Pulang sekolah ini Arka iseng mampir ke kosan Hesa namun sudah beberapa kali di ketuk Hesa tak keluar.
"Kak Hesa belum balik kali ya"
Arka berbalik untuk pulang tapi tak sengaja ia melihat Kala yang mungkin saja baru pulang sekolah.
Tanpa ragu ia mengikuti Kala, namun tak lama sebuah suara memanggilnya membuat Arka terpaksa menghentikan langkah.
Saat Arka berbalik, ternyata yang memanggilnya adalah Hesa.
"Untung loe belum pergi kesana"ucap Hesa
"Nemuin Kala maksud loe?"ucap Arka
"Bukan, yang lain pada otw ke rumah Setta"ucap Hesa
"Hah, kok bisa?!"ucap Arka
Hesa menatap Arka heran "Loe belum bukan chat grup?"
Arka menggeleng sebagai jawaban
"Intinya copyan Setta bikin drama lagi, pura-pura jadi korban penusukan"ucap Hesa
"Sial, kita harus cepetan pergi nolong yang lain!"ucap Arka
Mereka berdua pun segera bergegas pergi ke rumah Setta
~~~
Seperti yang sudah bisa di tebak, rumah Setta tampak gelap dengan semua lampu yang dimatikan ditambah lagi suasana langit sore hampir malam menambah kesan menyeramkan.
"Apa lagi sih yang direncanain kali ini!"ucap Hesa menahan sedikit amarahnya
"Tenang kak, kita harus hati-hati karna mungkin aja dia udah ngambil semua temen kita"ucap Arka
Ia lalu mengetuk pintu dan tak lama kemudian pintu pun terbuka.
"Oh kalian dateng terlambat"ucap Setta dengan senyum manis aka menyebalkan
"L-loe"
Hesa maju dan langsung menarik kerah baju Setta, ia sudah tak bisa menahan amarahnya lagi "Kenapa kalian terus ngelakuin ini, bunuh aja kit-"
Bughh
Sebuah suara membuat Hesa menghentikan ucapan nya, ia reflek berbalik.
Disana, Arka sudah terkapar ditanah dan di dekatnya ada copyan Arka yang memegang balok kayu dihiasi bercak darah.
"Gak usah kaget gitu, karna sebentar lagi loe bakal ngalamin juga"bisik Setta
Dugh
~~~
"Kak, kak bangun"
Hesa perlahan membuka matanya, melihat Arka yang menatapnya dengan Khawatir
"A-Arka"Ia masih berusaha menyesuaikan penglihatannya
"Masih pusing?"tanya Arka
"lumayan"
Arka membantu Hesa duduk, karna mungkin saja itu bisa membantu mengurangi rasa pusing di kepala Hesa ditambah badan mereka juga serasa kaku, ntah berapa lama mereka di geletakan diatas tanah.
"Kenapa kita disini"ucap Hesa
"Apalagi kalo bukan ulah si copyan Setta"ucap Arka malas
Hesa menatap bangunan di depanya, gedung lingkaran sama yang si Copyan gunakan untuk menjebak mereka.
"Kak, gue denger suara yang lain dari dalem sana"ucap Arka
"Terus kenapa loe gak cari mereka?"ucap Hesa
"Gue gak setega itu ninggalin loe yang masih pingsan disini"ucap Arka
Hesa bangkit diikuti Arka, mereka berjalan masuk ke dalam bangunan tersebut.
Di dalam, keadaan sangat sunyi dan sepi ditambah lagi penerangan redup menambah kesan gelap terhadap bangunan itu
"Apa kita berpencar"tanya Arka
"Jangan!"ucap Hesa
Mereka terus berjalan menelusuri bangunan gelap yang terasa hampa
"Gak siapa-siapa disini"ucap Hesa
"Gue rasa yang lain di sekap di satu ruangan"ucap Arka
Drap Drap Drap
Langkah kaki Hesa dan Arka terdengar oleh teman temanya membuat mereka langsung berteriak, segera saja Hesa dan Arka berlari menuju suara
Sesampainya, terlihat teman-temanya terkurung dalam sebuah ruangan yang terlihat seperti sel penjara
"guys"
Arka segera membuka pintu jeruji yang ternyata tak di gembok, saat Arka menyelamatkan yang lain, Hesa mengamati sekitar dan tak sengaja menyadari sesuatu yang aneh.
"Ada apa kak?"Arka menghampiri Hesa
"Terlambat" terdengar suara pintu tergeser lalu terkunci secara otomatis "Kita udah di jebak"
"Dijebak apa kak"ucap Joan
Hesa menunjuk seseuatu yang tertempel di dinding, sebuah bom waktu
"Sialan"Jio memukul tembok di sebelahnya dengan kesal
"Sekarang bukan waktunya buat marah"sindir Satya
Arka memperhatikan bom itu dengan seksama "kita masih bisa jinakin bom ini kalo kita bisa nemuin kode akses yang tepat"
"Yaudah kita mencar cari kodenya"usul Joan
Arka menoleh pada Hesa khawatir dan Hesa menyadari itu, ia tersenyum menenangkan Arka
"Iya, kayanya kita emang harus berpencar soalnya diburu waktu"ucap Hesa
Joan sedikit heran melihat Niki yang celingukan seperti mencari sesuatu.
