan di sebuah papan "Keluarin aja hp loe dari jaket, kasian kak Arka gak bisa denger jelas"

Hesa langsung gugup, memang benar saat ini Hesa sedang menelfon Arka agar Arka bisa mendengar pembicaraan ia dan Kala.

Berbeda dengan Kala yang malah tertawa melihat ekspresi Hesa.

"ekhmm, gue mulai ya"

Kala menunjuk sebuah koran yang terlihat sudah sangat usang "Panti asuhan Skyline terbakar pada tahun 1921, kebakaran tersebut menyebabkan 7 anak panti meninggal dan belasan lainya luka ringan"

"Tujuh anak itu adalah loe sama temen-temen loe kak"

"G-gue"Hesa menunjuk dirinya sendiri tak percaya

"Iya, ini jadi alasan kenapa mereka cuma bisa neror orang yang dalam lingkar pertemanan nya itu tujuh orang"Kala menunjuk satu persatu berita di papan

"Tujuh anak yang meninggal itu punya energi besar, mereka masih gak bisa nerima kematian mereka sendiri, mereka benci sama reinkarnasi mereka yaitu genk loe kak"ucap Kala

"Apa yang ngebuat mereka gak bisa nerima ini"ucap Hesa

Kala menggeleng"Gue gak tau, cuma reinkarnasi mereka sendiri yang bisa pergi ke masa lalu"

Kala memperhatikan satu persatu kertas koran "selalu ada permainan yang ngelibatin tujuh orang, role yang beda-beda dan satu diantaranya adalah indigo"

"Semua yang ada di permainan ini mati waktu mereka pergi camp sedangkan gue dan yang lain enggak karna kita reinkarnasi mereka"Tanya Hesa

Kala mengangguk "ya, kalian berbeda"

"A-apa loe udah tau cara akhirin teror ini"ucap Hesa

"Cuma loe yang bisa tau"

~~~

Keesokan harinya

Saat sarapan di market, Hesa baru mengingat pembicaraanya kemarin dengan Kala serta tanggapan Arka tentang Kala "Orang introvent itu emang misterius?"

Sembari memakan roti ia memperhatikan kendaraan yang berlalu lalang serta keadaan pagi yang masih sunyi.

Terdengar suara kursi ditarik membuat Hesa reflek menoleh, ternyata Kala sudah duduk di bangku depanya.

"Gak pergi bareng kak Jaehyuk?"ucap Kala

"Enggak, Jaehyuk demam jadi gak masuk sekolah hari ini"ucap Hesa

"Oh"Kala mengangguk paham

Diam-diam Hesa memperhatikan Kala yang bermain ponsel dengan lolipop dimulutnya

"Kala beda dari terakhir gue liat dia, apa mungkin karna perngaruh dari Jaehyuk atau- dia punya alter ego"

"Jangan liatin gue mulu kak, salting ni"Kala tersenyum jahil, menyadari sedari tadi Hesa memperhatikanya

"Gr loe"Hesa segera mengalihkan pandangan nya ke arah lain

Kala tersenyum tipis karna tahu apa yang sedang dipikirkan Hesa.

~~~

Saat jam istirahat.

Arka melihat Hesa yang pergi ke arah rooftop, tiba-tiba ia merasa khawatir sebab ekspresi si kakak kelas terlihat kosong

Joan menghampiri Arka yang tertinggal beberapa langkah di belakang

"Knapa kak?"ucap Joan

"E-enggak"ucap Arka, ia lanjut pergi ke kanti bersama yang lain

Sementara di rooftop.

Hesa berdiam dekat pagar pembatas melihat siswa-siswa berlatih basket di lapangan.

"Apa yang terjadi dimasa lalu, gimana caranya gue kesana biar semua ini selesai" Ia menatap nanar jam kompas di genggamanya

"Ngerasa nyesel?"

Setta muncul secara ajaib di sebelah Hesa, tapi Hesa sama sekali tak peduli.

