Jangan lupa vote dan beri rating novel ini ya!
Aquira yang dari tadi menunduk. Merasa capek dan ingin sebentar mendongakkan lehernya tapi seketika itu, ia menyesal karena matanya secara tidak sengaja bertatapan dengan Zax. Tanpa sadar ia berdecak kesal dan kembali menundukan kepalanya.
"Tuan, Nyonya. Keluarga Zestasia telah tiba." Lapor butler Zen kepada Tuan dan Nyonya Alba dengan nada hormat.
Dengan wajah bahagia Nyonya Alba mendongak lalu berlari memeluk sahabatnya itu.
Ia berkata sambil menitihkan air mata haru "Nai, akhirnya kita ketemu. Padahal aku udah pindah ke Negara A sejak setahun lalu. Tapi karena aku sering pulang pergi Negara U dan A jadi belum sempet ke rumahmu. Makasi loh... kamu mau repot-repot ke rumahku. Kangen banget aku sama kamu".
"Sama aku juga kangen banget sama kamu udah 15 tahun kita belum bisa ketemu secara langsung. Aku lagi gak repot kok ini sekalian jalan-jalan akhir pekan" jawab Nyonya Zestasia sambil mengusap sayang punggung sang sahabat.
"Nai kangen mau peluk terus" saut Anggun.
Kedua sahabat yang saling menyayangi tersebut melepaskan pelukan kala deheman Tuan Zestasia terdengar.
"Hahaha... maaf pa. Habisnya Mama kangen banget sama Anggun" dengan senyum lebar Nyonya Zestasia membalas.
"Iya sorry ya TUAN ASTRON!" Nyonya Alba ikut merespon dengan sedikit mengejek suami sahabatnya itu. Kemudian ia mempersilakan keluarga Zestasia untuk duduk.
Tuan Alba yang dari tadi diam menerima jabatan tangan dari sahabat lamanya itu. Kemudian ia berkata "Gimana perusahaanmu sekarang Key?"
"Aman Max" jawab Tuan Zestasia.
Kalau kalian beranggapan hanya Anggun Arguerio dan Naiya Haito yang bersahabat kalian keliru. Maximilian Alba dan Astron Keyl Zestasia juga merupakan sahabat bahkan sejak mereka sekolah dasar. Max yang terkenal pendiam dan dingin mempunyai satu satunya sahabat yang sangat ekspresif dan hangat yaitu Key. Mereka bahkan satu sekolah hingga strata 1.
Kembali keperistiwa sekarang. Anggun memotong percakapan kedua sahabat tersebut "Udah jangan ngomongin kerja, tanya masalah kerja bisa lewat handphone. Ini aku kenalin anak satu-satu aku yang paling ganteng dan sedingin gunung es antartika hahaha....".
Kemudian dengan santai Anggun berjalan dendekati sofa sang anak dan duduk di sampingnya kemudian mengatakan "Zax sayang, perkenalkan nama kamu".
Dengan tenang dan elegan Zax bangkit dan mengatakan "Nama saya Zax Kryo Alba, senang bertemu dengan Anda".
Sikap Zax yang begitu dewasa sontak membuat Naiya kangum "Anak kamu dewasa banget Gun".
"Apanya gk bisa senyum gitu" decit lirih Anggun yang tak ditanggapi oleh Zax yang disampingnya.
"Ayo Aquira dan Xavier kenalin diri kalian ke teman baru kalian" pinta Nyonya Zestasia.
Xavier mendekati Zax dan mengayunkan tangannya untuk berjabat tangan. Setelah tangan tersebut memperoleh balasan tangan Zax ia mengatakan "Salam kenal juga, namaku Xavier Zestasia. Kamu bisa panggil aku Kak Vier. Ok?" Xavier melepaskan jabatan tersebut dan memperoleh anggukan dari Zax.
Selanjutnya giliran Aquira berdiri untuk memperkenalkan diri dengan wajah ketidak tertarikannya pada Zax ia berkata "Namaku Aquira Zestasia" tanpa melihat dan berjabat tangan dengan Zax. Aquira kembali duduk.
Melihat sikap putrinya yang sama-sama dingin seperti Zax Nyonya Zestasia merasa canggung kemudian ia berkata "Aa... maaf maaf Aquira lagi enggak mood jadi dikit jutek. Habis mimpi buruk dia tadi malam".
Respon tersebut sontak membuat Xavier tertawa lirih, mengingat adiknya yang lucu dan kekanakan. Nyonya Alba penasaran dan bertanya "Mimpi apa tuan putrimu Nai? Sampai Xavier menahan tawa seperti itu?"
"Hemm... aku enggak bisa cerita Gun, nanti tuan putriku malu, hahaha". Jawaban tersebut mendapat senyum tipis dari Anggun dengan mata memperhatikan Aquira.
Di lain sisi dalam pikiran Zax, 'kenapa dengan cewek itu? Sejak masuk dan dengan tidak sengaja bertatapan denganku dia seperti membenciku? Apa aku pernah bertemu dengannya?'. Dengan mata hitam legamnya ia memperhatikan setiap gerakan Aquira. Gadis tersebut tidak bergerak banyak. Ia cenderung diam dan menunduk.
Sikap yang ditunjukkan Aquira tanpa ia sadari malah memberikan efek berlawanan dengan apa yang ia perkirakan. Aquira berusaha menunjukan sikap acuh dan tidak nyamannya di rumah keluarga Alba. Hal tersebut dilakukan agar Zax tidak memperhatikannya. Berdasarkan pemahaman Aquira, Zax tidak tertarik dengan wanita, mungkin kecuali Mom Anggun dan Anggun Nita itu. Sehingga, sikap cuek yang Aquira tampakkan tidak akan menarik perhatian Zax. Aquira bahkan yakin sampai Zax jadi CEO pun, ia tidak mempunyai sahabat kecuali Anggun. Wanita yang memiliki nama dan keceriaan seperti Mamanya Zax.
*****
Apabila Anda menemukan diri Anda membaca chapter ini sampai habis. Saya mohon dukungannya! Sehingga saya bisa terus semangat untuk menulis. Dukungan berupa kritikan, saran dan utamanya segelas kopi sangat saya perlukan karena penulis 'poor' tidak memiliki pendapatan tetap. Apabila teman-teman menyukai cerita saya dan menginginkan saya untuk fokus menulis, saya akan sangat berterima kasih atas dukungannya.