"Nyari apa Nik"tanya Joan
"Kita cuma berenam"ucap Niki
"Gak usah pikirin orang lain, pikirin aja dulu diri loe sendiri"sinis Arka
Joan mengerti maksud dari perkataan Arka "kita cari kode sekalian satu temen kita yang gak ada, semoga aja ketemu"ucapnya menenangkan, agar yang lain tak curiga
Mereka pun berpencar.
~~~
Hesa pergi mencari kode bersama Arka
"Itu dia"Arka mengambil kertas yang tertempel di dinding
Ketika menoleh, ia melihat sosok perempuan di belakang Hesa "K-kak dibelakang loe"
Hesa reflek berbalik, awalnya terkejut tapi Hesa tau dia bukan sosok jahat "Jihan"
Jihan tersenyum mengetahui Hesa masih mengingatnya "aku mau nepatin janji aku buat nolong kakak"ia mengulurkan tanganya
Hesa menatap uluran tangan itu ragu
"Pergi kak, biarin gue sama yang lain ngurusin urusan disini"Arka menepuk bahu Hesa pelan
"Loe yakin"ucap Hesa
Arka mengangguk, menandakan ia yakin.
Hesa maju lalu menerima uluran tangan Jihan.
Di lain tempat.
Ternyata para copyan sudah menyadari Hesa yang akan pergi namun untungnya mereka terlambat karna Hesa sudah menghilang dalam sekejap mata.
~~~
Hesa dan Jihan sampai di depan villa.
"Kita harus cepet kak, mereka udah sadar dan lagi perjalan menuju kesini"ucap Jihan
Hesa segera bergegas masuk, ia mencari ke setiap ruangan sampai akhirnya menemukan apa yang di carinya
Ia berjalan menghampiri peti, melihat Setta tertidur dengan tenang "Setta, udah waktunya loe balik"Hesa mengelus lembut rambut Setta
"Kak" Jihan menghampiri Hesa dengan panik "Mereka udah dateng"
Terdengar suara langkah kaki terburu
"Kita harus apa?"ucap Hesa
"Kita belum bisa pergi dari sini sebelum kak Setta bangun"ucap July
Tepat sekali, Copyan Hesa sudah berdiri di ambang pintu sambil menatap mereka dengan marah. "Ternyata kalian udah disini"
"K-kak mungkin loe bisa sembunyi dulu biar gue yang hadapin kembaran Loe"ucap Jihan
Hesa langsung menatap Jihan tak percaya "Loe mau ngorbanin diri loe untuk kedua kalinya?!"
Grep
Hesa seketika terkejut karna tanpa ia sadari Setta sudah terbangun lalu menggenggam tanganya erat, seketika itu juga, Copyan Hesa berteriak kesakitan lalu menghilang.
Hesa terdiam sejenak mencerna apa yang baru saja terjadi
"K-kak"
Suara lirih Setta menyadarkanya "Kak gue kenapa, gue takut"
"Tenang, loe udah bareng gue sekarang"Ucap Hesa dengan suara lembut berusaha menenangkan Setta
Jihan melihat ke sekitar"Udah aman, kita harus kembali sebelum ada Copyan lagi yang dateng kesini"
Hesa mengangguk lalu membantu Setta keluar dari peti.
~~~
Arka dan yang lainya masih terus mencari kode namun tiba-tiba terjadi guncangan hebat yang membuat bangunan itu hancur dan mereka terjatuh kedalam reruntuhan.
Brakkk
Setelah beberapa saat berlalu Arka mulai membuka mata karna tak merasakan kesakitan apapun, ternyata mereka semua kembali ke depan rumah Setta
"Kok kita disini"ucap Joan heran
"Udah untung kita selamat"ucap Jio
Hesa dan Setta muncul dan langsung menghampiri mereka
"Kalian baik-baik aja kan"tanya Setta
"Ya, cuma kita masih gak paham sama apa yang terjadi"ucap Niki
Hesa langsung menatap mereka bingung namun apa boleh buat, sepertinya ini saatnya mereka tahu.
¤¤¤¤¤¤
Kala menatap sendu dua orang yang baru saja lewat depan kamar kosannya.
Hesa dan Bara, mereka terlihat asik bercanda dan tertawa bersama.
Ada sedikit rasa bersalah di benak Kala, ia berfikir untuk kembali membantu kali ini.
Apalagi para sisi lain sudah bosan dan akan mengakhiri semuanya.
~~~
Hesa menikmati angin di rooftop dengan segelas susu kotak di tanganya, sudah beberapa minggu ini kehidupan kembali tenang
Kriett, pintu rooftoop terbuka
Arka segera menghampiri si kakak kelas "Kak loe yakin?"
Hesa memiringkan kepala bingung "yakin apa"
"Semua udah berakhir"
Hesa mengangguk pasti"Dahlah kita gak usah mikirin teror lagi, lebih baik ngasih dukungan ke Niki kan tu anak ikut pensi"
Mereka berdua diam di sana sampai bel masuk berbunyi.
~~~
Hesa dan yang lainnya duduk di bangku penonton melihat gladi resik pensi yang akan diadakan besok.
Saat giliran Niki tampil mereka langsung bertepuk tangan menyemangati si member termuda.
Niki menampilkan tarian yang sangat baik sampai membuat semua penonton terkagum, tapi-
Brakkkk
Semua seketika panik ketika melihat lampu sorot terjatuh dari atas
Hesa terdiam melihat kejadian yang terjadi dengan cepat, seseorang menepuk bahu Hesa dari belakang
"semuanya belum berakhir" Itu adalah suaranya sendiri