"Oh ya, loe emang udah curiga sih kalo teror ini belum berakhir makanya gak kaget waktu gue tanya gitu"ucap Setta

"Mau gue kasih tau sesuatu"

Hesa reflek menoleh

"di masa lalu gue dan yang lain meninggal karna kebakaran di panti"ucap Setta

"Hah, apa copyan Setta gak tau kalo gue udah tau soal itu dari Kala?"

Hesa memilih untuk berpura-pura dulu tak tahu"t-terus apa lagi"

Copyan Setta menggeleng "kalo gue kasih tau, teror ini bakal udahan dong"

Ia berbalik untuk kembali ke kelas namun baru beberapa langkah ia berhenti sejenak "jangan ketipu sama sikap baik nya Kyungmin, yang loe gak tau dia sebenernya temen gue"

Hesa menatap kosong kepergian Copyan Setta "Gak mungkin kan Kyungmin sama kaya mereka?"

Ia duduk bersandar pada pembatas rooftop, sambil memejamkan mata ia menikmati angin yang terus berhembus

Kriett, pintu rooftop terbuka

Arka menghampiri Hesa dengan tergesa takut terjadi sesuatu "Kak, loe kenapa?"

Hesa menoleh singkat pada si adik kelas "gue lagi nyatai" Ia lalu menepuk tempat di sebelahnya mengisyaratkan Arka untuk duduk disana dan Arka mengikuti

"Loe udah denger percakapan gue sama Kala kemarin"ucap Hesa

"Iya kak, gue denger semuanya"ucap Arka

"Baru aja gue ketemu sama Copyan Setta, dia kayanya gak tau tentang informasi yang Kala kasih tau ke gue"ucap Hesa

"Kok bisa, bukanya mereka selalu tau apa yang kita lakuin?"ucap Arka terkejut

"Ntahlah, tapi gue lega karna mungkin Kala enggak akan ketauan kaya Jihan"ucap Hesa

Hening, sejenak mereka menikmati pemandangan langit cerah dan hembusan angin yang menerpa

"Kak, gue ngerasain firasat buruk semoga aja emang cuma firasat"

~~~

Di kantin

Joan tersenyum senang melihat kedatangan Hesa dan Arka "Kalian darimana aja sih"

"Sorry kalo kelamaan nungguin kita"ucap Hesa

Ia dan Arka duduk di bangku kosong dan seperti biasa Joan memesankan makanan untuknya.

Namun kali ini berbeda, keempat temannya yang lain terlihat murung tak bersemangat.

Hesa menduga mereka masih terbayang kejadian kemarin saat berpindah ke dimensi para sisi lain.

"Tumben ni sepi"sindir Hesa

"Iya, biasanya ada aja pembicaraan"Arka ikut menimpali

"Gue tau kalo kalian masih takut, tapi gue rasa itu cuma ngebuat mereka ketawa seneng"ucap Hesa

"Iya juga sih, mereka bakal nganggap kita lemah"ucap Satya

"Nah, harus liatin ke mereka kali kita berani dan gak selemah itu"ucap Joan dengan semangat

Tanpa disadari yang lain, copyan Setta mengeratkan genggamanya pada garpu.

Apalagi setelah itu yang lain malah asik bercanda semakin membuat copyan Setta kesal.

"Ekhmm, guys"Setta mulai mengalihkan perhatian

"Napa Set"ucap Niki

"Gimana kali kita kumpul, main di rumah gue pulsek nanti"ucap Setta

Semua diam saling pandang satu sama lain

"Bukanya gak nau Set, gue ada urusan"ucap Jio

"Gue juga ada eskul, agak sore balik"ucap Satya

"Oh kalian semua lagi pada gak bisa ya"ucap Setta

Semua mengangguk sebagai jawaban

"Gak apa-apa, mungkin bisa besok aja"ucap Setta dengan senyum terpaksa

Hesa dan Arka yang melihat itu langsung tersenyum sinis, seperti nya ada rencana Setta yang gagal dijalankan.